Sisihkan Dana untuk Investasi, Bukan Sisakan!
By Dewi Sulistiawaty - Januari 26, 2016
Jika ingin memiliki simpanan uang
yang banyak, kamu harus rajin berhemat! Kalimat itulah yang sering terngiang jika
saya ingin mengeluarkan uang dari dalam dompet. Berhemat, berhemat dan harus
berhemat! Apakah saya harus terus berhemat, tanpa bisa menikmati apa-apa di
dunia ini? *drama pun di mulai :D
Memang banyak yang bilang begitu,
seperti kata pepatah ‘hemat itu pangkal kaya’. Namun hemat yang bagaimana?
Apakah hemat yang membuat kamu sampai pelit pada dirimu sendiri? Sampai-sampai
kamu tidak bisa menikmati apa yang kamu sukai?
Sebenarnya jika ingin memiliki aset yang bernilai dan terus bertambah, hemat bukanlah kata yang tepat untuk ini. Merencanakan keuangan atau mengelola keuangan adalah cara yang pas untuk membuat kita bisa memiliki aset yang bernilai dan membuatnya terus bertambah. Terus, bagaimana caranya?
Nah, saat saya menghadiri acara
Peluncuran Program Investasiku Masa Depanku (IMD) bersama Danareksa Investment
Management di The Terrace Senayan National Golf Club pada hari Sabtu kemarin,
atau tepatnya pada tanggal 23 Januari 2016, saya mendapatkan banyak sekali ilmu
tentang merencanakan keuangan dengan cara yang tepat.
Saat itu hadir Pak Wiko yang
merupakan seorang penulis, Mba Prita Ghozie sebagai Financial Trainer &
Speaker, dan M. Farhan yang merupakan seorang presenter terkenal di Indonesia.
Mengelola keuangan tidak hanya
diperlukan bagi keuangan pribadi saja, namun juga bisa untuk mengelola keuangan
keluarga. Untuk keluarga, keuangan biasanya diatur atau dikelola oleh istri/ ibu.
Tidak hanya pria saja yang harus mengerti tentang cara mengelola keuangan,
namun wanita pun harus pintar dan tau bagaimana cara mengelola keuangan
keluarganya dengan cara yang baik dan benar.
Untuk apa sih kita harus
mengelola keuangan kita? Pertama, tentu saja agar kita bisa memiliki investasi
yang berguna untuk masa depan kita kelak. Misalnya untuk masa pensiun, untuk
pendidikan, atau bisa juga untuk pergi liburan, atau hal-hal lain yang kita impikan.
Kita semua tentu ingin menikmati
masa pensiun dengan nyaman. Untuk itulah, selagi kita masih produktif, kita
musti menyiapkan dana yang cukup saat kita pensiun nanti. Atau bagi yang sudah
memiliki anak, tentu harus menyiapkan dana yang tidak sedikit juga untuk
sekolah dan kuliah anaknya nanti. Dan semua itu harus disiapkan sedini mungkin!
Menabung sudah merupakan suatu
investasi. Bedanya dengan investasi, kalau menabung terkadang kita masih sering
mengambil uang yang kita tabung kapan saja. Malah lebih banyak uang keluarnya
dari pada uang yang masuk. Jika tabungan lebih sering diambil, bukan tabungan
lagi namanya, tapi menjadi dompet elektronik! :D
Mba Prita |
“Investasi itu tidak menakutkan,
tetapi pasti ada resikonya,” kata Mba Prita. Investasi itu ibarat kita diberi
benih pohon. Kalau tidak bisa merawatnya, benihnya bisa saja tidak jadi, atau
mati. Atau bisa juga benih itu tumbuh subur dan memiliki banyak cabang. Semua
tergantung bagaimana cara kita merawat pohon tersebut.
Begitu juga dengan investasi!
Investasi bisa memberi kita hasil yang lebih besar dibandingkan dengan
tabungan, tapi kita juga harus tau dengan resiko yang mungkin terjadi. Makanya
saat kita memilih investasi kita harus tau tujuan kita berinvestasi itu untuk
apa.
“Investasi bukanlah tujuan
keuangan. Tapi investasi merupakan ‘kendaraan’ yang akan membawa kita ke tujuan
yang kita mau,” jelas Mba Prita.
Sedangkan mas Farhan mengatakan
bahwa kebutuhan setiap orang ini tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber yang
digunakan sangat terbatas. Untuk itu setiap orang harus mengetahui bahwa sumber
untuk memenuhi semua kebutuhan mereka itu berasal darimana saja.
Mas Farhan |
Reksadana ini merupakan wadah
yang di dalamnya terdapat berbagai saham yang dikelola oleh manager investasi.
Jadi tidak perlu nasabah sendiri yang mengelola dan melakukan analisa terhadap
pasar saham.
Reksadana dari sisi harga atau
investasi awal mempunyai harga yang sangat terjangkau. Dari segi likuiditas,
reksadana juga yang paling mudah. Kapan saja nasabah butuh, reksadananya bisa
langsung dijual/ di bidding.
Jika ingin berinvestasi kita juga
harus bisa memilah mana investasi yang asli dan mana yang bodong alias palsu. Perhatikan
hal-hal seperti izin. Perusahaan yang asli harus punya izin, yaitu izin
perusahaan sebagai pengelola keuangan, serta orang yang mengelolanya juga harus
punya lisensi sebagai manager investasi. Izin ini dikeluarkan oleh OJK
(Otoritas Jasa Keuangan). Jadi tinggal cek saja ke OJK jika ingin melihat izin
suatu perusahaan pengelola keuangan.
Lalu perhatikan juga manager
investasi yang kerjanya bagus buat kita, cari yang memang sesuai dengan
kebutuhan kita. Cek juga hasil kinerja dari manager investasi itu seperti apa,
apakah bagus atau tidak. Dan yang terakhir cari manager investasi yang bisa
menerima kita apa adanya, yaitu manager investasi yang mau menerima uang kita
walaupun uang kita nilainya sangat kecil.
Salah satu contoh manager
investasi reksadana yang direkomendasikan itu adalah adalah Danareksa Investment
Management. Dengan program yang sedang diusung oleh Danareksa saat ini, yaitu
Investasiku Masa Depanku, kita bisa melakukan investasi minimum Rp 200.000,-
per bulan untuk setiap produk reksadana. Setiap nasabah juga diperbolehkan untuk
memilih lebih dari satu produk reksadana.
Investasiku Masa Depanku |
Investasi bulanan dapat dilakukan dengan dua pilihan, yaitu
dengan IMD Personal atau dengan IMD Institusi. Jangka waktu untuk berinvestasi
pun beragam, namun disarankan untuk reksadana campuran minimal 3 tahun, dan
untuk reksadana saham minimal 5 tahun. Dan Danareksa bekerja sama dengan Bank
BCA untuk investor yang memilih menggunakan fasilitas autocollection dari bank. Untuk info lengkapnya silakan kunjungi www.reksadana.danareksaonline.com
Pak Wiko |
Pertama konsisten untuk
menyisihkan (bukan menyisakan) uang untuk diinvestasikan. Kedua, harus
konsisten juga dengan jangka waktu, karena jangka waktu mempengaruhi seberapa
besar uang yang harus kita sisihkan tiap bulannya. Semakin panjang jangka waktu
kita berinvestasi, semakin kecil uang yang harus kita sisihkan tiap bulannya.
Nah, konsisten untuk menyisihkan
uang ini pasti yang dirasa sulit ya? Menurut Mba Prita, cukup sisihkan sebanyak
20% atau minimal 10% dari uang yang baru kita terima. Tidak peduli sebesar atau
sekecil apapun penghasilan yang kita terima, sisihkan terlebih dulu untuk
investasi. Sisanya baru digunakan untuk hal yang lain.
Investasi berguna untuk men-secure hidup kita agar bisa sejahtera di
masa depan. Dengan berinvestasi, secara tidak langsung menunjukkan bahwa kita mempunyai
kemampuan dalam mengatur hidup.
Terasa berat karena kebiasaan
kita yang suka belanja baju rutin sekali seminggu? Atau suka ngopi-ngopi cantik
di café dua kali seminggu? Bisa disiasati dengan mengurangi rutinitas tersebut
menjadi dua kali dalam sebulan.
Atau yang biasa belanja baju
mahal, tetap bisa rutin belanja baju sekali seminggu, namun pilihlah bajunya dengan
harga yang standar saja. Yang ngopi cantik di café pun bisa menyiasati dengan
minum kopi sachet-an saja di kantor,
lebih irit kaan? Atau kalau masih ingin ngafe juga, pilihlah harga kopinya yang
lebih murah dari yang biasa kamu beli. Jadi masih bisa hepi belanja, namun
tetap bisa menyisihkan uang dari kebiasaan kita tersebutkaan? :D
Pokoknya perlu kemauan yang kuat
dari diri sendiri. Pahami apa yang kamu beli, dan belilah apa yang kamu pahami!
Kita harus bisa mengatur pola konsumsi kita. Jangan sampai gelap mata melihat
diskonan dan baju obral di toko-toko, kendalikan keinginan tersebut. Pikirkan
baik-baik, apakah kamu benar-benar membutuhkan barang yang hendak kamu beli.
Jika tidak butuh, jangan beli!
Satu hal yang masih saya ingat
sampai saat ini, yaitu menyisihkan uang untuk investasi, dan bukan menyisakan
uang untuk investasi! Semoga saya mampu! Semangaaat, untuk masa depan yang
lebih baik J
8 comments