Michelin Safety Academy dan Deklarasi 10 Golden Rules dengan FIA
By Dewi Sulistiawaty - Oktober 25, 2017
Sepertinya
menerapkan budaya tertib berlalu lintas itu susah juga ya. Buktinya banyak
sekali pengguna lalu lintas yang melakukan pelanggaran selama berkendara. Mirisnya
itu dilakukan oleh pengendara dewasa, yang mengerti peraturan lalu lintas dan
memiliki SIM. Sedih memang, mengingat peraturan lalu lintas ini dibuat demi
keselamatan si pengguna sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Kalau
saya lihat banyak pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm dengan
alasan jarak tempuh yang dekat, atau ada juga yang hanya mematuhi lalu lintas
jika ada petugas lalu lintas yang berjaga di jalanan. Bahkan ada orangtua yang
sengaja membelikan sepeda motor pada anak-anaknya, padahal usia si anak belum
cukup umur untuk diperbolehkan mengendarai sepeda motor.
Dengan
berbagai alasan inilah, akhirnya Michelin, sebuah perusahaan ban inovatif
terkemuka dunia, berinisiatif menggelar program berupa Michelin Safety Academy.
Program ini ditujukan bagi para siswa siswi yang sudah cukup umur untuk mendapatkan
SIM. Belum bisa mengedukasi para orangtua, maka sebaiknya para remaja lah yang
diberikan bekal pengetahuan dan pelatihan, mengenai bagaimana pentingnya
menjaga keselamatan selama berkendara.
Dalam
hal ini Michelin tidak bekerja sendiri. Dengan menggandeng Kementerian
Perhubungan, Korlantas Polri, dan Federasi Otomotif Internasional (FIA) – untuk
Indonesia diwakili oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), maka Michelin membidik
para siswa siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang masih merupakan pengendara
pemula, untuk diberikan pengetahuan dan keterampilan berkendara yang aman, agar
dapat menjadi pengendara yang bertangungjawab.
Tahun
2017 merupakan tahun ke-4 sejak digelarnya Michelin Safety Academy. Peserta
tahun ini berasal dari 10 SMA di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon. Berbagai
materi edukasi dan juga pelatihan diberikan oleh instruktur (coaches) yang berpengalaman, seperti
Fitria Eri (IMI), Diandra Gautama, dan MotoMobi. Kegiatan dilaksanakan pada
tanggal 7 Oktober 2017 di Pusdik Lantas Serpong, Tangerang.
Setelah
mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup dari para pelatih, akhirnya peserta
melalui tes uji SIM A dan SIM C pada tanggal 14 Oktober 2017 di Satpas SIM Daan
Mogot, Jakarta Barat. Hingga saat ini ada sekitar seribu pelajar yang sudah
mengikuti Michelin Safety Academy. Untuk tahun ini sekitar 400 siswa siswi SMA
dinyatakan telah lulus dari uji SIM A dan SIM C.
Perayaan
kelulusan Michelin Safety Academy digelar di Hotel Santika Ice BSD, Tangerang
pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 lalu. Di sana hadir beberapa perwakilan dari
siswa siswi Michelin Safety Academy yang lulus, diantaranya mereka dengan nilai
ujian tertinggi, untuk kemudian mendapatkan penghargaan dari Michelin
Indonesia.
Mr. Fritz (Frederick) |
Di
awal acara Mr. Frederick Mueller III, Presiden
Direktur Michelin Indonesia mengucapkan selamat kepada 400 peserta Michelin
Safety Academy yang lulus tahun ini. Michelin Safety Academy merupakan
perwujudan fokus perusahaan di Indonesia, yaitu Perfection in Safety, yang
berdasarkan pada tiga pilar, yaitu keamanan melalui pemberian edukasi yang
berkelanjutan mengenai berkendara yang aman, inovasi produk & pelayanan,
dan dukungan purna jual yang prima.
Hadir
juga pada acara tersebut Ibu Nora Guitet, selaku Direktur Public Affairs &
Corporate Communicaton Michelin Indonesia, Bapak Handa Lesmana, sebagai Kasubdit
Analisis Dampak Lalu Lintas Kemenhub, AKBP Yus Nurjaman, sebagai Kasubdit
Dikpen Dikmas Korlantas Polri, dan Bapak Lilik Andi Bariono dari IMI.
Bapak Handa |
“Memperhatikan
data-data kecelakaan lalu lintas yang dikeluarkan oleh kepolisian, maka sudah
sewajarnya keselamatan menjadi prioritas utama yang mendesak untuk segera
diperbaiki, karena permasalahan kecelakaan tidak hanya terjadi dalam skala
nasional saja, tapi juga skala global. Jika tidak ditambahkan penanganan yang
segera dan efektif, maka diperkirakan korban kecelakaan akan meningkat dua kali
lipat setiap tahunnya,” jelas Bapak Handa.
Dampak
kecelakaan lalu lintas sangat mempengaruhi sendi kehidupan berbangsa. Kebanyakan
yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas adalah kelompok usia produktif,
dimana mereka merupakan motor kehidupan bagi keluarga. Paradigma yang keliru di
masyarakat pun harus segera diluruskan, seperti orangtua yang bangga jika
anaknya (yang masih belum memiliki SIM) bisa membawa sepeda motor atau mobil.
Bapak
Handa berharap agar semua yang hadir pada acara hari itu, terutama para
pelajar, untuk selalu mengutamakan keselamatan dan tertib aturan dalam
berkendara di jalan. Begitupun dengan para pejabat di Michelin agar dapat
melakukan himbauan pada seluruh karyawannya untuk selalu mengutamakan
keselamatan dalam berkendara. Karena semua peserta Michelin Safety Academy dan
juga pejabat maupun karyawan Michelin Indonesia merupakan duta-duta
keselamatan.
“Kemenhub
menyambut baik dan memberikan apresiasi pada Michelin Indonesia yang telah
mengadakan program Michelin Safety Academy pada para pelajar SMA. Diharapkan
peserta dapat meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan lalu lintas di jalan
baik untuk diri sendiri maupun untuk penggguna jalan lain. Semoga hal ini merupakan
langkah aksi nyata dalam penanganan keselamatan jalan, sesuai dengan Dekade Aksi
Keselamatan Jalan Indonesia Tahun 2011-2020,” papar Bapak Handa.
AKBP Yus |
AKBP
Yus dari Korlantas pun mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Michelin,
karena yang dididik adalah para pelajar, karena pelajar merupakan cikal bakal
bangsa kita di masa yang akan datang. Program
Michelin Safety Academy sangat membantu petugas di kepolisian, dengan adanya
program keselamatan.
Dalam
paparannya Ibu Nora menjelaskan bahwa menurut data dari Korlantas kebanyakan
yang melakukan pelanggaran lalu lintas itu adalah orang yang tidak memiliki
SIM. Michelin sendiri begitu concern
mengenai Perfection in Safety, yang menjadi slogan Michelin. Safety is no. 1 for our product!
Begitupun dengan pelayanan dan juga budaya berkendara yang aman. Hal inilah
yang menjadi dasar bagi Michelin untuk menggelar program Michelin Safety
Academy.
Ibu Nora |
“Michelin
Safety Academy dimulai sejak tahun 2014, diawali di 5 SMA, ada sekitar 200
pelajar, yang berasal dari daerah Jakarta saja. Tahun 2015 berkembang menjadi
225 pelajar dari daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Selanjutnya tahun 2016,
pelajarnya bertambah lagi jadi 250 di daerah yang sama. Dan tahun ini meningkat
lagi jadi sekitar 400 pelajar yang berasal dari 10 SMA yang ada di Jakarta,
Tangerang, Bekasi, dan Cilegon,” ujar Ibu Nora.
Tujuan
diadakan Michelin Safety Academy adalah ingin menghasilkan responsible driver. Sebagai first
time driver, para pelajar ini harus menjadi orang yang bertanggungjawab. Sebagai
bagian dari rangkaian kampanye kesadaran berkendara aman ini, Michelin bermitra
dengan FIA berhasil menetapkan 10 Golden Rules, yaitu :
- Memakai Sabuk Pengaman
- Mematuhi Peraturan Lalu Lintas
- Mematuhi Batas Kecepatan
- Memeriksa Ban
- Memperhatikan kebugaran
- Melindungi Anak-Anak di Belakang Saya
- Selalu Siaga Saat Mengemudi
- Berhenti Saat Merasa Lelah
- Memakai Helm Saat Bermotor/ Bersepeda
- Berperilaku Santun di Jalan
Penandatanganan
deklarasi 10 Golden Rules ini sekaligus dilaksanakan setelah acara Graduation
Day atau perayaan kelulusan siswa siswi Michelin Safety Academy di Hotel
Santika ICE BSD, Tangerang. Deklarasi ini ditandatangani oleh Dani Pedrosa,
Marc Marquez, Michelin, Kemenhub, Korlantas, Coach, serta siswa dan siswi
terbaik lulusan Michelin Safety Academy.
Yup,
acara hari itu dihadiri oleh pembalap kelas dunia Dani Pedrosa dan Marc Marquez.
Marc Marquez merupakan duta FIA, yang ikut mengkampanyekan kesadaran berkendara
yang aman, dan juga bentuk dukungan mereka bagi pengendara pemula di Indonesia,
agar menjadi pengendara yang bertanggungjawab.
Marc Marquez |
Dani Predosa |
“Penting
untuk berkendara yang aman selama di jalan, agar terjaga keselamatan. Saya
ngebut cuma di surkuit saja,” ujar Marc sambil tertawa.
Para
coaches mengatakan bahwa mereka
sangat bahagia melihat para siswa yang sudah mendapatkan SIM, juga mendapatkan
pengetahuan tentang bagaimana cara mengemudikan atau mengoperasikan kendaraan
yang baik dan benar, mantaati peraturan lalu lintas, serta menjaga keselamatan
selama berkendara. Tidak banyak pengemudi di usia pelajar ini yang berkesempatan
untuk mendapatkan pelatihan seperti yang diperoleh dari Michelin Safety Academy.
“Skill without attitude is nothing!” ujar Diandara.
Coaches |
Oya,
selain itu Michelin Indonesia juga menyelenggarakan kontes berupa video reportase
dan video road safety. Selain dari banyaknya jumlah like dan share, kriteria
penilaian juga berdasarkan konten dan kreativitas siswa dalam membuat video.
Selamat ya buat adik-adik, sudahlah menjadi duta pengendara aman dan pengemudi
yang baik dan benar, pintar pula membuat video dan menginspirasi followers
untuk road safety :)
Pemenang video contest |
Keselamatan
di jalan tidak akan mungkin bisa terwujud jika tidak diawali dari diri kita
sendiri, keluarga, komunitas, lingkungan sekolah, dan juga di lingkungan kerja,
sehingga nantinya bisa terwujud menjadi budaya dan peradaban bangsa. Mari kita
mulai melakukan sesuatu yang kecil dan terlihat sepele, mulai dari memasang
sabuk pengaman, memakai helm, dan juga penggunaan jas hujan yang baik dan
benar. Mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan tidak mengambil hak pengguna jalan orang
lain, seperti berkendara di trotoar, di jembatan penyeberangan orang, di jalur
cepat, serta melawan arus lalu lintas, dapat mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan berlalu lintas :)
Siswa siswi lulusan terbaik Michelin Safety Academy |
Penyerahan souvenir pada para mitra Michelin Indonesia |
Penyerahan souvenir pada Dani Pedrosa dan Marc Marquez |
Foto-foto : Pribadi
0 comments