Pastikan Pendidikan Si Kecil Agar Mampu Menghadapi Persaingan Global
By Dewi Sulistiawaty - September 04, 2016
Hai para ibu, menjadi seorang ibu bukanlah hal yang buruk yaa... Namun untuk bisa menjadi seorang ibu yang baik, haruslah bisa membuat keluarganya merasa nyaman dan betah di rumah, dapat mengatur keuangan, dan memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dan ini bukanlah hal
yang bisa dianggap enteng di zaman sekarang ini. Yah, di zaman yang sudah globalisasi ini. Walaupun kita adalah warga Indonesia, namun tetap saja kita merupakan bagian dari
warga dunia juga, dimana saat ini sudah memasuki era globalisasi. Mau tak mau kita harus mengikuti arus dunia.
Ada sedikit kekhawatiran ketika orangtua mulai mengetahui bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Lalu bagaimana dengan anak-anak yang nantinya pasti harus menghadapi ini? Kekhawatiran dari orangtua adalah apa yang harus mereka lakukan pada anak-anak mereka, agar bisa menghadapi MEA tanpa kendala yang berarti. Apalagi sekarang anak-anak sudah mengenal gadget. Secara psikolog ini pasti sangat berdampak pada anak-anak.
Acara dipandu oleh Si Cantik, Mak Nurul :) |
Seperti menjawab kegalauan para orangtua, khususnya kaum ibu, Komunitas Emak-Emak Blogger (KEB) bekerjasama dengan Jiwasraya menggelar sebuah talkshow yang bertema “Persiapan Pendidikan Anak
Menghadapi Persaingan Global”. Acara ini diadakan pada hari Minggu kemarin, tepatnya tanggal 28 Agustus 2016, di Hongkong Cafe Thamrin, Jakarta. Narasumber yang hadir adalah Founder Kumpulan Emak-Emak
Blogger yaitu Mak Mira Sahid, Ibu Elizabeth P. Santosa sebagai seorang
Psikolog, dan Bapak T. Guntur Priyonggodo yang merupakan Kepala Cabang Jiwasraya.
Mak Sumarti 'Icoel' Saelan, Ketua Pengurus KEB membuka acara :) |
Mak Mira saat curhat dengan Ibu Elizabeth |
Menurut Mak Mira menjadi seorang ibu itu adalah
proses pembelajaran seumur hidup, untuk terus belajar tanpa pernah berhenti. Saat membicarakan bakat dan minat anak, ada beberapa orangtua yang masih kesulitan
menemukan bakat dari anak-anaknya. Apakah itu benar-benar bakat, atau hanya
sekedar minat yang sesaat, yang seiring dengan berjalannya waktu, minatnya ini kemudian bisa berubah?Kadang anak ingin ikut balet, kadang ingin belajar menggambar, terkadang menyanyi. Ini membuat orangtua jadi bingung apa bakat yang dimiliki sang buah hati.
Jadi sulit untuk memprediksi secara detail apa bakatnya.
Menjawab curhatan Mak Mira, Ibu Elizabeth menjelaskan bahwa menjadi orangtua apalagi seorang ibu
harus bisa multitasking, apalagi di zaman sekarang ini. Untuk menciptakan anak
yang sukses itu, harus sejalan antara bakat dan minatnya. Tidak bisa hanya
bakatnya saja, atau hanya minatnya saja yang jalan. Misalnya anak yang punya
minat saja. Saat sedang trend Master Chef di media-media, lalu anak-anak pada ingin
menjadi chef semua. Padahal belum tentu mereka memiliki bakat di situ. Minat
saja, namun tidak ada bakat, bisa saja menjadi maju, namun belum tentu sukses nantinya.
Bakat saja, tanpa usaha dan tanpa dipupuk dengan baik pun belum tentu bisa maju, karena anaknya tidak berminat.
Jadi, sebagai orangtua kita harus bisa mengasah bakat dan minat anak. Ibaratnya mengasah pisau, harus di kedua sisinya agar
bisa jadi lebih tajam lagi. Sebaiknya orangtua fokus pada bakat
anak-anaknya, karena jika bakat anak sudah diketahui maka akan lebih mudah bagi
orangtua untuk membina dan mengarahkan bakatnya tersebut.
Anak itu ibarat ikan yang kadang
seperti kehilangan arus atau malah kadang mengikuti arus saja. Ada anak yang
mengikuti apa saja yang menjadi trend saat itu, mengikuti apa yang teman-temannya gemari. Anak-anak masih berada dalam kondisi yang labil, yang tidak diketahui kebisaan dan maunya apa.
Bagaimana orangtua menumbuhkan
cita-cita pada anaknya? Pertama, ketahui terlebih dulu potensi dan bakat yang
ada pada anak. Yang kedua, arahkan dan bina bakat tersebut sedini mungkin. Lalu
yang ketiga adalah dengan memberikan motivasi pada anak tersebut.
Ibu Elizabeth |
Ibu Elizabeth mencontohkan
seorang Taylor Swift yang sukses menjadi seorang penyanyi terkenal dunia.
Taylor kecil memiliki bakat menyanyi. Orangtuanya yang mengetahui hal ini
kemudan mengarahkan dan membina bakat Taylor dengan cara mengikutkannya dalam
berbagai ajang lomba menyanyi. Karena fokus pada menyanyi, untuk urusan
pendidikan, Taylor belajar dengan cara home schooling. Hingga akhirnya Taylor bisa
menjadi penyanyi terkenal seperti sekarang. Semua itu adalah karena kerja keras Taylor dan
juga orangtuanya yang sudah dilakukan sejak dini.
Jadi menciptakan seorang bintang
itu harus di mulai dari nol, dari kecil. Jarang sekali seseorang yang tiba-tiba
saja menjadi bintang. Kalau pun ada - bintang ‘karbitan’ istilahnya, biasanya tidak
akan bertahan lama dalam kesuksesannya.
Untuk persiapan pendidikan anak
dalam menghadapi persaingan global, bakat dan minat anak menjadi sangat
penting. Zaman sekarang tidak bisa disamakan lagi dengan zaman dulu. Dimana
dulu orangtua hanya menyekolahkan anaknya secara basic, lalu anaknya terserah
mau jadi apa kemudian hari, yang penting kerja yang baik nantinya.
Di zaman modern dan sudah
globalisasi ini, persaingan di dunia usaha menjadi sangat ketat. Pendidikan
formal saja tidak bisa diandalkan, dan tidak cukup untuk mengasah bakat dan
minat anak-anak. Harus ada pendidikan lain di luar itu, yang dapat mengasah
bakatnya.
Banyak orang menganggap bahwa
bakat itu adalah hobi. Lalu anak yang cerdas itu adalah anak yang memiliki
nilai tinggi di sekolahnya. Padahal semua anak itu terlahir cerdas lho! Namun
mereka cerdas sesuai dengan bakat yang mereka miliki.
Howard Gardner, seorang
ahli kognisi dan pendidikan, serta psikolog di Harvard University, mengatakan bahwa manusia itu memiliki 8 macam
kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence), yaitu :
1. Kecerdasan
Linguistik (verbal/ word smart)
Bicara dengan orang-orang dengan kemampuan
berbahasa itu sangat menyenangkan. Mereka bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh
orang lain, lalu mengatur nada dan bahasanya, sehingga yang mendengarkan
menjadi nyaman ketika ia berbicara.
Untuk mengasah
anak yang memiliki kecerdasan lingusitik adalah dengan cara memberikan bahan
bacaan. Anak yang suka membaca, kemungkinan akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Jika anak sudah
selesai membaca, minta anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah ia baca.
Ini dapat melatih anak untuk mengutarakan dan menggunakan kata-kata, sehingga
kemampuan komunikasinya bisa bertambah baik.
2. Kecerdasan
Matematis-Logis (logic smart)
Tidak selalu
anak yang memiliki kemampuan Matematis-Logis suka dengan pelajaran
matematika. Dan anak yang suka pelajaran matematika pun belum tentu suka dengan
soal cerita dalam matematika. Nah, anak dengan kemampuan Matematis-Logis biasanya menyukai soal cerita dalam matematika ini. Mereka sangat suka dengan soal-soal
yang menggunakan logika.
Cara
menstimulasi anak dengan kecerdasan Matematis-Logis adalah dengan mengasah
kemampuan nalar anak, melatih kemampuan berpikirnya, dan mengajak anak untuk
memecahkan masalah.
3. Kecerdasan
Spasial (visual/ art smart)
Untuk menstimulasi anak dengan kecerdasan
spasial adalah dengan mengenalkan permainan seperti lego, play-dough, art
craft, dan permainan lain yang dapat mengasah imajinasi dan kemampuan 3
dimensinya.
4. Kecerdasan
Kinestetik-Jasmani (bodily/ body smart)
Cara merangsang
kemampuan anak dengan kecerdasan kinestetik-jasmani adalah dengan memasukannya
dalam grup olahraga, teater, tari, dan aktifitas fisik atau gerak lainnya.
5. Kecerdasan
Musikal (rhythmic/ music smart)
Cara
menstimulasi anak dengan kecerdasan musikal adalah dengan memberikan alat-alat
musik, menyanyi, dan lain-lain.
6. Kecerdasan
Interpersonal (people smart)
Anak yang
memiliki kecerdasan interpersonal biasanya mampu membaur dengan baik dalam grup,
empati, dan bisa berkolaborasi dengan semua orang.
7. Kecerdasan
Intrapersonal (self smart)
Anak dengan
kecerdasan intrapersonal biasanya lebih banyak diam, namun ia memperhatikan
dengan cermat apa yang dilihatnya. Suka berpikir, seperti psikolog, peneliti,
penulis, filsuf, dan lain-lain.
Anak dengan
kecerdasan intrapersonal dapat diberikan buku jurnal atau blog sebagai tempat
ia mencurahkan pikiran dan juga emosinya.
8. Kecerdasan
Naturalis (classifying smart)
Cara menstimulasi
anak dengan kecerdasan naturalis adalah dengan mengajaknya jalan-jalan ke gunung,
puncak atau pantai.
Nah, setiap anak biasanya memiliki
kedelapan jenis kecerdasan ini. Namun dari kedelapan jenis kecerdasan tersebut, ada
satu atau dua yang menonjol pada anak tersebut. Tugas orangtua lah untuk dapat
menemukan jenis kecerdasan mana, dan mengidentifikasikan bakat atau
potensi yang ada pada anak-anaknya. Karena masing-masing kecerdasan dan bakat
tersebut memiliki cara dan teknik asah yang berbeda pula untuk diterapkan pada
anak-anak. Setelah mengetahui potensi anak itu apa, orangtua harus mengarahkan atau
membina potensi anak tersebut. Jangan lupa untuk terus memberi motivasi pada
anak agar terus semangat dalam mengembangkan potensinya tersebut.
Mungkin masih ada beberapa orangtua yang masih
bingung menentukan, atau belum bisa menemukan bakat yang ada pada anaknya. Nah, beberapa
cara untuk mengetahuinya adalah melakukan konsultasi dengan psikolog, atau biro
tumbuh kembang anak, agar mengetahui kecerdasan majemuk apa yang dimiliki oleh anak. Atau bisa juga dengan cara melakukan deteksi kecerdasan anak menggunakan alat test sidik jari,
yang sudah banyak beredar sekarang.
Karena bagaimanapun juga untuk
menstimulasi bakat yang ada pada anak, apalagi di zaman sekarang, tentu tidaklah
murah, butuh biaya yang lumayan besar. Seperti memberikan pendidikan yang
berkualitas tinggi, kursus, serta sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan anak
untuk mengasah bakatnya tersebut. Nggak asik juga kan kalau orangtua sudah
mengeluarkan biaya yang besar, namun kenyataannya si anak malah tidak berminat, dan
akhirnya berhenti mengikuti aktivitas tersebut.
Orangtua yang bijak semestinya
sudah memiliki rencana keuangan yang baik untuk masa depan anak-anaknya. Saya
sendiri sebelum menikah sudah suka mengalokasikan uang yang saya dapatkan dari
orangtua ke dalam amplop yang sudah saya beri label, sesuai dengan kebutuhan.
Kebiasaan ini terus berlanjut hingga saya menikah.
Amplop yang dulu cuma berjumlah 3
sampai 4 lembar, terus bertambah saat sudah menikah, kemudian bertambah lagi
ketika sudah memiliki anak :D Macam-macam kebutuhan yang saya tempatkan dalam
amplop tersebut, mulai dari bayar kredit ini, ina dan itu, bayar uang sekolah,
uang belanja, hingga ke post biaya
tidak terduga, dan sisanya buat ditabung (itu pun kalau ada, hihi)
Sebenarnya teknik amplop ini
lumayan efektif, dulu – saat saya masih sendiri. Namun, sekarang butuh
konsistensi yang tinggi agar saya jangan sampai mengutak atik amplop yang satu,
untuk sekedar ‘meminjam sebentar’ untuk kebutuhan yang lain, hehe. Yah,
biasanya ada saja pengeluaran dadakan yang ternyata tidak bisa tercukupi dengan
uang dari amplop ‘biaya tidak terduga’ :D
Mendengar penjelasan dari Bu
Elizabeth yang mengatakan bahwa penting bagi orangtua untuk mengasah potensi
atau bakat yang ada pada anak, serta dibutuhkan biaya yang lumayan besar untuk
memberikan pendidikan yang tinggi dan berkualitas, maka saya pun teringat pada
amplop ‘biaya sekolah’ yang saya simpan di rumah. Bagaimana pun teknik amplop
ini cocoknya untuk jangka pendek, karena menurut saya kurang aman jika disimpan dalam jangka waktu yang panjang. Sementara anak saya masih lama untuk sampai ke
jenjang perguruan tinggi.
Bapak Gatot |
Untunglah selain Bu Elizabeth, talkshow ini juga menghadirkan Bapak
Gatot dari Jiwasraya. Ternyata Jiwasraya ini tidak melulu mengenai asuransi
jiwa lho! Bapak Gatot memperkenalkan sebuah program asuransi yang dinamakan JS
Prestasi. JS Prestasi ini adalah sebuah produk yang sangat fleksibel, yang
dapat membantu orangtua dalam perencanaan finansial, untuk kelanjutan
pendidikan anak-anaknya, sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan keinginannya.
Saya sendiri sudah lama mengenal
Jiwasraya, jauh saat saya masih kecil dulu. Kebetulan orangtua saya menjadi
nasabah Jiwasraya, namun dulu setau saya hanya ada asuransi jiwa ya. Sedikit
cerita mengenai Jiwasraya, asuransi ini sudah lama sekali berdiri, yaitu sejak masih zaman Belanda, tahun 1859 di Batavia (dulu namanya NILLMIJ). Jadi sudah lebih dari 150 tahun
yah! Dengan usia yang terbilang sudah sangat matang tersebut, sepertinya tidak perlu
dipertanyakan lagi bagaimana kredibilitas Jiwasraya sebagai perusahaan asuransi
di Indonesia. Sebagai perusahaan milik pemerintah, Jiwasraya tentu juga memberikan
jaminan keamanan bagi seluruh nasabahnya.
Jiwasraya terus berkembang dengan
melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi, hingga kini bisa
memiliki 17 Kantor Wilayah dan 71 Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Balik
lagi ke JS Prestasi tadi, kata Bapak Gatot ada beberapa manfaat yang bisa
didapatkan jika sudah menjadi nasabah JS Prestasi, diantaranya adalah :
Contoh alur - Ilustrasi JS Prestasi |
Sebagai orangtua tentu kita mempunyai
keinginan agar kelak anak-anak kita bisa lebih berhasil lagi dari orangtuanya. Salah
satu cara agar anak bisa sukses adalah dengan memberikan pendidikan yang tinggi,
karena dengan pendidikan yang tinggi maka anak berpeluang besar untuk mampu berkompetisi
di dunia lapangan kerja atau wirausaha nantinya.
Nah, untuk bisa memberikan pendidikan sampai perguruan tinggi pasti dibutuhkan biaya yang tidak sedikit kan. Untuk itu orangtua harus pintar mengelola keuangan rumah tangganya sedini mungkin, khususnya untuk pendidikan. Asuransi pendidikan seperti JS Prestasi merupakan salah satu cara menjamin kepastian keuangan untuk pedidikan anak kelak. Eh, info mengenai JS Prestasi ini bisa dilihat di www.jiwasraya.co.id yaa. Atau bisa juga di akun sosmed Asuransi Jiwasraya (FB) dan Twitter @Jiwasraya, atau langsung call di 021 1500151.
Nah, untuk bisa memberikan pendidikan sampai perguruan tinggi pasti dibutuhkan biaya yang tidak sedikit kan. Untuk itu orangtua harus pintar mengelola keuangan rumah tangganya sedini mungkin, khususnya untuk pendidikan. Asuransi pendidikan seperti JS Prestasi merupakan salah satu cara menjamin kepastian keuangan untuk pedidikan anak kelak. Eh, info mengenai JS Prestasi ini bisa dilihat di www.jiwasraya.co.id yaa. Atau bisa juga di akun sosmed Asuransi Jiwasraya (FB) dan Twitter @Jiwasraya, atau langsung call di 021 1500151.
Saya benar-benar mendapatkan banyak pengetahuan dan pencerahan dalam Talkshow ini. Mulai dari cara mengetahui potensi atau bakat
yang ada pada anak, cara menstimulasi potensi tersebut, hingga mempersiapkan
pendidikan anak dengan cara mengelola biaya pendidikan sebaik dan sedini mungkin.
Saya pikir dengan ikut JS Prestasi, saya bisa lebih konsisten dan disiplin dalam
mengatur biaya pendidikan. Selain ada perasaan aman karena biaya pendidikan
anak saya sudah tersedia nantinya, sehingga saya tidak perlu pusing memikirkan
biayanya lagi, juga ada perasaan aman karena tidak disimpan dalam amplop yang pasti
kurang terjamin keamanannya karena disimpan di rumah. Saya berharap Jiwasraya
dapat terus mendukung keluarga Indonesia, agar para orangtua dapat mendampingi anak-anaknya sampai di masa yang akan
datang.
Selain sharing ilmu dan tanya jawab pada narasumber, bukan Emak-Emak
Blogger namanya kalau tidak ada keseruan lainnya. Jadi ada sesi kuis juga,
pemilihan dresscode yang sesuai
dengan tema, serta live tweet competition.
Oya, foto bersama juga doong! Yang satu ini mah tidak pernah alpa, hihihi….
Terima kasih untuk keseruan waktu itu ya Maak, juga buat Jiwasraya. Moga jumpa
lagi di lain waktu :)
Penyerahan cinderamata pada Mak Mira |
Foto bersama :) |
25 comments