Kampanye Berani Bicara untuk Keluarga yang Lebih Hangat
By Dewi Sulistiawaty - Mei 12, 2017
Ngomong-ngomong tentang berani
bicara di sini, bukannya asal berani bicara yang nggak jelas, yang asal bicara
gitu ya. Maksud berani bicara di sini adalah berani untuk berkomunikasi dengan
anggota keluarga lainnya, saling terbuka, dan mau mengungkapkan isi hatinya.
Saya sendiri kadang suka mencari aman, dengan tidak menceritakan hal-hal yang
saya anggap tabu atau takutnya akan mengakibatkan konflik nantinya.
Mungkin hal ini juga dialami oleh
keluarga lainnya ya. Karena menurut hasil survey dari Sariwangi, tingkat
keterbukaan keluarga yang ada di Indonesia ini masih cukup rendah. Lalu buat
apasih kita harus berani bicara? Apa gunanya ya? Informasi lengkap mengenai
manfaat berani bicara ini akhirnya saya dapatkan saat mengikuti sebuah talkshow
yang diselenggarakan oleh SariWangi dan mommiesdaily.com pada hari Selasa, 9 Mei
2017 kemarin, di Kila Kila by Akasya Jakarta.
Mengangkat Tema “Lebih Berani Bicara
Bersama SariWangi”, acara #BeraniBicara ini menghadirkan seorang Psikolog Anak
dan Keluarga, Ibu Ratih Ibrahim, dan Brand Ambassador SariWangi yaitu Mba Mona
Ratuliu. Di sini akan dibahas tentang bagaimana caranya kita membina
keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang efektif, serta kampanye yang
sedang diselenggarakan oleh SariWangi.
Mba Vibrate |
Mba Vibrate Mukti, Managing
Editorial Mommies Daily yang turut hadir pada acara ini mengatakan bahwa kita
sebagai seorang ibu harus bisa mengajak anak-anak kita agar lebih berani
bicara, lebih terbuka kepada kita sebagai orangtuanya, dan bukannya dengan
orang lain. Anak dengan usia sekitar 6 tahun ke atas, yang sudah memiliki
banyak aktivitas, biasanya mulai kurang terbuka dengan orangtuanya, dan lebih
suka bercerita dengan teman sebayanya.
Hal ini saya alami sendiri,
dengan anak perempuan saya yang berusia 10 tahun. Kadang dia suka menyembunyikan
‘sesuatu’ yang tidak mau diceritakannya, karena dia beranggapan kalau dia
ceritakan dapat membuat orangtuanya khawatir atau marah. Namun saya, yang
sangat mengenalnya, biasanya dapat menangkap raut mukanya yang sedikit berbeda
atau berubah, saat ia mencoba menyembunyikan ‘sesuatu’ tersebut. Dan saya punya
cara jitu agar ia mau menceritakannya, hehe. Namun tentu saja saya ingin agar
anak saya berani bicara tanpa perlu saya pancing dulu agar mau bercerita.
Masyarakat Indonesia sangat hobi sharing. Ini bisa dilihat dari media
sosialnya yang sangat riuh membahas berbagai macam topik, mulai dari artis,
makanan, kesehatan, hingga topik yang berat seperti politik. Bahkan Indonesia didaulat
sebagai salah satu negara dengan pengguna media sosial paling banyak dan aktif
di dunia. Hasil survei yang dilakukan oleh Ibu Ratih bersama dengan SariWangi menunjukkan
bahwa 8 dari 10 orang Indonesia itu hobi bercerita.
Dari cerita-cerita tersebut,
hampir sebagiannya kita menceritakan tentang personality-nya. Dan ini dilakukan hampir setiap hari. Kayaknya
kalau nggak ngobrol itu, seperti ada yang kurang gitu. Memang sih manusia itu
terlahir sebagai makhluk sosial, yang terhubung dengan manusia lainnya, yang
saling membutuhkan. Tak hanya terhubung begitu saja, namun perlu hubungan atau
relasi yang hangat dan baik.
Ibu Ratih |
“Keluarga itu adalah rumah, dan
setiap orang butuh rumah, yaitu keluarganya. Relasi yang hangat di dalam
keluarga, menjadi basis kesehatan jiwa seseorang. Dalam perjalanan praktek
saya, biasanya orang yang mengalami masalah itu adalah orang-orang yang relasi
dalam rumahnya kurang harmonis,” jelas Ibu Ratih.
“Biasanya saat akan membicarakan
hal sulit ini, kita melihat dari momennya tepat atau nggak. Jika kita bicara,
bagaimana ekspresi muka, nada bicara, dan bahasa tubuh dari orang yang akan
kita ajak bicara. Dari situ kita bisa melihat apakah mereka menghargai dan berempati
atau nggak dengan hal yang kita bicarakan,” lanjut Bu Ratih lagi.
Agar bisa terkoneksi antar sesama
keluarga agar terjalin relasi yang hangat, dibutuhkan sebuah komunikasi yang
baik. WHO dengan Kampanye Kesehatan Jiwa Sedunia, pada tahun ini mengangkat
Tema “Depression? Let’s Talk!”. Talk, yang artinya bicara, adalah sebuah
cara untuk bisa menangkal depresi. Depresi terjadi karena orang tersebut
mempunyai relasi yang tidak hangat.
Bagi orangtua, khususnya ibu yang
memiliki anak, tentunya bisa menciptakan suasana hangat di rumah, agar
anak-anaknya bisa berinteraksi dengan baik, bisa memiliki relasi yang hangat,
serta merasa aman dan nyaman berada di rumah sendiri. Salah satu cara
menciptakan suasana nyaman di rumah adalah saat semua keluarga berkumpul,
sambil duduk santai dan menikmati secangkir teh hangat. Biasanya suasana yang
nyaman seperti ini dapat menciptakan interaksi yang berkualitas antar anggota
keluarga.
Seperti yang pernah dialami oleh
Mba Mona. Suatu hari Mba Mona dihadapkan pada sebuah keputusan yang harus
diambilnya, antara memilih mengejar impian, atau perasaan tanggung jawab dalam
keluarga. Sangat berat bagi Mba Mona untuk meninggalkan keluarganya untuk
bekerja di luar kota selama 3 minggu.
Saat keluarganya berkumpul,
dengan berat hati Mba Mona menyampaikan persoalan yang melandanya. Awalnya
anak-anak Mba Mona sedih dan mengatakan bahwa jika tidak ada mama, maka mereka
tidak bisa melakukan apa-apa. Namun dukungan yang diberikan oleh suami, dengan
berbagai solusi yang bisa dilakukannya bersama anak-anak selama Mba Mona
bekerja di luar kota, cukup melegakan perasaan Mba Mona. Bahkan anak-anaknya
pun kemudian ikut mendukung agar Mba Mona mau menerima tawaran pekerjaan tersebut,
hingga membuat Mba Mona jadi terharu. Kunci ibu bekerja itu adalah support dari keluarganya.
Dari situ Mba Mona belajar, bahwa
ketika kita mulai berani bicara, sebenarnya ada opportunity-opportunity yang bisa terbuka lebar buat kita,
dibandingkan jika kita tidak mencoba untuk bicara sama sekali. Inti cerita
tersebut adalah bahwa dengan berani bicara, berani berkomunikasi dengan
keluarga, maka ada solusi yang bisa dipecahkan bersama.
Mba Mona |
“Saya memang suka sharing dengan semua orang. Saya tuh
dari dulu tidak pernah bisa menyimpan cerita sehari-hari untuk diri sendiri. Kalau
ada apa-apa aku slalu cerita ke mami, atau kalau nggak ada mami ke papi,”
curhat Mba Mona.
Oya, saat talkshow berlangsung,
Ibu Ratih mengadakan sebuah aktivitas berupa praktek bagaimana caranya saling
berinteraksi dengan teman yang duduk di depan masing-masing tamu undangan. Yang
pasti semua tamu undangan pada curhat, sehingga suasana menjadi riuh, hehe.
Semua bersemangat untuk saling bertukar cerita dengan teman semejanya :D
Aktivitas, saling interaksi |
Menurut Ibu Ratih, punyalah good sense of human. Orang yang mudah
bercanda, tidak gampang baperan merupakan orang yang memiliki jiwa yang sehat. Bangun
suasana hangat dan nyaman. Dengan cara menikmati minuman yang bisa bikin rileks,
seperti teh, atau dengan pijit refleksi, aroma terapi, atau bisa juga dengan
bermain gadget bersama-sama.
Pak Johan |
“Semoga dengan Kampanye #BeraniBicara,
kami dapat menginspirasi lebih banyak keluarga Indonesia untuk lebih berani
bicara dan mengungkapkan isi hatinya, demi membangun keharmonisan dalam
keluarga,” tutur Bapak Johan Lie, selaku Senior Brand Manager SariWangi.
Bersikap hangat, akan membuka
jendela untuk berkomunikasi. Dengan berani bicara, mengungkapkan hal-hal yang
sulit pada keluarga atau orang-orang terdekat, dapat membangun relasi yang
hangat dan intim, sehingga seseorang dapat memiliki tingkat kebahagiaan yang
baik, serta mencegah terjadinya depresi. Untuk itulah SariWangi hadir dengan
Kampanye Berani Bicara. SariWangi dapat menjadi mediator dalam membangun suasana
hangat dan nyaman, sehingga dapat membantu individu untuk menjadi lebih terbuka.
“Sometimes
the greatest adventure is simply a conversation”
(Amadeus
Wolfe)
Foto bersama |
Sumber Foto : Pribadi
1 comments
Kaget aku waktu dipanggil sama Mbak Ratih haha. Suka sama konsep iklan Sariwangi. Mereka bukan cuma jual produk, tapi ada value penting yang kudu ditanamkan ke keluarga. :)
BalasHapus