“Kamu ngapain berdiri di depan
pintu? Kamu kan sedang hamil. Nggak baik lho, ntar lahirannya susah!” omel Ibu
sambil melihat ke perutku yang mulai kelihatan membesar.
“Lagi nungguin abang yang jualan
bubur kacang ijo Bu. Dari tadi ditungguin, kok nggak kliatan ya,” sahutku.
“Ya, nunggunya jangan di depan
pintu juga. Kamu kan bisa nunggu di dalam, atau sekalian aja duduk di bangku
yang ada di teras. Bubur kacang ijo bagus tuh buat janin yang ada dalam
kandunganmu. Jangan lupa, rajin-rajin juga minum air kelapa ijo ya, biar kulit
bayinya ntar bersih,” jelas Ibu panjang lebar.
***
Percakapan di atas merupakan
sebagian kecil percakapanku dengan Ibu ketika aku hamil dulu. Masih banyak lagi
nasehat lainnya yang kuterima, dan dengan patuh aku laksanakan. Lepas dari
cerita bahwa semua itu adalah fakta atau cuma mitos belaka. Yang namanya lagi
hamil anak pertama, aku memilih jalan aman saja.
Ada cerita yang mengatakan bahwa
pamali jika membeli perlengkapan bayi, sebelum kandungan berusia kurang dari 6
bulan. Nggak boleh terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat-berat saat usia
kandungan masih muda. Semua nasehat itu aku patuhi dengan baik.
Kecuali waktu usia kandunganku
mulai memasuki usia 8 bulan, dan Ibu menganjurkan aku untuk makan buah nenas
agar kulit bayi menjadi putih bersih. Nasehat Ibu yang satu ini, diam-diam
nggak aku laksanakan, karena aku sempat mendengar cerita dari seorang teman,
yang keguguran sehabis makan buah nenas. Entahlah, apakah itu memang karena
makan nenas atau temanku itu terlalu berlebihan makannya. Yang pasti, aku
memilih aman untuk tidak memakan nenas waktu itu.
Ngomong-ngomong soal aman,
padahal aku juga sempat melanggar salah satu nasehat pada waktu hamil 7 bulan,
yaitu makan durian. Katanya, Ibu hamil sebaiknya mengurangi untuk konsumsi
buah-buahan yang ‘panas’, seperti durian. Nah, waktu itu lagi musim durian, dan
aku suka banget dengan durian.
Orang-orang yang berada di
sekelilingku makan durian dengan nikmatnya. Aku seperti digoda untuk
mencicipinya juga. Imanku pun goyah! Akhirnya aku tercebur untuk makan durian
juga. Namun bukan hanya sekedar mencicipi satu biji ya, tapi aku malah makan
beberapa buah lho! Ampun deh aku waktu itu >.< Namun keesokan harinya aku
langsung memeriksakan kandungan ke dokter, harap-harap cemas, semoga
kandunganku nggak kenapa-napa.
Pada dokter kukatakan sejujurnya
bahwa aku habis makan durian, bawaan bayi, kataku sambil ngeles, hehe. Untung
dokternya hanya tersenyum dan nggak mengomeliku. Waktu diperiksa, detak jantung
bayi yang ada dalam kandunganku lebih cepat dari normal. Dokter pun memberikan
obat dan vitamin untuk menguatkan bayinya.
Selanjutnya dokter menjelaskan
bahwa sebenarnya tidak ada pantangan bagi Ibu hamil untuk makan apapun, selama
itu tidak berlebihan, dan masih dalam batas normal. Namun untuk lebih jelasnya
sebaiknya rutin memeriksakan kandungan selama masa kehamilan, karena ada
beberapa Ibu hamil yang memang tidak boleh mengkonsumsi makanan tertentu. Biasanya
itu bukan karena kehamilannya, namun karena penyakit yang diderita oleh si Ibu
hamil sendiri.
Dokter juga memberitahukan bahwa
tidak ada yang namanya ngidam atau pengen makan sesuatu karena bawaan bayi yang
sedang kita kandung. Ngidam merupakan bentuk reaksi fisik dan psikologis atas
perubahan selama kehamilan. Ngidam bisa juga sebagai pertanda bahwa tubuh
memerlukan asupan nutrisi yang ada di makanan tersebut atau hanya sekedar
keinginan saja. Ups, maafkan ya
dokter, tadi aku sempat ngeles begitu :D
So, selama hamil boleh makan apa saja ya, selama itu masih dalam batas
normal dan wajar, jangan berlebihan. Yang penting asupan nutrisi yang tepat dan
seimbang bagi ibu dan bayinya. Lalu rutin memeriksakan kehamilan ke dokter,
untuk memantau tumbuh kembang janin, serta untuk jaga-jaga juga, kalau ada
apa-apa sama cabang bayi.
Mengapa penting bagi ibu hamil
untuk memenuhi asupan gizi dan nutrisi selama hamil? Karena gizi dan nutrisi
tidak hanya dibutuhkan oleh ibu saja, namun juga oleh bayi yang sedang dikandungnya,
agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik. Periode emas tumbuh kembang
anak itu di mulai sejak 1000 hari pertama kehidupannya, yaitu mulai dari dalam
kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Apa yang ibu konsumsi dan lakukan selama
1000 hari kehidupan, akan memberikan dampak panjang terhadap kesehatan anak di
masa depan.
Namun seperti yang saya alami,
masih banyak ibu-ibu yang percaya dengan berbagai mitos yang berkembang, bahwa
selama hamil, nggak boleh makan ini itu, harusnya makan ini saja, sebaiknya hindari
konsumsi itu, dan banyak lagi yang lainnya, yang kemudian malah berdampak pada
kurangnya asupan gizi nutrisinya.
Belum lagi di zaman digital ini,
banyak berita yang beredar seputar kehamilan, yang entah itu benar atau hanya
hoax belaka. Berita yang di-share
dari satu akun ke grup chit chat,
lalu menjadi viral di dunia maya. Dan parahnya lagi, banyak yang percaya dengan
berita atau informasi yang disebarkan tersebut. Ini menjadi salah satu dilema majunya
dunia digital, tanpa bisa menyaring informasi dengan baik dan benar.
Dengan maraknya berita-berita
hoax yang membuat resah masyarakat, beberapa organisasi dan komunitas anti hoax
pun bermunculan, sebagai bentuk inisiasi dalam memberantas berkembangnya berita
dan informasi hoax. Salah satunya adalah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
(MAFINDO) dengan akun Twitter-nya @TurnBackHoax.
Informasi mengenai fakta, mitos
dan hoax seputar kehamilan ini saya dapatkan ketika mengikuti sebuah talkshow
bertajuk “Hoax, Mitos, dan Fakta Seputar
Kehamilan” di Beranda Café, pada hari Kamis, 23 Februari 2017 kemarin.
Acara yang diselenggarakan oleh Obrolan Langsat (OBSAT) bekerjasama dengan Mayapada Hospital ini menghadirkan
narasumber yang kompeten di bidangnya, seperti Dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG -
Mayapada Hospital, Mba Rahne Putri dari Blogger, Mba Tika dari MAFINDO, serta Mba
Kinaryosih yang merupakan seorang artis dan ibu dari anak yang saat ini sudah
berusia 8 tahun.
Diskusi mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan |
Hampir sama seperti yang
dikatakan oleh dokter saya waktu itu, Dr. Yuslam pun berpendapat sama, bahwa
sebenarnya tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil. Mitos yang beredar di
masyarakat, ada yang benar, ada pula yang hanya mitos saja.
Mba Kinar |
Misalnya saat Mba Kinar curhat
mengenai ia yang katanya harus minum air kelapa ijo dan kacang ijo selama hamil.
Air kelapa ijo kabarnya dapat membuat kulit bayi menjadi lebih putih dan bersih,
serta kacang ijo yang bikin rambut anak menjadi lebih lebat dan hitam. Apakah
ini mitos atau fakta?
Menurut Dr. Yuslam, air kelapa
ijo mengandung elektrolit dan vitamin. Jadi air kelapa ijo baik untuk ibu hamil
itu adalah fakta. Namun sebaiknya jangan dikonsumsi tiap hari juga, karena tingginya
kandungan kalium yang terdapat pada air kelapa ijo. Kalium berpengaruh pada
jantung (hiperkalemi) jika terlalu banyak dikonsumsi oleh ibu hamil, dan dapat
membuat tubuh menjadi lemas.
Dr. Yuslam |
Sedangkan informasi yang
mengatakan bahwa air kelapa ijo dapat membuat kulit bayi putih, itu merupakan
mitos belaka, karena warna kulit pada bayi ditentukan oleh genetiknya.
Begitupun dengan kacang ijo, yang memang banyak mengandung karbohidrat dan
vitamin, sehingga bagus untuk ibu hamil. Menurut Dr. Yuslam lagi, kalau rebusan
kacang ijo boleh dikonsumsi tiap hari oleh ibu hamil.
Banyak lagi cerita seputar fakta
dan mitos seputar kehamilan. Namun berita hoax yang sekarang banyak beredar di
dunia maya, malah lebih berbahaya lagi, apalagi sudah menyangkut masalah
kesehatan. Mba Tika dari MAFINDO menuturkan bahwa saat ini berita hoax seputar
kesehatan masih kurang mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat sendiri.
Mba Tika |
Komunitas MAFINDO saat ini lebih
fokus dalam mengedukasi dan konfirmasi berita dan informasi hoax yang beredar
di masyarakat. Melakukan kontra narasi, literasi di media sosial, serta menyampaikan
inisiatif yang baik pada masyarakat. Namun MAFINDO tidak sampai dalam tahap mengawal
proses hukum bagi penyebar hoax ini.
Mungkin kita sering mendapatkan share berita dan informasi di grup chit chat ya. Media sosial dan media chit chat memang yang paling sering
menjadi tempat untuk penyebaran informasi, baik itu berita yang benar maupun
hoax. Dengan mudahnya kita me-reshare
kembali berita yang kita terima. Padahal kita sendiri nggak tahu, apakah berita
yang kita share tersebut benar atau
salah. Nah lho!
Bagaimana jika berita yang kita share tersebut ternyata salah? Malu? Hmm…
maka sebaiknya dipikirkan lagi dengan matang jika ingin men-share suatu berita, cek dan ricek lagi
kebenaran beritanya.
6 cara untuk menentukan bahwa sebuah
informasi itu hoax atau bukan, menurut Mba Tika :
- Pakai hati. Gunakan hati kita saat menerima sebuah berita. Jika berita tersebut membuat hati kita menjadi panas, marah, dan benci, maka kemungkinan besar itu adalah berita hoax.
- Potong rantai berita hoax. Jika sudah tahu kalau itu adalah berita hoax, maka cut informasi tesebut, dengan cara tidak menyebarkannya lagi.
- Periksa sumber berita. Pastikan saat menerima sebuah berita memiliki sumber yang kredibel dan kompeten. Jika tidak memiliki sumber yang kredibel, maka bisa dipastikan informasi yang ditulisnya tersebut diragukan kebenarannya.
- Periksa susunan redaksi. Langkah lainnya adalah dengan memeriksa susunan redaksi dari situs sumber berita tersebut. Jika tidak ada susunan redaksi yang jelas, maka ada kemungkinan itu adalah situs yang tidak kredibel, sehingga berita yang tertulis di sana pun tidak dapat dipercaya.
- Pakailah akal sehat. Ini merupakan cara yang paling simpel dalam menyaring sebuah berita. Gunakan akal sehat! Jika berita tersebut dirasa agak aneh atau mengada-ada, maka sebaiknya hati-hati, bisa jadi itu adalah berita hoax, dan jangan malah menyebarkannya kembali.
- Putuskan. Biasanya kita mudah percaya pada sebuah berita, jika yang menyampaikan adalah orang terdekat kita. Bisa sahabat, saudara ataupun tetangga. Namun yang namanya orang terdekat belum tentu juga berita yang didapatkannya dia terima dari sumber yang kompeten. Bisa saja dia menerimanya dari grup sekolah atau yang lainnya. Jika kita merasa bahwa informasi yang disampaikannya itu adalah hoax, jangan segan-segan untuk mengatakannya. Dengan begitu, informasi tersebut bisa putus sampai di situ, dan orang terdekat tersebut tidak menyebarkannya lagi ke orang lain.
Kebanyakan orang yang ikut me-reshare berita hoax, mungkin mempunyai
maksud yang baik ya. “Share is care”,
begitu ungkapannya. Namun jika kenyataannya berita yang di-share adalah hoax, ini kadang malah bisa membahayakan orang lain.
Misalnya saat aku menerima sebuah pesan di grup alumni sekolah, bahwa ada
seorang bayi yang lagi dioperasi, dan butuh biaya yang besar, karena
orangtuanya nggak mampu. Lalu di sana dicantumkan nomor rekening sebuah bank
untuk pengiriman uang bagi yang mau menyumbang. Sebaiknya dicek lagi kebenaran
informasi tersebut, sebelum mentransferkan sejumlah uang, karena bisa saja ini
ulah oknum yang ingin menipu. Iya kaan!
Mba Rahne |
Mba Rahne sendiri mengaku kalau
ia sering menerima berita hoax di grup chit
chat keluarga. Kadang anggota keluarga jarang menyaring berbagai berita
yang diterimanya, lalu menyebarkannya di grup. Tak jarang Mba Rahne menjelaskan
mengenai berita hoax ke keluarganya. Sebagai seorang blogger, saat menulis
artikel pun, sebaiknya menggunakan sumber rujukan yang kredibel. Serta jangan
lupa untuk mencantumkan link sumber berita tersebut dalam artikel.
Yup, untuk menyaring berita hoax ini sebaiknya di mulai dari diri
kita sendiri. Jangan asal share berita yang belum tentu kebenarannya. Cek dan
ricek lagi. Jika kita menemukan informasi yang dirasa hoax, bisa cek kebenaran
beritanya di MAFINDO. Atau bisa juga dengan menginformasikannya ke www.trustpositif.kominfo.go.id.
Yang pasti, jangan sampai berita
hoax atau mitos-mitos yang beredar di masyarakat membuat kita, khususnya ibu
hamil sampai nggak mengasup gizi dan nutrisi ya. Karena bagaimanapun juga gizi
dan nutrisi dibutuhkan selama kehamilan, agar bayi bisa tumbuh dengan sehat.
Jika ibu dan bayi sehat, tentu anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik
pula.
Anak sehat akan tumbuh menjadi anak
yang pintar. Kemampuannya berkembang dengan baik, dan ini akan berdampak hingga
ke masa depannya nanti. Dengan menjaga kesehatan anak sejak dini, mulai dari
kandungan, merupakan investasi untuk masa depannya kelak. So, ibu hamil harus rajin konsultasi ke dokter ya. Ibu bisa periksa
dan konsultasi ke Mayapada Hospital yang ada di Lebak Bulus atau di Tangerang.
Di sana bisa tanya-tanya mengenai nutrisi yang tepat untuk ibu dan bayi, serta
mitos-mitos yang masih membuat ibu bingung :)
Foto-foto : Pribadi
1 comments