Sariawan dan Cara Pengobatannya

By Dewi Sulistiawaty - Maret 10, 2018

Kemarin Najwa mengeluh nggak enak makan, karena lagi sariawan. Kalau sudah begitu saya sarankan dia untuk rajin sikat gigi, plus kumur-kumur menggunakan obat kumur setelah makan, terutama sebelum tidur. Najwa sebenarnya jarang terkena sariawan, begitupun saya. Biasanya saya dan Najwa terkena sariawan jika bagian dalam mulut kegigit saat makan. Nah, kemarin Najwa begitu, bagian dalam bibirnya kegigit saat makan kripik singkong, hingga luka. Luka itu sekarang malah jadi sariawan.

Biasanya kalau rajin membersihkan mulut, sariawannya akan cepat menghilang, nggak sampai seminggu, udah sembuh. Namun saya dengar ada juga ya sariawan yang bertahan sampai berminggu-minggu gitu. Duh, nggak enak banget kalau lagi sariawan, makan jadi nggak enak, karena tiap sariawan tersentuh oleh makanan, mulut akan terasa perih sekali. Jika sudah begitu, selera makan akan berkurang. Bahkan ada yang berat badannya jadi berkurang saat terkena sariawan.

Terkadang masalah sariawan ini dipandang sepele bagi sebagian orang, karena mengganggap sariawan hanyalah penyakit ringan, dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun menurut Drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, ada beberapa sariawan yang lama sembuhnya, dan berketerusan. Sariawan yang seperti ini yang musti diwaspadai, karena bisa saja ini merupakan indikasi dari penyakit berbahaya, misalnya kanker rongga mulut. Informasi ini disampaikan oleh Drg. Rahmi, saat menjadi narasumber pada diskusi mengenai sariawan dan rekomendasi pengobatan yang aman, di Bunga Rampai Resto Menteng, Jakarta, pada hari Jumat, 9 Maret 2018.

Diskusi mengenai sariawan dan cara menanggulanginya

Drg. Rahmi adalah Ketua Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia, sekaligus mewakili Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PBPDGI). Dari Drg. Rahmi saya akhirnya mengetahui tentang seluk beluk sariawan dan cara penanganannya. Menurut Drg. Rahmi, sariawan dalam bahasa medis disebut Stomatitis Aphtosa. Kalau dalam bahasa awamnya, sariawan itu adalah semua luka yang terdapat di dalam mulut, dan hampir semua orang di dunia pernah terkena sariawan.

Drg. Rahmi
Sariawan bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang lanjut usia, pria maupun wanita, pada pasien yang berhenti merokok, dan biasanya insidensinya akan meningkat sejalan dengan peningkatan sosial ekonomi. Karena hampir semua orang pernah terkena sariawan, pasti pada tau dong bagaimana bentuk sariawan itu :D Eit, menurut Drg. Rahmi sariawan itu memiliki tanda atau bentuk yang khas lho!  

Seperti yang kadang suka nongol di rongga mulut saya, sariawan itu bentuknya bulat atau oval dan mencekung seperti kawah, dengan dasar luka berwarna putih kekuningan, dan pinggirannya berwarna merah. Sariawan ini akan terasa perih saat disentuh, dan biasanya saat makan akan terasa sakit sekali, hingga tak jarang saya sampai mengeluarkan air mata menahan sakitnya XD Duh Dilan, bisa nggak kamu aja yang menahan sakit sariawan ini, aku nggak kuaat  *ter-Dilan :)))  

Informasi di atas merupakan bentuk khas dari sariawan. Lukanya hanya mengenai sebagian kecil lapisan kulit (epitel), di atas lapisan basal (dangkal). Jika terdapat luka dengan bentuk yang berbeda dengan ciri khas sariawan yang disebut di atas, berarti musti waspada, karena kemungkinan besar itu bukan sariawan. Sebaiknya segera periksakan ke dokter ya. Bisa saja ini merupakan indikasi dari penyakit lain, yang mungkin saja berbahaya bagi kesehatan.

Nah, sariawan ini ternyata bermacam-macam, ada yang ukurannya kecil (minor), dan ada yang ukurannya besar (mayor). Sariawan minor, ukurannya kurang dari 10 mm, dan tidak ada jaringan parutnya. Biasanya bersarang pada pipi, dasar mulut, bibir, dan bisa sembuh dalam waktu 2 minggu. Kalau sariawan mayor, ukurannya lebih dari 10 mm, dan terkadang terdapat jaringan parutnya. Sariawan mayor yang biasanya jarang berulang ini muncul hampir di semua rongga mulut, dan bisa sembuh dalam waktu 3-4 minggu.

Jaringan epitel pada rongga mulut
Jika saya dan Najwa biasanya terkena sariawan karena kegigit, maka menurut Drg. Rahmi banyak hal lain yang menjadi pencetus timbulnya sariawan ini. Diantaranya adalah karena trauma atau luka, faktor keturunan, menopause, stres, kekurangan asupan zat besi (Fe), B12, dan asam folat, kelainan imun tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, sensitif terhadap makanan, masalah pada sistem pencernaan, pre menstruasi, kelainan darah, alergi terhadap zat tertentu, dan infeksi mikroba. Jadi ingat, dulu saya nggak cocok dengan salah satu pasta gigi. Awalnya saya pikir kebetulan. Namun tiap saya pakai pasta tersebut, saya sariawan terus. Akhirnya saya coba ganti pasta gigi lain, baru sariawannya hilang. Oya, pas pakai behel dulu juga sering sariawan, hihi….

Berdasarkan pencetusnya ini, maka sariawan dibagi menjadi 2, yaitu klasik sariawan dan Apthous like-ulcer. Klasik sariawan adalah pencetus yang disebabkan karena faktor keturunan, trauma, hormon, dan stres. Sedangkan Apthous like-ulcer karena adanya penyakit tertentu yang melatarbelakangi timbulnya sariawan, seperti alergi, infeksi, atau defisiensi. Lalu bagaimana ya cara mengobati sariawan ini? Secara, saya selama ini hanya bertumpu dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut, plus mengkonsumsi makanan kaya vitamin, seperti buah-buahan.


Cara Pengobatan Sariawan Menurut Drg. Rahmi Amtha

- Covering agent, yaitu dengan cara menutupi atau melapisi lesi, agar makanan tidak masuk ke daerah yang mencekung pada sariawan, yang bisa menyebabkan iritasi pada luka, dan menimbulkan       peradangan.

- Anti inflamasi. Biasanya dalam covering agent ada yang mengandung anti inflamasi (anti radang), untuk mencegah peradangan lebih lanjut.

- Anesthetikum. Mengurangi rasa sakit akibat sariawan (bersifat sementara).

- Antiseptik. Menghilangkan mikro organisme yang hidup di dalam sariawan, sehingga efek dari mikro organisme tersebut tidak menyebabkan radang yang lebih luas lagi. Berguna untuk menjaga kebersihan mulut.

- Antibiotik. Biasanya diberikan pada penderita, yang sariawannya sering datang berulang-ulang.

- Multivitamin. Asupan multivitamin untuk regenerasi sel, yang dapat menutrisi lapisan kulit (epitel).   


Cara Mengobati Sariawan yang Datang Berulang

Jika sariawan sering datang dan berulang-ulang, sebaiknya dicari apa yang menjadi penyebab atau pencetusnya. Karena bisa saja alergi terhadap makanan atau zat tertentu. Biasanya dengan menghentikan pemakaian atau konsumsi makanan tersebut, sariawannya akan berangsur pulih. Jika tidak diketahui penyebabnya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, baik ke dokter umum maupun dokter gigi. Ada kemungkinan nanti diperlukan juga pemeriksaan penunjang, mengingat sariawan ini bisa jadi indikasi dari penyakit lain seperti kelainan darah, kelainan imun, dll.

Segeralah periksakan diri ke dokter, jika lesi tidak kunjung sembuh lebih dari 4 minggu, jika pinggiran lesi mengeras/ menggulung, tidak terdapat faktor iritasi di dekatnya, sariawan datang berulang terus, dan disertai dengan gejala demam, plus keluhan pada kulit atau organ lainnya. Duh baru tau, ternyata sariawan bisa parah begitu ya. Selama ini saya selalu beranggapan sariawan ini penyakit ringan, yang mudah diatasi, dan akan hilang dengan sendirinya. Walaupun saya nggak pernah anggap sepele, karena sakitnya yang bisa sangat menyiksa.

Nasehat dari Drg. Rahmi, agar terhindar dari sariawan adalah dengan menjaga kebersihan mulut, yaitu menyikat gigi menggunakan pasta gigi secara teratur, membersihkan sisa makanan dan plak dari sela gigi menggunakan flossing, serta berkumur dengan cairan antiseptik sesuai indikasi. Selain itu, hindari faktor yang menjadi pencetus timbulnya sariawan tersebut, serta dengan menjaga asupan nutrisi yang seimbang bagi tubuh.

Bicara mengenai kebersihan mulut, biasanya saya menyempurnakan proses menyikat gigi dengan cara mengaplikasikan obat kumur, agar dapat menjangkau ke daerah-daerah tersembunyi di dalam rongga mulut, dimana biasanya kuman suka bersarang. Menurut dr. Merry Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma, salah satu kandungan yang terdapat pada obat kumur, yaitu Povidone-Iodine terbukti dapat membunuh kuman, seperti bakteri atau virus di dalam mulut dan tenggorokan.

dr. Merry
“Salah satu zat yang direkomendasikan untuk mengatasi sariawan adalah Povidone-Iodine. Povidone-Iodine itu adalah zat anti mikroba yang sudah lazim digunakan di semua rumah sakit, dan sudah familiar juga di masyarakat,” jelas dr. Merry.

Povidone-Iodine bisa membantu mengendalikan penyebaran infeksi yang sifatnya topikal, mempunyai spektrum yang luas sehingga bisa membunuh banyak kuman (bakteri, virus, dan jamur), mampu mengatasi beragam kuman pathogen, dan tidak menimbulkan resistensi yang bermakna secara klinis. Berbeda dengan antibiotik yang biasanya sering terjadi resistensi.

Salah satu obat kumur yang
mengandung Povidone-Iodine
Antiseptik itu beragam, ada yang digunakan sebagai obat kumur atau oral care, ada juga yang digunakan untuk obat luka dan membersihkan area kewanitaan. Nah, khusus kali ini untuk antiseptik pada rongga mulut (oral care), Povidone-Iodine bisa digunakan untuk terapi peradangan pada periodontal, terapi setelah proses cabut gigi, pencegahan infeksi luka selama prosedur dental, pencegahan  infeksi setelah operasi tonsilektomi, pencegahan dan manajemen infeksi tenggorokan dan saluran pernapasan, serta untuk pencegahan dan manajemen oral  ulcers, salah satu contohnya adalah sariawan. Jadi Povidone-Iodine bisa digunakan secara luas, yaitu untuk pencegahan dan sebagai terapi infeksi rongga mulut.

Badan WHO sendiri merekomendasikan Povidone-Iodine sebagai antiseptik untuk rongga mulut. Jadi selama ini sudah benar ya, saya menyempurnakan proses membersihkan mulut dengan menggunakan obat kumur yang mengandung Povidone-Iodine, tiap hari. So, jangan anggap enteng juga ya, jika ternyata sariawannya datang berulang-ulang atau bentuknya nggak seperti bentuk khasnya sariawan. Baiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar bisa diketahui penyebabnya, dan ditanggulangi secepatnya :)



Foto-foto : Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

6 comments