Dari dulu dalam otak saya udah
tertanam kalau makanan atau jajanan yang dijual diluaran tak bisa dijamin kehigienisannya,
apalagi jajanan yang dijual di sekolahan anak-anak. Walaupun mungkin tidak
semua pedagang makanan tersebut seperti itu ya – saya tidak bisa juga men-judge semua pedagang makanan menjual
makanan tidak sehat. Pikir saya, yang namanya sekolah, dimana anak-anaknya
hanya dibekali uang jajan yang sedikit oleh orangtuanya, yang nggak mungkin
bisa beli jajanan yang mahal, pastilah harga makanan yang dijual dibikin
semurah mungkin agar terjangkau oleh uang jajan anak-anak.
Nah, agar makanan ini bisa murah,
bagaimana caranya? Pedagang yang nakal biasanya mengakalinya dengan membeli
bahan-bahan makanan yang murah, dikasih pewarna atau pemutih, serta pengawet
makanan. Belum lagi penyedap rasa yang berlebihan agar makanan tersebut terasa
lezat dilidah anak-anak. Minyak yang digunakan buat menggoreng pun nggak tau
tuh, sudah berapa kali digunakan untuk menggoreng. Iya kaan. Semua orangtua
pasti punya kecemasan seperti itu. Makanya untuk berjaga-jaga dari makanan yang
saya kurang tahu sehat atau tidaknya ini, saya memilih untuk membawakan bekal
makanan dari rumah untuk anak saya.
Credit by XL Axiata |
Tahukah kamu jika salah satu provider telekomunikasi yaitu XL belum
lama ini meningkatkan kualitas layanan 4G LTE-nya? XL dikabarkan telah
meningkatkan kecepatan internet hingga 30 persen! Dengan demikian, kecepatan
akses bisa mencapai lebih dari 360 Mbps. Kecepatan dan kapasitas yang semakin
baik ini akan memperbesar manfaat positif layanan 4G bagi pelanggan XL.
Aku suka makan *ya iyalah, semua
juga suka makan kali :)) Ini bisa dilihat
hasilnya dari body ku yang aduhai, dengan pipi yang chubby ngegemesin *lempar
aja pake martabak :)) Etapi beneran, aku tuh
ya, tiap bentar ingatnya makan mulu, apalagi kalo lagi sibuk ngetik, makanan
tuh udah seperti booster buat nemenin aku nulis :)
Salah satu camilan - setengah
berat - yang aku suka bikin itu adalah mie instan. Apa aja yang bentuknya
seperti mie, mau mie biasa, mie kuning, mie gepeng, mie telor, mie ramen,
spageti, bihun, maupun bakmi, semua aku coba.
Gak tau kenapa, suka ngangenin aja tuh para mie :)
Ada yang berbeda di Kantor Kementerian
Kesehatan RI tatkala saya menjejakkan kaki di sana. Yup, ada keramaian yang saya lihat pagi itu. Kalau kegiatan
olahraga seperti senam, sudah sering saya lihat setiap kali melintas di depan
Kemenkes, Kuningan Jakarta ini. Namun di Jumat pagi itu, saya melihat beberapa
tenda yang berderet di tepi sepanjang lapangan parkir. Apakah sedang ada bazar?
Belum terjawab pertanyaan ini,
saya pun melangkahkan kaki ke arah teman-teman blogger lain yang sedang
melakukan registrasi. Pagi ini, tepatnya pukul 06.30 WIB, tanggal 13 Januari
2016, saya bersama dengan rekan blogger yang lain memenuhi undangan dari
Kemenkes agar datang ke Gedung Kemenkes di daerah Kuningan, untuk mengikuti
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Liburan ke Tanjung Lesung |
Di postingan sebelumnya saya sudah bercerita tentang liburan saya ke rumah saudara di Tanjung Lesung. Bagaimana macetnya perjalanan pulang dari sana, karena bertepatan dengan mulai berakhirnya masa liburan. Perjalanan yang normalnya hanya memakan waktu 4 – 5 jam, musti ditempuh selama lebih dari 10 jam. Kalau perjalanan selama itu ditempuh dengan kereta, mungkin saya tidak seletih ini. Namun karena mengunakan mobil, dimana semua bangku terisi penuh, sehingga saya tidak bisa sekedar meluruskan kaki dan punggung. Jadilah tubuh saya pegal semua.
Biasanya kami mengisi liburan tahun baru dengan mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Jakarta. Namun libur tahun baru kali ini lumayan panjang, dua minggu lebih. Mungkin karena itulah, keluarga besar saya memutuskan untuk mengisi liburan, dengan mengunjungi salah satu keluarga yang tinggal di Tanjung Lesung, Banten.
Di grup WhatsApp semua sudah pada heboh dengan segala persiapan yang musti dibawa, sibuk mendata siapa saja yang bakal ikut, dan mobil siapa saja yang akan dibawa. Ini merupakan kunjungan pertama saya dan juga beberapa keluarga ke Tanjung Lesung, karena biasanya saudara yang tinggal di Tanjung Lesung yang main ke Jakarta.