Gigi merupakan salah satu bagian
dari anggota tubuh kita. Perawatan gigi memang terlihat begitu sepele, dan
tidak menimbulkan efek langsung pada mulut. Namun jika masalah yang terjadi
pada gigi dibiarkan berlarut-larut, akan memberikan dampak yang dapat merugikan
bagi kesehatan kita.
Ketika saya hadir dalam acara
#ceritagigi yang diselenggarakan oleh Hendra Hidayat Dental Center (HHDC) pada
hari Sabtu, 8 Agustus 2015 kemarin, saya banyak mendapatkan ilmu mengenai seluk
beluk gigi dan mulut, serta bagaimana cara merawatnya.
HHDC sendiri merupakan sebuah klinik pelayanan dan pengetahuan gigi, yang didirikan oleh Drg. Hendra Hidayat. Hingga saat ini HHDC terdapat di dua tempat yaitu di Thamrin City dan Sudirman. Selain mendirikan HHDC Clinic dan Implant Center, Drg. Hendra Hidayat juga mendirikan sebuah Dental Training Center yang diperuntukkan bagi para dokter yang ingin belajar dan mengetahui lebih lanjut mengenai teknik implant.
HHDC sendiri merupakan sebuah klinik pelayanan dan pengetahuan gigi, yang didirikan oleh Drg. Hendra Hidayat. Hingga saat ini HHDC terdapat di dua tempat yaitu di Thamrin City dan Sudirman. Selain mendirikan HHDC Clinic dan Implant Center, Drg. Hendra Hidayat juga mendirikan sebuah Dental Training Center yang diperuntukkan bagi para dokter yang ingin belajar dan mengetahui lebih lanjut mengenai teknik implant.
Oya, ada testimoni juga dari salah seorang pasien yang sudah lama berlangganan di HHDC Clinic, yaitu mba Intan. Ia mengatakan bahwa selama melakukan perawatan di HHDC, ia bisa mengatur jadwal sesuai dengan keinginannya dan selalu tepat waktu. Selain peralatannya yang lengkap, HHDC memiliki dokter yang profesional dan ramah sehingga proses perawatan dan konsul pun menjadi sangat menyenangkan. "Namun begitu, dokternya juga tegas dan tidak segan-segan menegur jika saya tidak mematuhi peraturan," kata mba Intan sambil tersenyum.
Ruang Resepsionis sekaligus Ruang Tunggu Pasien |
drg. William melakukan pemeriksaan gigi menggunakan Kamera Intra Oral di Ruang Perawatan |
Ruang Photo Dental |
Ruang Steril, untuk membersihkan seluruh peralatan |
Pada acara #ceritagigi ini
dihadirkan 3 narasumber yang ahli dalam masalah gigi dan mulut, yaitu drg.
William Tanzil, Sp.Pros, drg. Rachel dan Bapak Wiyanto Kodrat dari PT. Ohawe
Indonesia (Oxyfresh & POH).
Awalnya drg. William menjelaskan
mengenai fungsi gigi berdasarkan letaknya. Gigi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
gigi seri, gigi taring dan gigi geraham. Gigi bagian depan yaitu gigi seri dan
taring, berguna untuk memotong makanan, sedangkan gigi bagian belakang yaitu
gigi geraham berguna untuk mengunyah makanan.
drg. William Tanzil Sp. Pros |
Jika gigi bagian belakang sudah
tidak bisa berfungsi lagi (misalnya karena sudah habis atau ompong), maka satu-satunya
cara untuk mengunyah makanan adalah dengan menggunakan gigi depan. Padahal
seharusnya gigi depan yang bentuknya lebih tipis dibandingkan gigi geraham,
hanya berfungsi untuk memotong makanan saja. Jika hal ini terus berkelanjutan,
maka gigi depan bisa mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk gigi seri, karena digunakan untuk mengunyah |
Rata-rata gigi manusia berjumlah
28, sedangkan yang 4 lagi akan menyusul tumbuh saat usia sudah beranjak dewasa,
hingga lengkap berjumlah 32 gigi. Ada yang keempat giginya tumbuh dengan
sempurna, ada juga yang tidak sempurna, bahkan ada yang malah tidak tumbuh sama
sekali.
Yang jadi masalah utama adalah,
kebanyakan orang tidak menyadari akan masalah giginya, dan akhirnya main cabut
gigi saja. Padahal tidak semua masalah gigi harus berakhir dengan cara
‘eksekusi’ terhadap gigi tersebut lho!
Gigi geligi yang tersusun dengan
cara berderet rapat, berguna untuk saling mendukung dan saling menempel serta
menjaga satu sama yang lain. Jika ada satu gigi yang hilang atau copot, maka
gigi yang berada disampingnya akan bergeser mengisi ruang yang kosong tersebut.
Selain berguna sebagai pendukung
senyum yang cerah dan ceria, gigi juga berguna sebagai pendukung bentuk wajah.
Semakin orang tidak punya gigi, maka bentuk wajahnya akan kelihatan semakin
peyot, karena tidak ada lagi gigi yang mendukung bentuk wajahnya.
Gigi sebagai pendukung bentuk wajah |
Fungsi lain dari gigi adalah
untuk membantu bicara. Tidak hanya pita suara, mulut dan bibir, namun gigi juga
membantu kita saat melakukan pengucapan dengan jelas, seperti mengucapkan huruf
S dan T. Jika tidak ada gigi, maka pengucapan huruf tersebut akan menjadi tidak
jelas, seperti cadel.
Sementara drg. Rachel menjelaskan
mengenai halitosis atau bau mulut. Halitosis disebabkan karena kebersihan mulut
yang buruk. Sisa makanan yang tinggal di sela gigi, lalu terjadi pembusukan
karena bakteri, merupakan salah satu penyebab terjadinya bau mulut.
drg. Rachel |
Banyak yang beranggapan bahwa
penyakit gusi sekedar gusi yang berdarah saja. Padahal jika dibiarkan penyakit
gusi bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah, bahkan sampai kehilangan gigi
tersebut.
Seperti karang gigi yang menempel
pada gigi. Jika terus dibiarkan hingga memenuhi setengah bagian gigi, bisa
mengakibatkan gigi menjadi goyang. Dan jika sudah begini, satu-satunya cara
adalah dengan mencabut gigi tersebut.
Selain dari masalah kebersihan
gigi dan mulut yang buruk, ternyata bau mulut bisa juga terjadi karena seseorang
menderita gula darah, gagal ginjal, malfungsi hati, xerostomia atau mulut
kering, serta bau yang berasal dari bagian belakang lidah, yang dapat
mengindikasikan adanya akumulasi lendir di belakang hidung dan tenggorokan.
Bagaimana caranya mencegah bau
mulut ini? Cara yang pertama tentu saja dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Caranya dengan menyikat gigi dengan pasta gigi ber-fluoride dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur.
Membersihkan sisa-sisa makanan
yang tertinggal di sela-sela gigi dengan dental
floss. Setelah itu lanjutkan dengan kumur-kumur menggunakan obat kumur non alkohol yang mengandung antiseptic untuk membunuh bakteri dalam
mulut, serta bersihkan lidah dengan pembersih lidah.
Setiap enam bulan sekali, lakukan
pemeriksaan gigi dan mulut ke dokter gigi. Minum air mineral yang cukup serta
hindari minum kopi yang terlalu banyak, kurangi merokok serta minuman
beralkohol. Dan mengunyah permen karet yang bebas kandungan gula juga baik
untuk menstimulasi keluarnya air liur.
Terapkan pola makanan sehat
dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi daging, serta
hindari konsumsi gula berlebih.
Lalu Bapak Wiyanto melanjutkan
dengan memaparkan bagaimana caranya mengatasi bau mulut. Mulut yang bau tentu
akan membuat kita menjadi tidak percaya diri. Mau bicara dengan orang lain,
terpaksa diirit-irit agar teman bicara tidak sampai mencium mulut kita yang
bau. Bahkan ada teman saya yang menggunakan trik dengan mengunyah permen saat
ingin bicara, untuk menutupi bau mulutnya :D
Bapak Wiyanto Kodrat |
Walaupun bisa dihindari dengan
cara mengunyah permen, namun ini bukanlah solusi yang tepat dan hanya berjangka
pendek. Agar bau mulut bisa hilang, tentu kita harus cegah dengan cara
menghilangkan si penyebab bau mulut itu sendiri.
Bau mulut merupakan indikator
dari kesehatan gigi dan mulut. Dan ini bisa juga menjadi indikator bagi
kesehatan tubuh kita.
Banyak yang tidak mengetahui
bahwa ternyata lidah bisa menyebabkan bau mulut juga, karena gas penyebab bau
mulut, menempel pada lidah. Setengah dari masalah bau mulut bisa diselesaikan
dengan cara membersihkan lidah kita. Begitu pentingnya membersihkan lidah.
Ada tiga macam gas yang
menyebabkan bau di mulut, yaitu Hidrogen Sulfit (berbau seperti telur busuk),
Methyl Mercaptan (berbau seperti BAB) dan Dimethyl Sulfit (berbau seperti
sampah basah yang busuk).
Gas ini muncul dari bakteri yang
terdapat di mulut. Bakteri yang terdapat di kedalaman lidah, gusi yang bengkak,
gigi yang berlubang dan banyak lagi lainnya.
Jadi hal pertama yang musti kita
lakukan adalah dengan membersihkan lidah dengan baik dan benar. Sikatlah gigi
dengan cara yang baik. Gunakan sikat gigi yang lurus dan pendek untuk mencegah
tenaga berlebih saat menyikat gigi. Ujung bulu sikat yang tidak tajam (dipoles)
agar tidak melukai gusi, serta bulu sikat yang tidak terlalu banyak untuk
memudahkan sikat membersihkan gigi hingga ke sela-sela gigi.
Gunakan sikat yang lurus dan pendek, dengan bulu sikat yang tidak terlalu banyak serta ujung bulu sikat yang tidak tajam |
Pilih pembersih lidah yang baik |
Selain sikat dan pasta gigi,
pilihlah obat kumur yang non alkohol
agar mulut tidak kering dan luka tidak perih. Dan kalau bisa obat kumur yang
aman jika tertelan sehingga aman juga dalam penggunaan sehari-hari.
Misalnya dengan menggunakan obat
kumur Oxygene yang non alkohol. Oxygene berfungsi membantu mengurangi plak yang
tersisa setelah menyikat gigi, menghilangkan bau mulut, mengatasi gusi
kemerahan dan infeksi gusi serta mempercepat penyembuhan luka sariawan dan
operasi.
Masalah gigi ini memang terlihat
sepele yah! Pekerjaan rutin yang musti dilakukan setiap hari. Terkadang banyak
alasan untuk tidak membersihkan gigi, seperti capek, ngantuk, lagi buru-buru,
atau ditunda entar saja, tapi kemudian malah ketiduran. Padahal pengerjaannya
tidak sampai hitungan jam, cuma makan waktu beberapa menit saja. Namun entah
kenapa, mungkin karena tidak berdampak langsung atau tidak terlihat langsung
oleh orang lain, seperti jerawat :D Belum banyak yang begitu aware mengenai kesehatan mulut dan gigi ini.
Mulailah peduli dan merawat gigi
sedini mungkin, serta dari hal sekecil apapun. Semakin kita menunda untuk
merawat gigi, maka akan semakin mahal biaya yang akan dikeluarkan untuk
memperbaiki dan mengobatinya J
Yang satu ini jangan dihindari, tapi harus diberantas! :D |
Sumber Foto : Pribadi
1 comments
sayang banget aku gak bisa ikutan., AKu juga kalau pilih sikat gigi yang bulunya pedek trus gak terlalu besar soalnya susah masuk ke mulutku hehehe
BalasHapus