Akhirnya, saya menjejakkan kaki
di tanah Cianjur, setelah sekian lama hanya mendengarkan ceritanya dari
teman-teman. Kesuburan tanah, serta ciri khas beras Cianjur telah membawa nama
Cianjur cukup dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk saya. Nah,
kunjungan saya ke Cianjur kali ini adalah mau mampir ke Desa Gasol, khususnya
ke Pabrik Gasol Pertanian Organik yang ada di sana.
Oya, kamu pada tau nggak dengan
Produk Gasol? Pernah dengar? Hmm, biasanya ibu-ibu pada tau nih, kalau Gasol
ini terkenal dengan produk tepungnya, yang biasa diberikan sebagai MPASI pada
bayi. Iya kaan :D Keponakan saya mengkonsumsi Tepung Gasol ini dulu. Kebetulan,
rumahnya tak jauh dari kantor Gasol di daerah Ragunan. Kenapa Gasol? Karena
tepung Gasol ini banyak varian rasa, terbuat dari bahan organik, serta diolah
dengan cara yang higienis. Nggak percaya? Yuk, dibaca lagi kelanjutan cerita
saya ini :)
Kantor Gasol di Ragunan Jakarta |
Perjalanan dari Jakarta ke
Cianjur memakan waktu kurang lebih 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan
pribadi. Ketika mobil mulai memasuki gerbang pabrik, tidak nampak kesan pabrik
di dalamnya. Seperti rumah saja, namun bukan rumah biasa. Rumah bagian utama
terbuat semi permanen, bahkan lebih didominasi oleh bahan kayu, dengan atap
dari rumbia untuk teras bagian belakangnya, terlihat nyaman dan asri.
Sejarah Gasol Pertanian Organik
Di teras belakang inilah saya dan
beberapa teman blogger duduk, sembari beristirahat, dan berbincang-bincang santai
dengan Bapak Fleming Wong, Commercial Director Gasol Pertanian Organik, Ibu
Wawa Chairunnisa, Invaluable Contributor, dan Bapak Rohman. Bapak Fleming pun
menceritakan asal muasal didirikannya usaha Gasol Pertanian Organik, yang
digagas oleh istri beliau, yaitu Almarhumah Ibu Ika Suryanawati (Chief
Executive Officer Gasol Pertanian Organik), yang merupakan putri dari Ibu Wawa.
Bapak Fleming Wong |
Ibu Ika yang lulusan IPB sudah
menjalin hubungan asmara dengan Bapak Fleming sejak kecil, bahkan sejak kelas 4
SD. Kisah cinta mereka tidak selalu berjalan mulus, dan beberapa kali sempat
pisah, hingga akhirnya bersua lagi saat duduk di bangku SMA. Memasuki bangku
kuliah, mereka kembali menjalin hubungan, hingga akhirnya melangsungkan
pernikahan di Jakarta. Berdua mereka bekerja secara professional di perusahaan
yang ada di Jakarta.
Waktu itu Ibu Ika dan Bapak
Fleming sempat berpikir untuk kembali ke daerah asal mereka di Cianjur. Mereka
ingin membangun sebuah rumah impian, tempat mereka menghabiskan hari tua nanti
di sana. Keinginan ini pun terwujud, dan mereka membeli sebuah lahan, berupa
tanah sawah yang kebetulan memang ingin dijual oleh pemiliknya. Kemudian pada
tahun 2004, lahan ini dibangun menjadi rumah kayu impian oleh mereka berdua.
Kebetulan si pemilik lahan
sebelumnya memiliki sawah seluas 2000 m2 di bagian belakang lahan
yang mereka beli. Ibu Ika pun membeli sawah tersebut, dan mulai
mengimplementasikan pertanian di sana. Ibu Ika sempat tertarik dengan sebuah
buku berjudul “Revolusi Sebatang Jerami” oleh Masanobu Fukuoka. Fukuoka
merupakan seorang naturalis berkebangsaan Jepang, yang menanam tanaman secara
organik, dan menolak tegas pertanian kimiawi.
(Foto) Alm. Ibu Ika, yang meninggal dunia pada bulan Februari 2017 lalu |
Terinspirasi dari Fukuoka itulah,
akhirnya Ibu Ika mulai menanam padi secara organik. Ibu Ika yang merupakan
orang asli Cianjur, melihat bahwa sebenarnya banyak benih-benih padi lokal yang
saat ini sudah mulai punah, seperti benih padi Hawarabatu, Cingkrik, dan
Peuteui. Kemudian Ibu Ika bersama Bapak Fleming mencoba mengumpulkan
benih-benih ini dari para petani yang ada di daerah Cianjur. Dengan alasan
ekonomi, para petani mulai meninggalkan bercocok tanam dengan menggunakan benih
padi lokal karena proses panennya yang lumayan lama.
Beras Wangi dan Beras Omyog |
Pak Rohman |
Dari Bapak Rohman, akhirnya saya
tahu bahwa mengkonsumsi beras merah dan beras hitam itu lebih sehat ketimbang
mengkonsumsi beras putih, karena kulit ari yang ada pada beras merah dan beras
hitam tersebut tidak dilepas. Kulit ari pada beras banyak mengandung vitamin
dan mineral. Sedangkan kebanyakan beras putih yang biasa kita konsumsi, kulit
arinya dilepas dari bulir berasnya, sehingga yang tinggal hanya kandungan
karbohidratnya saja.
Namun masih banyak orang kita
yang kurang suka mengkonsumsi beras merah dan beras hitam, karena rasanya yang
hambar dan terasa serat di lidah, tidak lembut dan manis seperti beras putih.
Ini disebabkan oleh kulit ari yang menempel pada berasnya.
Usaha Gasol Pertanian Organik,
menggunakan beras lokal berkualitas yang diolah secara organik. Untuk
memproduksi semua itu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Maka Ibu Ika dan
Bapak Fleming melihat sebuah peluang dengan adanya sebuah komunitas di Jakarta
yang membutuhkan bahan makanan yang alami, seperti makan-makanan homemade untuk bayi mereka. Makanan
untuk bayi yang dibuat sendiri, misalnya beras yang dibeli sendiri, dimasak dan
di-blend sendiri menggunakan susu
(ASI), sayur, dan buah-buahan segar.
Kebetulan keluarga Bapak Fleming juga
menjalani konsep hidup yang sama dengan komunitas ini. Akhirnya Bapak Fleming
dan Ibu Ika menawarkan produk Gasol pada komunitas yang dominan ibu-ibu ini.
Responnya sangat bagus, sehingga akhirnya Bapak Fleming mengajak istrinya untuk
mengembangkan produk ini untuk lebih dikomersilkan lagi.
Awalnya mereka mengikuti sebuah
pameran baby and mom di Balai Kartini
pada tahun 2008. Dari situ bisnis Gasol mulai berkembang. Bahkan produk Gasol
Pertanian Organik ini dipromosikan dari mulut ke mulut oleh ibu-ibu yang
menggunakannya. Menurut ibu-ibu yang menggunakan Gasol, produk Gasol sangat
sehat, karena berbahan organik, non instan, dan tanpa bahan tambahan, semuanya
alami, sehingga baik untuk bayi.
Berkunjung ke sawah milik Gasol |
Pola penanaman padi Gasol, untuk
tanahnya saja memerlukan waktu untuk istirahat, maka untuk penanaman diselingi
juga dengan tanaman lainnya, seperti pisang, ubi, kacang hijau, kacang merah,
dan lain sebagainya, sehingga akhirnya Gasol mempunyai banyak varian rasa.
Mengusung konsep zero waste, Gasol
juga memanfaatkan kulit pisang, jerami, sekam, dan daun-daun yang ada untuk
diolah menjadi pupuk organik.
Tempat pembuatan pupuk organik, dengan komposisi kotoran ternak, arang sekam, dedak, jerami, sisa tanaman, seperti kulit pisang dan azola (sejenis ganggang) |
Untuk mengatasi serangan hama
pada padi, Gasol Pertanian Organik menggunakan obat bio pestisida/ pestisida
nabati, yang terbuat dari bahan-bahan organik atau daun-daunan. Semuanya dibuat
sendiri, sama seperti pupuk yang juga dibuat sendiri menggunakan pupuk organik.
Selain rumah utama, yang
digunakan sebagai tempat tinggal, di lahan pabrik Gasol ini juga terdapat
bangunan lain, seperti deretan rumah yang terdapat di seberang teras bagian
belakang, yang bisa digunakan oleh karyawan atau tamu yang datang menginap,
sebuah bangunan pabrik di sisi sebelah kiri, yang terlihat sudah didesain
secara modern, serta lapangan luas yang membentang yang digunakan untuk
menjemur padi.
Nah, di bagian belakang deretan
rumah terdapat sebuah kebun kecil yang ditanami dengan berbagai tanaman apotik
hidup, serta beberapa kandang kecil berisi hewan ternak. Tanaman ini dikonsumi
sendiri atau dipetik untuk dihidangkan untuk para tamu yang datang berkunjung.
Berkunjung ke Pabrik Gasol Pertanian Organik
Siapa menyangka, kalau pabrik
Gasol yang saya bilang cukup kecil jika dilihat dari luar, ternyata memiliki
ruangan yang cukup besar di bagian dalamnya. Awalnya nggak ngeh kalau pintu besi dengan nomor kombinasi, yang terdapat di
galeri Gasol, ternyata merupakan sebuah pintu menuju ke dalam pabrik. Tepatnya
seperti bunker gitu deh.
Galeri Gasol Pertanian Organik |
Setiap yang mau masuk bunker pun harus benar-benar steril.
Cuci kaki dan tangan, memakai sandal dan baju khusus, serta masker. Di beberapa
ruangan pun disediakan hand sanitizer
dan sarung tangan steril. Beberapa karyawan nampak sibuk bekerja, ada yang
mengupas pisang, membersihkan beras, dan ada juga yang mondar mandir
mengantarkan bahan-bahan ke ruangan atas. Ruangannya benar-benar bersih
begitupun karyawan yang bekerja menggunakan masker dan penutup kepala. Semua
peralatan yang sudah digunakan dibersihkan lagi dan dikeringkan di tempat yang
telah disediakan.
Nah, memasuki ruangan pengeringan
yang terdapat di lantai atas, tempatnya kurang begitu nyaman bagi saya, karena
suhu ruangannya panas banget, sampe keringetan saya :D. Ya iya lah, namanya
juga ruang pengeringan yang menggunakan tenaga surya, jadi suhunya harus panas
agar bahan-bahan yang dijemur cepat kering. Nantinya bahan ini akan digiling
menjadi tepung, menggunakan mesin pin mill.
Dengan bahan baku yang alami,
lalu diolah menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, Gasol memastikan bahwa
produknya memiliki kualitas yang sangat tinggi. Ini sesuai dengan visi dan misi
Gasol Pertanian Organik, yang ingin menyediakan makanan yang sehat, yang
berasal dari bibit unggul lokal, yang ditanam dan diproduksi secara alamiah,
ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Sedangkan misi Gasol Pertanian
Organik adalah melestarikan dan membudidayakan benih unggul tanaman pangan yang
terancam punah, yang akan diproduksi menjadi produk makanan yang unggul, murni,
sehat, dan aman. Ini saja belum cukup, karena Gasol juga berkomitmen untuk
berkontribusi pada pengembangan kemampuan sumber daya manusia masyarakat di
sekitar lokasi pabrik. Bahkan untuk menggarap sawah, Gasol bekerja sama dengan
para petani, misalnya dengan sistem bagi hasil. Jadi dengan adanya pabrik Gasol
di Cianjur, dapat menghidupi masyarakat sekitarnya.
Produk beras organik Gasol |
Kunjungan saya ke Cianjur, khususnya ke Pabrik Gasol Pertanian Organik yang ada di sana sungguh menambah wawasan saya mengenai padi lokal dengan kualitas unggul, cara memilih beras yang bagus bagi kesehatan, serta wawasan lainnya mengenai cara membuat pupuk organik. Yang pasti Gasol benar-benar menjaga mutu produknya, dengan jaminan kualitas bahan dan kehigienisan dalam pengolahannya. Masyarakat luas bisa mendapatkan produk makanan sehat, begitupun dengan penduduk sekitar pabrik yang terbantu dengan keberadaan pabrik Gasol ini. Info lebih lanjut mengenai produk Gasol Pertanian Organik bisa dilihat di website www.gasolorganik.com.
Produk tepung organik berbagai varian untuk bayi |
Foto-foto : Pribadi
6 comments
produk organik makin berkembany ya mba :D btw beras merah dan hitam memang bagus khasiatnya, lebih cepet kenyang walau porsi dikit.. nice sharing mba :D
BalasHapussuika-Lovers.com
Pas masuk ke pabrik, bener2 kaya laboratorium yg steril gt... Kereen
BalasHapusMeski dari luar tidak terlihat seperti pabrik, tapi di dalamnya tidak kalah dengan pabrik besar ya, apalagi dalam soal kebersihan, higienis benar2 dijaga. Salut...
BalasHapusBeras Hitam belum pernah coba, sering liat aja di emol-emol, kalo merah sering, kalau putih lebih sering. Hihihi.
BalasHapusJauh sih tempatnya, tapi cukup seru dan menyenangkan :D
BalasHapusHasil dari Tugas mulia Ika alm
BalasHapusAlfatihah buat Ibu Ika