Kebayang nggak sih, kalau di
dunia ini nggak ada kertas, belum ada kertas gituh? Mungkin kita masih menulis
di atas batu, kulit hewan atau di lembaran daun lontar ya XD Jadi penemuan
kertas ini penting banget nih buat kita. Kalau nggak, mana mungkin si
cintah bisa mengirimkan surat wangi berwarna pink-nya padaku,
duluuu *eh :)))
Trus banyak momen-momen
penting juga yang telah ditorehkan dalam selembar kertas. Sebut saja teks Proklamasi
bangsa kita yang ditulis oleh Bung Karno, Beethoven yang menuliskan not demi not lagu, hingga menghasilkan musik klasik yang melegenda, atau
penemuan-penemuan penting lainnya yang mencatatkan rumus-rumusnya pada secarik kertas.
Trus, surat nikah kamu ditulis di atas kertas juga kaan? Bukan pada setangkai
bunga mawar XD :)))
Walau saat ini sudah jamannya serba
digital, namun kertas tetap menjadi kebutuhan dan barang yang penting lho! Aku
aja masih suka nyatet-nyatet apa saja di kertas atau note book, masih suka baca novel (fisik), ngeprint pake kertas (ya iyalah, masa pake plastik xD), dan
anak-anak sekolah pada belajar dan nyatet di kertas kan. Coba deh diingat-ingat
lagi, apalagi yang biasanya kita kerjakan dengan menggunakan kertas.
Ngomong-ngomong soal kertas, kamu tau nggak sih, kapan ditemukannya kertas? Aku yang penasaran, sempat browsing di internet, hehe. Ternyata kertas tuh udah lama banget ditemukan, tepatnya tahun 101 Masehi di China. Setelah itu baru deh nyebar ke negara-negara lainnya, termasuk Indonesia. Bayangkan sudah berapa banyak peristiwa dan momen-momen penting yang terukir di atas kertas.
Kenal dengan produk SiDU nggak? Dulu
waktu masih duduk di bangku SD, aku sudah menggunakan buku tulis merek SiDU.
Orangtuaku sih yang menyediakan, hehe. Aku suka-suka aja, soalnya kertasnya memang
lebih tebal, dan covernya bagus-bagus :D
Ingat dulu, jadi ingat juga kalau
dulu aku termasuk anak yang rajin menulis catatan, sehingga beberapa teman
sering meminjam catatanku buat difotokopi :D Aku juga suka nyobekin bagian tengah buku tulis, lalu kertasnya aku jadiin pesawat-pesawatan atau kapal-kapalan XD Kalau
sekarang kebanyakan udah pakai kertas origami ya. Ah, masa kecil yang indah,
tertoreh di atas kertas :)
Kertas-kertas ini macam-macam sih
jenisnya. Seperti untuk novel, aku lebih suka kertasnya yang ringan sehingga
kalau mau dibawa-bawa nggak berat. Untuk majalah dan ngeprint aku lebih suka
kertasnya yang agak tebal, putih bersih, dan cerah gitu, sehingga enak buat
dibaca dan dilihat.
Nah, SiDU sangat mengerti akan kebutuhan
dan keinginan konsumennya, sehingga melakukan berbagai inovasi untuk produk
kertasnya. Seperti pada hari Selasa, 21 Maret 2017 kemarin, SiDU meluncurkan
sebuah produk baru untuk kertas cetak dan fotokopinya. Inovasi untuk copy paper yang lebih tebal, namun tidak
menambah berat kertasnya, lebih putih, dan lebih cerah.
Acara yang mengangkat tema "Wajah Baru SiDU "Progres #diAtasKertas" ini diselenggarakan di
Gedung Arsip Nasional RI, dan menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu Bapak
Sovan K. Ganguly, sebagai Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head, Bapak
Martin Jimi, sebagai SiDU Consumer Domestic Business Head, dan Mba Okky
Madasari, seorang Penulis dan Produser Film.
SiDU ternyata sudah 40 tahun
hadir di Indonesia. Pantesan waktu aku kecil udah ada ya, udah lama banget
ternyata :D Yang aku tau, produk-produk kertas SiDU memiliki kualitas yang
bagus sih. Makanya nggak heran kalau saat ini SiDU memimpin pasar dengan
menguasai lebih dari 55% market share.
Bpk Sovan |
“Produk SiDU dihasilkan dari
serat yang ditanam di perkebunan dengan bertanggungjawab, yang aman untuk
lingkungan. Dengan komitmen 100% zero deforestation,” ungkap Bapak Sovan.
Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, SiDU tentu akan terus memperluas distribusi produknya
sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik yang ada
dipelosok-pelosok desa, maupun yang di daerah perbatasan. Dengan begitu semua
orang dapat secara utuh menjadi bagian dari progres kehidupannya.
SiDU akan terus berikan kualitas
terbaiknya, terus mendukung, dan menyaksikan progres hidup masyarakat
Indonesia, dan juga berharap dapat terus berkontribusi terhadap ekonomi
Indonesia, sehingga industri kertas dapat terus bertumbuh secara konsisten,
tanpa menganggu kelestarian lingkungan tentunya :)
Menurut Bapak Sovan lagi,
industri pulp dan kertas merupakan kontributor devisa terbesar ke-7 dari sektor
non migas di Indonesia. Pada data tahun 2016, industri pulp dan kertas telah
menyumbang 3,79 miliar dollar AS pada pendapatan nasional. Sebanyak 260 ribu
tenaga kerja Indonesia menggantungkan hidupnya dengan bekerja pada industri
kertas.
“Kertas ini dimanfaatkan oleh berbagai
konsumen, seperti untuk korporasi, pendidikan, bisnis, serta untuk penggunaan
pribadi,” jelas Bapak Martin.
Walaupun aku menulis di blog, mengetik
di komputer, tapi bukan berarti aku nggak memerlukan kertas ya. Aku masih butuh
kertas buat ngeprint, menyematkan note
di papan dan kulkas, menulis beberapa catatan penting di notebook, dan banyak
lagi yang lainnya. Dan Mba Okky pun ternyata sependapat denganku.
Mba Okky yang telah menghasilkan
novel-novel terkenal, seperti Buku 86, Maryam, Entrok dan Pasung, mengatakan
bahwa kertas tidak hanya memiliki peran secara fungsional, tapi juga merupakan
sebuah media untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Perpaduan antara
kertas dan tinta sangat berperan penting sebagai media untuk menyampaikan
gagasan.
Mba Okky |
Aku juga setuju dengan pendapat
Mba Okky. Secanggih-canggihnya kemajuan teknologi, kertas tetap akan
dibutuhkan. Mereka berdua akan berjalan beriringan, saling mengisi. Kertas
membutuhkan teknologi dalam proses pembuatannya. Teknologi pun butuh kertas
sebagai mitranya untuk bisa terus maju dan berkembang.
Usai berbincang-bincang dengan
narasumber, acara diisi dengan mendengarkan Mba Okky yang membacakan sebuah puisi
tentang kertas. Setelah itu barulah produk terbaru kertas cetak dan fotokopi
SiDU resmi diluncurkan.
Mba Okky saat membacakan puisi |
Produk Copy Paper SiDU terbaru resmi di-launching |
Mulailah hidup dengan kertas yang
kosong, lalu torehlah warna-warni di atasnya, sehingga akan menjadi hal yang
baru dan indah. Selain menyangkut sejarah, kertas juga dapat menyentuh
kehidupan pribadi kita. Kertas dapat mencatat masa lalu dan masa depan. Apapun
yang tercatat di atas kertas adalah sesuatu yang nggak bisa bohong. Kertas juga
dapat merepresentasikan apa yang terjadi dalam hidup kita, menjadi media progres
yang dijalani sehari-hari.
Foto : Pribadi
Foto : Pribadi
0 comments