Holding BUMN, Sinergi yang Jadikan Kita Kuat
By Dewi Sulistiawaty - Desember 07, 2017
Apasih
Holding BUMN itu? Memang perlu ya? Apakah dengan terbentuknya Holding BUMN, pemerintah
tidak memiliki kuasa lagi terhadap perusahaan ini? Apa kegunaan Holding BUMN?
Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran kita. Untuk menjawab permasalahan
yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat dan berbagai media ini, maka
Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), sebuah organisasi pemerintahan yang menjadi wadah
diskusi bagi media, menyelenggarakan sebuah diskusi bertajuk “Mengapa Perlu
Holding BUMN?”
Kegiatan
yang berlangsung hari Selasa, 5 Desember 2017, di Gedung Kementerian Komunikasi
dan Informatika, Jakarta ini menghadirkan 3 orang narasumber, yaitu Bapak Isa
Rachmatawarta, selaku Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Ibu Wianda Pusponegoro,
selaku Staf Khusus Menteri BUMN, dan Bapak Agung Wiharto, selaku Corporate
Secretary PT. Semen Indonesia.
Pada
29 November yang lalu telah terbentuk sebuah holding baru yang ke-4 yang
dimiliki oleh BUMN, yaitu Holding BUMN sektor Industri Pertambangan. Ada 3
perusahaan BUMN yang bergabung, diantaranya PT. Timah Tbk (TINS), PT. Bukit Asam
Tbk (PTBA), dan PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM), dengan induk perusahaannya adalah
PT. Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Walaupun
pembentukan holding tambang ini masih terbilang baru, namun Kementerian BUMN
sudah memiliki planning yang kongkret
ke depannya. Banyak rencana investasi, pendirian pabrik, dan rencana ekspansi
yang sudah dikerjasamakan diantara anggota holding. Ibu Wianda menjelaskan,
walaupun anggota holding ini adalah perusahaan-perusahaan yang orientasinya
bisnis, namun tidak bisa dipungkiri bahwa mereka juga merupakan agen
pembangunan.
Ibu Wianda |
“Makanya
kita bisa melihat, bahwa masing-masing BUMN masih memiliki penugasan. Seperti
BULOG yang masih ada penugasan Beras Kesejahteraan (Basrah), Pertamina masih
ada penugasan BBM 1 harga, begitupun dengan semen yang memiliki Program Turun Harga.
Dari semua penugasan tersebut dipastikan bahwa hal ini tidak sampai mengganggu
stabilitas keuangan dari masing-masing perusahaan BUMN tersebut,” jelas Ibu
Wianda.
Selama
ini di Papua harga semen memang dijual sekitar 2 juta rupiah per sak. Dengan
Program Turun Harga, harga semen di Papua sekarang sudah turun menjadi 500 ribu
rupiah per sak. Menurut Ibu Wianda lagi, yang penting salah satu peranan BUMN sebagai
agen pembangunan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan rakyat untuk bisa
mendapatkan apa yang semestinya mereka dapatkan selama ini.
Beberapa
dari program yang dilakukan oleh BUMN, ternyata ada diantaranya yang ikut mendukung
program dari kementerian lainnya. Misalnya Program Keluarga Harapan yang
dicanangkan oleh Kemensos, Program BUMN Desa dari Kementerian Pedesaan, serta cara
penyaluran KUR lewat bank-bank Himbara. Kolaborasi yang telah dilakukan oleh
BUMN dengan kementerian lainnya ini bertujuan agar bisa mencapai pembangunan
Indonesia yang dimulai dari pinggiran.
Tak
hanya itu, BUMN juga berkeinginan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia. Salah satunya adalah dengan cara membina ibu-ibu prasejahtera
melalui salah satu perusahaan BUMN, yaitu Permodalan Nasional Madani (PNM).
Hingga saat ini sudah bergabung sekitar 2 juta nasabah, yang terdiri dari
ibu-ibu prasejahtera, yang selama ini sama sekali tidak memiliki penghasilan
tambahan karena tidak bekerja.
Selama
ini terlihat dengan jelas bagaimana tidak meratanya pembangunan antara kawasan
barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia, begitupun dengan daerah-daerah
pinggiran dan perbatasan yang sepertinya tidak tersentuh pembangunan sama sekali.
Untuk itu, BUMN sedang giat-giatnya melakukan percepatan pembangunan
konektivitas, diantaranya proyek jalan tol Trans Sumatera dan Trans Java.
Harapannya dengan dibangunnya akses jalan tol ini dapat mengurangi ketimpangan
yang terjadi antar wilayah.
Pembentukan
holding BUMN di sektor pertambangan merupakan salah satu langkah BUMN untuk
memperkuat peranannya sebagai agen pembangunan dan penciptaan nilai. Dengan
holding BUMN, tentunya banyak proyek-proyek baru yang akan berjalan, yang
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menurunkan angka
pengangguran di Indonesia.
Ibu
Wianda mengatakan bahwa Indonesia itu sebenarnya memiliki potensi yang besar
untuk bisa unggul dan sejahtera. Jumlah populasinya yang sangat besar, merupakan
modal sumber daya manusia yang bisa dimanfaatkan untuk membangun Indonesia
menjadi lebih baik lagi. Dengan peningkatan kualitas SDM serta penciptaan
lapangan kerja, Indonesia akan mampu menjadi negara yang unggul nantinya. Belum
lagi kekayaan alamnya yang melimpah, yang bisa dijadikan modal juga, asal dikelola
dengan baik, sehingga dapat memberikan dampak yang positif dalam
mensejahterakan masyarakat.
Sebagai
agen pembangunan, BUMN ingin mandiri dengan cara melakukan sinergi antar BUMN.
BUMN ingin membangun kesejateraan masyarakat dengan cara hilirisasi dan
kandungan lokal. Salah satu caranya adalah menciptakan lapangan kerja, dengan
membangun industri-industri yang mampu menyerap tenaga kerja. Pembangunan pun
harus berkelanjutan dan tidak hanya fokus di pusat. Pembangunan konektivitas yang
sebentar lagi rampung, diharapkan dapat membentuk sentra ekonomi daerah terpadu.
Dengan begitu akan tercipta pemerataan dan kesetaraan kesejahteraan di semua
lapisan masyarakat.
Kesemua
harapan di atas akan tercapai, jika diimbangi dengan pembangunan infrastruktur
dan konektivitas di semua daerah, kapasitas SDM dan produktivitas, tata kelola
yang baik, serta peraturan dan kebijakan yang mendukung. Nah, salah satu cara
agar ini bisa terwujud adalah dengan pembentukan holding BUMN. Karena dengan
holding, semua SDM yang berkualitas dapat dirotasi secara merata, sehingga
terjadi pertukaran pengetahuan dan keahlian diantara anggota holding BUMN.
Dengan begitu kapasitas SDM di masing-masing anggota BUMN dapat meningkat.
“Dengan
dibentuknya Holding BUMN di sektor pertambangan ini, tidak akan menghambat kita
untuk bekerjasama dengan pihak swasta. Dengan base principal harus terjadi win
win cooperation. Bisa berupa sharing
permodalan atau transfer ilmu dan teknologi. Holding BUMN sektoral memang
sangat dibutuhkan agar BUMN bisa menjadi lebih kuat, besar dan lincah melalui
mekanisme Inbreng,” jelas Ibu Wianda.
Pembentukan
holding sektoral BUMN disesuaikan dengan 6 tantangan yang dihadapi sektor
prioritas saat ini, yaitu Holding Minyak dan Gas, Holding Industri
Pertambangan, Holding Perbankan dan Jasa Keuangan, Holding Konstruksi dan Jalan
Tol, Holding Perumahan, dan Holding Pangan. Holding yang dibentuk tidak akan menjadikan
pemerintah tidak bisa turut andil dalam pengaturan usaha ini. Karena Holding
BUMN ini 100% milik pemerintah, maka pemerintah mempunyai kendali, dengan
kepemilikan saham Seri A.
“Tujuan utama dibentuknya Holding BUMN sektor
Industri Pertambangan adalah untuk membentuk perusahaan tambang yang besar,
kuat, dan lincah, sehingga mempunyai daya saing yang kuat saat berhadapan
dengan dominasi swasta nasional dan asing.”
Jika
kita mampu meningkatkan daya saing secara global, maka infrastruktur kita akan
lebih efisien dan terintegrasi, deviden dan pajak pemerintah meningkat, kemandirian
keuangan tanpa penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN), dapat menciptakan
lapangan kerja baru, mendorong ketahanan pangan, dan mempercepat penyediaan
perumahan rakyat.
Secara
spesifik, tujuan dibentuknya Holding BUMN sektor Industri Pertambangan ini
adalah :
- Dapat
meningkatkan kapasitas usaha dan pendanaan
- Dapat
meningkatkan pengelolaan sumber daya alam mineral dan batubara
- Dapat
meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi
- Meningkatkan
kandungan lokal
- Serta
dapat meningkatkan efisiensi biaya dari sinergi yang dilakukan
Sebagai
rujukan, kita pun mengambil pembelajaran dari pengalaman holding yang pernah
dilakukan oleh PT.Semen Indonesia, yang sekarang sukses berkembang dan memiliki
peningkatan terhadap kapasitas SDM dan keuangannya. Bapak Agung mengatakan
bahwa saat awal pemnetukan holding di industri semen di Indonesia memang sangat
sulit. Banyak kendala yang dihadapi, seperti penolakan dari industri semen itu
sendiri, yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan kepercayaan antar
perusahaan.
Bapak Agung |
“Dulu
itu, kapasitas BUMN pada industri semen terus menurun dibandingkan dengan
swasta, karena pemerintah tidak punya kemampuan menambahkan modal untuk
memperbesar pabrik. Ini menyebabkan daya saing kami berkurang. Baru pada tahun
1994 kita ada sedikit perbaikan karena kita ‘go public’ dan dananya digunakan
untuk membangun Pabrik Tuban 1, hingga kapasitas kita melompat naik. Holding
itu adalah mengenai komunikasi yang baik, dan merupakan sebuah proses, yang
menjadikan perusahaan menjadi lebih kuat lagi karena sinergi,” papar Bapak
Agung.
Hal
inilah yang menjadikan latar belakang holding semen saat itu. Walaupun sangat
sulit diawalnya, namun setelah dilakukan evaluasi dan perbaikan manajemen,
akhirnya kinerja Semen Indonesia terus meningkat, bahkan mampu mensejahterakan
karyawan perusahaan anggota holding tersebut. Semen Indonesia terus melakukan
perbaikan, dengan membuat berbagai strategi framework. Hingga saat ini PT. Semen
Indonesia mampu menguasai industri semen di Indonesia, dengan domestic capacity-nya 35,5 mt dari total
106,3 mt.
Bapak Isa |
“Dalam
proses holding ini kami di Kemenkeu mempunyai perspektif yang melengkapi apa
yang juga disusun oleh teman-teman di Kementerian BUMN. Satu hal yang jelas
mengapa kami support holding, karena kita menginginkan setiap kekayaan yang kita
investasikan ke BUMN mendapatkan leverage yang optimal. Kita tidak ingin harga
1 rupiah kemudian menjadi barang 1 rupiah pula,” ungkap Bapak Isa.
Kementerian
Keuangan berharap semisalnya investasi yang diberikan 1 rupiah, Kemenkeu bisa
mendapatkan pengembalian lebih dari 1 rupiah. Hal ini bisa diperoleh dengan
mekanisme korporasi yang dapat meningkatkan nilai investasi. Cara berpikir konvensional
yang hanya investing pada satu badan
usaha saja, dirasa tidak akan mampu menghasilkan lebih. Untuk itulah sinergi
atau holding diperlukan agar bisa menyatukan kapasitas perusahaan menjadi lebih
besar lagi, tanpa perlu mengggunakan dana dari APBN. Dana APBN bisa
dimanfaatkan untuk kebutuhan penting lainnya.
Dengan
dibentuknya Holding BUMN ini, perusahaan anggota holding bisa melakukan sinergi
untuk mengembangkan proyek yang lebih besar lagi, dengan cara yang lebih mudah
dalam satu wadah, sehingga bisa mendapatkan ruang yang lebih besar lagi untuk
bergerak, lebih cepat, dan lebih mandiri. Holding BUMN itu adalah dari kita dan
dimiliki oleh rakyat, yang bertujuan untuk menjadikannya besar, lebih kuat, dan
lebih lincah lagi, agar bisa melayani masyarakat dengan lebih baik lagi.
Foto : Pribadi
0 comments