Minggu, 6 April 2014 bertempat di Function Room TB Gramedia Matraman akan diluncurkan sebuah buku berjudul ‘Personal
Branding: Kunci Kesuksesan Berkiprah Di Dunia Politik’ karya Dewi Haroen. Ibu Dewi Haroen atau lebih dikenal dengan nama Wita Haroen adalah seorang Psikolog, Trainer dan Motivator lulusan FPUI. Beliau merupakan pendiri AMALIA Psychology Consulting & Trainer Center yang bergerak di bidang Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta merupakan Staf Pengajar di Trisakti School of Management.
Acara launching buku yang baru di mulai sekitar pukul 14.30 WIB sore tersebut di awali dengan sebuah hiburan musik dari Rizki dan Elly. Suara sang vokalis yang mengalun merdu menemani para tamu undangan yang terlihat asyik menikmati snack yang diberikan.
Acara launching buku yang baru di mulai sekitar pukul 14.30 WIB sore tersebut di awali dengan sebuah hiburan musik dari Rizki dan Elly. Suara sang vokalis yang mengalun merdu menemani para tamu undangan yang terlihat asyik menikmati snack yang diberikan.
Hiburan musik dari Rizki dan Elly |
Ketika musik berhenti mengalun, sang
MC yaitu mas Karel Anderson pun mulai cuap-cuap di depan, meminta perhatian
para tamu undangan sebagai tanda bahwa acara akan segera di mulai.
Pertama, sebuah kata pengantar
diberikan oleh pihak Gramedia. Kekuatan kata merupakan salah satu bentuk
personal branding, kata beliau. Di keabadian dan eksistensinya, buku dapat mengabadikan
pergulatan hidup atau intelektual atau skill dan ilmu pengetahuan menjadi
sebuah kenangan yang akan terus hidup meski kita sudah tiada. Mari menulis buku
supaya kata abadi dan bisa diakses oleh semua orang, jelas pihak Gramedia.
Kata sambutan dari pihak Gramedia |
Setelah kata sambutan dari pihak
Gramedia dan beberapa nara
sumber, buku ‘Personal Branding: Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik’
pun diluncurkan.
Launching Buku Personal Branding |
Setelah sukses dengan prosesi launching
buku, acara dilanjutkan dengan bedah buku yang di moderatori oleh Alvin Lie. Alvin pun meminta pendapat nara sumber mengenai buku Personal Branding
ini.
Ki-ka: Ibu Dewi Haroen, Bpk Din, Bpk Hamdi, Dwiki dan Alvin |
Hadir sebagai nara sumber yaitu Bpk. Prof. Dr. Hamdi Muluk yang
merupakan Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia . Beliau merupakan penulis
kata pengantar dalam buku Personal Branding karya Dewi Haroen. Menurut beliau salah
satu cara teknik mempersonal branding diri bisa berupa ganti nama, seperti yang
dilakukan oleh Dewi Haroen yang ternyata ini bukan nama aslinya J
Buku karya Dewi Haroen ini berisi perihal personal branding dilihat dari segi
psikologi. Bisa dijadikan acuan untuk memotivasi diri atau pengembangan diri.
Isi bukunya mengalir begitu saja dan nyambung satu sama yang lain, sehingga enak
di baca, jelas beliau.
Menurut Bpk Hamdi lagi, Branding
ini tidak terkait dengan iklan. Untuk menjadi sebuah branding yang berkelas,
seseorang harus menjadi karakter yang berbeda/ unik dengan begitu walaupun ia
disembunyikan namun kilaunya akan nampak terpancar, seperti diamond.
Jika sebuah partai terlihat
kesulitan untuk membuat personal branding-nya itu merupakan hal yang wajar, ia
harus berusaha membuat sebuah personal branding supaya mudah di kenal oleh
orang banyak, papar Bpk Hamdi.
Lalu ada nara sumber Bpk Din M Syamsuddin yang
merupakan Ketua Umum MUI memberi penjelasan, bahwa personal branding/ citra diri
adalah hal yang sangat manusiawi, karena manusia senang ‘memperkenalkan diri’
saat berkenalan dengan seseorang. Personal branding merupakan hal yang
naluriah, bagi manusia untuk mengenalkan diri/ menampilkan ke’aku’annya dan
personal branding merupakan sesuatu yang sangat objektif dari suatu proses.
Dalam dunia politik, factor yang
menjadi penyebab kehancuran personal branding adalah bila saat kampanye memberikan
janji-janji muluk lalu setelah terpilih tidak ada satupun dari janji-janjinya
yang sesuai, tambah Bpk Din.
Dwiki Darmawan, musisi lawas yang
kemudian terjun ke dunia politik pun ikut hadir dalam launching buku ‘Personal
Branding’ ini. Sebagai salah satu nara
sumber, Dwiki menjelaskan bahwa sebuah branding itu bisa dicetak. Misalnya,
jadi seorang musisi yang cinta lingkungan, maka sang musisi pun membuat
karya-karya musik yang sesuai yang kemudian akan menjadi branding-nya. Jika
bisa karyanya diangkat ke dunia internasional sehingga bisa mengharumkan nama
bangsa. Membawa nama Indonesia
menjadi branding yang sangat tinggi di mata dunia. Jadilah diri sendiri, tanpa
jadi orang lain, imbuh Dwiki.
Sedangkan menurut ibu Dewi Haroen, si
penulis buku, seseorang yang ingin branding haruslah punya modalitas berupa
jejak rekam, karakter, kompetensi dan kekuatan untuk berbuat lebih. Branding
hanyalah sebuah tools karena modal utama sudah harus punya minimal 60%.
Untuk membangun personal branding
itu hendaklah jadi diri sendiri, kenali dirimu karena kamu akan menemukan
keunggulanmu, pengembangan potensi diri, bangun kepercayaan dan hindari
pengaruh seperti figure, ideology dan lain-lain.
Lalu acara bedah buku ini pun
disimpulkan oleh moderatornya yaitu Alvin Lie. Bahwa Branding bukanlah sekedar
iklan, tidak selalu manipulatif, harus sudah punya modal dan butuh kompetensi
untuk mencapai tujuan. Branding di ukir dengan kerja
keras, dengan karya. Branding yang instans tidak akan bertahan lama.
Branding merupakan upaya yang
ditujukan untuk memperkuat karakter/ keunggulan seseorang. Branding adalah focus
perhatian public terhadap keunggulan kita dan pencitraan merupakan kemasan
saja.
Selesai acara bedah buku, mas
Karel pun memberi tahukan sebuah berita gembira. Ternyata ibu Dewi Haroen berulang
tahun hari ini. Yeey..selamat ulang tahun ya ibu Dewi semoga panjang umur,
diberikan kesehatan, kebahagiaan dan juga kesuksesan. Dan semoga buku nya
memberi banyak manfaat bagi pembacanya. Amiin.. J
Ibu Dewi dan keluarga |
Sumber : Pribadi
0 comments