Masak Enak dan Sehat Itu Mudah Kok! Masako-in Aja

By Dewi Sulistiawaty - November 16, 2017

Bicara mengenai makanan yang enak, saya jadi teringat dengan almarhumah Bik Nur. Bik Nur adalah orang yang semasa hidupnya suka membantu ibu saya memasak di rumah. Usia Bik Nur sedikit lebih muda dibandingkan usia ibuku. Apapun yang dimasak oleh Bik Nur, dijamin bikin nagih deh. Mau sayur bening, sop, soto, nasi goreng, gado-gado, gulai, rendang, ikan panggang, berbagai macam kue bolu dan kue kering, hingga minuman, semua bisa dibikin Bik Nur dengan rasa yang buat saya kangen terus. Huhu…jadi kangen sama beliau *kirim doa….

Setiap ditawari untuk menjadi koki di restoran atau warung nasi, beliau selalu menolak. Katanya sih, sudah senang bisa bekerja membantu ibu saya memasak di rumah, lebih santai, hati pun tenang. Ibu saya memang sayang sama Bik Nur, karena orangnya jujur, patuh, lucu, tapi kalau sudah bekerja orangnya serius, dan yang paling penting, masakannya itu lho, juara! Jadi ibu pun sudah mempercayakan Bik Nur memasak menu apapun buat keluarga kami, pun tidak memaksa Bik Nur bekerja penuh, selama makanan sudah tersedia di meja makan :D

Saat saya duduk di bangku SMA, dan mulai suka ngoprek-ngoprek di dapur, saya pun sempat menanyakan pada Bik Nur, apa yang menjadi rahasia masakan enaknya. Bik Nur cuma ketawa, sambil bilang nggak ada. Yang penting takaran bumbunya pas saja, begitu kata beliau. Saya pernah lho, mencoba bikin masakan sesuai dengan instruksi Bik Nur, tapi entah mengapa, tetap saja rasanya sedikit berbeda. Masakan Bik Nur punya cita rasanya tersendiri. Ah, mungkin itu ya, rasa atau ‘feel’ saat memasak itu, yang dimiliki oleh Bik Nur, dan tidak saya miliki, hehe….

Oya, Bik Nur punya satu kebiasaan, yaitu suka menggantung bumbu Ajinomoto yang rentengan di dapur. Saya ingat banget, Bik Nur suka membeli satu renteng Ajinomoto sachet-an paling kecil, kalau tidak salah waktu itu yang harga satu sachet-nya Rp 25,-. Tiap masak, beliau selalu menggunakan Ajinomoto, kata Bik Nur biar masakannya terasa lebih gurih. Saya sempat protes sama Bik Nur, karena kebiasaannya menggunakan Ajinomoto, karena sepengetahuan saya, Ajinomoto itu kan sejenis mecin ya, yang katanya kurang baik untuk kesehatan.

Bik Nur mengatakan, bahwa sejak zaman beliau kecil dulu, neneknya sudah menggunakan Ajinomoto, dan neneknya baik-baik saja, bahkan hidup sehat hingga meninggal, di usianya yang terbilang lama, yaitu 95 tahun, begitupun dengan ibu beliau. Bik Nur pun mengatakan, pakai Ajinomoto-nya dengan takaran yang sewajarnya saja, jangan berlebihan. Makanya Bik Nur suka beli Ajinomoto yang sachet-an paling kecil, biar mudah nakarnya. 


Penjelasan dari Bik Nur yang saya dapatkan ketika beliau masih hidup dulu, membuat saya semakin mengerti, saat mendengarkan paparan dari Bapak Haris Fadillah, selaku PR Manager PT. Ajinomoto Indonesia. Bapak Haris secara rinci menjelaskan mengenai produk Ajinomoto dan apa itu MSG (Mono Sodium Glutamat) atau yang sering kita sebut mecin/ vetsin/ moto. Bapak Haris menjelaskannya saat saya dan teman-teman blogger berkunjung ke Dapur Umami di Gedung Ajinomoto, Jakarta Utara, pada Hari Rabu, tanggal 8 November 2017 kemarin.

Bapak Haris
Awalnya Bapak Haris memaparkan mengenai 5 rasa dasar yang biasa kita temui, yaitu manis, asam, asin, pahit, dan umami (gurih). Kalau untuk rasa manis bisa kita jumpai pada gula, rasa asam pada cuka, rasa asin pada garam, dan rasa pahit pada kopi. Nah, untuk rasa umami sendiri bisa ditemui pada MSG/ vetsin/ mecin/ asam glutamat.

“Sebenarnya kita sudah mengenal rasa gurih dari glutamat sejak kecil. ASI mengandung glutamat yang tinggi,” ujar Bapak Haris.

Rasa Umami
Rasa umami pertama kali ditemukan oleh Dr. Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Beliau merupakan seorang professor dari Tokyo Imperial University. Dr. Kikunae menemukan rasa umami pada rumput laut. Beliau kemudian mengisolasi asam glutamat yang terdapat pada rumput laut (kombu dashi) tersebut, sehingga menjadi produk MSG untuk pertama kalinya atau disebut Aji-No-Moto, pada tahun 1909.  

Replika kemasan Ajinomoto yang pertama
di Dapur Umami
Tahun selanjutnya, yaitu tahun 1913, Shintaro Kodama menemukan rasa umami pada kerang yang mengandung inosinate. Lalu pada tahun 1957, rasa umami ditemukan lagi pada sejenis jamur yang mengandung guanylate oleh Akira Kuninaka. Ternyata rasa umami itu terdapat dalam beberapa bahan makanan ya. Hampir di seluruh dunia memiliki rasa umami-nya masing-masing. Seperti kalau di Itali, mereka menggunakan pasta tomat untuk mendapatkan rasa umami, di Cina menggunakan kecap asin, di Indonesia mengunakan terasi, dan di Malaysia menggunakan belacan.

Keamanan MSG
Kandungan utama dari MSG adalah asam glutamat. Nah, asam glutamat termasuk asam amino non-essential yang banyak terkandung di dalam sumber makanan alami, seperti ikan, daging, tomat, susu, keju, brokoli, dan lain sebagainya, yang setiap hari kita konsumsi, bahkan terdapat juga di dalam ASI. Kita tahu bahwa asam amino merupakan zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai penyusun protein, atau sebagai penyusun kerangka molekul-molekul penting di dalam tubuh.

MSG terdiri dari 78% asam glutamat + 12% natrium, dan 10% air. Inilah yang terkandung di dalam produk Ajinomoto, yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Di Indonesia, pembuatan MSG menggunakan air tebu yang difermentasi, sehingga menjadi kristal natrium glutamat. Butiran Kristal ini kemudian dikeringkan, dan jadilah produk MSG (Ajinomoto). Sedangkan di negara-negara lain, pembuatan MSG ada yang menggunakan jagung, singkong, dan sagu. Jadi bahan dasar pembuatan MSG ini disesuaikan dengan limpahan tanaman yang terdapat di masing-masing negara.

Seperti yang pernah dibilang oleh Bik Nur, penggunaan MSG ini tidak perlu berlebihan, gunakan secukupnya saja. Begitupun menurut Bapak Haris, penggunaan MSG memang perlu secukupnya saja, atau disesuaikan dengan takaran yang terdapat pada kemasan, yaitu 0,2-0,8% dari volume makanan. Lalu kapan sebaiknya MSG ini dimasukkan pada masakan? Terserah saja sih sebenarnya, boleh saat persiapan, saat memasak, maupun saat masakan akan dihidangkan, karena MSG ini hanya sebagai penambah rasa umami pada makanan.

Tak bisa dipungkiri memang banyak isu yang beredar di masyarakat mengenai MSG, seperti dapat menyebabkan kanker, kerusakan otak, dan gangguan pada janin. Isu ini berawal dari surat pembaca (Robert Kwok) yang ditulis di salah satu jurnal pada tahun 1968), yang mengatakan bahwa setelah ia makan makanan yang mengandung MSG di sebuah restoran di Cina, kepalanya langsung pusing, kaku di leher, dan membuatnya haus. Namun hal ini kemudian dibantah oleh Geha, dkk melalui penelitian, yang membuktikan bahwa MSG bukan merupakan pemicu gejala pusing, kaku di leher, dan haus. Isu ini terus bergulir hingga sekarang.

Sebagai informasi, bahwa MSG ini merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP), sehingga sebenarnya tidak akan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan, jika ditambahkan pada produk pangan dalam jumlah yang sesuai dengan cara produksi pangan yang baik. Menurut Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, MSG hanyalah sebagai bahan penguat rasa, yang mudah larut dan dapat dimetabolisme dengan baik oleh tubuh kita. MSG tidak akan terakumulasi ke dalam darah, karena akan terurai menjadi 3 zat gizi, yaitu glutamat, natrium, dan air. Untuk itulah MSG dinyatakan aman oleh lembaga yang berwenang dan kredibel, seperti JECFA (FAO, WAI, dll), USFDA, dan BPOM RI.


Mari Mengenal Masako

Credit by Desy Yusnita
Ibu Yani Heriani, sebagai Department Head Consumer Food & Seasoning PT. Ajinomoto Indonesia menjelaskan produk-produk apa saja yang terdapat di dalam Ajinomoto Group, diantaranya ada Ajinomoto, Masako, Sajiku, Saori, Mayumi, dan Bumbu Pasta Delito. Namun pada acara hari itu, khusus membahas mengenai Masako saja. Tahukan Masako? Saya sendiri suka menggunakan Masako Rasa Daging Ayam saat memasak gulai. Rasa masakan terasa lebih mantap :)

Ibu Yani
“Biasanya, menu makanan sehat itu tidak similar dengan makanan lezat. Begitu dibilang menu sehat, yang kebayang adalah makanan yang tidak enak. Disitulah peran Masako, yang dapat membuat masakan sehat menjadi enak juga. Nah, nanti akan ada Chef Yunita yang akan memberikan resep, bagaimana membuat makanan yang sehat dan lezat, menggunakan Masako,” ujar Ibu Yani.

Credit by Desy Yusnita
Selanjutnya ada Ibu Eurli Asria, selaku Brand Manager Masako, yang menjelaskan dengan lebih rinci lagi mengenai produk Masako. Masako ini adalah sejenis bumbu kaldu penyedap, yang terbuat dari daging ayam dan daging sapi segar berkualitas, yang kemudian dipadu dengan bumbu dan rempah-rempah pilihan. Perpaduannya yang tepat, membuat Masako dapat menyempurnakan masakan sehari-hari menjadi lebih lezat. Saya sendiri merasakan perbedaan aroma masakan saya setelah ditaburi Masako, terasa lebih wangi dengan aroma dagingnya gitu.

Hingga saat ini Masako baru terdiri dari dua varian rasa, yaitu rasa daging sapi dan rasa daging ayam. Mungkin dua rasa itu yang banyak digunakan dan menjadi favorit bagi para ibu ya. Yah, mungkin saja nanti ada varian rasa lain? Mungkin rasa udang? Cumi? Atau rasa seafood lainnya, hehe…. Masako sengaja dibungkus dengan plastik berlaminasi, dan dikemas dalam bentuk bubuk agar lebih awet dan tahan lama.

Ibu Eurli
“Masako itu berbentuk granule. Jadi dalam 1 butir Masako itu sudah komplit, ada garam, gula, emulsi, bawang, dan lain sebagainya. Kemasannya juga terbuat dari plastik, tapi berlaminasi, yang tujuannya agar Masako ini kedap udara, aman, dan terjaga kualitasnya. Kita tidak menggunakan pengawet, tapi melakukan proses pengeringan agar bahan-bahannya jadi lebih awet,” jelas Ibu Eurli.

Dari Ibu Eurli saya tahu, bahwa Ajinomoto ternyata punya dua pabrik, yaitu di Karawang dan di Mojokerto. Untuk bahan baku pembuatan Masako, seperti daging ayam, daging sapi, dan bumbu rempahnya, dipilih dan diseleksi dengan ketat. Seperti daging ayamnya nih, berasal dari supplier daging RPH yang sudah bersertifikat halal. Ayamnya pun dipilih dari ayam jenis pedaging yang usianya 40-45 hari, dengan berat 1,8-2 kg per ekor, karena di usia dan berat tersebut, ayam lagi berada di usia produktif, dimana tidak banyak kandungan lemak dalam tubuhnya.
  
Sedangkan untuk daging sapi, berasal dari daging sapi lokal dan sapi impor dari Australia (yang digemukkan secara lokal). Daging yang diambil adalah bagian paha depan yang banyak dagingnya, dan bagian yang tidak banyak kandungan lemaknya, agar rasa kaldu dari Masako nantinya tidak berminyak. Biar lebih jelas lagi mengenai proses produksi Masako, bisa lihat pada gambar di bawah ini yaa….


Keunggulan dari Masako :
Terbuat dari bahan alami dan lengkap. Bahan pembuat Masako berasal dari daging ayam dan sapi yang segar, yang dipadukan dengan bumbu rempah pilihan, sehingga dapat menghasilkan masakan dengan rasa dan aroma yang enak. Selain ekstrak dagingnya yang lebih banyak, Masako juga bisa dijadikan sebagai bahan pengganti garam.

Praktis dan Ekonomis. Jika kita biasanya butuh waktu, tenaga, dan juga uang untuk membuat kaldu, maka dengan Masako yang memiliki rasa dan aroma seperti kaldu buatan rumah, nggak perlu capek-capek, buang waktu dan uang lagi, untuk mendapatkan kaldu dengan cita rasa yang nikmat. Cuma dengan harga Rp 500,- per bungkusnya lho! Eh, itu untuk ukuran yang kecil ya. Tersedia juga Masako dalam kemasan besar. Jadi bisa beli Masako sesuai dengan kebutuhan kita :)

Bisa untuk Berbagai Menu. Di sini kelebihan lain dari Masako, karena bentuknya yang bubuk, jadi bisa digunakan untuk berbagai menu masakan, baik itu yang berkuah, tumisan, maupun untuk gorengan.

Hingga saat ini, Masako merupakan bumbu kaldu No.1 di Indonesia, karena memang banyak yang menggunakannya, termasuk saya, hehe.


Strategi Penurunan Berat Badan Anak Gemuk

Nah, selain membahas mengenai MSG dan produk Masako, pada acara ini juga hadir Dr. (c) Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, yang merupakan seorang ahli gizi, dosen, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), penulis buku mengenai gizi dan kesehatan, dan saat ini bergabung dalam Tim Komite Ahli Pengendalian Obesitas Tingkat Nasional. Ibu Rita akan mengulas sebuah topik hangat bagi orangtua, yaitu mengenai “Strategi Penurunan BB Anak Gemuk”. 

Oya, mungkin masih banyak orang yang senang jika melihat ada anak-anak yang tubuhnya gemuk, yang katanya lucu. Atau orang dengan persepsi bahwa anak yang gemuk itu berarti sehat. Atau ada juga orangtua yang senang melihat anaknya makannya banyak, padahal belum tentu yang dimakan anaknya itu sehat, karena bagi si ibu yang penting anaknya makan. Nah, pemikiran seperti ini yang perlu diubah nih! Karena anak yang gemuk belum tentu sehat, dan bisa saja mengarah ke sebuah penyakit yang dinamakan obesitas.

Obesitas pada anak berbeda dengan obesitas pada orang dewasa. Anak yang masih dalam masa pertumbuhan, saat makannya tidak teratur dan malas melakukan aktivitas fisik, maka energi yang masuk akan membuat lemak yang ada dalam tubuhnya mereplikasi (memperbanyak diri). Jika jumlah lemaknya sudah banyak, saat anak ini dewasa nanti, akan sulit baginya untuk menurunkan berat badannya. Satu-satunya cara adalah dengan operasi lemak :(

Ibu Rita
“Beda dengan orang yang gemuknya saat mereka sudah dewasa, yang sel tubuhnya tidak akan bertambah lagi, tapi ukurannya yang membesar. Sehingga jika ingin menurunkan berat badan akan lebih mudah, yaitu dengan cara tidak makan saja, berat badan akan menyusut dengan sendirinya, atau banyakin aja bergeraknya,” jelas Ibu Rita.

Banyak sebab lain agar orangtua harus mengontrol berat badan anak-anaknya. Selain masalah di atas, anak yang lagi dalam masa pertumbuhan, yang butuh hormon yang bisa membuatnya tumbuh tinggi. Namun karena lemaknya yang banyak, hormonnya tidak bisa bekerja dengan baik, yang berkorelasi positif dengan jumlah sel yang ada di otaknya. Sel otak yang tidak terlalu banyak jumlahnya dapat menyebabkan anak tersebut mempunyai kemampuan rata-rata yang lebih rendah dari kelompoknya.

Banyak lagi masalah yang akan dialami oleh anak dengan kelebihan berat badan. Misalnya penyakit lain yang timbul karena jaringan tubuh yang tidak bisa lagi menampung jumlah lemak, sehingga lari ke organ vitalnya seperti kantong pankreas, kantong empedu, dll. Akhirnya anak akan menderita berbagai penyakit yang semestinya itu muncul di hari tua. Untuk itu, rutinlah memeriksakan gizi dan kesehatan anak ke ahli gizi atau nutritionists, jika dirasa anak kita mengalami kelebihan berat badan.

Cara gampang untuk menentukan kalau anak itu kelebihan berat badan atau tidak adalah dengan melihat pipinya. Anak yang kelebihan berat badan umumnya memiliki pipi yang tembem, dagunya kelihatan pendek (dempet antara dagu dan lehernya), jarak paha kiri dan kanan yang berdempet, pada anak laki-laki payudaranya kelihatan menumbuh, dan kalau pada anak perempuan biasanya akan lebih cepat menstruasinya. Lalu ciri lainnya dari anak gemuk adalah bagian belakang lehernya yang menghitam.

Menurut Ibu Rita, tidak ada anak yang gemuk karena turunan, karena faktor genetik itu hanya sekitar 10% saja. Yang ada adalah pola hidupnya dan pola makannya yang kurang baik. Gemuk itu terjadi karena energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar. Nah, anak sekarang itu sangat jarang sekali beraktivitas, dan lebih banyak bermain gadget, sehingga energi yang keluar lebih sedikit.

Faktor Risiko Anak Gemuk
  • Penambahan berat badan ibu hamil yang mempengaruhi jumlah lemak janin.
  • Bayi usia 0-6 bulan yang diberi susu formula, karena anak sejak bayi sudahtidak mengenal rasa kenyang.
  • Pemberian makanan padat terlalu dini, yang pada umumnya tingi gula dan lemak.
  • Iklan makanan tinggi energi, lemak, dan gula yang menarik perhatian anak.
  • Ibu yang tidak berhasil menjadi role models bagi anak-anaknya. Ibu makan makan yang berkemak, anakpun akan mengikuti makan makanan yang sama.
  • Anak yang tidak suka makan sayur. Untuk itu orangtua harus membuat olahan sayur yang enak agar anak mau memakannya, dengan tidak lupa mengurangi olahan makanan lain yang tinggi lemak.

Lalu bagaimana jika anak sudah terlanjur gemuk? Harus diet dong ya? Menurut Ibu Rita, ada diet yang dinamakan Diet Rest, yang merupakan singkatan dari Diet Rendah Energi Seimbang dan Teratur. Diet Rest artinya adalah seorang anak yang diistirahatkan sejenak dari lemak jenuh, gula, dan dari hidup bermalasan, sehingga dapat mengaktifkan kembali sel ototnya, dan dapat membakar lemaknya.

Jika usia anak masih kurang dari 12 tahun, kita tidak perlu menargetkan anak tersebut turun berat badannya, karena anak tersebut masih dalam tahap pertumbuhan. Yang penting dijaga saja agar berat badannya tetap dan tidak naik, karena nantinya anak tersebut akan tumbuh tinggi, dan pada saat itu komposisi lemaknya telah berganti menjadi otot dan tulang.

Prinsip Diet Rest Anak dan Remaja

Untuk anak dan remaja dengan usia di atas 13 tahun, yang mengalami kelebihan berat badan, maka perlu melakukan Diet Rest 3 M, yaitu Move, Model, Meet.

Move. Ajarkan anak untuk bergerak dalam kesehariannya untuk meningkatkan pengeluaran energinya. Serta megurangi kebiasaan anak menonton tv atau bermain gadget dalam waktu yang lama.

Model. Sejak dini ajarkan anak untuk berperilaku hidup sehat, dan jadilah orangtua sebagai model bagi anak-anaknya. Anak biasanya akan mengikuti kebiasaan dari orangtuanya. Jika orangtua hidup sehat, anak-anak akan meniru kebiasaan tersebut. Perlihatkan pada anak-anak bahwa berperilaku hidup sehat itu sangat mudah dilakukan. Orangtua pun harus konsisten dengan perilaku hidup sehat yang telah diterapkan.

Meet atau ‘Mengajak Anak’. Mengajak anak bersama-sama untuk melakukan perubahan. Prinsip ini dapat diterapkan oleh semua orangtua yang peduli dengan anak-anaknya yaa :)


Masak Bergizi Bersama Masako

Chef Yunita
Banyak banget ilmu yang didapatkan dari Ibu Rita. Eh, ternyata masih dikasih lagi ilmu mengenai cara mengolah makanan yang bergizi namun tetap enak, bersama Chef Princess Yunita, yang merupakan chef dari Masako-Ajinomoto. Dari pada membeli makanan diluaran, yang kurang jelas kebersihan dan kesehatannya, maka sebaiknya ibu menyiapkan makanan sendiri di rumah. Menurut Chef Yunita, mudah kok cara memasak makanan yang sehat dan enak buat keluarga, khususnya bagi anak-anak agar terhindar dari obesitas.


Menjadi ibu rumah tangga itu tentulah harus kreatif mengolah bahan makanan yang kurang disukai oleh anak-anak, sehingga bisa disulap menjadi makanan yang enak dan senangi. Kebanyakan anak-anak kan kurang suka dengan sayuran ya. Nah, kali ini Chef Yunita akan memberikan resep sayuran yang sehat dan enak, yaitu Brokoli Saus Telur Asin. Berikut resepnya :

Brokoli Saus Telur Asin


Bahan-bahan :
  • 150 gr brokoli rebus
  • 100 gr kentang kecil rebus
  • 2 butir kuning telur asin
  • 2 siung bawang putih
  • 1 buah cabai keriting
  • ¼ bungkus Masako® Rasa Ayam  
  • 1 sdt minyak goreng

Cara memasak :
  • Cincang bawang putih dan cabai keriting, sisihkan
  • Panaskan minyak goreng, tumis kuning tekur asin hhingga berbuih, lalu tambahkan cabai dan bawang putih cincang, dan aduk rata. 
  • Masukkan brokoli, kentang, dan Masako® Rasa Ayam, aduk rata. Angkat dan sajikan.

Siomay Jamur Masako


Bahan-bahan :
  • 50 gr daging ayam cincang
  • 70 gr jamur kancing
  • 20 gr kol
  • 1 batang seledri
  • 1 butir telur
  • 8 buah kulit pangsit
  • ½ bungkus Masako® Rasa Ayam 11 gr
  • Parutan wortel (sebagai bahan pelengkap)

Cara memasak :
  • Potong kecil kol dan jamur, cincang daun seledri, sisihkan.
  • Masukkan daging ayam cincang, jamur, kol, seledri, dan ½ bungkus Masako® Rasa Ayam, lalu aduk rata.
  • Ambil kulit pangsit, letakkan di telapak tangan, isi dengan adonan siomay, lalu bentuk kulit berisi adonan, rapikan.
  • Panaskan kukusan, masukkan adonan siomay, dan kukus hingga matang.
  • Angkat, hias, dan sajikan.

Untuk pemberian Masako, menurut Chef Yunita musti dilihat bahan dasarnya apa. Jika bahan dasarnya sudah ada yang asin, seperti telur asin, maka sebaiknya tidak usah terlalu banyak memberikan tambahan Masako pada masakan, karena dalam Masako itu sudah mengandung rasa asin dan gurih. Nah, jika masakan tersebut sudah asin, cukup tambahkan Ajinomoto saja untuk menambahkan rasa gurih. Pun saat mengolah sayuran, sebaiknya dimasak dengan api besar, agar sayurnya cepat matang, warnanya tetap segar, dan kandungan nutrisinya tidak sampai hilang.  

Usai demo masak menu makanan sehat dan lezat, Chef yunita pun menantang peserta yang hadir untuk memasak menu selanjutnya, yaitu Bayam Mentega. Saya dan teman sekelompok saya yaitu Tim Brokoli dengan sigap memasak sesuai dengan resep yang telah diberikan sebelumnya. Sepertinya sangat mudah ya, tapi tetap saja, saat membubuhkan Masako, masih ada kelompok yang kebanyakan menaburkan Masako, sehingga rasanya keasinan, haha *ditampol sama kelompok sebelah XD. Oya ini resepnya ya :

Bayam Mentega


Bahan-bahan :
  • 2 ikat daun bayam
  • 100 gram udang segar, kupas
  • 2 sdm mentega
  • 3 siung bawang putih, cincang
  • ¼ sdt merica hitam bubuk
  • 1 sdt air jeruk lemon
  • 2 sdm air matang
  • ½ bungkus Masako® Rasa Ayam  11 gr

Cara memasak :
  • Panaskan mentega, tumis bawang putih hingga harum.
  • Masukkan udang, masak hihngga berubah warna.
  • Tambahkan air, air jeruk lemon, dan merica, lalu didihkan.
  • Masukkan bayam dan Masako® Rasa Ayam, masak hingga layu. Angkat dan sajikan.

Walaupun hasil masakan kelompok saya kelihatannya sudah lezat, namun belum rezekinya menang, hihi, karena menurut Chef Yunita, kelompok yang menang ini punya cita rasa, tekstur dan komposisi yang pas. Yaah, nggak apa-apalah yaa. Sudah mendapatkan banyak ilmu saja, saya sudah senang, ditambah lagi 3 resep yang maknyuss rasanya. Jadi pengen bikin juga di rumah. Makasih yang Pak Haris, Ibu Rita, Chef Yunita, dan semua Tim dari Masako-Ajinomoto, yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk berkunjung ke Dapur Umami, jadi nambah ilmu. Senang banget! Semoga bisa berkunjung lagi lain waktu :)  

Bagi yang ingin tahu lebih detil lagi mengenai produk Masako, atau informasi penting mengenai nutrisi makanan dan cara pengolahannya, tip, serta resep masakan, bisa dilihat di FB Fanpage Asli Masako, dan juga website Masako yang berisikan informasi mengenai proses produksi secara live di www.masakolivestream.ajinomoto.co.id.



Foto-foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

14 comments