Usai meluncurkan buku karyanya
yang berjudul Dua Kodi Kartika pada tahun 2015, Rendy Saputra, seorang CEO di
Keke Busana mempunyai ide untuk mengabadikan kisah dalam buku tersebut dalam bentuk
film dokumenter. Dengan menjadi Executive
Producer di Inspira Pictures, sebuah Production House yang berada di bawah
naungan Keke Busana, Rendy pun mulai menggarap film ini.
Film yang berdurasi kurang lebih
60 menit ini, digarap selama 3 bulan bersama dengan sutradara muda documentarian Ali Eunoia. Sama seperti
bukunya, film ini menceritakan perjalanan hidup seorang Ika Kartika atau yang
akrab disapa Bunda Tika, owner Keke
Busana dalam menjalankan usahanya hingga bisa sukses seperti saat ini.
Mas Rendy Saputra |
Nama Keke sendiri diambil dari
bahasa Sunda yaitu KeuKeuh, yang
berarti teguh. Sedangkan judul ‘dua kodi’ diangkat dari perjalanan usaha Bunda
Tika yang berawal dari menjual 40 potong baju. Menurut Mas Rendy, Keke lahir
dari keterbatasan. Dimana Bunda Tika yang memiliki tiga orang putri, dan ingin
menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, namun memiliki keterbatasan ekonomi,
karena pada saat itu sedang terjadi krisis moneter.
Hingga akhirnya Bunda Tika mulai
berusaha dengan berjualan 40 potong baju. Dengan 40 potong baju yang dijualnya,
Bunda Tika dengan semangat dan penuh cinta terus mendobrak keterbatasan yang
melilitnya. Namun perjalanan menuju sukses tidaklah semulus yang dipikirkan
semua orang.
Dalam film tersebut, Bunda Tika
dan suaminya, Fahrul Farid menceritakan bagaimana mereka berjuang tiap subuh
untuk belanja baju ke Tanah Abang dari Bojong Gede. Dengan motor butut yang
mereka miliki, terkadang Bunda Tika dan suaminya harus rela berbagi tempat
dengan karung-karung baju belanjaan mereka. Bahkan pernah Bunda Tika harus
kehilangan dua karung baju hasil belanjaannya karena terjatuh di jalan.
Namun karena ke-kekeuhan-nya, semangat juang, serta kecintaannya
pada ketiga putrinya dan ingin memberikan yang terbaik bagi mereka, Bunda Tika
yang awalnya hanya memiliki beberapa karyawan, sekarang bisa berkembang lebih
besar lagi.
Seiring dengan berkembangnya
usaha penjualan bajunya, akhirnya Bunda Tika memutuskan untuk memiliki
manajemen sendiri yang bisa mengurus bisnisnya. Rendy Saputra pun dipercaya
oleh Bunda Tika untuk menjadi CEO di Keke Busana. Dengan adanya manajemen yang
mengurus usahanya, Bunda Tika pun jarang berkunjung ke toko. Beliau hanya merancang
motif baju dan mengontrol usahanya lewat layar monitor CCTV dari rumah.
Dua anak Bunda Tika yang besar
sudah kuliah di Melbourne, Australia. Sedangkan anak ketiga masih duduk di
bangku SMP. Namun Bunda Tika berharap kalau anak ketiganya ini kelak dapat
masuk ke sekolah Harvard. Impian Bunda Tika yang semasa kecilnya sangat ingin
bersekolah di luar negeri, sekarang dapat terwujudkan lewat anak-anaknya.
Bunda Tika dan keluarga |
Namun dibalik kesuksesannya,
ternyata ada seseorang yang dulu pernah bersama-sama dengan Bunda Tika saat
awal merintis usahanya yang terluka, yaitu Bu Rus. Bu Rus merasa sejak usaha
Bunda berkembang dan memiliki manajamen sendiri, Bunda Tika mulai terasa
jauh baginya. Mereka jadi jarang bertemu, bahkan Bu Rus merasa bahwa ia tidak
dibutuhkan lagi di Keke Busana, hingga ia akhirnya memutuskan keluar dari
pekerjaan yang sudah lama digelutinya. Salah seorang karyawan juga sempat
mengatakan bahwa ia kangen dengan suasana yang dulu, yang akrab dan penuh
cinta, walaupun mereka harus bergadang sampai malam dan tidur di karung-karung
baju.
Ucapan dari Bu Rus ini
menyentakkan Bunda Tika. Beliau merasa bahwa ini bukan maunya, dan tidak ada
maksud demikian. Hal ini membuat Bunda Tika terus kepikiran. Akhirnya anaknya
yang kedua - yang mendengar cerita ini - menyarankan agar Bundanya pergi silaturahim ke rumah Bu Rus.
Pertemuan pun terjadi secara tidak terduga. Dalam suasana yang haru mereka
berpelukan dan mengungkapkan isi hati masing-masing.
Kejadian ini kemudian dijadikan pembelajaran oleh Rendy. Bahwa ternyata Bunda Tika dicintai oleh karyawan dan masyarakat
yang tinggal di lingkungan tersebut, semangat kekeluargaan terasa sangat kental
di situ. Rendy pun memutuskan untuk pelan-pelan mentransformasi sistem
manajemennya menjadi lebih kekeluargaan.
Dalam film ini juga terdapat tanggapan-tanggapan
dari rekan bisnis, karyawan, dan keluarga Bunda Tika, baik mengenai bisnis
maupun tentang Bunda Tika sendiri. Secara umum semua mengatakan bahwa Bunda
Tika adalah seorang yang gigih, penuh semangat dan cinta, serta mau belajar
hal-hal yang baru.
Bunda Tika |
Kesuksesan Bunda Tika dan
keluarganya yang sudah merintis bisnis baju selama 18 tahun, dan selama 10
tahun dalam branding Keke Busana tidak
membuat Bunda Tika lupa diri, buktinya beliau menerima jika kritikan-kritikan
dari sahabat dan karyawannya tersebut ditayangkan dalam film ini. Bunda Tika berharap film ini dapat memberikan
kebaikan dan inspirasi bagi banyak orang.
Beberapa adegan dalam film ini
diambil secara alami, bahkan ada yang tanpa sepengetahuan Bunda dan sosok-sosok
yang diambil. Sehingga ketika awalnya film ini dibuat dan direncanakan hanya
akan di-publish di You Tube sebagai
dokumentasi untuk Keke Busana, karena keterbatasan anggaran, akhirnya diputuskan
untuk diputar secara khusus di XXI.
Inspira Pictures pun bekerjasama dengan XXI
untuk melakukan penayangan terbatas di beberapa titik di Indonesia. Gala Premier
dari Film Dua Kodi Kartika sendiri sudah dilaksanakan Hari Kamis, tanggal 1
September kemarin di XXI Epicentrum Walk Kuningan Jakarta. Sedangkan untuk
bioskop XXI di titik lainnya silakan ditunggu tanggal mainnya ya.
Gala Premier Film Dua Kodi Kartika |
3 comments