BNN Sosialisasikan Bahaya Narkoba Melalui Pagelaran Seni dan Budaya

By Dewi Sulistiawaty - April 27, 2015

‘Indonesia Bebas Narkoba 2015’ merupakan salah satu misi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam memberantas segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Tindakan tegas yang telah diambil pihak BNN dalam hal ini adalah dengan mendukung diberlakukannya hukuman mati untuk semua pengedar narkoba, dan menyelamatkan mereka yang telah terjerumus menjadi pengguna narkoba dengan cara merehabilitasi mereka dan bukan dengan cara memenjarakannya.

BNN menempuh berbagai upaya dalam mensosialisasikan bahaya narkoba ini pada masyarakat. Salah satunya adalah dengan cara mengedukasi masyarakat lewat seni dan budaya. Untuk itulah BNN bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata serta Kementerian Komunikasi dan Informasi menggelar pentas seni dan budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada hari Minggu, 26 April 2015.


Suasana saat acara pagelaran pentas seni dan budaya di TMII
Acara ini digelar dalam rangka mengedukasi para calon guru dari Universitas Negeri Jakarta yang hadir pada saat itu. Acara ini bertemakan tentang Anti Penyalahgunaan Narkoba. Hadir pada acara Deputi Pencegahan BNN, Bapak Antar Sianturi; Deputi Rehabilitasi BNN, Ibu Diah Setia Utami; Kepala Badan Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, Bapak Pitana; dan Guru Besar Psikologi UI, Prof. Dr. Sarlito Wirawan.

(Ki-ka) Prof. Sarlito, Bapak Pitana, bapak Antar dan Ibu Diah
Acara dibuka dengan menampilkan Tari Zapim, persembahan dari UNJ
Selama ini kita sering menganggap bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu wahana yang sangat subur untuk kita terjebak dalam narkoba. Namun Bapak Pitana mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar. Diakuinya  bahwa aktifitas-aktifitas pariwisata memang dekat dengan dunia hiburan, namun itu tidak menjadikan pariwisata sebagai wahana untuk peredaran narkoba. Dan narkoba ini beredar bukan hanya di tempat-tempat hiburan saja.

Saat ini daerah pariwisata yang terkenal di Indonesia adalah Bali, Yogyakarta dan Batam. Namun kenyataannya di daerah ini prevalensi narkoba tidak tinggi. Jadi tidak ada data yang menunjukkan bahwa daerah-daerah destinasi pariwisata mempunyai angka pravelensi narkoba, jelas Pak Pitana.

Sedangkan ibu Diah mengatakan bahwa tahun ini BNN mentargetkan akan merehabilitasi 100.000 pengguna narkotika sebagai salah satu bentuk antisipasi dari Indonesia darurat narkoba. Banyak tempat rehabilitasi yang disediakan untuk menampung para pengguna narkoba, seperti di BNN sendiri, Puskesmas, rumah sakit tentara dan tempat-tempat lainnya.

Bagi penyalahguna narkoba sebaiknya melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang banyak tersebar di Indonesia. Saat ini tersedia sekitar 400-an IPWL di Indonesia, baik milik Kementerian Kesehatan maupun milik Kementerian Sosial.

Penting untuk diketahui, bahwa para penyalahguna yang melaporkan diri ke IPWL tidak akan ditangkap atau di penjara!  Di sana, penyalahguna narkoba akan mendapat pelayanan serta akan disalurkan ke tempat rehabilitasi untuk mendapatkan pengobatan secara gratis sampai sembuh.

Sementara Pak Antar mengharapkan pada calon-calon guru dari UNJ ini nantinya dapat menyapa dan dapat mengenali para muridnya. "Guru merupakan orang tua kedua dari muridnya. Anak-anak yang sudah terkena narkoba bisa dikenali dari sikap dan perilakunya. Dan ini akan butuh sentuhan dari seorang guru untuk merangkul anak didiknya agar bisa keluar dari jeratan narkoba,” tutur pak Antar.

Salah satu penyebab anak menjadi terjerumus ke dalam narkoba adalah kurangnya perhatian dari orang tuanya di rumah. Jadi guru sebagai pendidik, diharapkan mampu menjadi orang tua penggantinya di sekolah, dan mampu membimbing anak muridnya agar tidak sampai terjerumus pada narkoba.

Umumnya penyalahgunaan narkoba banyak terjadi pada usia yang rentan dengan daya saing yaitu pada usia 24 tahun hingga 30 tahun. Usia di mana seseorang sangat membutuhkan stamina lebih saat bekerja dengan daya saing yang tinggi sehingga mudah terjerumus pada narkoba. Untuk itulah anak-anak perlu dididik sejak dini agar kelak mentalnya kuat terhadap segala bujuk rayu narkoba.

“Saat ini kota Jakarta merupakan kota dengan angka prevalensi yang tinggi terhadap penyalahguna narkoba. Jadi selain tempat-tempat hiburan, transportasi juga menjadi tempat peredaran narkoba,” jelas pak Antar lagi.

“Saya mengharapkan para calon guru ini nantinya lebih memperhatikan anak didiknya, baik dalam bentuk jajannya. Karena para pengedar saat ini mulai menggunakan makanan sebagai wadah peredaran narkoba. Guru diharapkan tidak hanya memperhatikan jajanan di dalam pagar sekolah saja, tapi juga yang ada di luar pekarangan sekolahnya,” kata pak Antar.

Prof Sarlito sendiri sangat mendukung BNN dalam mengedukasi masalah narkoba ini melalui sektor seni dan budaya. “Karena sektor seni dan budaya ini sangat penting sebagai perisai kita dalam menangkis masalah narkoba,” katanya.

Acara yang dipandu oleh Mas Joko Dewo dan Mas Ribut ini dimeriahkan juga dengan penampilan dari Wayang Kampung Sebelah. Aksi wayang yang kocak ini berhasil mengocok perut para tamu undangan. Berbagai lakon yang terdapat dalam tokoh wayang tersebut mempunyai karakter bicaranya masing-masing, yang kocak tentunya.

Acara yang dipandu oleh Mas Joko dan Mas Ribut (gambar paling atas)
Gelaran Wayang Kampung Sebelah
Alur ceritanya sendiri dikemas secara apik oleh sang wayang, dengan menceritakan bagaimana peredaran narkoba yang sudah memasuki sebuah kampung dan membuat warga resah. Lalu dalam pewayangan tersebut juga diselipkan beberapa aksi lucu dari tokoh penyanyi yang fenomenal yang sudah dipelintir namanya menjadi Roma Marimari, Shahrani, Bob Marna dan lain-lain.

Bicara mengenai narkoba, bukan hanya masalah BNN saja, tapi juga masalah kita semua, karena para pengedar narkoba bisa berada di mana saja. Jadi kita semua harus waspada terhadap para pengedar ini dengan segala trik yang mereka gunakan untuk menjerat kita.

Bagi keluarga ataupun masyarakat yang mengetahui adanya peredaran narkoba di wilayahnya, sebaiknya melaporkan ke pihak yang berwajib atau BNN agar dapat segera ditindaklanjuti.

Mari mulai dengan diri sendiri dan kita sebarkan kepada anak-anak kita bahwa jangan pernah mencoba narkoba, jangan pernah dekat dengan narkoba. Say No Way to Drugs!

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba, bahaya narkoba serta peredaran gelap narkoba, silahkan kunjungi situs BNN di www.bnn.go.id dan www.indonesiabergegas.com

Dokumentasi : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

2 comments