“Allah begitu murah hati. Kita sering puasa senin kamis, tiap minggu,
tapi kadang kita lupa surga kita yang begitu dekat, begitu mudah kita dapatkan
dan kita lupakan. Surga itu ada di rumah kita. Surga yang paling mudah dan
paling cepat kita dapatkan adalah orang tua kita.”
Itulah salah satu kutipan dari
ceramah Ustadz Ramadhan di salah satu stasiun televisi. Masuk televisi, menjadi
orang terkenal dan mempunyai penghasilan yang banyak merupakan impian Ramadhan
sejak kecil. Yang ada dalam pikiran Ramadhan waktu itu bukanlah dengan menjadi
seorang ustadz namun dengan menjadi seorang pemain film.
Ramadhan kecil sangat suka
membaca dan bercerita. Namun emosinya yang gampang meledak membuatnya sering
berkelahi dengan sesama teman sebayanya.
Orang tua Ramadhan sangat ingin
Ramadhan menjadi ustadz kelak. Hingga akhirnya ayah Ramadhan atau dipanggil
Abuya memasukkan Ramadhan ke sebuah pesantren yang dikelola oleh sahabat yang
sudah dianggapnya sebagai seorang saudaranya sendiri yaitu Ustadz Attar.
Di sana Abuya menitipkan Ramadhan
pada Ustadz Attar, agar Ramadhan bisa dididik menjadi anak yang baik dan
sholeh. Abuya juga mengutarakan tujuannya pada Ustadz Attar yaitu ingin agar Ramadhan
bisa menjadi ustadz kelak.
Awal masuk pesantren, Ramadhan
masih sering melakukan perbuatan-perbuatan nakal, seperti keluar tengah malam
tanpa izin dan menonton di warung yang terletak tak jauh dari pesantren. Namun
karena Ramadhan mempunyai dasar hati yang baik, tidak butuh waktu lama untuk
para Ustadz yang ada di pesantren untuk membuatnya menjadi anak yang baik dan
patuh. Ia bahkan sudah pintar berceramah pada para pedagang di pasar.
Beranjak dewasa, Ramadhan mulai
mengajar di pesantren. Namun ia dan dua orang sahabatnya yaitu Agus dan Abdul
ternyata masih mempunyai keinginan yang terpendam yaitu menjadi orang terkenal.
Kesempatan itu pun datang.
Seorang kru film yang sedang melakukan shooting di pesantren tersebut
menawarkan Ramadhan untuk casting sebuah film laga di Jakarta. Setelah dirayu
oleh kedua orang sahabatnya, akhirnya Ramadhan mengikuti saran sahabatnya untuk
pergi ke Jakarta, tanpa pamit pada orang tuanya.
Sesampai di Jakarta ternyata
casting untuk film laga diundur tiga hari, padahal mereka tidak punya uang
lebih untuk menginap. Akhirnya mereka menumpang tinggal di sebuah masjid.
Malamnya Ramadhan mimpi buruk tentang ibunya yang sakit. Akhirnya ia memutuskan
untuk tidak melanjutkan casting dan balik ke Palembang.
Sesampai di Palembang, Ramadhan langsung
pulang ke rumah. Dan ia mendapati ibunya tergolek sakit. Ia menyesal terhadap
apa yang telah dilakukannya.
Ramadhan kemudian melanjutkan pekerjaan sebagai seorang guru di pesantren. Hingga suatu hari Ustadz Attar sakit dan meminta Ramadhan untuk menggantikannya ceramah di sebuah rumah mewah. Kedatangannya ke rumah tersebut ternyata malah mempertemukannya dengan Kirana salah seorang pemain film yang dikenalnya dan dulu sempat shooting di pesantren. Sejak itu Ramadhan sering di undang untuk melakukan ceramah.
Kedekatan Ramadhan dengan Kirana membuat Nayla, teman masa kecil Ramadhan cemburu. Sementara ibu Kirana tidak suka jika Kirana dekat dengan Ramadhan, begitu pula dengan ibu Ramadhan yang lebih menyukai Nayla menjadi pendamping Ramadhan.
Kita harus selalu mengutamakan kepentingan dan permohonan orang tua.
Yaitu permohonan yang bisa membuat engkau lebih dekat dengan Allah. Ridhonya
Allah ada pada ridho orang tua. Jika engkau sudah mendapatkan kata ridho yang
keluar dari lisannya, maka seolah-olah langit itu akan terbuka, arsy akan
berguncang bagai meng-amini do’amu. Dan Allah akan meridhoi semua keinginanmu.
“Apa yang kita lakukan akan
berbalik pada diri kita sendiri. Camkan itu, sebelum engkau berbuat kejahatan
kepada siapa pun terlebih kepada ayah dan ibu mu,” kata Ustadz Attar yang
diperankan oleh Ustadz Alhabsyi.
Orang tua selalu siap berjuang untuk membahagiakan 10 orang anaknya.
Namun 10 orang anak belum tentu bisa berjuang membahagiakan orang tuanya.
Satu lagi nasehat bijak dari Ramadhan
untuk Nayla teman masa kecilnya, yang tidak bisa bertemu dengan ibunya karena ibunya
meninggal sewaktu ia masih kecil.
“Janganlah bersedih karena engkau
tidak bisa bertemu ibumu. Suatu saat nanti akan ada anak-anak yang menghampirimu,
menciummu dan mereka akan mengatakan cinta padamu. Kau akan menjadi surga bagi
anak-anakmu nanti. Insha Allah…”
***
Film ini diproduksi oleh Mizan
Productions, Nava Productions, Smaradana Pro serta mendapat dukungan dari PT.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Film yang diadaptasi dari Buku ‘Ada
Surga di Rumahmu’ karya Ustadz Al Habsyi ini disutradarai oleh Aditya Gumai dan
untuk skenario ditulis oleh Oka Aurora.
Tampil sebagai pemeran utama
yaitu Husein Al Atas yang merupakan finalis Idol 8 yang berperan sebagai
Ramadhan. Elma Theana sebagai Umi (ibu Ramadhan), Budi Khairul sebagai Ubaya
(ayah Ramadhan), Zeezee Shahab sebagai Kirana, Nina Septiani sebagai Nayla
serta penampilan khusus dari Ustadz Al Habsyi yang berperan sebagai Ustadz
Attar.
Saat press conference Film ASDR (foto by: Azzura Lhi) |
Alur film ini disusun secara apik
dengan menggunakan latar belakang daerah Palembang. Film berupa drama keluarga
ini sangat penuh dengan makna dan pesan kebaikan, khususnya bagaiman bersikap
kepada orang tua. Selain itu dalam beberapa scene dibumbui dengan tingkah
konyol dan celetukan kocak beberapa orang pemain pendukung, seperti sahabat
Ramadhan. Lalu juga ada kisah cinta antara Ramadhan, Nayla dan Kirana. Namun
secara keseluruhan film ini sangat menyentuh hati sampai membuat kita mewek :’)
0 comments