Sejujurnya
saya tidak terlalu suka dengan dunia politik. Terlalu ruwet, banyak intrik
bahkan rasa kepercayaan pun hilang. Sedari dulu saya sudah kenyang dengan
janji-janji yang di umbar oleh para capres-cawapres. Dan hampir 99% semua janji
tinggal janji.
Miris
rasanya melihat perkembangan moral bangsa Indonesia saat ini. Setelah reformasi
bukannya bertambah baik, malah semakin menjadi-jadi. Nilai nyawa sudah tidak
ada artinya lagi, tingkat kriminalitas semakin menjadi-jadi. Bahkan rakyat
sipil pun sudah tidak lagi menghargai para aparat, bahkan terang-terangan
melawan aparat di saat aparat melakukan tugas dan kewajiban yang diembannya.
Melihat
berita-berita baik di media cetak, media online maupun media televisi, saya
selalu istighfar karena banyaknya berita tentang kebejatan moral manusia. Ya
ampun, mau jadi apa negeri ini esok? Tidak ada lagi rasa aman, baik di
lingkungan sekolah, lingkungan sekitar rumah bahkan di rumah sendiri.
Saat
pilpres tahun ini pun saya masih dilanda kebingungan. Apalagi capres dan
cawapres yang bakal maju cuma 2. Persaingan ketat pun berlangsung sengit. Yang
putih dihitamkan dan yang hitam di putihkan. Tak ada lagi yang bisa dijadikan
pegangan akan kebenaran. Masing-masing pihak memiliki argumen yang kuat untuk
membela capres dan cawapres yang mereka unggulkan.
Namun saya
tidak boleh golput agar surat suara saya tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum
yang tak bertanggung jawab. Saya harus memilih! Dan seperti yang dijelaskan
para alim ulama, jika diantara beberapa pilihan itu tidak ada yang baik, maka
pilihlah yang paling sedikit keburukan diantaranya.
Pertama
saya melihat perilaku keseharian mereka terlebih dahulu. Apakah hanya sekedar
pencitraan atau yang sesungguhnya. Tentu saja saya tidak akan percaya begitu
saja dengan berita-berita yang dikabarkan di beberapa media cetak maupun
online. Saya baru percaya jika berita itu saya lihat dalam bentuk video yang
benar-benar real dari media televisi, dengan suara yang mereka ucapkan sendiri
di media televisi.
Lalu yang
kedua saya mengamati kepintaran atau kecerdasan dan wawasan mereka. Karena
negara yang maju haruslah dipimpinan
oleh pemimpin yang cerdas. Dan ini dapat saya amati lewat debat yang disiarkan
di beberapa media televisi.
Yang ketiga
adalah ketegasannya. Seorang pemimpin haruslah tegas serta wibawa, tidak boleh
lembek karena pemimpin yang lembek tidak akan dihargai oleh para bawahannya.
Tegas dalam artian disini adalah disiplin dan teguh pendirian. Bukan tegas yang
otoriter ataupun dictator. Dengan begitu bawahannya akan menghormati dan menghargai
si pemimpin.
Dan yang
terakhir barulah saya membidik visi dan misi dari mereka berdua. Untuk Capres
No.1 saya sangat tertarik akan visi dan misinya untuk mensejahterakan rakyat
Indonesia. Adapun strategi yang di susun untuk meraihnya adalah dengan :
- Menfokuskan diri untuk meningkatkan kesejateraan petani,
- Mengurangi jurang antara si miskin dan si kaya,
- Meningkatkan daya serap angkatan kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui regulasi dan infrastruktur,
- Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh termasuk buruh migran (TKI/TKW), termasuk menghapus system outsourching yang selama ini memberatkan para pekerja.
- Melaksanakan wajib belajar 12 tahun yang dibiayai oleh Negara. Sehingga bangsa ini bisa menjadi manusia yang berkepribadian Pancasila, jujur, disiplin, toleransi dan berbudi pekerti.
- Menggerakkan revolusi putih mandiri dengan menyediakan susu untuk anak-anak miskin di sekolah,
- Menjamin kesehatan gratis bagi rakyat miskin dengan pelaksanaan BPJS Kesehatan,
- Memberikan jaminan social bagi fakir miskin, penyandang cacat dan rakyat terlantar.
- Menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup,
- Melestarikan seni budaya
- Meningkatkan prestasi olah raga nasional,
- Membangun pemerintahan yang melindungi rakyat, bebas korupsi dan efektif melayani,
- Mempercepat pembangunan infrastruktur dan,
- Menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara terpandang di mata dunia.
Ini
visi-misi yang sangat bagus. Sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat
Indonesia selama ini, khususnya saya. Saya sangat mendambakan pemimpin yang
benar-benar berkomitmen akan memajukan masyarakatnya, menjaga dan melindungi
rakyat sehingga tercipta rasa aman dan damai. Apalagi ketika Prabowo mengatakan
bahwa beliau ingin membuat rakyat Indonesia hidup sejahtera, yang cukup
sandang, pangan dan papan. Berdiri di atas kaki sendiri. Rakyat yang tenang
menghadapi masa depannya.
Setelah
tekun memperhatikan dengan seksama dalam kurun waktu yang berjalan, hingga saat
mendekati hari pencoblosan pilpres. Pertama, tidak ada manusia yang sempurna.
Kedua, Allah selalu menerima tobat seseorang yang benar-benar berniat untuk
berubah kearah yang lebih baik. Setelah mengamati dengan berbagai pertimbangan
diatas, maka saya pun meyakinkan diri bahwa saya akan memilih Prabowo-Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Semoga apa yang saya harapkan selama
ini bisa terwujud dalam kepemimpinan beliau. Semoga amanah. Amiin J
*Sumber foto klik pada gambar
0 comments