Jadilah Pemudik Cerdas yang Peduli Keselamatan

By Dewi Sulistiawaty - Juni 27, 2016

Libur panjang seperti libur hari raya, libur tahun baru, dan deretan panjang angka merah di kalender, biasanya dijadikan ajang oleh para perantau untuk mudik ke kampung halaman, baik untuk silaturrahmi, melepas kangen, maupun sekedar untuk jalan-jalan saja. Mudik serentak merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja, apalagi bagi mereka yang memang tidak bisa menikmati libur panjang, kecuali di hari-hari besar tersebut.

Membludaknya arus mudik, apalagi saat mencapai puncaknya, membuat jalur mudik penuh dengan berbagai jenis kendaraan, mulai dari bus, kendaraan pribadi, motor, bahkan truk. Walaupun macet, namun ada saja kecelakaan yang terjadi. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena pengemudi yang ngantuk, ban mobil yang pecah, serta kendaraan yang jatuh terbalik.

Jadi masalah mudik ini tidak boleh dipandang enteng, karena banyak kecelakaan terjadi akibat hal sepele dan kurang pedulinya pengemudi dengan masalah keselamatan saat berkendara. Untuk itulah topik mudik cerdas diangkat sebagai tema oleh Mobil123 – sebuah marketplace otomotif terbesar di Indonesia, dalam sebuah acara gathering yang diselenggarakan di Aruba Caribbean Restaurant & Bar Jakarta, pada hari Jumat, 24 Juni 2016 kemarin.

Bpk. Sony Susmana
Menurut narasumber yang hadir, yaitu Bapak Sony Susmana, seorang Safety Defensive Consultant Indonesia, mudik cerdas adalah bagaimana caranya kita membawa kendaraan dari satu titik ke titik berikutnya dengan selamat, aman, nyaman, tanpa kurang satu apapun. Artinya saat kita bicara mudik, maka kita juga bicara tentang penyakit yang sering terjadi saat mudik, yaitu kecelakaan.

Sering kita tidak sadar bahwa kecelakaan bisa saja terjadi 1 detik atau 2 detik di depan kita. Untuk itu, ada 3 hal yang musti kita perhatikan terkait dengan mudik cerdas ini, yaitu aman, nyaman, dan efisien. Yuk, lanjut untuk mengetahui lebih rinci penjelasannya J

1.       Aman
Bagaimana sih mudik yang aman itu? Dalam berkendara, ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu pengemudi dan kendaraan.

a.       Pengemudi
Kalau dari sisi pengemudi harus dipersiapkan fisik dan mentalnya. Penyakit utama terjadinya kecelakaan adalah pengemudi yang kurang istirahat, yang mengakibatkan pengemudi lelah dan ngantuk.

Ngantuk yang berlebihan akan menyebabkan fungsi anggota tubuh melemah semua. Kendaraan yang dibawa pun melemah dan goyang ke kanan dan ke kiri. Pengemudi yang ngantuk, namun kecepatan kendaraan tetap dipasang di atas 80 km/ jam adalah penyebab fatal terjadinya kecelakaan, dan biasanya ini terjadi saat melewati jalan tol yang lurus, monoton, dan bikin boring.

Makanya jika sudah mengemudi lebih dari 4 jam,  usahakan untuk istirahat sekitar 30 menit, atau tidur sekitar 45 menit hingga 1 jam. Namun ini juga harus disesuaikan dengan kemampuan si pengemudi. Ada pengemudi yang hanya sanggup mengemudi selama 2 jam atau 1 jam saja. Jangan sampai melawan kemampuan tubuh saat mengemudi. Berhentiah jika dirasa tubuh sudah mulai minta istirahat.

Safety belt diciptakan untuk menjaga keselamatan penumpang, bukan sekedar pajangan yang hanya digunakan saat ada petugas lalu lintas saja, hehe. Safety belt harus digunakan oleh semua penumpang, dan bukan hanya pengemudi dan penumpang yang duduk di sampingnya saja, makanya jumlah penumpang juga harus sama dengan jumlah safety belt yang ada dalam kendaraan. Safety belt dapat mengurangi benturan dan luka pada penumpang jika terjadi kecelakaan.

Pengemudi juga harus mengetahui apakah kendaraan memiliki air bag atau tidak. Apakah air bag hanya ada di bagian pengemudi saja, atau ada juga pada bagian penumpang di sampingnya. Kalau ada, pertimbangkan juga untuk anak-anak yang duduk di samping pengemudi. Untuk keselamatan, sebaiknya anak-anak duduk di bangku bagian belakang. Jarak yang baik antara setir dan pengemudi itu adalah 30 cm, karena air bag dapat mengembang sekitar 22 – 25 cm.

Posisi tangan disetir pun harus diperhatikan. Dulu posisi tangan di setir  kalau dilihat dari jarum  jam terletak di posisi  10 – 2. Namun sejak tahun 2011, tangan sebaiknya diletakan pada posisi 9 – 3. Karena dengan posisi  9 – 3,  tangan berada di posisi yang siaga, dan punya reflek yang cepat jika terjadi hal mendadak.

b.      Kendaraan
Kondisi ban merupakan salah satu penyumbang terjadinya kecelakaan. Jika mempunyai uang untuk membeli keempat ban, sebaiknya ganti keempat ban, depan dan belakang. Namun jika tidak, sebaiknya ganti ban bagian belakang saja.

Kenapa pilihan ban baru diletakan di bagian belakang? Karena untuk ban depan masih terbantu dengan setir pada saat bermanuver. Banyak yang takut kalau pecah ban, bagian depan itu lebih susah dikontrol, tetapi selama ban depan tidak kekurangan angin, walaupun ban tersebut kondisinya tinggal 20% atau 24%, kendaraan masih bisa dikontrol.

Biasanya jika hendak jalan-jalan jauh seperti touring, semua barang ditaruh di atas mobil, dengan harapan bagian dalam mobil menjadi lebih lega, nyaman, dan bisa memuat banyak orang. Patut diketahui bahwa mobil memiliki gejala keseimbangan, yaitu pitching, rolling, yawing, dan bouncing. Keempat keseimbangan ini harus dijaga oleh pengemudi. Begitu titik keseimbangan kendaraan berpindah ke atas, maka mobil akan lebih mudah oleng.

Boleh saja meletakkan barang di atas, tapi ada batas maksimalnya. Untuk keamanan, jangan taruh semua barang di atas, namun susun berdasarkan bobotnya. Barang yang paling berat sebaiknya taruh di bawah.  Ada gejala yawing, yaitu mobil bergeser, semisalnya barang yang paling berat ditaruh di belakang, otomatis center of grafity-nya akan berpindah ke bagian belakang.  

Yang paling penting adalah lakukan pengecekan kendaraan sebelum bepergian jauh. Pengecekan bisa dilakukan dengan dua metode, pertama dengan pengecekan sendiri dan yang kedua dengan pengecekan oleh bengkel. Beritahu montir mengenai kekurangan kendaraan kita dan apa saja yang musti dilakukan. Setelah dilakukan pengecekan oleh bengkel, tetap cek kembali kendaraan tersebut untuk antisipasi montir lupa melakukan apa yang kita inginkan.

2.       Nyaman
Saat berkendara bersama keluarga, peran penumpang yang duduk di samping sopir (biasanya istri) adalah sebagai navigator, berbagi tugas dan tanggung jawab dengan pengemudi. Jika pengemudi terlihat mengucek-ngucek mata, lelah, atau tanda-tanda mengantuk, sarankan untuk beristirahat dulu di rest area atau tempat yang dirasa boleh dan aman untuk parkir dan beristirahat. Jadi peran navigator adalah membantu, mempersiapkan, dan menolong pengemudi saat berkendara.

3.       Efisien
Efisien secara waktu dan jarak. Banyak pengemudi yang mudik dengan memanfaatkan jalan tol sebagai alternatif jalur mudik mereka. Bisa dibayangkan bagaimana macetnya jalan tol saat arus mudik berada di titik puncaknya. Untuk itu, usahakan mencari jalur alternatif lain yang lebih efisien, seperti jalan-jalan kecil. Di daerah Jawa, banyak jalan-jalan alternatif yang didirikan oleh pemerintah daerah untuk memperlancar arus mudik.  Jadi tidak ada salahnya menempuh jalan yang sepertinya jauh, tapi bisa sampai lebih cepat, saat lagi musim mudik. Daripada menempuh jalan yang lebih dekat, namun macet, yang akhirnya berjam-jam di jalan, dan sampai di tempat tujuannya juga lebih lama.

Penyerahan souvenir pada Bapak Sony dari Mobil123.com

Nah, jika sudah memperhatikan dan melaksanakan 3 hal di atas, resiko terjadinya kecelakaan saat mudik bisa dihindari. Memang kalau bicara mudik itu harus mempersiapkan segala sesuatunya, baik fisik, mental, dan juga kendaraan. Makanya jadilah pemudik cerdas yang dapat menjaga keselamatannya, penumpangnya, dan juga orang lain. Selamat Hari Raya Idul Fitri dan selamat menikmati liburan yaa, semoga selamat pergi dan balik dari mudiknyaa J

Women in red :D
(Sumber foto : Roosvansia)

  • Share:

You Might Also Like

6 comments