Masak Enak dan Sehat Itu Mudah Kok! Masako-in Aja
By Dewi Sulistiawaty - November 16, 2017
Bicara
mengenai makanan yang enak, saya jadi teringat dengan almarhumah Bik Nur. Bik
Nur adalah orang yang semasa hidupnya suka membantu ibu saya memasak di rumah. Usia
Bik Nur sedikit lebih muda dibandingkan usia ibuku. Apapun yang dimasak oleh
Bik Nur, dijamin bikin nagih deh. Mau sayur bening, sop, soto, nasi goreng,
gado-gado, gulai, rendang, ikan panggang, berbagai macam kue bolu dan kue
kering, hingga minuman, semua bisa dibikin Bik Nur dengan rasa yang buat saya kangen
terus. Huhu…jadi kangen sama beliau *kirim doa….
Setiap
ditawari untuk menjadi koki di restoran atau warung nasi, beliau selalu
menolak. Katanya sih, sudah senang bisa bekerja membantu ibu saya memasak di
rumah, lebih santai, hati pun tenang. Ibu saya memang sayang sama Bik Nur,
karena orangnya jujur, patuh, lucu, tapi kalau sudah bekerja orangnya serius,
dan yang paling penting, masakannya itu lho, juara! Jadi ibu pun sudah
mempercayakan Bik Nur memasak menu apapun buat keluarga kami, pun tidak memaksa
Bik Nur bekerja penuh, selama makanan sudah tersedia di meja makan :D
Saat
saya duduk di bangku SMA, dan mulai suka ngoprek-ngoprek di dapur, saya pun
sempat menanyakan pada Bik Nur, apa yang menjadi rahasia masakan enaknya. Bik
Nur cuma ketawa, sambil bilang nggak ada. Yang penting takaran bumbunya pas
saja, begitu kata beliau. Saya pernah lho, mencoba bikin masakan sesuai dengan
instruksi Bik Nur, tapi entah mengapa, tetap saja rasanya sedikit berbeda.
Masakan Bik Nur punya cita rasanya tersendiri. Ah, mungkin itu ya, rasa atau ‘feel’ saat memasak itu, yang dimiliki
oleh Bik Nur, dan tidak saya miliki, hehe….
Oya,
Bik Nur punya satu kebiasaan, yaitu suka menggantung bumbu Ajinomoto yang rentengan
di dapur. Saya ingat banget, Bik Nur suka membeli satu renteng Ajinomoto sachet-an paling kecil, kalau tidak
salah waktu itu yang harga satu sachet-nya
Rp 25,-. Tiap masak, beliau selalu menggunakan Ajinomoto, kata Bik Nur biar masakannya
terasa lebih gurih. Saya sempat protes sama Bik Nur, karena kebiasaannya
menggunakan Ajinomoto, karena sepengetahuan saya, Ajinomoto itu kan sejenis
mecin ya, yang katanya kurang baik untuk kesehatan.
Bik
Nur mengatakan, bahwa sejak zaman beliau kecil dulu, neneknya sudah menggunakan
Ajinomoto, dan neneknya baik-baik saja, bahkan hidup sehat hingga meninggal, di
usianya yang terbilang lama, yaitu 95 tahun, begitupun dengan ibu beliau. Bik
Nur pun mengatakan, pakai Ajinomoto-nya dengan takaran yang sewajarnya saja,
jangan berlebihan. Makanya Bik Nur suka beli Ajinomoto yang sachet-an paling kecil, biar mudah
nakarnya.
Penjelasan
dari Bik Nur yang saya dapatkan ketika beliau masih hidup dulu, membuat saya semakin
mengerti, saat mendengarkan paparan dari Bapak Haris Fadillah, selaku PR
Manager PT. Ajinomoto Indonesia. Bapak Haris secara rinci menjelaskan mengenai
produk Ajinomoto dan apa itu MSG (Mono Sodium Glutamat) atau yang sering kita
sebut mecin/ vetsin/ moto. Bapak Haris menjelaskannya saat saya dan teman-teman
blogger berkunjung ke Dapur Umami di Gedung Ajinomoto, Jakarta Utara, pada Hari
Rabu, tanggal 8 November 2017 kemarin.
Bapak Haris |
Awalnya
Bapak Haris memaparkan mengenai 5 rasa dasar yang biasa kita temui, yaitu
manis, asam, asin, pahit, dan umami (gurih). Kalau untuk rasa manis bisa kita
jumpai pada gula, rasa asam pada cuka, rasa asin pada garam, dan rasa pahit
pada kopi. Nah, untuk rasa umami sendiri bisa ditemui pada MSG/ vetsin/ mecin/
asam glutamat.
“Sebenarnya
kita sudah mengenal rasa gurih dari glutamat sejak kecil. ASI mengandung
glutamat yang tinggi,” ujar Bapak Haris.
Rasa
Umami
Rasa
umami pertama kali ditemukan oleh Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Beliau
merupakan seorang professor dari Tokyo Imperial University. Dr. Kikunae
menemukan rasa umami pada rumput laut. Beliau kemudian mengisolasi asam
glutamat yang terdapat pada rumput laut (kombu dashi) tersebut, sehingga
menjadi produk MSG untuk pertama kalinya atau disebut Aji-No-Moto, pada tahun
1909.
Replika kemasan Ajinomoto yang pertama di Dapur Umami |
Keamanan
MSG
Kandungan
utama dari MSG adalah asam glutamat. Nah, asam glutamat termasuk asam amino
non-essential yang banyak terkandung di dalam sumber makanan alami, seperti
ikan, daging, tomat, susu, keju, brokoli, dan lain sebagainya, yang setiap hari
kita konsumsi, bahkan terdapat juga di dalam ASI. Kita tahu bahwa asam amino merupakan
zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai penyusun protein, atau sebagai penyusun
kerangka molekul-molekul penting di dalam tubuh.
MSG
terdiri dari 78% asam glutamat + 12% natrium, dan 10% air. Inilah yang
terkandung di dalam produk Ajinomoto, yang sudah mendapatkan sertifikat halal
dari MUI. Di Indonesia, pembuatan MSG menggunakan air tebu yang difermentasi,
sehingga menjadi kristal natrium glutamat. Butiran Kristal ini kemudian
dikeringkan, dan jadilah produk MSG (Ajinomoto). Sedangkan di negara-negara
lain, pembuatan MSG ada yang menggunakan jagung, singkong, dan sagu. Jadi bahan
dasar pembuatan MSG ini disesuaikan dengan limpahan tanaman yang terdapat di
masing-masing negara.
Seperti
yang pernah dibilang oleh Bik Nur, penggunaan MSG ini tidak perlu berlebihan,
gunakan secukupnya saja. Begitupun menurut Bapak Haris, penggunaan MSG memang perlu
secukupnya saja, atau disesuaikan dengan takaran yang terdapat pada kemasan,
yaitu 0,2-0,8% dari volume makanan. Lalu kapan sebaiknya MSG ini dimasukkan
pada masakan? Terserah saja sih sebenarnya, boleh saat persiapan, saat memasak,
maupun saat masakan akan dihidangkan, karena MSG ini hanya sebagai penambah
rasa umami pada makanan.
Tak
bisa dipungkiri memang banyak isu yang beredar di masyarakat mengenai MSG,
seperti dapat menyebabkan kanker, kerusakan otak, dan gangguan pada janin. Isu
ini berawal dari surat pembaca (Robert Kwok) yang ditulis di salah satu jurnal
pada tahun 1968), yang mengatakan bahwa setelah ia makan makanan yang
mengandung MSG di sebuah restoran di Cina, kepalanya langsung pusing, kaku di
leher, dan membuatnya haus. Namun hal ini kemudian dibantah oleh Geha, dkk melalui
penelitian, yang membuktikan bahwa MSG bukan merupakan pemicu gejala pusing,
kaku di leher, dan haus. Isu ini terus bergulir hingga sekarang.
Sebagai
informasi, bahwa MSG ini merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP), sehingga
sebenarnya tidak akan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan, jika ditambahkan
pada produk pangan dalam jumlah yang sesuai dengan cara produksi pangan yang
baik. Menurut Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, MSG hanyalah sebagai bahan penguat
rasa, yang mudah larut dan dapat dimetabolisme dengan baik oleh tubuh kita. MSG
tidak akan terakumulasi ke dalam darah, karena akan terurai menjadi 3 zat gizi,
yaitu glutamat, natrium, dan air. Untuk itulah MSG dinyatakan aman oleh lembaga
yang berwenang dan kredibel, seperti JECFA (FAO, WAI, dll), USFDA, dan BPOM RI.
Mari
Mengenal Masako
Credit by Desy Yusnita |
Ibu Yani |
“Biasanya,
menu makanan sehat itu tidak similar dengan makanan lezat. Begitu dibilang menu
sehat, yang kebayang adalah makanan yang tidak enak. Disitulah peran Masako,
yang dapat membuat masakan sehat menjadi enak juga. Nah, nanti akan ada Chef
Yunita yang akan memberikan resep, bagaimana membuat makanan yang sehat dan
lezat, menggunakan Masako,” ujar Ibu Yani.
Credit by Desy Yusnita |
Hingga
saat ini Masako baru terdiri dari dua varian rasa, yaitu rasa daging sapi dan rasa daging ayam. Mungkin dua rasa itu yang banyak digunakan dan menjadi favorit
bagi para ibu ya. Yah, mungkin saja nanti ada varian rasa lain? Mungkin rasa
udang? Cumi? Atau rasa seafood
lainnya, hehe…. Masako sengaja dibungkus dengan plastik berlaminasi, dan
dikemas dalam bentuk bubuk agar lebih awet dan tahan lama.
Ibu Eurli |
“Masako
itu berbentuk granule. Jadi dalam 1
butir Masako itu sudah komplit, ada garam, gula, emulsi, bawang, dan lain
sebagainya. Kemasannya juga terbuat dari plastik, tapi berlaminasi, yang
tujuannya agar Masako ini kedap udara, aman, dan terjaga kualitasnya. Kita
tidak menggunakan pengawet, tapi melakukan proses pengeringan agar bahan-bahannya
jadi lebih awet,” jelas Ibu Eurli.
Dari
Ibu Eurli saya tahu, bahwa Ajinomoto ternyata punya dua pabrik, yaitu di
Karawang dan di Mojokerto. Untuk bahan baku pembuatan Masako, seperti daging
ayam, daging sapi, dan bumbu rempahnya, dipilih dan diseleksi dengan ketat.
Seperti daging ayamnya nih, berasal dari supplier
daging RPH yang sudah bersertifikat halal. Ayamnya pun dipilih dari ayam jenis
pedaging yang usianya 40-45 hari, dengan berat 1,8-2 kg per ekor, karena di
usia dan berat tersebut, ayam lagi berada di usia produktif, dimana tidak
banyak kandungan lemak dalam tubuhnya.
Sedangkan
untuk daging sapi, berasal dari daging sapi lokal dan sapi impor dari Australia
(yang digemukkan secara lokal). Daging yang diambil adalah bagian paha depan
yang banyak dagingnya, dan bagian yang tidak banyak kandungan lemaknya, agar
rasa kaldu dari Masako nantinya tidak berminyak. Biar lebih jelas lagi mengenai
proses produksi Masako, bisa lihat pada gambar di bawah ini yaa….
Keunggulan
dari Masako :
Terbuat dari bahan alami dan
lengkap. Bahan pembuat
Masako berasal dari daging ayam dan sapi yang segar, yang dipadukan dengan
bumbu rempah pilihan, sehingga dapat menghasilkan masakan dengan rasa dan aroma
yang enak. Selain ekstrak dagingnya yang lebih banyak, Masako juga bisa
dijadikan sebagai bahan pengganti garam.
Praktis dan Ekonomis. Jika kita biasanya butuh waktu, tenaga,
dan juga uang untuk membuat kaldu, maka dengan Masako yang memiliki rasa dan
aroma seperti kaldu buatan rumah, nggak perlu capek-capek, buang waktu dan uang
lagi, untuk mendapatkan kaldu dengan cita rasa yang nikmat. Cuma dengan harga
Rp 500,- per bungkusnya lho! Eh, itu untuk ukuran yang kecil ya. Tersedia juga
Masako dalam kemasan besar. Jadi bisa beli Masako sesuai dengan kebutuhan kita
:)
Bisa untuk Berbagai Menu. Di sini kelebihan lain dari Masako,
karena bentuknya yang bubuk, jadi bisa digunakan untuk berbagai menu masakan,
baik itu yang berkuah, tumisan, maupun untuk gorengan.
Hingga
saat ini, Masako merupakan bumbu kaldu
No.1 di Indonesia, karena memang banyak yang menggunakannya, termasuk saya,
hehe.
Strategi
Penurunan Berat Badan Anak Gemuk
Nah,
selain membahas mengenai MSG dan produk Masako, pada acara ini juga hadir Dr.
(c) Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, yang merupakan seorang ahli gizi, dosen, Pengurus
Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), penulis buku
mengenai gizi dan kesehatan, dan saat ini bergabung dalam Tim Komite Ahli
Pengendalian Obesitas Tingkat Nasional. Ibu Rita akan mengulas sebuah topik
hangat bagi orangtua, yaitu mengenai “Strategi Penurunan BB Anak Gemuk”.
Oya, mungkin masih banyak orang yang senang jika melihat ada anak-anak yang tubuhnya gemuk, yang katanya lucu. Atau orang dengan persepsi bahwa anak yang gemuk itu berarti sehat. Atau ada juga orangtua yang senang melihat anaknya makannya banyak, padahal belum tentu yang dimakan anaknya itu sehat, karena bagi si ibu yang penting anaknya makan. Nah, pemikiran seperti ini yang perlu diubah nih! Karena anak yang gemuk belum tentu sehat, dan bisa saja mengarah ke sebuah penyakit yang dinamakan obesitas.
Oya, mungkin masih banyak orang yang senang jika melihat ada anak-anak yang tubuhnya gemuk, yang katanya lucu. Atau orang dengan persepsi bahwa anak yang gemuk itu berarti sehat. Atau ada juga orangtua yang senang melihat anaknya makannya banyak, padahal belum tentu yang dimakan anaknya itu sehat, karena bagi si ibu yang penting anaknya makan. Nah, pemikiran seperti ini yang perlu diubah nih! Karena anak yang gemuk belum tentu sehat, dan bisa saja mengarah ke sebuah penyakit yang dinamakan obesitas.
Obesitas
pada anak berbeda dengan obesitas pada orang dewasa. Anak yang masih dalam masa
pertumbuhan, saat makannya tidak teratur dan malas melakukan aktivitas fisik,
maka energi yang masuk akan membuat lemak yang ada dalam tubuhnya mereplikasi
(memperbanyak diri). Jika jumlah lemaknya sudah banyak, saat anak ini dewasa
nanti, akan sulit baginya untuk menurunkan berat badannya. Satu-satunya cara
adalah dengan operasi lemak :(
Ibu Rita |
“Beda
dengan orang yang gemuknya saat mereka sudah dewasa, yang sel tubuhnya tidak
akan bertambah lagi, tapi ukurannya yang membesar. Sehingga jika ingin
menurunkan berat badan akan lebih mudah, yaitu dengan cara tidak makan saja,
berat badan akan menyusut dengan sendirinya, atau banyakin aja bergeraknya,”
jelas Ibu Rita.
Banyak
sebab lain agar orangtua harus mengontrol berat badan anak-anaknya. Selain
masalah di atas, anak yang lagi dalam masa pertumbuhan, yang butuh hormon yang
bisa membuatnya tumbuh tinggi. Namun karena lemaknya yang banyak, hormonnya
tidak bisa bekerja dengan baik, yang berkorelasi positif dengan jumlah sel yang
ada di otaknya. Sel otak yang tidak terlalu banyak jumlahnya dapat menyebabkan
anak tersebut mempunyai kemampuan rata-rata yang lebih rendah dari kelompoknya.
Banyak
lagi masalah yang akan dialami oleh anak dengan kelebihan berat badan. Misalnya
penyakit lain yang timbul karena jaringan tubuh yang tidak bisa lagi menampung
jumlah lemak, sehingga lari ke organ vitalnya seperti kantong pankreas, kantong
empedu, dll. Akhirnya anak akan menderita berbagai penyakit yang semestinya itu
muncul di hari tua. Untuk itu, rutinlah memeriksakan gizi dan kesehatan anak ke
ahli gizi atau nutritionists, jika dirasa anak kita mengalami kelebihan berat
badan.
Cara
gampang untuk menentukan kalau anak itu kelebihan berat badan atau tidak adalah
dengan melihat pipinya. Anak yang kelebihan berat badan umumnya memiliki pipi
yang tembem, dagunya kelihatan pendek (dempet antara dagu dan lehernya), jarak
paha kiri dan kanan yang berdempet, pada anak laki-laki payudaranya kelihatan
menumbuh, dan kalau pada anak perempuan biasanya akan lebih cepat
menstruasinya. Lalu ciri lainnya dari anak gemuk adalah bagian belakang
lehernya yang menghitam.
Menurut
Ibu Rita, tidak ada anak yang gemuk karena turunan, karena faktor genetik itu
hanya sekitar 10% saja. Yang ada adalah pola hidupnya dan pola makannya yang
kurang baik. Gemuk itu terjadi karena energi yang masuk lebih besar dari energi
yang keluar. Nah, anak sekarang itu sangat jarang sekali beraktivitas, dan
lebih banyak bermain gadget, sehingga energi yang keluar lebih sedikit.
Faktor
Risiko Anak Gemuk
- Penambahan berat badan ibu hamil yang mempengaruhi jumlah lemak janin.
- Bayi usia 0-6 bulan yang diberi susu formula, karena anak sejak bayi sudahtidak mengenal rasa kenyang.
- Pemberian makanan padat terlalu dini, yang pada umumnya tingi gula dan lemak.
- Iklan makanan tinggi energi, lemak, dan gula yang menarik perhatian anak.
- Ibu yang tidak berhasil menjadi role models bagi anak-anaknya. Ibu makan makan yang berkemak, anakpun akan mengikuti makan makanan yang sama.
- Anak yang tidak suka makan sayur. Untuk itu orangtua harus membuat olahan sayur yang enak agar anak mau memakannya, dengan tidak lupa mengurangi olahan makanan lain yang tinggi lemak.
Lalu
bagaimana jika anak sudah terlanjur gemuk? Harus diet dong ya? Menurut Ibu Rita,
ada diet yang dinamakan Diet Rest, yang merupakan singkatan dari Diet Rendah Energi Seimbang dan Teratur. Diet Rest artinya adalah seorang anak yang diistirahatkan sejenak
dari lemak jenuh, gula, dan dari hidup bermalasan, sehingga dapat mengaktifkan
kembali sel ototnya, dan dapat membakar lemaknya.
Jika
usia anak masih kurang dari 12 tahun, kita tidak perlu menargetkan anak
tersebut turun berat badannya, karena anak tersebut masih dalam tahap
pertumbuhan. Yang penting dijaga saja agar berat badannya tetap dan tidak naik,
karena nantinya anak tersebut akan tumbuh tinggi, dan pada saat itu komposisi
lemaknya telah berganti menjadi otot dan tulang.
Prinsip
Diet Rest Anak dan Remaja
Untuk
anak dan remaja dengan usia di atas 13 tahun, yang mengalami kelebihan berat
badan, maka perlu melakukan Diet Rest 3 M, yaitu Move, Model, Meet.
Move. Ajarkan anak untuk bergerak dalam
kesehariannya untuk meningkatkan pengeluaran energinya. Serta megurangi
kebiasaan anak menonton tv atau bermain gadget dalam waktu yang lama.
Model. Sejak dini ajarkan anak untuk berperilaku
hidup sehat, dan jadilah orangtua sebagai model bagi anak-anaknya. Anak
biasanya akan mengikuti kebiasaan dari orangtuanya. Jika orangtua hidup sehat,
anak-anak akan meniru kebiasaan tersebut. Perlihatkan pada anak-anak bahwa
berperilaku hidup sehat itu sangat mudah dilakukan. Orangtua pun harus
konsisten dengan perilaku hidup sehat yang telah diterapkan.
Meet atau ‘Mengajak Anak’. Mengajak anak
bersama-sama untuk melakukan perubahan. Prinsip ini dapat diterapkan oleh semua
orangtua yang peduli dengan anak-anaknya yaa :)
Masak
Bergizi Bersama Masako
Chef Yunita |
Banyak
banget ilmu yang didapatkan dari Ibu Rita. Eh, ternyata masih dikasih lagi ilmu
mengenai cara mengolah makanan yang bergizi namun tetap enak, bersama Chef Princess
Yunita, yang merupakan chef dari Masako-Ajinomoto. Dari pada membeli makanan
diluaran, yang kurang jelas kebersihan dan kesehatannya, maka sebaiknya ibu
menyiapkan makanan sendiri di rumah. Menurut Chef Yunita, mudah kok cara
memasak makanan yang sehat dan enak buat keluarga, khususnya bagi anak-anak
agar terhindar dari obesitas.
Menjadi
ibu rumah tangga itu tentulah harus kreatif mengolah bahan makanan yang kurang
disukai oleh anak-anak, sehingga bisa disulap menjadi makanan yang enak dan
senangi. Kebanyakan anak-anak kan kurang suka dengan sayuran ya. Nah, kali ini
Chef Yunita akan memberikan resep sayuran yang sehat dan enak, yaitu Brokoli Saus Telur
Asin. Berikut resepnya :
Brokoli Saus Telur Asin
Bahan-bahan :
- 150 gr brokoli rebus
- 100 gr kentang kecil rebus
- 2 butir kuning telur asin
- 2 siung bawang putih
- 1 buah cabai keriting
- ¼ bungkus Masako® Rasa Ayam
- 1 sdt minyak goreng
Cara
memasak :
- Cincang bawang putih dan cabai keriting, sisihkan
- Panaskan minyak goreng, tumis kuning tekur asin hhingga berbuih, lalu tambahkan cabai dan bawang putih cincang, dan aduk rata.
- Masukkan brokoli, kentang, dan Masako® Rasa Ayam, aduk rata. Angkat dan sajikan.
Siomay Jamur Masako
Bahan-bahan :
- 50 gr daging ayam cincang
- 70 gr jamur kancing
- 20 gr kol
- 1 batang seledri
- 1 butir telur
- 8 buah kulit pangsit
- ½ bungkus Masako® Rasa Ayam 11 gr
- Parutan wortel (sebagai bahan pelengkap)
Cara
memasak :
- Potong kecil kol dan jamur, cincang daun seledri, sisihkan.
- Masukkan daging ayam cincang, jamur, kol, seledri, dan ½ bungkus Masako® Rasa Ayam, lalu aduk rata.
- Ambil kulit pangsit, letakkan di telapak tangan, isi dengan adonan siomay, lalu bentuk kulit berisi adonan, rapikan.
- Panaskan kukusan, masukkan adonan siomay, dan kukus hingga matang.
- Angkat, hias, dan sajikan.
Untuk
pemberian Masako, menurut Chef Yunita musti dilihat bahan dasarnya apa. Jika bahan
dasarnya sudah ada yang asin, seperti telur asin, maka sebaiknya tidak usah
terlalu banyak memberikan tambahan Masako pada masakan, karena dalam Masako itu
sudah mengandung rasa asin dan gurih. Nah, jika masakan tersebut sudah asin,
cukup tambahkan Ajinomoto saja untuk menambahkan rasa gurih. Pun saat mengolah
sayuran, sebaiknya dimasak dengan api besar, agar sayurnya cepat matang,
warnanya tetap segar, dan kandungan nutrisinya tidak sampai hilang.
Usai
demo masak menu makanan sehat dan lezat, Chef yunita pun menantang peserta yang
hadir untuk memasak menu selanjutnya, yaitu Bayam Mentega. Saya dan teman
sekelompok saya yaitu Tim Brokoli dengan sigap memasak sesuai dengan resep yang
telah diberikan sebelumnya. Sepertinya sangat mudah ya, tapi tetap saja, saat membubuhkan Masako, masih ada kelompok yang kebanyakan menaburkan Masako, sehingga
rasanya keasinan, haha *ditampol sama kelompok sebelah XD. Oya ini resepnya ya :
Bayam
Mentega
Bahan-bahan
:
- 2 ikat daun bayam
- 100 gram udang segar, kupas
- 2 sdm mentega
- 3 siung bawang putih, cincang
- ¼ sdt merica hitam bubuk
- 1 sdt air jeruk lemon
- 2 sdm air matang
- ½ bungkus Masako® Rasa Ayam 11 gr
Cara
memasak :
- Panaskan mentega, tumis bawang putih hingga harum.
- Masukkan udang, masak hihngga berubah warna.
- Tambahkan air, air jeruk lemon, dan merica, lalu didihkan.
- Masukkan bayam dan Masako® Rasa Ayam, masak hingga layu. Angkat dan sajikan.
Walaupun hasil masakan kelompok saya kelihatannya sudah lezat, namun belum rezekinya menang, hihi,
karena menurut Chef Yunita, kelompok yang menang ini punya cita rasa, tekstur
dan komposisi yang pas. Yaah, nggak apa-apalah yaa. Sudah mendapatkan banyak ilmu
saja, saya sudah senang, ditambah lagi 3 resep yang maknyuss rasanya. Jadi
pengen bikin juga di rumah. Makasih yang Pak Haris, Ibu Rita, Chef Yunita, dan
semua Tim dari Masako-Ajinomoto, yang sudah memberikan kesempatan bagi saya
untuk berkunjung ke Dapur Umami, jadi nambah ilmu. Senang banget! Semoga bisa berkunjung lagi
lain waktu :)
Bagi yang ingin tahu lebih detil lagi mengenai produk Masako, atau informasi penting mengenai nutrisi makanan dan cara pengolahannya, tip, serta resep masakan, bisa dilihat di FB Fanpage Asli Masako, dan juga website Masako yang berisikan informasi mengenai proses produksi secara live di www.masakolivestream.ajinomoto.co.id.
Foto-foto : Pribadi
14 comments
Sama ama aku. Aku juga dah kenal ajinomoto sejak baru pertama belajar masak.
BalasHapusToss kalo gitu Mba Ade. Saya sudah lama juga tau Ajinomoto :)
HapusAcaranya menarik banget ya buat ibu-ibu zaman now, dapat ilmu dan pengalaman memasak di Dapur Umami
BalasHapusBanget Mba Indri. Ilmunya ini lho, kan susah dapet ilmu kek gini ya, mana banyak lagi ilmu yang didapatkan :)
HapusOrang Jepang penemu MSG pun umurnya panjang & pintar2 ya Mbak.
BalasHapusNah, bener itu Mba Leyla. Makanya saya percaya karena ada buktinya
HapusDapur umami kece banget, jadi pengen masak terus disana. Bikin segala jenis makanan yang enak2 dan disuka sama anak2 dan bapaknya. Aku pun di rumah selalu sedia saori dan sajiku Mak.
BalasHapusHahaha pengen punya dapur kek Dapur Umami ya Mba :D
HapusKalo saya lebih sering pake tepung bumbu, bumbu racik, dan Masako Mba :)
Ajinomoto itu pemain lama banget, ya. Udah gak diragukan lagi kualitasnya.
BalasHapusIya Mbaa, udah sejak nenek saya dulu lho itu :)
HapusJadi dpat ilmu tambahan ya,,tentang msg juga dpt menu tambahn untuk d sajikan ke keluarga
BalasHapusHo oh Mba Utie. Banyak ilmu, tentang gizi pada anak dan juga asal msg itu sendiri eh plus menu sehat jugaa :)
HapusIya, Mbak. Masako ini selalu berhasil bikin masakan enaaaak :))
BalasHapushihi bener Mbaa :D
Hapus