Siapa yang di rumahnya selalu menyediakan stok bahan makanan olahan, makanan cepat saji, ato makanan serba cepat lainnyaaa? *langsung ngacung yang
tinggi, hihi… Ngaku aja deh, kamu juga kaaan :D Kebanyakan orang biasanya
pada nyimpan, dengan alasan jika pada saat nggak ada makanan lain, si stok
makanan cepat saji ini bakal jadi penyelamat hidup mereka :D
Dulu saat masih menjadi penghuni kos-kosan,
saya selalu menyediakan stok telor dan mie. Kedua jenis makanan itu adalah makanan wajib
yang musti saya beli dan simpan. Selain karena harganya yang murah dan
pengolahannya yang praktis, mie dan telor ini sangat berguna saat
suntikan dana dari ortu belum kunjung datang, hehehe…
Namun setelah di wisuda sebagai
penghuni kos dan kondisi kantong bisa sedikit tersenyum, selain mie dan telor, saya
juga mulai menyediakan stok makanan yang sedikit eleikhan (*uhukk!) dengan olahan daging
seperti sosis, nugget, baso, dan sejenisnya dalam kulkas :D
Di era digital ini, dimana Indonesia mulai memasuki pasar
ekonomi bebas Asean, segala potensi yang dimiliki hendaklah kita tingkatkan dan
kita manfaatkan sebaik-baiknya, termasuk teknologi, agar kita mampu bersaing di
pasar global. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah saat ini yang sedang
giat-giatnya menghimbau masyarakat agar mencintai produk buatan lokal. Ehm,
mungkin bukan saat ini saja ya, namun sudah sejak lama J
Agar dapat fokus dalam memberdayakan potensi produk lokal
khususnya dari unit usaha kecil dan menengah, Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah, membentuk sebuah Lembaga Layanan Pemasaran KUKM. Diharapkan
lembaga ini dapat membantu meningkatkan kapasitas pemasaran KUKM sehingga bisa
tumbuh lebih besar, baik di negeri sendiri maupun untuk pasar ekspor.
Sebagai puncak acara dalam
memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2016 yang jatuh pada tanggal 7 April
kemarin, maka pada hari Minggu, 10 April 2016, Kementerian Kesehatan RI bersama
dengan World Health Organization (WHO) menggelar kegiatan yang bertemakan ‘Aksi
Deteksi Dini Diabetes Terintegrasi Posbindu PTM” di Pasar Modern BSD City, Banten.
Acara ini dihadiri oleh Menteri
Kesehatan RI, Ibu Nila Moeloek; Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. Sharad
Adikary; Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Bapak Mohamad
Subuh; Gubernur Provinsi Banten, Rano Karno; Walikota Tangerang Selatan, Ibu
Airin Rachmi Diany; Kepala Badan POM, Roy Alexander Sparringa; serta Managing
Director President Office Sinarmas Land, Dhony Rahajoe yang mewakili Pengelola
Pasar Modern BSD.
Di tengah kesibukannya bekerja
dan bersosialisasi, masyarakat masih membutuhkan yang namanya hiburan dan informasi. Kemajuan teknologi
membuat masyarakat memiliki banyak pilihan dan kemudahan dalam mendapatkan informasi
dan hiburan, seperti dari media cetak, media online, media sosial, dan juga
media elektronik.
Nah, salah satu media yang banyak
diminati masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan adalah media
elektronik, yaitu televisi. Berbagai stasiun televisi swasta dan televisi
berbayar bertaburan di tengah masyarakat.
Pernah dengar kata MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean? Atau dalam boso londo-nya Asean Economic Community (AEC). Mungkin kamu sering baca di berbagai media mengenai hal ini. Namun sebaiknya saya jelaskan saja sedikit, paling tidak pengertian dari MEA ini ya :)
MEA adalah pembentukan pasar tunggal yang memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa mereka dengan mudah pada negara-negara lain yang masih berada dalam ruang lingkup Asia Tenggara. Salah satu kebijakan dalam MEA ini adalah dengan tidak dikenakan bea terhadap barang dan jasa yang masuk pada negara tersebut.
Jumlah penderita diabetes di
dunia terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan sejak tahun 80-an hingga tahun 2015,
angkanya meningkat hingga 4 kali lipatnya. Diprediksi angka ini akan terus
bertambah jika tidak segera ditanggulangi.
Informasi ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM di Ruang Rapat Gedung PTM, Ditjen P2P Kemenkes Jakarta, pada hari Jumat kemarin (1/4/2016).
Minggu, 3 April 2016 kemarin,
saya dan teman blogger lainnya mendapat kehormatan untuk bisa touring serta explore gedung CNI di Jakarta . Ini merupakan kunjungan pertama
saya ke Gedung CNI. Dalam benak saya, gambaran gedung CNI itu adalah sama
seperti gedung kantor pada umumnya, yang penuh dengan sekat dan kertas. Namun gambaran
tersebut langsung buyar ketika saya sudah melangkah masuk ke dalam gedung.
Saat memasuki lantai pertama, saya
disambut dengan kolam ikan mungil yang dipenuhi dengan bebatuan kali kecil. Menghadap
ke bagian kiri ada sebuah pajangan besar berbentuk hati, yang dirangkai dari
puluhan tangan yang jari jemarinya membentuk gambar hati juga.
Perkembangan teknologi digital
tidak hanya berpengaruh pada masyarakat umum, namun juga memberikan dampak yang
signifikan bagi dunia bisnis. Diperlukan upgrade
strategi bisnis dan juga kreatifitas yang tinggi agar sebuah industri bisa
terus diminati oleh masyarakat.
Lalu apa yang saat ini menjadi
tren di masyarakat? Banyaknya ragam paket internet murah yang diberikan oleh
beberapa provider telah membuat minat
masyarakat untuk berselancar di dunia maya semakin meningkat, salah satunya
adalah dengan menonton tayangan video.
Yang saya ketahui, musik dapat
menyatukan semua orang. Mau si kaya, si miskin, si penyuka bola, si pembalap,
si politikus, si kutu buku, si petani, semua dapat melebur jika sudah
mendengarkan musik bersama. Musik juga dapat dinikmati dimana saja, mau di
kantin, di kantor, di jalan, atau di rumah sambil memasak, sambil menikmati
makanan, sambil tiduran, membaca, maupun sambil olahraga.
Jenis musik pun beragam, ada
musik tradisional, musik klasik, dan musik modern, dengan berbagai macam genre, seperti musik pop, rock, hip hop,
blues, jazz, dan dangdut. Masing-masing orang memilki kesukaan terhadap musik
tertentu. Nah, kalau saya suka semua jenis musik, hehe… Tapi ini memang benar,
saya suka musik pop dan rock, namun musik jazz dan dangdut pun saya suka jika
lagunya memang enak didengar :D