Komitmen Fiva Food & Meat Supply Dalam Menjaga Mutu dan Kepercayaan Pelanggan
By Dewi Sulistiawaty - April 30, 2016
Siapa yang di rumahnya selalu menyediakan stok bahan makanan olahan, makanan cepat saji, ato makanan serba cepat lainnyaaa? *langsung ngacung yang
tinggi, hihi… Ngaku aja deh, kamu juga kaaan :D Kebanyakan orang biasanya
pada nyimpan, dengan alasan jika pada saat nggak ada makanan lain, si stok
makanan cepat saji ini bakal jadi penyelamat hidup mereka :D
Dulu saat masih menjadi penghuni kos-kosan,
saya selalu menyediakan stok telor dan mie. Kedua jenis makanan itu adalah makanan wajib
yang musti saya beli dan simpan. Selain karena harganya yang murah dan
pengolahannya yang praktis, mie dan telor ini sangat berguna saat
suntikan dana dari ortu belum kunjung datang, hehehe…
Namun setelah di wisuda sebagai
penghuni kos dan kondisi kantong bisa sedikit tersenyum, selain mie dan telor, saya
juga mulai menyediakan stok makanan yang sedikit eleikhan (*uhukk!) dengan olahan daging
seperti sosis, nugget, baso, dan sejenisnya dalam kulkas :D
Makanan cepat saji berbahan daging
olahan ini hampir sama seperti telor dan mie, sangat praktis. Bisa langsung dikonsumsi, atau tinggal dipanggang dan digoreng dulu, nggak pake ribet. Dan jika saya lagi
kumat rajinnya, saya akan mengolah baso menjadi sop, atau sosis gulung dadar.
Namun saya juga nggak sembarangan
dalam memilih makanan cepat saji, apalagi di jaman yang mulai edun ini! Yang
mana bahan pengawet, pewarna, dan penyedap rasa mulai banyak digunakan oleh
orang-orang yang tak bertanggung jawab pada
makanan yang dijualnya.
Biasanya yang pertama saya
perhatikan adalah kehalalan bahan makanannya. Jika ada logo MUI dan juga BPOM pada
kemasan, itu sudah menjadi nilai plus
bagi saya. Setelah itu barulah saya perhatikan komposisinya. Soal rasa, biasanya
setelah saya mencicipi, barulah ketahuan si makanan cepat saji ini enak atau
nggaknya.
Terkadang saya mendapatkan masukan
dari teman atau sodara juga tentang merek makanan mana yang menurut mereka
sangat direkomendasikan untuk saya pilih. Seperti pada hari Minggu kemarin
(24/4/16), saat saya mendapat kesempatan untuk berkunjung dan lebih mengenal
sebuah tempat penyedia makanan berbahan daging olahan, yaitu Fiva Food & Meat
Supply di Kawasan Jati Bening Bekasi.
Jujur, saya baru mendengar penyedia makanan cepat saji berbahan daging Fiva Food ini. Padahal
Fiva Food sudah lama beroperasi, yaitu sejak tahun 1983. Kenapa namanya kurang begitu
kedengaran gaungnya ya?
Ibu Betsy |
Ibu Betsy Monaarfa sebagai
Direktur dan Founder CV. Fiva Food menjelaskan bahwa Fiva Food memang masih
kurang dalam hal promosi dan iklan. Karena selama ini klien Fiva Food masih
merupakan pelanggan business to business,
seperti pengusaha catering, dan
lain-lain.
Namun untuk daerah Bekasi dan
sekitarnya, Fiva Food sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Untuk bisa beli
secara eceran, produk Fiva Food baru bisa ditemukan di beberapa pusat
perbelanjaan modern seperti Tip Top, Diamond Mall, Aneka Buana, Alfa Midi
se-Jabodetabek, 7 retail Carrefour di Jabodetabek, dan AEON BSD.
Terinspirasi dari amanat yang
ditinggalkan oleh Ayah beliau yang selalu mengatakan “Jangan kerja dengan orang
lain, namun ciptakanlah pekerjaan”, Ibu Betsy mulai memberanikan diri untuk membuka
usaha sendiri.
Berbekal dari uang yang
didapatkannya saat bekerja selama 6 tahun sebagai Konsultan Pangan, maka wanita
tangguh lulusan IPB jurusan Food Technology ini pun mendirikan usaha CV. Fiva
Food dengan dibantu oleh dua orang karyawan.
Nama Fiva diambil dari nama kedua
anak beliau, yaitu Reva (nama panggilan Mas Yosi di rumah) dan Refi (nama
panggilan Mba Diah, adiknya Mas Yosi). Selintas nama Fiva juga dapat diartikan ‘hidup’,
jadi dengan menggunakan nama ini, Ibu Betsy berharap usahanya ini akan tetap terus
hidup.
Namun karena kesibukan beliau
bekerja sebagai Konsultan Pangan, usaha Fiva Food sedikit mati suri. Hingga sekitar
tahun 1995, Ibu Betsy bertemu dengan teman yang merupakan seorang expert dari Jerman yang sedang
mengadakan pameran di Indonesia, yang menganjurkan agar beliau serius menekuni
usahanya ini. Dan sekarang Fiva Food sudah memiliki 80 orang karyawan, yang
berasal dari warga sekitar dan juga pendatang dari daerah Jawa Tengah.
Secara busines to business, Fiva Food sudah dikenal banyak pengusaha catering, karena Fiva Food selalu
berusaha untuk menjaga mutu, menjaga waktu, serta komitmen terhadap harga. Jika
harga bahan naik, Fiva Food komitmen untuk tidak akan mengurangi mutu dari
produk hanya karena ingin agar harganya bisa dikurangi. Kepercayaan para
pelanggan merupakan hal yang utama.
Dengan misinya ‘untuk
memproteinkan masyarakat Indonesia’, Ibu Betsy memasarkan produk
olahan dagingnya pada para buruh dan karyawan kantor, agar mereka bisa makan makanan yang berprotein. Ibu Betsy consern dalam menjaga gizi yang terkandung dalam tiap produk Fiva Food agar semua yang mengkonsumsi Fiva Food bisa tetap sehat.
Walaupun dikelola secara sederhana
dan masih berada di kawasan pemukiman penduduk, Fiva Food komitmen dalam
menjaga kebersihan lingkungan. Limbah bekas daging dikelola dengan baik. Ini
terbukti ketika saya memasuki area Fiva Food, tidak tercium sama sekali bau-bau
daging atau bau-bau tidak sedap lainnya.
“Produk Fiva Food adalah produk
olahan daging, yang kandungan proteinnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah (BPOM), yang terjaga kebersihannya, sudah mengikuti GMT, serta
halal. Fiva Food sudah memiliki sertifikat dari BPOM dan MUI,” jelas Ibu Betsy.
Mas Yosi |
Mas Yosi sebagai General Manager
CV. Fiva Food pun menambahkan bahwa saat ini Fiva Food sedang proses sertifikat
HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points) untuk membuktikan
keseriusan Fiva Food dalam menjamin keamanan pangannya.
“Kandungan protein pada semua
produk Fiva adalah 8% ke atas. Untuk menjaga kandungan protein pada produk Fiva
Food ini, seperti untuk sosis, kita menggunakan susu sapi murni sebagai bahan
adonan pengikat atau emulsinya,” ungkap Mas Yosi.
Jika dilihat dari segi harga,
produk Fiva Food mungkin terasa agak tinggi dibandingkan dengan produk merk
lain yang banyak beredar di pasaran. Namun semua itu sebanding dengan kualitas
produknya. Saya sendiri sudah mencicipi menu Sate Kornet Ayam, Chicken
Drumstick, Rolade Sapi, Perkedel Ayam, serta Bakso Sapi yang disajikan saat
saya berkunjung ke Fiva Food. Rasanya memang beda dari makanan olahan daging
yang biasanya saya konsumsi. Lebih lembut dan terasa dagingnya, recommended deh! J
Demo masak dengan bahan Kornet Ayam Fiva Food |
Rolade Fiva Food |
Chicken Drumstick Fiva Food |
Sate Kornet Ayam Fiva Food |
Perkedel Ayam Fiva Food. Di dalamnya terdapat sayur-sayuran |
Kornet Ayam dapat diolah jadi makanan yang lezat |
Sosis Ayam dan Sosis Sapi Fiva Food yang sudah diolah |
Rasa Bakso Fiva Food yang segar |
Sekarang pangsa pasar Fiva Food bukan hanya untuk para pengusaha seperti catering saja, namun mulai memperluas jangkauan
pelanggannya. Agar lebih mudah untuk mendapatkan produknya, Fiva Food sudah meluncurkan Fiva Express, yaitu layanan pesan
antar via online. Jadi nggak perlu lagi repot-repot mencari produk Fiva Food,
tinggal pesan via website-nya. Psst…sekarang lagi ada promo beli 3 gratis 1
tuh! Cek aja di www.fivafood.com :D
Foto : Pribadi
Foto : Pribadi
1 comments
widih keren keren.. harusnya semua perusahaan yg bergerak dibidang pangan harus selalu memberikan kualitas yg terbaik utk para konsumennya
BalasHapus