NIVEA Ajak Ibu Lebih Kreatif Ciptakan Momen Sentuhan dengan Anak
By Dewi Sulistiawaty - Desember 02, 2017
Dulu
saya tidak terlalu suka bercerita, makhlumlah, saya kan orangnya pendiam. Ada
yang bilang diam itu emas, makanya saya lebih suka memilih diam, wkwkwwk. Baidewei,
sejak dianugerahi seorang anak, saya mulai suka bercerita, dan rajin banget
mengajak anak saya bicara (malah sejak anak saya masih di dalam kandungan :D). Entah
mengapa, timbul saja keinginan untuk mengajaknya berbincang-bincang, terasa
lebih akrab dan intim :)
Najwa
kecil suka saya ajak ngobrol, baik saat lagi bermain, makan, maupun saat
menyusui. Senangnya, dia seperti mengerti dan mendengarkan dengan baik apa yang
saya bicarakan, walaupun dia belum bisa bicara untuk membalas obrolan kami,
hehe. Menginjak usia dua tahun, saat Najwa sudah mulai mengerti angka, warna,
dan gambar, saya mulai membacakan cerita-cerita dongeng anak. Najwa kecil
sangat ceriwis, dan suka sekali bertanya, “Kok guk guknya mengeluarkan lidah begitu,
Ma?”, “Mengapa abangnya nakal, Ma?”, “Kenapa kura-kura jalannya pelan, Ma?”, dan
banyak lagi. Dia akan terus menanyakannya hingga saya menjawab pertanyaan
tersebut, serta puas dengan jawaban yang saya berikan XD
Sebenarnya
dia masih seperti itu di usianya yang ke-10 tahun ini, cuma ceriwisnya sudah agak berkurang :D. Tapi tetap saya harus menjawab pertanyaannya, karena ia akan
menanyakannya terus sampai mendapatkan jawaban. Bahkan ada pertanyaannya yang tidak bisa saya jawab, dan
akhirnya saya hanya mampu bilang “Allah yang menciptakan hewan termasuk nyamuk,
Wa. Jadi mengapa Allah menciptakan nyamuk, mungkin nyamuk ada manfaatnya buat
hewan yang lain. Misalnya untuk makanan cicak,” jawabku atas pertanyaan yang
diajukannya. Walaupun kemudian dia membantah, karena pikirnya cicak kan
makanannya bukan nyamuk saja XD Saya nggak bisa menjelaskan dengan cara yang
rumit, karena takutnya dia malah tambah bingung.
Saya
dan Najwa sangat akrab, dan terbuka mengenai masalah apa saja. Saya juga
senang, karena Najwa masih mau saya cium dan peluk, karena beberapa teman saya
sempat curhat karena anaknya sudah tidak mau lagi dipeluk, karena malu sama temannya, dan
merasa sudah gede. Dari acara talkshow bertemakan #SentuhanIbu yang digelar
oleh PT. Beiersdorf Indonesia pada hari Senin, 27 November 2017 kemarin, di Main
Atrium Senayan City Jakarta, saya jadi tahu, bahwa ternyata pelukan dan
sentuhan yang diberikan oleh seorang ibu, ternyata memberikan dampak yang
sangat besar bagi karakter dan kepribadian anak nantinya.
Talkshow #SentuhanIbu bersama NIVEA, dipandu oleh Indy Barends |
Hal
ini diutarakan oleh Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang Psikolog Lembaga
Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), yang hadir sebagai salah satu
narasumber pada acara #SentuhanIbu ini. Menurut beliau, saat ibu memberikan
sentuhan pada anaknya, baik itu dalam bentuk pelukan, elusan, ciuman, maupun
kontak mata saat berbicara, dapat membangun hubungan yang mendalam antara ibu dan
anak.
Ibu Vera |
Berdasarkan
hasil penelitian, sentuhan dapat melepaskan hormon oksitosin yang memiliki efek
menenangkan sehingga menimbulkan perasaan yang nyaman, dan anak pun akan merasa
terikat dengan ibunya. Hormon oksitosin dapat menurunkan hormon stress, dengan
adanya sentuhan dari indera peraba/ taktil antara ibu dan anak. Sehingga
sentuhan ibu diidentifikasikan sebagai faktor yang turut membangun daya tahan stress
pada anak.
Jika
sentuhan ibu disertai dengan cara bercerita atau mendongeng, maka anak akan
terbantu dalam mengembangkan persepsinya, memori, proses berpikir, bahasa,
intelegensi, emosi, belajar komunikasi efektif, serta memperkuat hubungan interpersonal
anak. Mungkin kebanyakan ibu, biasanya mendongeng saat menjelang waktu tidur ya
(seperti yang biasa saya lakukan). Namun ternyata bercerita tidak melulu bisa
dilakukan saat akan tidur saja, tapi bisa kapan saja. Yang terpenting adalah
kualitas hubungan antara ibu dan anak.
Bercerita
yang baik itu disampaikan dengan cara yang lebih interaktif, seperti yang biasa
saya lakukan pada Najwa. Saya kadang mengubah bentuk suara dan tinggi rendah nadanya saat
menceritakan karakter tertentu. Begitupun saat terjadi konflik, tak jarang saya
melakukan gerakan menyerupai apa yang disampaikan oleh cerita tersebut. Najwa selalu antusias memperhatikan, sambil sesekali ia bertanya. Saya
sangat puas jika melihat Najwa benar-benar serius mendengarkan, sampai-sampai usai
bercerita pun dia masih saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai cerita
yang baru saja didengarnya.
Cuma
memang, waktu itu saya mendongeng untuk Najwa menjelang waktu tidurnya saja,
karena waktunya yang lain sudah dihabiskannya bermain dengan mainannya, dengan
teman-temannya, hobinya corat-coret di kertas, dan jalan-jalan. Sewaktu masuk
sekolah PAUD, saya lihat dia juga sering disuguhi cerita-cerita dongeng dari
gurunya. Oya, kebiasaan mendongeng ini saya lakukan hingga Najwa bisa membaca.
Sejak bisa membaca, Najwa lebih suka membaca sendiri buku cerita yang
diinginkannya, cuma sesekali saja, jika ia sudah lelah, saya membantu
membacakan cerita untuknya.
Seluruh
ibu di dunia akan memberikan bentuk kasih sayang pada anaknya, dengan caranya
sendiri-sendiri, dan juga berdasarkan budaya yang berkembang di daerah tersebut.
Di Indonesia sendiri, yang kaya akan adat dan kebudayaannya, figur ibu
merupakan sosok yang sangat dihormati. Menurut Ibu Notty J. Mahdi, seorang Atropolog
Pemerhati Budaya, yang turut hadir pada acara #SentuhanIbu, Ibu di Indonesia
sangat berperan besar dalam membangun karakter anak-anaknya, karena ibu terikat
lama dengan anaknya, mulai dari masa kehamilan, hingga anak tersebut menikah.
Ibu Notty |
Masing-masing
daerah memiliki cara yang berbeda dalam merawat anaknya. Misalnya lagu-laguan
yang dinyanyikan saat menimang anaknya, cerita atau dongeng yang disampaikan
ibu pada anaknya, cara ibu saat melepaskan anaknya pergi merantau, atau melepaskan
anaknya menikah. Ini merupakan bentuk tradisi di masing-masing daerah, yang terkait
erat dengan sentuhan kasih sayang seorang ibu.
Nah,
tak lama lagi, tepatnya tanggal 22 Desember besok, masyarakat Indonesia akan menyambut
Hari Ibu. Walaupun menurut saya hari ibu itu harusnya diperingati tiap hari,
hehe…. Namun dengan adanya Hari Ibu ini, setidaknya bisa mengingatkan, serta menambah semangat dan
kesadaran kita akan pentingnya peranan seorang ibu. Menyambut Hari Ibu ini
pula, PT. Beiersdorf Indonesia (afiliasi Beiersdorf AG, sebuah perusahaan
terkemuka yang menyediakan produk perawatan kulit yang inovatif dan bekualitas
tinggi, dengan pengalaman lebih dari 130 tahun dibidangnya), ingin menginspirasi
masyarakat Indonesia dengan mempersembahkan sebuah video, yang mengungkapkan pesan kasih
sayang ibu dari berbagai daerah di Indonesia.
Mr. Tomasz |
Selain
video yang menginspirasi, PT. Beiersdorf Indonesia juga mengeluarkan rangkaian produk
NIVEA Creme Special Edition. Saya sendiri sudah lama mengenal NIVEA, sejak saya
kecil dulu, dan suka nyuri-nyuri colek krim kulit yang biasa dipakai mama, hihi.
Kata Mr. Tomasz Schwarz, Marketing Director PT. Beiersdorf Indonesia, NIVEA
memang sudah lama ada di Indonesia, dan diperkenalkan secara turun temurun.
Untuk itulah, NIVEA ingin memberikan apresiasinya pada ibu Indonesia, yang
selalu memberikan sentuhan kasih sayang tanpa batas pada anak-anaknya.
Bapak Panji |
Bapak
Panji Cakranusantara, Brand Manager NIVEA Crème PT. Beiersdorf Indonesia
menjelaskan, bahwa NIVEA Crème Special Edition ini merupakan bentuk komitmen
NIVEA dalam meningkatkan kualitas keluarga, melalui peningkatan kemampuan anak,
pemberdayaan ibu, dan waktu kebersamaan keluarga. Di setiap NIVEA Crème Special
Edition ini dilengkapi dengan 3 koleksi buku cerita, yaitu Bimbim dan Kebun
Bunga Rahasianya, Ayu Sang Idola Hutan, dan Koko Rangkong yang Pandai Mengayun.
Buku cerita yang dipersembahkan NIVEA merupakan kerjasama dengan LOBU.
Jadi, para ibu bisa mendapatkan manfaat kulit lembut dari NIVEA Crème, plus mendongeng
untuk anak-anaknya dengan koleksi cerita yang terdapat pada setiap kemasan
NIVEA Crème Special Edition. Diharapkan ini akan semakin mempererat hubungan antara ibu dan anak, serta meningkatkan kreativitas anak. Sedangkan Bapak Panji
berharap, rangkaian NIVEA Crème Special Edition ini dapat mendorong ibu agar
semakin kreatif dalam menciptakan momen sentuhan dengan anak-anaknya.
Di
akhir acara, para hadirin disuguhi storytelling
oleh Paman Gery dan Bubu Mini. Paman Gery dan Bubu Mini menceritakan secara
interaktif salah satu koleksi cerita yang terdapat pada produk NIVEA Crème Special
Edition, yaitu Ayu Sang Idola Hutan. Paman Gery dan Bubu Mini mengajak salah
dua hadirin untuk ikut serta menjadi tokoh dalam cerita tersebut. Seru deh!
Apalagi jika ini disuguhi pada anak-anak ya, orang dewasa saja senang :D
Storytelling bersama Paman Gery dan Bubu Mini |
Oya,
untuk memperkenalkan rangkaian produk NIVEA Crème Special Edition ini, NIVEA
telah menggelar roadshow ke beberapa Taman Kanak-Kanak yang ada di daerah Jabodetabek. Dalam roadshow tersebut akan ada kegiatan mendongeng interaktif
dari Paman Gery dan Bubu Mini. Sebagai puncak dari rangkaian acara roadshow
ini, NIVEA akan mengadakan Big Bang Event dari tanggal 27 November – 3 Desember
2017 di Main Atrium Senayan City, Jakarta. Banyak kegiatan yang akan digelar
pada Big Bang Event ini, seperti creativity
corner, photo custom crème mom & kid, crème usage education, mom & kid crème
hand massage, serta penampilan khusus dari Nola dan naura pada tangal 1
Desember.
Foto bersama |
Waah,
seru banget ya! Bagi yang nggak kemana-mana pada akhir tahun nanti, bisa main
ke Senayan City aja nih. Bisa ikutan seseruan di Main Atrium bareng NIVEA. Apalagi
pas tahun baru, bisa ketemu Mama Nola dan idola cilik Naura yes :) Mengajak
anak bermain di Big Bang Event ini bisa jadi salah satu bentuk sentuhan ibu
juga lho! Ibu jadi makin dekat dengan anak, bonding
makin kuat, makin kompak, karena bisa bermain bersama :)
Rangkaian produk NIVEA Creme Special Edition |
Foto : Pribadi
0 comments