Mendengar nama Livi
Zheng membuat saya berpikir kalau dia bukanlah orang asli Indonesia. Saat
menghadiri film ketiganya yang berjudul ‘Brush with Danger’ kemarin di Bioskop Epicentrum
XXI, barulah saya mengetahui bahwa Livi merupakan seorang produser, sutradara,
sekaligus aktris kelahiran Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Brush with Danger
merupakan film ketiga setelah sebelumnya Livi Zheng sukses memproduseri film
bertajuk ‘The Empire’s Throne’ pada tahun 2013 dan ‘Legend of The East’ pada
tahun 2014.
Selain sebagai produser
dari film Brush with Danger, Livi Zheng juga bertindak selaku sutradara
sekaligus pemeran utama, berdua dengan adik kandungnya Ken Zheng, yang
merupakan penulis skenario film ini.
Wanita yang lahir 26
tahun silam atau tepatnya pada tanggal 3 April 1989 ini banyak memasukkan unsur
laga atau action dalam film-filmnya.
Seperti film Brush with Danger ini pun banyak aksi karate yang diperagakan oleh
adiknya Ken Zhen yang berperan sebagai Ken Qiang.
Film berawal dari
kedatangan sebuah kapal di pelabuhan Amerika yang membawa beberapa kontainer.
Di salah satu kontainer ternyata memuat para imigran gelap dari Asia termasuk
kedua kakak beradik ini. Mereka berdua, terutama Alicia Qiang yang diperankan
oleh Livi Zheng bermimpi untuk bisa mengembangkan bakat dan hobinya sebagai
pelukis di negeri Paman Sam tersebut.
Namun belum jauh
melangkah, mereka harus berhadapan dengan penjambret dan kehilangan uang dan bekal
yang mereka bawa. Untuk mengisi perut pun mereka musti mengais dari tempat-tempat
sampah yang berada tak jauh dari sebuah restoran.
Sampai kemudian Alicia
menemukan sebuah pasar kecil dan mencoba menjual beberapa lukisan yang ia bawa
dari kampung halamannya. Namun lukisan ini sepi peminat, sehingga adiknya Ken
berinisiatif melakukan beberapa atraksi karate yang mampu menarik kerumunan orang
dan banyak penonton. Uang pun mulai berjatuhan di atas lukisan yang digelar
Alicia.
Pertemuan mereka dengan
seorang wanita pemilik restoran, berkat kemampuan karate Ken yang mencoba
menolong sang ibu dari kejahatan seorang penjambret, kemudian telah
mengakrabkan mereka. Si ibu yang sangat berterima kasih akan pertolongan Ken,
menawarkan mereka makan. Namun ketika si ibu menawarkan mereka tempat tinggal, Alicia
menolaknya.
Mereka tetap berusaha
menjual lukisan Alicia. Saat itulah seorang pemilik galeri seni, Justus
Sullivan yang kebetulan melewati tempat itu melihat atraksi yang dilakukan Ken dan
kemudian tertarik dengan lukisan yang dijual oleh Alicia. “Lukisan yang sempurna
dan sangat indah,” kata Justus.
Justus pun menawarkan
sebuah kerjasama dengan Alicia. Bahwa ia akan memajang lukisan Alicia di galeri
miliknya, dengan keuntungan yang dibagi dua nantinya, jika lukisan tersebut laku
dibeli orang.
Ketika mengetahui bahwa
kedua kakak beradik ini merupakan imigran gelap dan tidak punya tempat tinggal,
ia pun menawarkan mereka untuk tinggal di rumah mewahnya. Ia juga menawarkan Ken untuk mengikuti kompetisi tarung, dengan iming-iming Ken akan
menghasilkan banyak uang dari pertarungan tersebut.
Dengan segala tipu daya
serta triknya yang sangat halus, Justus mencoba membujuk Alicia untuk melukis
ulang dan memalsukan sebuah lukisan klasik karya Van Gogh yang bernilai sangat tinggi.
Awalnya Alicia menolak, namun dengan rayuan Justus yang sangat menjanjikan,
akhirnya Alicia pun memenuhi permintaan Justus.
Namun lukisan itu
menyebabkan petaka dikemudian hari. Belum lagi seorang detektif yang mulai
mengendus rencana jahat Justus. Bagaimana nasib Alicia dan adiknya? Apakah
Alicia dituduh memalsukan lukisan? Saksikan saja penayangannya secara serentak
di bioskop Indonesia pada tanggal 26 November 2015 nanti.
Pengambilan gambar di
Seattle, Washington dan Los Angeles, California selama 27 hari memang tidak
sia-sia, karena gambar yang dihasilkan film ini benar-benar ciamik. Makanya
tidak salah kalau film ini berhasil tayang di bioskop-bioskop besar di New
York, Seattle dan Dallas.
Film Hollywood yang
merupakan karya anak bangsa ini juga berhasil menyajikan aksi-aksi laga yang
bagus dan menarik. Namun entah mengapa alur ceritanya sangat mudah ditebak,
terlalu ringan menurut saya. Bahkan akting Livi Zheng terlihat sangat datar dalam
film ini, sangat kaku. Entah mungkin karena tuntutan peran yang membuatnya berakting
seperti itu, entahlah. Namun menurut saya kurang bagus saja. Sementara akting pemeran
yang lain termasuk adiknya Ken, lumayanlah J
Namun lepas dari semua itu,
karya film ini patut diacungi jempol, karena bisa menembus pasar Amerika.
Karena pastilah tidak mudah untuk bisa menembus pasar Internasional. So, kamu
bisa saksikan langsung film Hollywood yang disutradarai oleh anak bangsa ini, mulai hari
Kamis besok J
Saya, narsis bareng Livi Zheng saat gala premiere Film Brush with Danger di XXI Epicentrum :D |
Sumber Foto : www.brushwithdanger.com atau bisa klik pada foto
7 comments