Jika kita menyaksikan sebuah
acara fashion show, biasanya ada
musik latar yang mengiringi tiap langkah kaki sang peragawati atau peragawan
yang berlenggang lenggok di atas catwalk.
Setiap mata fokus pada busana yang diperagakan atau pada wajah sang model yang
syantik dan tamvan menawan, haha…
Bagaimana kalau acara fashion show-nya diiringi dengan lagu
yang dinyanyikan langsung oleh seorang penyanyi di panggung yang sama? Trus
ternyata penyanyinya adalah idola kamu? Yang ada gagal fokus antara
mendengarkan lagu dan menatap wajah sang idola, atau melihat busana yang
diperagakan oleh model syantik dan tamvan XD
Bukan hanya kaum terpelajar saja
yang bisa berkreasi dan berinovasi. Contohnya saat Financial Hackathon atau
Finhacks digelar kemarin. Beberapa dari peserta yang mendaftar ternyata bukanlah
dari para pelajar. Mereka mengatakan, semua itu karena mereka suka dan hobi mengerjakannya.
Walaupun tidak dipungkiri bahwa ada juga peserta yang memang bekerja di perusahaan
yang mengembangkan berbagai solusi dalam bidang teknologi informasi tersebut.
Oya, Finhacks ini merupakan
kegiatan yang diinisiasi oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam rangka
mendukung digitalisasi perbankan yang dapat memudahkan nasabah dalam
bertransaksi secara praktis, aman, dan nyaman. Finhacks 2017 merupakan gelaran
kedua yang diselenggarakan oleh BCA, setelah sukses dengan Finhacks tahun 2016
lalu. Pendaftaran dibuka melalui dua jalur, yaitu melalui situs resmi Finhacks,
dan melalui kompetisi Sprint Coding
di Acara Mini Finhacks yang hadir di 3 kota, yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan
Bandung. 5 pemenang dari masing-masing kota akan mendapatkan hadiah uang tunai,
dan golden ticket menuju Final
Finhacks 2017 di Sentul.
Saat mendengar kata Kungfu Run,
yang terbersit dipikiran saya waktu itu adalah kegiatan lari disertai dengan
atraksi kungfu. Kebayang nggak, kita lagi lari, trus sesekali kita kungfu-an
*hmm kebayang deh, saya nggak bakal
ikutan kungfu-an, dan cuma ikutan lari-lari kecil (lari dengan saaangat pelan XD),
karena saya memang nggak bisa kungfu.
Minggu pagi, tepatnya tanggal 20
Agustus kemarin, saya sudah mlipir cantik ke lapangan Ex. Drive Range Golf
Senayan, Jakarta untuk mengikuti kegiatan Kungfu Run tersebut. Di sana ternyata
sudah banyak para peserta yang bakalan ikut kegiatan ini. Ini terlihat dari
pakaian seragam bertuliskan Kungfu Run yang mereka kenakan, yang diberikan oleh
panitia untuk para peserta.
Bulan Agustus adalah bulan yang
istimewa bagiku. Selain karena Agustus merupakan bulan dimana saya merayakan
hari kemerdekaan RI, bulan tersebut juga merupakan bulan kelahiranku. Namun
ternyata bukan hanya itu, Qwords, perusahaan penyedia layanan hosting langgananku juga merayakan hari
jadinya pada bulan Agustus. Yeeyy!!
Yup, tepat di tanggal 24 Agustus kemarin, Qwords merayakan ulang
tahunnya yang ke-12. Nah, dalam rangka merayakan hari lahirnya ini, Qwords
mengadakan acara syukuran secara serempak di 4 kota, yaitu Jakarta, Bandung,
Surabaya, dan Yogyakarta. Alhamdulillah, saya bisa ikut serta merayakan hari
ulang tahun Qwords di Kantor Qwords Jakarta.
Tahun ini, TOP Coffee – kopinya orang Indonesia, produksi Wings Food menggelar
sebuah program yang ingin memberi semangat pada generasi muda agar bisa lebih
kreatif, dan nantinya dapat menjadi sebuah startup,
sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Yup! TOP Coffee sedang mencari TOP Generation! Generasi muda yang
mempunyai mental pejuang. Program yang digelar dalam bentuk kompetisi ini
merupakan komitmen TOP Coffee, untuk mendukung pemerintah, yang saat ini sedang
giat-giatnya mencanangkan gerakan 1000 startup,
dalam meningkatkan peran digital di Indonesia.
“Miaw miaw miaaaww,” begitu
suaraku, untuk menarik perhatian si empus yang sepertinya lagi asyik
tidur-tiduran di kandangnya. Biasanya tiruan suara kucingku ini berhasil
memancing, paling nggak membuatnya menegakkan telinga, atau sekedar melirik ke
arahku. 90% sih berhasilnya pada anak kucing, sampai anak kucingnya mendekat
bahkan mengikutiku kemana-mana. Kalo pada kucing dewasa, sekitar 50% lah,
haha….
Yes, berhasil! Si empus melirik ke arahku. Kesempatan ini langsung
kugunakan untuk menjepret wajah ngantuknya. Lalu aku beralih ke kandang
disampingnya. Di sana nampak seekor kucing ras sphinx, yang lagi duduk malas sambil menatap ke arah orang-orang
yang lalu lalang dihadapannya. Masih ada beberapa kandang kucing lagi yang
nampak di sini. Beberapa diantaranya ada yang kucingnya lagi digendong oleh pemiliknya.
SenandungIbuPertiwi. Saya suka berkunjung ke museum-museum atau galeri-galeri seni. Suka
takjub saja melihat benda-benda bernilai sejarah yang didokumentasikan di sana.
Benda tersebut seperti bercerita mengenai kisah yang pernah mereka lalui.
Apakah itu berarti saya penyuka seni? Yah, bisa dibilang begitu, tapi nggak
sampai mania juga sih, biasa saja :D
Kalau bicara tentang seni, saya
termasuk yang pemilih. Nggak semua kesenian saya sukai. Saya suka seni musik,
tapi hanya di genre tertentu saja. Saya suka seni teater, tapi di tema-tema
tertentu saja. Saya suka seni tari, tapi tidak semua jenis tarian yang saya sukai.
Saya suka seni lukis, tapi milih-milih juga jenis lukisannya. Saya kadang masih kurang
‘nangkap’ kalau diminta melihat lukisan yang abstrak, hehe….
Sawit Indonesia sebenarnya
memiliki prospek yang sangat besar di dunia perindustrian. Namun dalam
perjalanannya, banyak tantangan yang menyebabkan sawit Indonesia menjadi kurang
berkembang. Padahal Indonesia merupakan penghasil sawit terbesar di dunia,
yaitu sekitar 37 juta ton CPO. Ini membuat kelapa sawit menjadi salah satu
penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Untuk itulah kita perlu menjaga
keberadaan kelapa sawit ini.
Menanggapi lebih jauh mengenai prospek
sawit di Indonesia, Media Perkebunan menyelenggarakan sebuah diskusi nasional
pada hari Kamis, 10 Agustus 2017 di Menara 165 Convention Center, Jakarta. Selain
diskusi yang bertemakan “Prospek Benih Sawit 2018”, pada acara ini juga
diluncurkan sebuah buku karya Bapak Razak Purba yang berjudul “I’m Proud To Be
an Oil Palm Breeder”.
Seperti biasa, tiap main ke Car Free Day (CFD) di seputaran
kawasan Sudirman Jakarta, pasti padat dengan masyarakat yang beraktivitas, baik
yang berolahraga maupun yang cuma sekedar jalan-jalan santai bersama teman atau
keluarga. Yang nggak nahan sebenarnya adalah dengan aneka jajanan yang berderet
di sepanjang jalan CFD-nya, bikin laper, hehe…
Kawasan CFD Sudirman, Jakarta
Seperti kemarin pagi, tepatnya Minggu, 13
Agustus 2017, saya yang baru turun dari halte bus TransJakarta Gelora Bung
Karno sudah disuguhkan dengan aroma Sate Padang dan Lontong Sayur yang
dijajakan tak jauh dari halte. Hmm, godaan banget ini. Belum juga jalan, sudah
pengen makan aja XD Btw, minggu pagi itu situasinya emang lebih rame dari
biasanya. Sepertinya lagi banyak kegiatan dalam rangka menyambut 17-an nanti.
Seorang ibu pasti ingin selalu memberikan
yang terbaik buat anak-anaknya. Apapun itu, mulai dari si kecil masih di dalam
kandungan, hingga akhir hayatnya. Iyap, hingga akhir hayatnya lho! Mau si anak
sudah kerja dan mandiri, mau si anak sudah berumah tangga dan memiliki anak,
kasih ibu akan selalu menyertainya. Apapun yang bisa diberikannya, pasti akan
diberikannya. Bahkan mengasuh dan merawat cucu, yang notabene adalah anak dari anaknya *hayoo ngaku! Siapa yang suka
nitipin anaknya sama orangtuanya, hehehe :D
Begitupun aku, saat tahu bahwa
ada si mungil yang lagi bersemayam di dalam rahim ini. Aku langsung searching di majalah-majalah dan
internet berbagai informasi seputar kehamilan, bagaimana caranya agar si dedek
bayi bisa tumbuh sehat, apa saja yang sebaiknya dilakukan dan dihindari oleh
ibu hamil, dan lain sebagainya. Makhlumlah, anak pertama, pasti deg deg an,
takut salah karena belum berpengalaman. Terkadang aku minta tolong juga sama
mama, yang pasti lebih berpengalaman :)
Sewaktu kecil dulu, saat masih
belum sekolah, saya suka diajak nenek menginap di kampung halaman di Batusangkar,
Sumatera Barat. Jika malam tiba, suasana kampung sangat gelap sekali, beda
dengan di Kota Padang, tempat saya lahir dan dibesarkan, yang sudah terpancang
lampu-lampu penerangan di sepanjang jalannya.
Menjelang magrib, semua penduduk
kampung akan bergegas pulang ke rumah masing-masing, walau ada beberapa pemuda
dan bapak-bapak yang masih nongkrong di warung kopi, sambil menunggu azan
magrib dan berangkat ke surau. Para wanita dan anak-anak biasanya sore itu pulang
dari tempat pemandian yang biasa kami sebut luwak.
Yap, di beberapa rumah penduduk
kampung, ada yang belum memiliki sumur, sehingga segala keperluan seperti air
untuk minum, mandi, dan mencuci, sangat bergantung pada luwak.
“Kamu ngapain berdiri di depan
pintu? Kamu kan sedang hamil. Nggak baik lho, ntar lahirannya susah!” omel Ibu
sambil melihat ke perutku yang mulai kelihatan membesar.
“Lagi nungguin abang yang jualan
bubur kacang ijo Bu. Dari tadi ditungguin, kok nggak kliatan ya,” sahutku.
“Ya, nunggunya jangan di depan
pintu juga. Kamu kan bisa nunggu di dalam, atau sekalian aja duduk di bangku
yang ada di teras. Bubur kacang ijo bagus tuh buat janin yang ada dalam
kandunganmu. Jangan lupa, rajin-rajin juga minum air kelapa ijo ya, biar kulit
bayinya ntar bersih,” jelas Ibu panjang lebar.
Orangtua mana sih yang tak ingin
anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar. Pastilah semua orangtua
berharap agar anak-anaknya kelak menjadi anak yang sukses, yang bisa membanggakan,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi bangsanya. Berbagai cara dilakukan
orangtua agar hal ini bisa terwujud, misalnya dengan memberikan asupan nutrisi
yang baik pada anak-anaknya, memasukkan si kecil ke sekolah yang terbaik,
mengikutkan kursus-kursus, dan banyak lagi cara lainnya.
Namun apakah semua itu sudah
cukup? Apakah cara yang dilakukan para orangtua tersebut sudah baik dan benar?
Kita tahu, bahwa tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua yang baik, dan
sekolah yang mengajarkan bagaimana caranya merawat anak agar tetap sehat dan
bisa pintar. Biasanya orangtua mendapatkan pengetahuan merawat anak dari
orangtua mereka, atau dari teman-temannya yang sudah berpengalaman, atau bisa
juga dari berbagai artikel di majalah dan situs-situs parenting yang dibacanya.