Melalui Konten yang Baik, Kita Bisa Serempak Sosialisasikan Program 3 Ends (plus)

By Dewi Sulistiawaty - November 03, 2016

Hai haaii, kali ini saya akan kembali membahas mengenai konten. Iya, konten. Kamu bosan? Ahaaii, kalau saya sih nggak. Kenapa? Because content is king! Dan itu benar adanya. Pembahasan mengenai konten kali ini saya dapatkan saat mengikuti sebuah talkshow yang diselenggarakan oleh Serempak. Apa itu Serempak? Nah lho, kamu belum tau apa itu Serempak? Coba aja kamu kunjungi websitenya di www.serempak.id. Sedikit akan saya jelaskan bahwa Serempak ini merupakan sebuah portal interaktif yang memberikan fasilitas diskusi terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Lalu apa hubungannya antara Serempak dengan pembahasan konten ini ya? Hmm, sebaiknya baca terus postingan ini ya :D Acaranya sendiri dilaksanakan di BINUS fX Senayan pada hari Kamis, 27 Oktober 2016, dan didukung oleh IWITA serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Selain Teh Ani Berta, ada Ibu Ina A. Murwani, MM. MBA dari BINUS Business School Jakarta sebagai narasumber. Serta yang kerennya lagi hadir juga Kang Maman Suherman, Ibu Martha Simanjuntak sebagai Ketua Pokja Serempak & Founder IWITA, Pak Irwin Dey seorang Partisi IT, dan Ibu Ratna Susianawati dari KPPPA.


Baiklah, saya akan menuliskan terlebih dulu mengenai isu perempuan dan anak yaa… karena tema talkshow ini adalah The Power of Content dari Serempak. Sedangkan kita tau bahwa Serempak menggangkat cerita seputar perempuan dan anak. Jika bicara mengenai perempuan, berarti kita membahas mengenai besarnya potensi yang mendukung kesuksesan pembangunan ke depannya. Ini bisa dilihat dari segi jumlah penduduk Indonesia yang hampir 80% nya merupakan perempuan dan anak. Sehingga kita tidak bisa melepaskan peran besar perempuan sebagai salah satu sumber daya manusia dalam pembangunan.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, mulai dengan cara menjalin komunikasi yang intens antara pemerintah dengan masyarakat, salah satu caranya adalah melalui media online, yaitu Serempak. Melalui portal interaktif ini, diharapkan konten-konten yang ada di dalamnya dapat membantu dan menginspirasi masyarakat, bahkan masyarakat dapat ikut berkontribusi di dalamnya. Serempak juga melakukan berbagai kampanye sosial, mengenali kekuatan perempuan dari berbagai sisi, serta bagaimana memanfaatkan IT dari berbagai lini terkait isu-isu yang terjadi pada perempuan dan anak.

Bagaimanapun juga, dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan dinamika-dinamika yang berkembang di luar, kita harus bisa memanfaatkan teknologi menjadi bagian yang tidak bisa terpisah dari kehidupan kita. Namun dengan berkembangnya teknologi bukan berarti kita harus kehilangan nilai-nilai budaya kita. Kita harus bisa men-filter kemajuan teknologi itu agar tetap dalam batas-batas koridor dan nilai-nilai lokal yang kita miliki, yaitu nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila.

Nah, saat ini KPPPA juga memiliki Program Prioritas, yaitu 3 Ends (plus). 3 Ends (plus) ini adalah akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan, plus meningkatkan prosentase perempuan dalam bidang politik. Kalau saya lihat di layar televisi, banyak sekali kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan dan anak, itu yang tersorot oleh media ya, belum yang tidak terendus oleh media. Melihat fenomena tidak lazim ini, pemerintah pun memberlakukan hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual. Tentu saja ada pro dan kontra terhadap hukuman ini, tapi itu biasa terjadi setiap dilakukannya satu perubahan. Menurut Ibu Ratna, hukuman ini diharapkan dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku kekerasan seksual.

Pemerintah terus berusaha meminilisir perdagangan terhadap perempuan dan anak. Dengan status Indonesia sebagai pengirim tenaga kerja terbanyak di dunia, maka tidak heran kalau banyak para oknum yang memanfaatkan momen ini dengan membuat perusahaan tenaga kerja fiktif, memalsukan dokumen-dokumen. Yang menjanjikan para pekerja akan bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang besar, namun kenyataannya malah bekerja di bar, dan tempat-tempat tidak benar lainnya.

Perempuan kalau ditinggal laki-laki dan berada dalam posisi lemah, berarti bisa dikuasai. Jika perempuan itu melawan, maka untuk menghindari pelaporan, si pelaku pun tidak segan-segan membunuh si perempuan. Inilah isi otak cebol dari pelaku kekerasan seksual. Saya sendiri sering  mendengar berita bahwa tidak hanya perempuan, bahkan anak-anak balita pun sudah banyak yang menjadi korban dari kekerasan seksual. “Jadi persoalan perkosaan bukanlah persoalan rok mini, tapi persoalan otak mini pelakunya,” tukas Kang Maman.

Cara pandang seperti inilah yang mustinya kita ubah, bahwa selama ini persoalan perkosaan itu terjadi gara-gara korban yang memancing pelaku. Padahal betapa konyolnya si pelaku hingga dengan demikian mudahnya untuk terpancing. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, pada tahun 2016 ini saja sudah tercatat sebanyak 321.752 kejadian kekerasan seksual pada perempuan. Tiap 24 jam terjadi 35 kali kekerasan seksual terhadap perempuan, yang berarti tiap jam-nya ada 3 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Belum lagi masalah tenaga kerja wanita kita yang tercatat sangat banyak, yang 50% nya ditengarai ternyata menjadi korban perdagangan manusia.

Terhadap masalah ini, masih banyak masyarakat yang kurang peduli. Masyarakat lebih heboh terhadap kenaikan nilai dolar dari pada masalah perkosaan, yang mereka anggap tidak akan ada pengaruhnya bagi mereka dan negeri ini. Waduh, ini sudah merupakan sinyal bahaya bagi perempuan. Warning bagi kita semua. Sudah saatnya bagi kita untuk peduli dan bekerjasama dengan KPPPA dalam mengkampanyekan Program 3 Ends (plus).

Menurut Kang Maman, kita harus mulai melepas cara pandang 4P (Peraduan, Pinggan, Pigura, Pergaulan). Satu P yang mulai dilupakan adalah Pilar. Iya, bahwa perempuan  itu adalah Pilar. Satu lagi adalah mengenai unit pengaduan bagi perempuan. Butuh sesegera mungkin untuk mengintregasikan unit pengaduan, yang sampai saat ini masih belum tuntas. Bagaimana mendorong untuk setiap Polsek punya unit perlindungan perempuan dan anak. Dibutuhkan ruang pengaduan yang aman dan nyaman bagi korban kekerasan untuk mengadukan persoalannya, bukannya malah diintimidasi sehingga korban merasa tidak nyaman, yang kemudian malah menyalahkan dirinya sendiri.

“Saya berharap pusat koordinasi pelayanan terpadu di 34 titik dibangun, pusat krisis ibu dan anak di 400 titik di seluruh Indonesia, kelompok perlindungan anak di tingkat desa harus ada untuk menjadi indikator lahirnya desa ramah anak dan kota ramah anak. Berdirinya satgas perlindungan terhadap perdagangan anak yang harus ada di pelabuhan dan bandara-bandara seluruh Indonesia. Permasalahan perempuan bukan persoalan perempuan, tapi persoalan kemanusiaan,” ungkap Kang Maman.

Cara Branding Tulisan

Ibu Ina dari BINUS
Asalkan bisa menulis, orang bisa ngeblog. Namun jika tulisan tersebut tidak ada yang baca, yang ada tulisan tersebut hanya akan menuh-menuhin blog-nya saja. Agar tulisan tersebut ada yang membaca, maka diperlukan branding.

Branding itu adalah sebuah identitas yang segera mudah dikenali dan membedakan blog kita dengan  yang lainnya. Ada beberapa aturan untuk branding, yaitu :

1.       Know your audience. Kenali siapa reader yang kita inginkan agar membaca tulisan kita. Ketahui target audience tulisan kita.
2.       Select your theme, write stick to the theme, and create your personality. Jika sudah menentukan satu tema, konsistenlah untuk menulis satu tema tersebut.
3.       Choose your color & fonts, logo, tagline. Pilih nama blog yang sesuai dengan tema blog, begitu pun warna blog yang sesuai dengan karakter tulisan kita.
4.       Selalu perhatikan gambar/ foto yang ingin dimasukan dalam tulisan. Pilihlah gambar yang baik.

5 cara memasarkan brand kita :

1.       Write. Konten yang powerfull yang bisa membuat orang mau mmebaca.
2.       Social media is your friend.
3.       Comment,comment, and comment. Rancang orang untuk mau memberikan komen.
4.       Advertise and use analitycs.
5.       Don’t forget SEO.


Best Content

Teh Ani
Menurut Teh Ani, Blogger itu harus bisa membangun reputasi dengan memberikan tulisan yang berkualitas di blog-nya. Tip dari Teh Ani, jika Blogger selesai mendatangi satu acara, ada baiknya artikel segera dituliskan, agar bisa aktual, dan informasinya tidak keburu basi. Untuk berita yang aktual, blogger bisa menuliskannya secara hard news dengan melaporkan acaranya maksimal dalam 2 hari, dan jangan lupa dengan konsep 5W 1H.

Jika ingin menuliskan artikel yang agak panjang, bisa ditulis sebagai feature stories. Tulisan untuk feature stories berkesan lebih artistik, karena kita bisa beropini, menuliskannya berdasarkan pengalaman kita, serta bisa juga berdasarkan hasil wawancara dan observasi data.


Blogger pun bisa menjadi maestro melalui tulisannya. Bagaimana caranya?
1.       Interview
2.       Data
3.       Verifikasi
4.       Laporan
5.       Dokumentasi, foto, video, dan infografis
6.       Memberikan opini yang sesuai dengan logika
7.       Mengajak orang lain melalui tulisan kita

Nah, sebagai Blogger yang ingin memberikan tulisan yang positif serta mendukung program pemerintah, khususnya dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kita bisa menuliskan artikel yang dapat membuat pembaca aware mengenai masalah perempuan dan anak. Buatlah judul artikel yang ramah perempuan dan anak, bukannya malah menjadikannya sebagai objek dan memojokan perempuan dan anak. Blogger juga bisa menuliskan tentang para perempuan yang berprestasi. Jadi dengan cara sederhana ini, Blogger bisa memberdayakan perempuan-perempuan Indonesia J

Acara ini bagus banget, karena selain berisi materi yang sangat penting dan berguna bagi Blogger agar bisa menjadi lebih baik lagi, juga dengan kehadiran para Blogger dalam balutan baju adat daerah. Sebelum acara dimulai, kita semua juga menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bersama. Jadi terasa banget rasa nasionalismenya *terharu. Oya, acara ini berlangsung bertepatan dengan Hari Blogger Nasional lho! Jadi Selamat Hari Blogger Nasional yaa…. Semoga para Blogger bisa terus mempersembahkan tulisan-tulisan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat umum. Amiin J




 Foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

4 comments