Tip Menulis dengan Cinta ala Dini Fitria

By Dewi Sulistiawaty - Februari 22, 2018


"Menulislah dengan bahagia,dan berbahagialah karena menulis!"
Menulislah dengan cinta, agar tulisanmu bisa sampai ke hati pembaca. Tulisan yang bisa membawa pembacanya ikut hanyut dan larut ke dalam tulisanmu, terpengaruh, dan merasakan emosi yang sama. Tulisan seperti inilah yang mampu menghipnotis, membuat pembacanya kangen, dan menunggu tulisan-tulisan lain darimu. Siapa yang nggak senang jika apa yang ditulisnya, disukai oleh orang lain, memotivasi dan mempengaruhi mereka, bahkan memberi manfaat, dan dapat menginspirasi pembacanya.

Saya sendiri masih belajar menuangkan tulisan dengan sepenuh hati (kecuali saat saya menulis masalah curhatan yang nggak jelas XD) Namun apa yang mau saya tulis itu kan tidak melulu mengenai curhatan. Terkadang saya musti menuliskan review suatu produk, atau event yang saya hadiri. Jika saya bisa menuliskannya dengan sepenuh hati, tentu tulisan saya bisa diminati oleh semua pembaca. Lalu bagaimana caranya agar saya bisa menulis dengan cinta?

Bersyukur, kemudian saya dipertemukan dengan Mba Dini Fitria pada hari Kamis, 15 Februari 2018 kemarin, di JSC Hive Kuningan, Jakarta. Dari Mba Dini saya mendapatkan ilmu dan tip bagaimana caranya menulis dengan cinta. Mba Dini adalah penulis novel Islah Cinta, Hijrah Cinta, dan Muhasabah Cinta, yang merupakan bagian dari novel Seri Cinta, yang telah diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Selain menulis novel, Mba Dini juga pernah menjadi produser beberapa acara di salah satu stasiun televisi swasta ternama.

Workshop menulis dengan Cinta bersama Dini Fitria
Saya bertemu dengan Mba Dini pada saat workshop menulis, yang diselenggarakan oleh Indonesian Social Blogpreneur (ISB), yang berkolaborasi dengan Mba Dini, serta dibantu atau disponsori oleh C2Live, Ev Hive, Kulina, Zoya, dan Shafira. Saat itu, walaupun cuaca kurang mendukung, banyak juga teman blogger yang hadir, kalau tidak salah sekitar 30 orang. Pikir saya, teman-teman blogger ini tentu sama seperti saya, yang bersemangat untuk  menggali ilmu bagaimana caranya menulis yang baik, yaitu menulis dengan cinta :)

Acara diawali dengan presentasi singkat dari C2Live, Kulina, dan Shafira, serta ada ice breaking game juga dari Mas Jun Joe Winanto, untuk menghibur para peserta agar suasana menjadi lebih cair. Oya, saat presentasi dari Shafira – sebuah perusahaan fashion muslim, yang telah berdiri sejak tahun 1989, saya dan teman-teman blogger dipraktekkan hijab tutorial, dengan 3 macam style, yaitu casual style, formal, dan semi formal.   

Hijab Tutorial bersama Shafira
Baiklah, agar tulisan saya nggak kelewat panjang (dan ini biasanya akan melantur kemana-mana XD), saya langsung saja ke tip menulis dengan cinta ala Mba Dini Fitria ya :) Menurut Mba Dini, menulis dengan cinta itu merupakan features story, yaitu menulis sesuatu yang fakta, dengan cara bercerita. Features story tentu saja berbeda dengan menulis berita atau hard news. “Cinta itu adalah penyerahan diri, keikhlasan. Bukan keegoisan atau sesuatu yang harus dipaksakan. Begitu pula saat kita menulis dengan cinta. Tulisan akan bercerita dan mengalir dengan baik, jika kita menulisnya sepenuh hati,” jelas Mba Dini.

Features is about emotions! Jadi saat bercerita, kita bisa mengeluarkan segala emosi yang ada. Menulis dengan emosi akan membuat cerita menjadi lebih hidup dan bernyawa, seperti ada rasa. Features is about taste! Agar tulisan itu ada rasanya, masukkan sesuatu yang relevan terhadap orang lain atau human interest ke dalamnya. Di awal pembuka cerita, sentuh minat pembaca dengan kalimat yang menarik. Kalau bisa langsung menyentuh hati orang yang menjadi subject atau target pembaca dari artikel yang kita tulis. Kalimat pertama itu sangat berpengaruh pada keberminatan orang, untuk terus lanjut membaca tulisan kita.

Dini Fitria
“Saya lebih suka menulis itu mulai dari ‘why’, ‘what’, dan ‘how’. Mulai dari ‘why’, mengapa kita harus bikin tulisan ini. Baru setelah itu ‘what’, tulisan itu tentang apa. Kemudian barulah ke ‘how’, bagaimana solusi dari cerita yang kita angkat tersebut,” ungkap Mba Dini lagi.

Bagaimana cara membuat sebuah tulisan feature itu? Menurut Mba Dini dengan cara storytelling. Tau kan storytelling. Iya, dengan cara mendongeng. Kenapa? Karena hampir semua orang suka mendengarkan cerita dongeng, baik anak-anak maupun orang dewasa (termasuk saya, haha). Mendengarkan dongeng itu mengasyikkan. Jika storyteller-nya bisa menceritakan dengan baik, biasanya saya akan dibuat hanyut dan membayangkan sedang berada dalam cerita tersebut. Tak jarang jika ceritanya sedih, airmata saya ikut bergulir jatuh, atau tertawa jika ternyata ceritanya kocak :)

Nah, seperti itulah tulisan yang baik, yang bisa mengajak pembacanya ikut terbawa ke dalam cerita, serta meninggalkan kesan yang mendalam. Banyak contoh untuk cerita features ini, misalnya kisah perjalanan, perjuangan hidup, kisah percintaan, kesedihan atau kebahagiaan, atau kisah inspirasi. Semuanya sama saja, yang penting tulisannya mengalir dengan baik, seperti cerita dongeng, namun isinya berdasarkan kisah nyata atau fakta yang ada, serta mempunyai tujuan yang jelas.

Begitupun saat akan menulis review suatu produk. Penulis musti tau banyak tentang produk yang akan ditulisnya, apa manfaat dari produk. Cara mengetahuinya adalah dengan mencoba langsung produk tersebut (user experience). Apabila tidak memiliki produknya, bisa dengan cara melakukan riset terlebih dulu. Jika informasi tentang produk tersebut sudah lengkap, barulah ditulis. Bagaimana cara menulisnya? Caranya sama seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu dengan memberikan rasa pada setiap kalimat yang ditulis, rasa yang bisa menghipnotis pembaca, dan bisa menyentuh subject yang menjadi target pembaca dari tulisan yang dibuat.

Teknik menulis features ala Mba Dini :
- Lead in angle
- Point of view
- Daya pikat (karakter menulis)
- Bahasa yang rapi dan terjaga
- Lihai bermain kata
- Banyak diksi
- Edutainment
- Full of value
- Hati dan jiwa

“Tanpa jiwa,tulisan itu tidak punya rasa.”

Tak terasa, workshop menulis bersama Mba Dini pun sampai pada kesimpulan, yang berisi tentang ‘do & don’t’ dalam menulis features, yaitu :
- Gunakan teknik menulis ‘why, what, dan how’.
- Jangan kebanyakan basa basi di awal tulisan, yang dapat membuat pembaca bosan.
- Jaga benang merah cerita, dan jangan sampai melantur kemana-mana.
- Tulisan sebaiknya menjadikan diri kita bukan hanya sebagai subject, tapi juga object.
- Korelasikan apa yang kita alami dengan sesuatu yang up to date, atau cases yang membuat pembaca merasa senasib.
- Pembaca tidak butuh dinasehati. Jadi biarkan pembaca punya persepsinya sendiri terhadap tulisan kita.
- Tulisan provokatif, tapi tidak agresif atau memaksa.
- Perkaya perbendaharaan kata, dengan cara banyak membaca buku atau menonton.
- Memadukan experience diri dengan cases yang ditulis.
- Too much idea. Sebaiknya ide cerita dalam tulisan itu hanya satu, yang penting adalah cara mengembangkan idenya.
- Jumping words. Jangan sampai alur ceritanya meloncat atau bahkan nggak nyambung dari satu paragraf ke paragraf selanjutnya.
- Typo. Hindari cerita dari typo, dengan membaca ulang tulisan kita.

Features yang baik itu adalah cerita yang ditulis lebih tajam, dengan cara kita peka terhadap segala berita yang ada di sekeliling kita. Penulis features juga harus punya daya ‘endus’ yang panjang terhadap cerita yang ingin ditulisnya. Selain itu, penulis features sebaiknya mempunyai karakter dalam menulis, sehingga bisa menjadi identitas yang menjadi ciri khasnya. Terakhir dan paling penting adalah konsisten. Dengan konsisten, tulisan kita akan terus diasah, sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. So, jangan pernah patah semangat ya dalam menulis. Menulis itu bukan sekedar bakat dan minat saja, namun juga perlu latihan, dan itu tidak sekali dua kali saja lho! Latih terus sampai kamu bisa. Semangat ya, Kakaa *semangati diri sendiri :D  

“Menulis itu soal rasa,
 temukan rasamu, dan jagalah.”  
(Dini Fitria)



Foto-foto : Pribadi 

  • Share:

You Might Also Like

19 comments