Menurut kamu camilan atau snack itu penting nggak sih? Kan banyak tuh
jajanan yang biasa dijadikan camilan bagi anak-anak. Nggak hanya anak-anak
saja, bahkan orang dewasa pun masih suka snacking.
Apakah snacking itu ada manfaatnya?
Banyak yang beranggapan bahwa snacking
itu tidak sehat atau bisa membuat berat badan bertambah. Benarkah?
Sebenarnya pertanyaan ini sudah
lama ada dibenak saya. Namun informasi lengkap mengenai snacking ini baru saya dapatkan saat mengikuti acara peluncuran
CERELAC Nutripuffs pada hari Rabu, 24 Mei 2017 lalu, di D’Lab Menteng, Jakarta.
Selain menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu dr. Thjin Wiguna,
Sp.KJ, seorang Psikolog Anak, Ibu Eka Herdiana, Market Nutritionist PT Nestle
Indonesia, dan Bapak Bernardus Rendita Kusumo, Category Marketing Manager
Infant Cereal & Baby Food PT. Nestle Indonesia, hadir juga Celebrity Mom
Laura Basuki.
Ibu Shilla |
Di awal acara Ibu Nur Shilla
Christianto, selaku Head of Corporate Communication PT Nestle Indonesia
menjelaskan bahwa Nestle CERELAC sudah hadir sejak 150 tahun yang lalu, dengan
misi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, serta bisa terus
berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat. Untuk itulah Nestle kembali
hadir dengan inovasi baru, berupa snacking
yang diperuntukkan bagi anak usia 10 bulan hingga 24 bulan.
Berdasarkan rekomendasi dari WHO,
sebaiknya anak usia 9 bulan ke atas sudah diberikan makanan utama sebanyak 3
sampai 4 kali sehari, serta dilengkapi juga dengan snacking untuk penuhi kebutuhan gizi hariannya, agar lebih optimal
lagi. Selain berfungsi untuk melengkapi gizi harian, ternyata snacking juga bermanfaat dalam membantu
tumbuh kembang si kecil lho!
Menurut Ibu Eka Herdiana atau yang
akrab disapa Ibu Diana, jika anak telah berusia lebih dari 6 bulan, sebaiknya diberikan
MPASI atau Makanan Pendamping ASI, supaya kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi
dengan baik. Nutrisi baik yang didapatkan oleh anak, tentu sangat membantu dalam
tumbuh kembangnya, bahkan dapat berdampak pada masa depannya kelak.
Untuk menghasilkan anak yang
sehat dan cerdas, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari orangtua, para akademisi,
dokter, pelaku industri, serta pemerintah. Ke semuanya harus bersinergi dengan
baik untuk membangun generasi yang lebih baik. Mirisnya, berdasarkan data dari
Kemenkes tahun 2015, di Indonesia masih banyak terjadi kasus malnutrisi pada
anak :(
Banyak faktor yang menyebabkan
malnutrisi, diantaranya akses terhadap makanan yang kurang, faktor ekonomi, dan
pengetahuan gizi dari orangtua, sehingga menyebabkan masih tingginya angka stunting, wasting, bahkan over nutrition, seperti over weight dan
obesitas. Jadi saat ini Indonesia menghadapi masalah ganda, yang menjadi
tantangan bagi pemerintah untuk menuntaskannya. Tentu masalah ini tidak dapat ditanggulangi
oleh pemerintah saja, namun butuh bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari masyarakat
dan orangtua.
Tak hanya itu, ternyata
kekurangan gizi juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti
anemia. Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah berada di
bawah batas normal. Anemia bisa disebabkan karena kurangnya zat besi dari
asupan makanan, kurang vitamin B12, asam folat, dan lain sebagainya.
Ibu Diana |
“Anak yang terkena anemia akan mengalami
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Jika anemia diderita si kecil
sejak awal masa kehidupannya (di 2 tahun awal kehidupannya), ini dapat menyebabkan
kerusakan pada perkembangan kognitifnya, yang mungkin tidak bisa diperbaiki lagi,”
ujar Ibu Diana.
Mungkin ada orangtua yang
berpikir, jika anaknya makan banyak, maka gizi anak tersebut sudah terpenuhi.
Kenyataannya, makan banyak tidak dapat memastikan bahwa si kecil akan
mendapatkan status gizi yang baik. Yang penting diperhatikan adalah kualitas
dari makanan yang dikonsumsi oleh si kecil. Di tahun pertama kehidupan si kecil,
MPASI merupakan kunci dari kesuksesan pertumbuhan dan perkembangannya.
ASI mampu memenuhi 75% kebutuhan
harian gizi si kecil, sedangkan 25% sisanya didapatkan dari MPASI. Nah, MPASI
ternyata mampu menyumbangkan kebutuhan zat besi sebanyak 98%. Ketika anak sudah
berusia di atas 9 bulan, cadangan zat besinya akan mulai habis, karena sudah
digunakan selama 6 bulan masa kehidupan pertamanya. Untuk itulah penting ditambahkan
MPASI yang berkualitas pada anak, agar tidak terkena anemia.
Pemberian MPASI pun harus dilakukan
secara bertahap. Jangan paksakan si kecil langsung makan banyak ya moms. Kebutuhan
MPASI ini akan bertahap meningkat sesuai dengan pertambahan usianya. Di usia 9
bulan, berikan si kecil 3 kali makanan utama, ditambahkan dengan 1 sampai 2
kali snacking. Snacking atau makanan
selingan mempunyai sumbangsih yang sama dengan makanan utama, jika makanan
utama tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi pada si kecil.
Saat memberikan MPASI serta snack pada si kecil, perhatikan juga
tekstur dan tingkat kepadatan dari makanannya, supaya si kecil mendapatkan
stimulasi dan mengenal apa yang seharusnya dia kenal sesuai dengan perkembangan
usianya. Berikan makanan yang bisa dipegang atau digenggam dengan nyaman oleh si
kecil.
Menurut Ibu Diana lagi, snacking merupakan bagian dari healthy diet. Jadi tidak hanya anak
kecil saja yang direkomendasikan untuk snacking,
orang dewasa pun bisa snacking, untuk
membantu memenuhi kebutuhan gizi, yang mungkin tidak bisa dipenuhi dari makanan
utama. Snacking sebaiknya diberikan
diantara waktu makan.
Oya, berikan snack yang padat gizi ya! Jangan snack yang tidak ada kandungan gizinya, seperti keripik atau
kerupuk. Pilihlah snack yang tepat
untuk si kecil. Ibu Diana menganjurkan untuk memberikan snack yang berbahan whole
grain (gandum, dan bagian utuh dari biji-bijian, seperti beras), serta
buah-buahan. Whole grain dan
buah-buahan banyak mengandung nutrisi, seperti protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, serta zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Tidak hanya pemilihan makanan
yang tepat, ternyata proses pemberian makanan, termasuk snacking, yang teratur dan menyenangkan, dapat membuat anak usia
batita turut mengembangkan rasa percaya terhadap ibu atau orangtuanya menjadi
lebih baik. Jika anak tidak mempunyai rasa percaya diri yang baik, kemampuan
anak untuk mengeksplorasi akan terganggu, termasuk keterampilan motorik halusnya,
untuk self feeding.
Saat proses pemberian makanan dan
snacking, terjadi interaksi dan
komunikasi antara anak dan orangtua. Interaksi yang inten serta komunikasi yang
hangat saat makan dan snacking, memberikan rasa nyaman, senang, dan bahagia pada
anak. Ini membuat waktu makan dan snacking
menjadi momen yang menyenangkan bagi anak.
dr. Thjin |
“Selain makanan yang masuk dan
dicerna dengan baik, ternyata proses pemberian makan dengan tenang dan menyenangkan
pada anak, dapat merangsang otaknya untuk mengeluarkan endorphin, yaitu zat
neurokimia di dalam otak yang membuat senang. Jika anak merasa bahagia, berarti
ia merasa momen itu menyenangkan. Momen menyenangkan ini akan tersimpan baik di
dalam memorinya,” jelas dr. Thjin.
Selain mengeluarkan endorphin,
ternyata proses yang menyenangkan waktu si kecil diberi makan juga dapat
merangsang pengeluaran eksitosin. Eksitosin penting untuk membuat seseorang
menjadi rileks. Suasana rileks membuat tubuh dapat bekerja dengan lebih baik,
karena eksitosin membuat denyut jantung menjadi lebih teratur, dan gerak usus
halus menjadi lebih baik. Ini mengakibatkan enzim-enzim pencernaan yang
dikeluarkan menjadi lebih banyak, sehingga makanan tercerna dan diserap dengan lebih
baik pula. Makanan yang terserap dengan baik, tentu bagus untuk perkembangan
otak dan juga seluruh fungsi tubuh si kecil.
Mba Laura |
Mba Laura Basuki pun menceritakan
bahwa anaknya Owen suka joget-joget saat lagi snacking, dan itu ternyata karena endorphin. Mba Laura dan suaminya
pun sepakat, kalau saat makan dan snacking,
Owen harus berada di baby chair, tv
dimatikan, dan kalau bisa makannya bareng dengan mereka selaku orangtuanya.
“Untuk snack, aku udah kasih saat
Owen usia 8 atau 9 bulan, karena dia sudah mulai memasukkan semua barang ke
dalam mulutnya. Aku juga jaga agar suasana saat snacking-nya menyenangkan. Dia menjadi lebih tenang, dan bawaannya happy kalau lagi snacking. Dia suka dengan snack CERELAC Nutripuffs, dan kadang suka
suapi saya dengan Nutripuffs juga,” kata Mba Laura sambil tersenyum.
Tips Pemberian Makanan
pada Si Kecil Menurut dr. Thjin
- Sebaiknya dukung anak untuk bisa makan sendiri. Berikan jenis dan bentuk makanan yang sesuai dengan tingkat perkembangan si kecil. Hal ini dapat menstimulasi kemampuan dan keterampilan si kecil sejak dini.
- Hindari memberikan hadiah atau reward pada si kecil agar mau makan.
- Tidak dianjurkan makan sambil bermain, karena bermain tidak dapat merangsang kemampuan anak untuk mengenal makanan dengan baik. Berikan makanan yang dapat merangsang anak untuk mengeksplorasi dan memberikan stimulasi.
- Jika dalam waktu 10 – 15 menit anak tidak mau makan atau hanya bermain dengan makanan saja, sebaiknya singkirkan dulu makanan tersebut.
Berdasarkan informasi dari Ibu
Diana dan dr. Thjin bahwa snack itu
harus yang sehat dan menyenangkan bagi si kecil. Snack yang baik itu harus bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi,
memberikan stimulasi untuk merangsang self
feeding pada anak, serta dapat membantu membentuk basic trust antara anak dan orangtuanya.
Kenyataan bahwa di Indonesia
masih jarang snack yang disediakan
khusus untuk batita, maka Nestle CERELAC tergerak untuk menghadirkan snack kaya nutrisi, yang dirancang
khusus untuk anak usia 10 – 24 bulan, yaitu CERELAC Nutripuffs. CERELAC
Nutripuffs ini tersedia dalam kemasan 50 gram, dan dalam dua varian rasa, yaitu
Banana & Strawberry, dan Banana & Orange.
CERELAC Nutripuffs |
5 alasan CERELAC Nutripuffs dirancang khusus untuk si kecil :
- CERELAC Nutripuffs mudah dipegang oleh si kecil. Snack Nutripuffs dirancang berbentuk bintang, karena bintang memiliki sudut-sudut yang dapat mempermudah si kecil untuk mengambil dan menggenggam snack-nya.
- CERELAC Nutripuffs diproses dengan cara dipanggang, bukan digoreng, sehingga tidak ada kandungan minyak atau lemaknya.
- CERELAC Nutripuffs diperkaya dengan zat besi dan vitamin B1, yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
- CERELAC Nutripuffs terbuat dari gandum utuh dan buah asli dengan rasa yang lezat.
- CERELAC Nutripuffs dirancang dengan bahan yang mudah meleleh di mulut.
Bapak Rendi |
Selain dapat melengkapi kebutuhan
gizi si kecil, mengkonsumsi CERELAC Nutripuffs juga dapat memberikan pengalaman
belajar makan yang menyenangkan baginya. Bagusnya lagi, kemasan CERELAC
Nutripuffs didesain dengan sistem zip
& lock, sehingga snack dapat disimpan
dengan mudah dan aman.
“Harga CERELAC Nutripuffs ini cukup
menarik untuk konsumen kita, yaitu Rp 17.000,- saja. Dan produknya sudah
tersedia di seluruh minimarket dan supermarket terkemuka di Indonesia, seperti
di Indomaret, Alfamart, Carrefour, Transmart, Hypermart, Giant, Yogya Group,
dan toko-toko terdekat lainnya,” ujar Pak Rendi.
Ternyata selain meluncurkan
produk CERELAC Nutripuffs, Nestle CERELAC juga menginformasikan bahwa saat ini
Nestle sudah memiliki lebih dari 300 medical
delegate, yang akan mengkomunikasikan pada tenaga kesehatan di seluruh
Indonesia, mengenai pentingnya snacking
yang sehat dan menyenangkan. Semoga dengan hadirnya CERELAC Nutripuffs dapat membantu
mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan mempunyai masa depan yang
cemerlang ya :)
CERELAC Nutripuffs resmi diluncurkan |
Sumber Foto : Pribadi
0 comments