Fakta Mengenai Penyakit Jantung dan Cara Mencegahnya

By Dewi Sulistiawaty - September 23, 2016

Kebanyakan orang menganggap bahwa penyakit jantung, stroke dan diabetes merupakan penyakitnya orang kaya. Apa karena banyak yang berpikir bahwa penyebab dari ketiga penyakit tersebut timbul karena makanan cepat saji yang lezat dengan harga mahal yang sering dikonsumsi, serta kurangnya aktivitas gerak yang dilakukan karena kemana-mana tinggal naik mobil? Benar gak sih?

Mungkin dulu (duluu sekali) penyakit ini banyak terjadi pada orang berada sehingga orang sampai berpikir seperti itu. Namun faktanya sekarang, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi bisa terjadi pada siapa saja, baik yang kaya, yang sederhana, yang miskin, orang tua, remaja, anak kecil, baik yang berada di kota maupun di desa. Penyebabnya? Perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat! 

Makanan cepat saji nan lezat? Sekarang sudah bertebaran dan bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Stres pun tidak hanya terjadi pada orang kantoran dan berduit, namun hampir di setiap lini karena beban hidup yang dirasa kian berat. Perokok pun sepertinya bertambah banyak saja, bahkan sekarang kaum hawa sudah mulai banyak terlihat merokok di tempat-tempat umum.

Ngomong-ngomong mengenai rokok, walaupun sudah ada larangan merokok di tempat umum, namun tetap saja banyak yang membandel. Padahal asapnya bisa terpapar dan membahayakan orang-orang yang berada di sekitarnya. Diberitahu baik-baik, eh malah balik mlototin. Ya ampuun *capek deeh :( Padahal selain penyakit paru-paru, ternyata rokok juga menjadi salah satu penyebab penyakit jantung. Jadi, banyak sekali penyakit yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok ini.


Selanjutnya informasi lengkap mengenai penyakit jantung ini saya ketahui saat mengikuti sebuah talkshow yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI di Kantor Direktorat Jenderal P2P Jakarta Pusat, pada hari Kamis, 22 September 2016 kemarin. Hadir pada acara ini Dr. Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Dr. dr. Ismoyo Sunu, SpJP(K), FIHA, FasCC selaku Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovascular Indonesia (PERKI), dan Bapak Oenedo Gumarang, MPHM sebagai seorang penderita penyakit jantung. 

Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September nanti, maka tema yang diangkat adalah "Power your life". Kenapa power your life? Karena kekuatan hidup kita terletak pada jantung. Ada yang mengganggu jalannya jantung, maka terganggu juga lah hidup kita. Jantung berhenti berdetak, berhenti pula hidup kita. Nah, makanya jangan main-main jika sudah menyangkut soal jantung ya! 

Pernah mendengar kata 'kardiovaskuler'? Sistem kardiovaskuler merupakan sistem peredaran darah dalam tubuh kita. Sistem kardiovaskuler dalam tubuh terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah itu sendiri. Jika terjadi gangguan terhadap fungsi jantung dan pembuluh darah, inilah yang di sebut dengan penyakit kardiovaskuler. 

Sebenarnya ada beberapa jenis penyakit kardiovaskuler, namun yang paling sering dan yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung. Penyakit jantung ini menjadi terkenal karena dapat membunuh jika si penderitanya terlambat untuk ditanggulangi. Bahkan menurut data WHO tahun 2012, sebanyak 17,5 juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler. 7,4 juta dari total yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung koroner, sedangkan 6,7 juta disebabkan oleh stroke. 

Dr. Lily
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, jantung menduduki peringkat kedua penyebab kematian setelah stroke. Wah wah wah, harus cepat ditanggulangi nih! Caranya? Menurut Dr. Lily harus dengan perilaku CERDIK dan PATUH! Cerdik dan patuh di sini bukan sekedar pintar dan taat gitu lho! Kata-kata ini merupakan sebuah singkatan, yaitu :

C : Cek kondisi kesehatan secara berkala 
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktivitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stres

P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
U : Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
H : Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya


Perilaku CERDIK berlaku untuk kita semua, sedangkan PATUH disarankan bagi mereka yang sudah menyandang Penyakit Tidak Menular (PTM). Bicara mengenai cek kondisi kesehatan secara berkala, saya jadi ingat pas baru sampai di tempat acara dan melakukan registrasi, saya diberi Buku Monitoring Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, dan kemudian dianjurkan untuk memeriksa kesehatan di dalam untuk mengetahui kondisi jantung saya.


Di dalam ruangan, berat badan saya ditimbang, tinggi badan dan lingkar perut diukur, cek tekanan darah, diambil darahnya dikit untuk mengetahui kadar gula darah dan kolesterol, serta ditanya-tanya mengenai riwayat penyakit dalam keluarga dan kebiasaan makan saya sehari-hari.



Berdasarkan data tersebut, dokter menunjukkan sebuah Tabel Carta Prediksi Risiko dari WHO. Dari tabel dapat diketahui apakah kita berisiko mengalami kejadian penyakit jantung berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah, status merokok/ tidak, serta ada/ tidak Diabetes Mellitus. Alhamdulillah, saya masih berada di kotak hijau dengan tingkat risiko rendah. Namun begitu, dokter menyarankan untuk rutin periksa kesehatan secara berkala, karena angka-angka yang ada dalam buku monitoring bisa saja berubah jika saya tidak melakukan pola hidup yang sehat. Mencegah lebih baik dari pada mengobati kan :)


Gimana ya cara mengenali gejala-gejala penyakit jantung ini? Menurut Dr. Ismoyo ada perasaan yang tidak nyaman di dada, lalu rasa tidak enak ini diiringi dengan rasa nyeri, dan pada umumnya rasa ini bisa terasa sampai tulang dada, keluar keringat dingin, perasaan takut, dan bisa pingsan.

Dr. Ismoyo
"Seperti sakit mag, tapi banyak juga orang yang mengira bahwa ini masuk angin," jelas Dr. Ismoyo.

Menurut Dr. Ismoyo, penyakit jantung koroner dibagi menjadi dua tipe, yaitu :

1. Nyeri dada (angina) stabil. 
 Rasa nyeri di dada timbul pada saat melakukan aktifitas fisik, dan kemudian dapat berkurang atau mereda jika istirahat. 

2. Serangan jantung (Sindroma Koroner Akut). 
   Rasa nyeri di dada bisa timbul kapan saja, baik saat beraktifitas maupun saat beristirahat. Rasa nyeri disertai dengan mual, muntah, keringat dingin, dan biasanya berlangsung lebih dari 20 menit.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika bertemu dengan orang yang tiba-tiba terkena serangan jantung? Yang pertama tentu saja dengan membawanya langsung ke rumah sakit. Namun dalam perjalanan ke rumah sakit, tidurkan penderita dalam kondisi setengah duduk atau posisi bantal yang tinggi. Jika penderita serangan jantung dalam keadaan henti jantung, lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). 

Ada mitos yang mengatakan bahwa jika terkena serangan jantung, sebaiknya penderita disuruh batuk-batuk. Padahal hal ini tidak boleh dilakukan, penderita dilarang melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kerja jantung, termasuk batuk. Begitupun makan, minum, pijat dan kerokan, ini juga tidak boleh dilakukan karena dapat mengganggu jantung yang lagi terkena serangan. "Jika ada aspirin, bolehlah si penderita disuruh mengunyah aspirin dulu," kata Dr. Ismoyo. 

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, bahwa penyakit jantung bisa mengenai siapa saja, termasuk seorang dokter sekalipun. Mau dokter atau nggak, jika tidak memiliki pola dan gaya hidup yang sehat, tetap saja bisa terkena Penyakit Tidak Menular, seperti jantung. Misalnya Bapak dokter yang satu ini, Bapak Oenedo yang suka menekuni bidang yang lain yaitu kesenian.

Bapak Oenedo
Bapak Oenedo baru mengetahui bahwa ia terkena penyakit jantung saat sedang asik bernyanyi bersama teman-temannya. Ketika serangan jantung itu datang, ia minta temannya untuk mengantarkannya pulang, tak lupa menelan obat sakit mag, karena ia pikir itu cuma serangan mag. Karena rasa nyeri cukup lama, paginya Bapak Oenedo pun pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Setelah melalui beberapa proses pemeriksaan termasuk kateterisasi, ia pun di vonis terkena penyakit jantung. "Ternyata sudah banyak sumbatan dalam pembuluh darah saya," ungkap Bapak Oenedo.

Saat pemeriksaan juga diketahui bahwa serangan jantung ini ternyata sudah yang ketiga kalinya terjadi. Nah, serangan pertama dan kedua ternyata tidak begitu dirasakan oleh Bapak Oenedo. Makanya Bapak Oenedo berpesan, bagi yang suka merokok dan memiliki kadar gula atau kolesterol tinggi untuk segera memeriksakan diri ke dokter, karena kadang penyakit jantung ini tidak bisa dikenali atau diprediksi dari gejala yang timbul. 

Tak lama kemudian Bapak Oenedo pun dijadwalkan untuk operasi. 7 tiang infus terpasang untuk mengobati Pak Oenedo. Namun ada 2 jarum yang sangat dirasakan sakitnya oleh Pak Oenedo, yaitu yang dipasang di jantung dan di paru-paru. Belum lagi banyaknya uang yang dikeluarkan untuk biaya operasi dan semua obatnya. Sekarang Bapak Oenedo sudah menjalani pola hidup sehat, dan tidak merokok lagi.

Sebenarnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) bisa dicegah jika kita bisa konsisten melakukan pola hidup sehat. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Lily, bahwa tips sehat agar terhindar dari PJK adalah dengan tidak merokok, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit (5 kali seminggu), menjaga berat badan ideal, tekanan darah < 140/90 mmHg, kolesterol total <190 mg/dl, mempertahankan agar gula darah tetap normal, dan hindari stres.


Memang dibutuhkan tekad yang kuat bagi yang belum terbiasa. Bicara memang lebih mudah dari pada saat memprakteknya (dan saya sudah membuktikannya, hehe). Namun mengingat dampaknya bagi tubuh, apalagi mendengar cerita dari Bapak Oenedo tadi, hiii... Harus bisa nih untuk konsisten melakukan kebiasaan dan pola hidup sehat. Yang penting jangan lupa untuk mengecek kesehatan secara berkala, agar jika diketahui ada satu penyakit yang hinggap, bisa dengan segera dicegah :)


Foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

9 comments