Kampanye Indonesia Bebas Anemia

By Dewi Sulistiawaty - Oktober 29, 2016

Belum lama ini saya berobat ke dokter karena merasa kurang enak badan. Di sana tensi saya diperiksa dan hasilnya tensi saya rendah yaitu 80/ 60 mmHg. Waktu itu saya pikir kalau tekanan darah rendah itu berarti saya kurang darah alias anemia. Ternyata beda ya :p

Sudah lama sih saya pengen tau perbedaan antara tekanan darah rendah dengan kurang darah. Informasi ini akhirnya saya ketahui setelah mengikuti talkshow pada Sesi Edukasi “Sehat Tanpa Anemia untuk Indonesia Lebih Produktif” di Main Atrium Pejaten Village Jakarta tadi siang  (Sabtu, 29 Oktober 2016).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh PT. Merck Tbk ini bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Indonesia Mengajar dan Hypermart Pejaten Village. Selain kehadiran artis cantik Mona Ratuliu yang merupakan Duta Indonesia Bebas Anemia, hadir juga Mr. Holger Cuenzel, Director of Consumer Health Division PT. Merck Tbk, Ibu Anie Rachmayani, Associate Director Marketing PT. Merck Tbk, Dr. Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK sebagai Wakil Ketua PDGMI, dan Ibu Safira Ganis selaku Advisor dari Indonesia Mengajar.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, tercatat 1 dari 5 orang Indonesia itu berisiko menderita anemia. Pada usia produktif, anemia ternyata berdampak pada penurunan produktivitas kerja sebanyak 20% lho! Lalu, apasih anemia itu? Bagaimana mengenali gejala anemia serta cara mencegahnya?

Dr. Yusytina Anie
Kata Dr. Yustina Anie atau yang akrab disapa Dr. Anie, kurang darah (anemia) itu beda dengan tekanan darah rendah (hipotensi). Anemia adalah berkurangnya kadar atau jumlah sel darah merah (hemoglobin) di dalam darah, sedangkan hipotensi adalah kurang kuatnya jantung memompa darah sampai ke seluruh otak. Gejalanya mirip, bisa saja penderita anemia plus hipontensi. Untuk Hipotensi bisa diatasi dengan cara rutin berolahraga. Nah, ternyata beda kan ya :D Karena event ini fokus ke anemia, maka selanjutnya saya akan menuliskan mengenai anemia :)

Jadi anemia ini adalah kondisi yang tidak sehat karena kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari kadar darah normal (kadar darah normal = 120/ 80 mmHg). Hemoglobin adalah suatu zat dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Patut kita ketahui bahwa oksigen sangat diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Jadi, jika tubuh kita kekurangan oksigen maka dapat menyebabkan fungsi organ pada tubuh akan terganggu.

Itulah sebabnya mengapa orang yang terkena anemia akan mudah pusing, capek dan mudah lelah, karena jaringan pada ototnya kekurangan oksigen. Sering mendengar tentang gejala 5L pada orang yang terkena anemia? Yups, Lesu, Letih, Lemah, Lelah, dan Lalai merupakan gejala-gejala umum yang terjadi pada penderita anemia. Sedangkan untuk yang lebih spesifik, gejala anemia bisa berupa sakit kepala, pusing atau kliyengan, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, sulit  untuk konsentrasi, muka, mata, bibir, kulit, kuku serta telapak tangan terlihat pucat.

Lalu apa penyebab anemia ini? Kekurangan Zat Besi, Zat Asam Folat, Vitamin B12, dan Protein merupakan penyebab dari anemia. Namun di Indonesia, sebagian besar penyebab anemia ini adalah karena kurangnya asupan zat besi. Umumnya masyarakat Indonesia sering mengkonsumsi bahan makanan nabati, seperti bayam, kangkung, serta sayuran berwarna hijau tua lainnya, dimana zat besi dari sumber nabati merupakan bahan yang sulit diserap oleh tubuh.

Bahan makanan yang mengandung zat besi, yang mudah diserap oleh tubuh dengan baik adalah yang bersumber dari hewani, seperti ati/ ampela, daging sapi/ kambing, ayam, ikan segar. Ini data dari masyarakat Indonesia secara umum ya, dimana di daerah-daerah pelosok atau terpencil masih banyak yang mengkonsumsi bahan makanan nabati dibandingkan masyarakat yang tinggal di perkotaan.

Itu penyebab anemia dari kurangnya asupan gizi pada makanan ya. Nah, selain penyebab di atas, ada lagi hal yang menjadi penyebab dari anemia, yaitu karena pendarahan. Misalnya pendarahan karena luka yang masif, ibu melahirkan, cacingan (cacing tambang), malaria (karena parasit), infeksi kronis seperti TBC, HIV, dan Kanker. Penyebab lainnya adalah karena Thalasemia yaitu kelainan genetik pada sel darah merah, dimana tubuh tidak memproduksi cukup hemoglobin. Untuk penderita Thalasemia butuh perhatian yang khusus karena jika diberikan zat besi yang terlalu banyak, akan menyebabkan pengumpulan zat besi di tubuh penderita.

Wanita merupakan kelompok yang rentan terkena anemia. Faktanya, 35% wanita pekerja Indonesia mengalami anemia, yang berdampak dengan menurunnya kinerja 20% atau 6,5 jam per minggu. Kenapa wanita ya? Karena wanita mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui, serta kebiasaan diet yang kurang baik.

Jika sudah mengetahui bahwa tubuh terkena anemia, jangan dibiarkan sampai berlarut-larut, karena akan berdampak pada tubuh serta aktivitas sehari-hari, seperti daya tahan tubuh yang menurun, kebugaran berkurang, sering terkena penyakit infeksi, menurunnya prestasi belajar, serta berkurangnya produktivitas kerja. Jadi jangan dianggap sepele jika kita mendapatkan gejala-gejala seperti anemia ini. Untuk memastikannya, sebaiknya periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan yang ada di dekat rumah.

Agar terhindar dari anemia, kita dapat mencegahnya dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk makanan yang kaya sumber zat besi dari sumber makanan hewani, mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti makanan yang mengandung Vitamin C (jeruk, dan lain-lain), dan makanan hewani. Serta tidak mengkonsumsi teh, kopi atau susu bersamaan saat makan, karena minuman ini dapat menyebabkan menurunnya penyerapan zat besi dari makanan. Sebaiknya minum air putih saja saat makan. Boleh mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi, dan susu, tapi berikan jeda waktu paling sedikit setengah jam setelah makan.

Lalu bagaimana dengan tablet penambah darah? Tablet penambah darah, contohnya Sangobion merupakan suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin darah. Sehingga boleh-boleh saja jika ingin mengkonsumsi tablet tambah darah. Bahkan untuk wanita usia subur termasuk remaja putri dan wanita pekerja, ibu hamil dan nifas dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet penambah darah (sebaiknya untuk ibu hamil dan nifas konsultasi dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi tablet tambah darah/ TTD).

PDGMI yang merupakan sebuah organisasi profesi di bawah Ikatan Dokter Indonesia mempunyai visi dan misi membantu pemerintah Indonesia untuk meningkatkan status gizi  masyarakat Indonesia. Tahun ini PDGMI bekerjasama dengan PT. Merck Tbk dan dibantu oleh Indonesia Mengajar untuk menyebarluaskan informasi tentang anemia ini pada masyarakat Indonesia, sampai ke daerah-daerah pelosok.

Tau kan bagaimana sibuknya seorang artis seperti Mona Ratuliu? Mulai dari shooting, mengurus perusahaannya, serta mengurus anak-anaknya. Ternyata Mona pernah mengalami yang namanya anemia lho! “Saya pikir capek, letih, lelah, pusing itu adalah hal yang wajar saja karena memang kegiatan sehari-hari saya yang melelahkan. Saya mulai curiganya anemia itu waktu ngecek ternyata HB saya di bawah 12,” kata Mona.

Mona Ratuliu, Duta Indonesia Bebas Anemia
Sejak mengetahui hal ini, Mona mulai memperbaiki pola makannya, memperbaiki pola hidup, olahraga, tidur yang cukup, dan meminum suplemen zat besi. Setelah itu Mona mendapati bahwa HB-nya sudah kembali normal, dan berasa kalau badannya menjadi lebih bugar, tidak mudah kelelahan seperti dulu, dan ini menyebabkan Mona menjadi lebih produktif dan merasa lebih berkualitas hidupnya.

Mona mengecek kadar HB-nya di Booth Sangobion Hypermart Pejaten Village
Pernah uring-uringan gak jelas, baper, bawaannya bete terus? Anak-anak diomeli, ngambek sama suami, pokoknya seisi rumah terkena semua. Ini dialami Mona dulu saat ia merasa kecapekan dan kelelahan. Jika ibu merasa tidak sehat maka keluarga menjadi tidak sehat juga kan. Nah, sejak HB Mona kembali normal dan tidak mudah capek lagi, Mona merasa ia dan keluarganya menjadi lebih bahagia.  
Mr. Holger

Mr. Holger mengatakan bahwa PT. Merck bersama dengan PDGMI akan lanjut meneruskan kampanyenya untuk mengedukasi masyarakat Indonesia agar melek anemia. Beliau juga berharap agar peserta yang hadir pada acara ini dapat menginformasikan mengenai anemia ini pada keluarga di rumah, tetangga, teman dan juga masyarakat.

Untuk itulah PT. Merck dan PDGMI bekerjasama dengan Indonesia Mengajar, agar dapat menyebarluaskan informasi mengenai anemia. Indonesia Mengajar yang sejak awal memang ingin membuat pendidikan sebagai sebuah gerakan, melalui pengajar mudanya akan memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah. 

Ibu Safira
Tidak hanya mengajar, pengajar muda juga bertugas sebagai penggerak di masyarakat tempat ia mengajar. “Untuk Indonesia Bebas Anemia, Indonesia Mengajar bekerjasama dengan Merck yang membantu kita dalam materi edukasi, yang bisa digunakan oleh pengajar muda bersama guru lain di daerah untuk menjelaskan mengenai anemia pada masyarakat,” papar Ibu Safira.

Ibu Anie Rachmayani
Atas nama PT. Merck Tbk, Ibu Anie Rachmayani mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai dukungan dari berbagai pihak yang membantu mengedukasi mengenai anemia ke seluruh Indonesia. 

“Karena gejala anemia ini sangat umum dan biasanya kita semua tidak sadar akan gejala-gejala yang terjadi. Anemia bisa terjadi pada siapa saja. Jadi kita merasa perlu untuk mengedukasi masyarakat Indonesia supaya melek anemia, mengecek dirinya sendiri apakah berisiko anemia atau tidak, serta memulai bergaya hidup sehat. Itu yang membuat kami bergerak membantu mengedukasikan anemia ke semua pihak melalui Kampanye Indonesia Bebas Anemia,” ungkap Ibu Anie.

Mari kita menuju Indonesia Bebas Anemia! 

Penyerahan donasi pada Indonesia Mengajar
Photo Session
Shopping Race Challange at Hypermart Pejaten Village Jakarta



Foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

1 comments