"Menulislah dengan bahagia,dan berbahagialah karena menulis!"
Menulislah dengan cinta, agar tulisanmu bisa sampai ke hati pembaca. Tulisan yang bisa membawa pembacanya ikut hanyut dan larut ke dalam tulisanmu, terpengaruh, dan merasakan emosi yang sama. Tulisan seperti inilah yang mampu menghipnotis, membuat pembacanya kangen, dan menunggu tulisan-tulisan lain darimu. Siapa yang nggak senang jika apa yang ditulisnya, disukai oleh orang lain, memotivasi dan mempengaruhi mereka, bahkan memberi manfaat, dan dapat menginspirasi pembacanya.
Saya sendiri masih belajar menuangkan tulisan dengan sepenuh hati (kecuali saat saya menulis masalah curhatan yang nggak jelas XD) Namun apa yang mau saya tulis itu kan tidak melulu mengenai curhatan. Terkadang saya musti menuliskan review suatu produk, atau event yang saya hadiri. Jika saya bisa menuliskannya dengan sepenuh hati, tentu tulisan saya bisa diminati oleh semua pembaca. Lalu bagaimana caranya agar saya bisa menulis dengan cinta?
Saya sendiri masih belajar menuangkan tulisan dengan sepenuh hati (kecuali saat saya menulis masalah curhatan yang nggak jelas XD) Namun apa yang mau saya tulis itu kan tidak melulu mengenai curhatan. Terkadang saya musti menuliskan review suatu produk, atau event yang saya hadiri. Jika saya bisa menuliskannya dengan sepenuh hati, tentu tulisan saya bisa diminati oleh semua pembaca. Lalu bagaimana caranya agar saya bisa menulis dengan cinta?
Bersyukur,
kemudian saya dipertemukan dengan Mba Dini Fitria pada hari Kamis, 15 Februari
2018 kemarin, di JSC Hive Kuningan, Jakarta. Dari Mba Dini saya mendapatkan ilmu
dan tip bagaimana caranya menulis dengan cinta. Mba Dini adalah penulis novel
Islah Cinta, Hijrah Cinta, dan Muhasabah Cinta, yang merupakan bagian dari
novel Seri Cinta, yang telah diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Selain
menulis novel, Mba Dini juga pernah menjadi produser beberapa acara di salah
satu stasiun televisi swasta ternama.
Workshop menulis dengan Cinta bersama Dini Fitria |
Saya
bertemu dengan Mba Dini pada saat workshop menulis, yang diselenggarakan oleh
Indonesian Social Blogpreneur (ISB), yang berkolaborasi dengan Mba Dini, serta
dibantu atau disponsori oleh C2Live, Ev Hive, Kulina, Zoya, dan Shafira. Saat
itu, walaupun cuaca kurang mendukung, banyak juga teman blogger yang hadir, kalau
tidak salah sekitar 30 orang. Pikir saya, teman-teman blogger ini tentu sama seperti
saya, yang bersemangat untuk menggali
ilmu bagaimana caranya menulis yang baik, yaitu menulis dengan cinta :)
Acara diawali dengan presentasi singkat dari
C2Live, Kulina, dan Shafira, serta ada ice
breaking game juga dari Mas Jun Joe Winanto, untuk menghibur para peserta
agar suasana menjadi lebih cair. Oya, saat presentasi dari Shafira – sebuah
perusahaan fashion muslim, yang telah
berdiri sejak tahun 1989, saya dan teman-teman blogger dipraktekkan hijab
tutorial, dengan 3 macam style, yaitu
casual style, formal, dan semi
formal.
Hijab Tutorial bersama Shafira |
Baiklah, agar tulisan saya nggak kelewat
panjang (dan ini biasanya akan melantur kemana-mana XD), saya langsung saja ke
tip menulis dengan cinta ala Mba Dini Fitria ya :) Menurut Mba Dini, menulis
dengan cinta itu merupakan features story,
yaitu menulis sesuatu yang fakta, dengan cara bercerita. Features story tentu saja berbeda dengan menulis berita atau hard news. “Cinta itu adalah penyerahan
diri, keikhlasan. Bukan keegoisan atau sesuatu yang harus dipaksakan. Begitu
pula saat kita menulis dengan cinta. Tulisan akan bercerita dan mengalir dengan
baik, jika kita menulisnya sepenuh hati,” jelas Mba Dini.
Features
is about emotions! Jadi
saat bercerita, kita bisa mengeluarkan segala emosi yang ada. Menulis dengan
emosi akan membuat cerita menjadi lebih hidup dan bernyawa, seperti ada rasa. Features
is about taste! Agar tulisan
itu ada rasanya, masukkan sesuatu yang relevan terhadap orang lain atau human interest ke dalamnya. Di awal pembuka
cerita, sentuh minat pembaca dengan kalimat yang menarik. Kalau bisa langsung
menyentuh hati orang yang menjadi subject
atau target pembaca dari artikel yang kita tulis. Kalimat pertama itu sangat
berpengaruh pada keberminatan orang, untuk terus lanjut membaca tulisan kita.
Dini Fitria |
“Saya
lebih suka menulis itu mulai dari ‘why’, ‘what’, dan ‘how’. Mulai dari ‘why’,
mengapa kita harus bikin tulisan ini. Baru setelah itu ‘what’, tulisan itu
tentang apa. Kemudian barulah ke ‘how’, bagaimana solusi dari cerita yang kita
angkat tersebut,” ungkap Mba Dini lagi.
Bagaimana
cara membuat sebuah tulisan feature
itu? Menurut Mba Dini dengan cara storytelling.
Tau kan storytelling. Iya, dengan
cara mendongeng. Kenapa? Karena hampir semua orang suka mendengarkan cerita
dongeng, baik anak-anak maupun orang dewasa (termasuk saya, haha). Mendengarkan
dongeng itu mengasyikkan. Jika storyteller-nya
bisa menceritakan dengan baik, biasanya saya akan dibuat hanyut dan
membayangkan sedang berada dalam cerita tersebut. Tak jarang jika ceritanya
sedih, airmata saya ikut bergulir jatuh, atau tertawa jika ternyata ceritanya
kocak :)
Nah,
seperti itulah tulisan yang baik, yang bisa mengajak pembacanya ikut terbawa ke
dalam cerita, serta meninggalkan kesan yang mendalam. Banyak contoh untuk
cerita features ini, misalnya kisah
perjalanan, perjuangan hidup, kisah percintaan, kesedihan atau kebahagiaan, atau
kisah inspirasi. Semuanya sama saja, yang penting tulisannya mengalir dengan
baik, seperti cerita dongeng, namun isinya berdasarkan kisah nyata atau fakta
yang ada, serta mempunyai tujuan yang jelas.
Begitupun
saat akan menulis review suatu
produk. Penulis musti tau banyak tentang produk yang akan ditulisnya, apa
manfaat dari produk. Cara mengetahuinya adalah dengan mencoba langsung produk
tersebut (user experience). Apabila tidak
memiliki produknya, bisa dengan cara melakukan riset terlebih dulu. Jika informasi
tentang produk tersebut sudah lengkap, barulah ditulis. Bagaimana cara
menulisnya? Caranya sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu dengan
memberikan rasa pada setiap kalimat yang ditulis, rasa yang bisa menghipnotis
pembaca, dan bisa menyentuh subject
yang menjadi target pembaca dari tulisan yang dibuat.
Teknik
menulis features ala Mba Dini :
- Lead
in angle
- Point
of view
- Daya
pikat (karakter menulis)
- Bahasa
yang rapi dan terjaga
- Lihai
bermain kata
- Banyak
diksi
- Edutainment
- Full
of value
- Hati
dan jiwa
“Tanpa jiwa,tulisan itu tidak punya rasa.”
Tak terasa, workshop menulis bersama Mba
Dini pun sampai pada kesimpulan, yang berisi tentang ‘do & don’t’ dalam
menulis features, yaitu :
- Gunakan
teknik menulis ‘why, what, dan how’.
- Jangan
kebanyakan basa basi di awal tulisan, yang dapat membuat pembaca bosan.
- Jaga
benang merah cerita, dan jangan sampai melantur kemana-mana.
- Tulisan
sebaiknya menjadikan diri kita bukan hanya sebagai subject, tapi juga object.
- Korelasikan
apa yang kita alami dengan sesuatu yang up
to date, atau cases yang membuat
pembaca merasa senasib.
- Pembaca
tidak butuh dinasehati. Jadi biarkan pembaca punya persepsinya sendiri terhadap
tulisan kita.
- Tulisan
provokatif, tapi tidak agresif atau memaksa.
- Perkaya
perbendaharaan kata, dengan cara banyak membaca buku atau menonton.
- Memadukan
experience diri dengan cases yang ditulis.
- Too much idea. Sebaiknya ide cerita dalam tulisan itu
hanya satu, yang penting adalah cara mengembangkan idenya.
- Jumping words. Jangan sampai alur ceritanya meloncat
atau bahkan nggak nyambung dari satu paragraf ke paragraf selanjutnya.
- Typo. Hindari cerita dari typo, dengan membaca ulang tulisan kita.
Features yang baik itu adalah cerita yang ditulis
lebih tajam, dengan cara kita peka terhadap segala berita yang ada di sekeliling
kita. Penulis features juga harus
punya daya ‘endus’ yang panjang terhadap cerita yang ingin ditulisnya. Selain
itu, penulis features sebaiknya mempunyai
karakter dalam menulis, sehingga bisa menjadi identitas yang menjadi ciri khasnya.
Terakhir dan paling penting adalah konsisten. Dengan konsisten, tulisan kita
akan terus diasah, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. So, jangan pernah patah semangat ya dalam menulis. Menulis itu
bukan sekedar bakat dan minat saja, namun juga perlu latihan, dan itu tidak
sekali dua kali saja lho! Latih terus sampai kamu bisa. Semangat ya, Kakaa *semangati
diri sendiri :D
“Menulis itu soal rasa,
temukan rasamu, dan jagalah.”
(Dini Fitria)
Foto-foto : Pribadi
19 comments