Indonesia Kaya SDM, Bagaimana Dengan Lapangan Kerja Yang Tersedia?
By Dewi Sulistiawaty - Juni 22, 2014
Indonesia
merupakan salah satu negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Termasuk peringkat 4 di dunia. Tiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia
bertambah sekitar 4 juta orang, dengan jumlah pendudukya hingga saat ini lebih
dari 237 juta.
Dengan laju penduduk yang sangat besar ini tentulah ketersediaan lapangan kerja menjadi kebutuhan yang sangat vital. Tidak sedianya lapangan kerja yang layak di Indonesia membuat para tenaga kerja harus mencari cara bagaimana agar mereka bisa bekerja dengan penghasilan yang memadai. Dan satu-satunya cara adalah dengan menjadi tenaga kerja di negeri orang.
Penghasilan
yang lebih besar yang mereka dapatkan dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia menjadi
salah satu faktor untuk mereka mengais rezeki di luar negeri. Banyak dari TKI
ini yang kemudian bekerja sebagai buruh
dan pembantu.
Dengan
berbekal ilmu seadanya mereka bekerja di negeri orang. Banyak dari mereka yang
bekerja sebagai PRT dengan kondisi yang tidak layak. Hingga saat ini jumlah
buruh migran semakin meningkat. Seiring dengan itu tingkat kekerasan dan
pelanggaran hak buruh juga semakin meningkat. Data dari Migrant Care
menunjukkan bahwa selama tahun 2013 terdapat 398.270 kasus yang menimpa buruh
kerja. Dan ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Salah
satu komunitas ‘Gerakan Perempuan Mewujudkan Indonesia Beragam’ bahkan mendesak
agar presiden yang baru segera mengesahkan UU PRT yang sudah lama tertunda.
Pemerintah harus menerbitkan peraturan yang memberi perlindungan pada PRT serta
mewajibkan para majikan memenuhi hak PRT. Presiden yang baru juga di desak
untuk mengesahkan Konvensi ILO NO 189 tentang Perlindungan Pekerja Domestik.
Dan jika ini semua terpenuhi maka ini akan menjadi langkah penting untuk
mengubah situasi sekarang. Persoalan-persoalan seperti ini harus menjadi agenda
program bagi pemimpin Indonesia masa depan.
Membuka
akses lapangan kerja yang layak akan sangat membantu para pencari kerja. Untuk
itulah Capres dan Cawapres No.1 Prabowo/ Hatta mengusung sektor Penyediaan
Lapangan Kerja dalam Agenda dan Program Nyatanya.
Dalam
Visi-Misi Prabowo-Hatta di Sektor Penyediaan Lapangan Kerja di sebutkan bahwa :
- Akan meningkatkan daya serap angkatan kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui perbaikan irigasi dan infrastruktur untuk industry pengolahan yang padat karya (tekstil, sepatu dan alas kaki, elektronik)
- Pembukaan lahan pertanian baru dan menjadikan BUMN yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian bangsa.
- Percepatan pembangunan industry hilir pengolahan sumber daya mineral, khusunya nikel, tembaga dan bauksit.
- Membangun dan mengembangkan industry nasional di sector transportasi, alat berat dan mesin pertanian.
- Membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) keuangan yang teritegrasi dengan pariwisata, property, pendidikan, industry kreatif, jasa-jasa dan ritel komersial. Investasi pemerintah dianggarkan sekitar 2,25-3 milliar US Dollar selama 7 tahun.
Industri
manufaktur Indonesia saat ini mengalami kemerosotan. Terbukti dengan banyaknya
kita mengimpor produk industry manufaktur mulai dari elektronik hingga
kendaraan. Untuk menggerakkan industry manufaktur domestic, pasangan Capres/Cawapres
No.1 ini akan memanfaatkan kelemahan perindustrian di China. Industri
manufaktur China berkembang pesat, tapi upah buruhnya sekitar tiga kali lipat
lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
Saat
ini industry manufaktur China tengah mencari tempat relokasi. Prabowo-Hatta
akan membuat aturan yang sangat kondusif bagi industry padat karya sehingga
Indonesia menjadi salah satu tujuan relokasi industry dari China. Ini bisa
membantu Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja.
Pembukaan
lapangan kerja juga bisa dengan memanfaatkan paling tidak 10% dari lahan
pertanian yang saat ini mengalami kerusakan. Paling tidak dalam kurun waktu 5
tahun ini akan diciptakan sebanyak 2 juta ha tanaman pangan atau tanaman energy.
Untuk pembukaan lahan ini, khusus tanaman pangan saja sudah bisa menyerap
sekitar 12 juta orang pekerja.
Perbaikan
infrastruktur dapat mendukung pertumbuhan industry di semua sector. Dengan
lapangan kerja yang banyak, Prabowo-Hatta yakin pendapatan per-kapita penduduk
bisa meningkat dari Rp 35 juta jadi minimal Rp 60 juta per tahun. Dan jurang
pendapatan antara si ‘kaya’ dan si ‘miskin’ juga bisa berkurang. Amiin J
*Sumber foto klik pada gambar
0 comments