Kemarin Najwa mengeluh nggak enak makan,
karena lagi sariawan. Kalau sudah begitu saya sarankan dia untuk rajin sikat
gigi, plus kumur-kumur menggunakan obat kumur setelah makan, terutama sebelum tidur. Najwa sebenarnya
jarang terkena sariawan, begitupun saya. Biasanya saya dan Najwa terkena sariawan
jika bagian dalam mulut kegigit saat makan. Nah, kemarin Najwa begitu, bagian
dalam bibirnya kegigit saat makan kripik singkong, hingga luka. Luka itu
sekarang malah jadi sariawan.
Biasanya
kalau rajin membersihkan mulut, sariawannya akan cepat menghilang, nggak sampai
seminggu, udah sembuh. Namun saya dengar ada juga ya sariawan yang bertahan
sampai berminggu-minggu gitu. Duh, nggak enak banget kalau lagi sariawan,
makan jadi nggak enak, karena tiap sariawan tersentuh oleh makanan, mulut akan
terasa perih sekali. Jika sudah begitu, selera makan akan berkurang. Bahkan ada
yang berat badannya jadi berkurang saat terkena sariawan.
Terkadang
masalah sariawan ini dipandang sepele bagi sebagian orang, karena mengganggap sariawan
hanyalah penyakit ringan, dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun menurut Drg.
Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD, ada beberapa sariawan yang lama sembuhnya, dan berketerusan.
Sariawan yang seperti ini yang musti diwaspadai, karena bisa saja ini merupakan
indikasi dari penyakit berbahaya, misalnya kanker rongga mulut. Informasi ini
disampaikan oleh Drg. Rahmi, saat menjadi narasumber pada diskusi mengenai
sariawan dan rekomendasi pengobatan yang aman, di Bunga Rampai Resto Menteng,
Jakarta, pada hari Jumat, 9 Maret 2018.
Diskusi mengenai sariawan dan cara menanggulanginya |
Drg. Rahmi adalah Ketua Ikatan Spesialis
Penyakit Mulut Indonesia, sekaligus mewakili Pengurus Besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PBPDGI). Dari Drg. Rahmi saya akhirnya mengetahui tentang seluk
beluk sariawan dan cara penanganannya. Menurut Drg. Rahmi, sariawan dalam
bahasa medis disebut Stomatitis Aphtosa. Kalau dalam bahasa awamnya, sariawan
itu adalah semua luka yang terdapat di dalam mulut, dan hampir semua orang di
dunia pernah terkena sariawan.
Drg. Rahmi |
Sariawan
bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang lanjut usia, pria maupun
wanita, pada pasien yang berhenti merokok, dan biasanya insidensinya akan meningkat sejalan dengan peningkatan
sosial ekonomi. Karena hampir semua orang
pernah terkena sariawan, pasti pada tau dong bagaimana bentuk sariawan itu :D
Eit, menurut Drg. Rahmi sariawan itu memiliki tanda atau bentuk yang khas lho!
Seperti
yang kadang suka nongol di rongga mulut saya, sariawan itu bentuknya bulat atau
oval dan mencekung seperti kawah, dengan dasar luka berwarna putih kekuningan,
dan pinggirannya berwarna merah. Sariawan ini akan terasa perih saat disentuh,
dan biasanya saat makan akan terasa sakit sekali, hingga tak jarang saya sampai
mengeluarkan air mata menahan sakitnya XD Duh Dilan, bisa nggak kamu aja yang
menahan sakit sariawan ini, aku nggak kuaat *ter-Dilan :)))
Informasi
di atas merupakan bentuk khas dari sariawan. Lukanya hanya mengenai sebagian
kecil lapisan kulit (epitel), di atas lapisan basal (dangkal). Jika terdapat
luka dengan bentuk yang berbeda dengan ciri khas sariawan yang disebut di atas,
berarti musti waspada, karena kemungkinan besar itu bukan sariawan. Sebaiknya
segera periksakan ke dokter ya. Bisa saja ini merupakan indikasi dari penyakit
lain, yang mungkin saja berbahaya bagi kesehatan.
Nah,
sariawan ini ternyata bermacam-macam, ada yang ukurannya kecil (minor), dan ada
yang ukurannya besar (mayor). Sariawan minor, ukurannya kurang dari 10 mm, dan
tidak ada jaringan parutnya. Biasanya bersarang pada pipi, dasar mulut, bibir,
dan bisa sembuh dalam waktu 2 minggu. Kalau sariawan mayor, ukurannya lebih
dari 10 mm, dan terkadang terdapat jaringan parutnya. Sariawan mayor yang
biasanya jarang berulang ini muncul hampir di semua rongga mulut, dan bisa
sembuh dalam waktu 3-4 minggu.
Jaringan epitel pada rongga mulut |
Jika
saya dan Najwa biasanya terkena sariawan karena kegigit, maka menurut Drg.
Rahmi banyak hal lain yang menjadi pencetus timbulnya sariawan ini. Diantaranya
adalah karena trauma atau luka, faktor keturunan, menopause, stres, kekurangan
asupan zat besi (Fe), B12, dan asam folat, kelainan imun tubuh, menurunnya
kekebalan tubuh, sensitif terhadap makanan, masalah pada sistem pencernaan, pre
menstruasi, kelainan darah, alergi terhadap zat tertentu, dan infeksi mikroba.
Jadi ingat, dulu saya nggak cocok dengan salah satu pasta gigi. Awalnya saya
pikir kebetulan. Namun tiap saya pakai pasta tersebut, saya sariawan terus. Akhirnya
saya coba ganti pasta gigi lain, baru sariawannya hilang. Oya, pas pakai behel
dulu juga sering sariawan, hihi….
Berdasarkan
pencetusnya ini, maka sariawan dibagi menjadi 2, yaitu klasik sariawan dan
Apthous like-ulcer. Klasik sariawan adalah pencetus yang disebabkan karena faktor
keturunan, trauma, hormon, dan stres. Sedangkan Apthous like-ulcer karena adanya
penyakit tertentu yang melatarbelakangi timbulnya sariawan, seperti alergi,
infeksi, atau defisiensi. Lalu bagaimana ya cara mengobati sariawan ini?
Secara, saya selama ini hanya bertumpu dengan cara menjaga kebersihan rongga
mulut, plus mengkonsumsi makanan kaya vitamin, seperti buah-buahan.
Cara
Pengobatan Sariawan Menurut Drg. Rahmi Amtha
- Covering
agent, yaitu dengan
cara menutupi atau melapisi lesi, agar makanan tidak masuk ke daerah yang
mencekung pada sariawan, yang bisa menyebabkan iritasi pada luka, dan menimbulkan
peradangan.
- Anti inflamasi. Biasanya dalam covering agent ada yang
mengandung anti inflamasi (anti radang), untuk mencegah peradangan lebih
lanjut.
- Anesthetikum. Mengurangi rasa sakit akibat sariawan
(bersifat sementara).
- Antiseptik. Menghilangkan mikro organisme yang hidup
di dalam sariawan, sehingga efek dari mikro organisme tersebut tidak
menyebabkan radang yang lebih luas lagi. Berguna untuk menjaga kebersihan
mulut.
- Antibiotik. Biasanya diberikan pada penderita, yang sariawannya
sering datang berulang-ulang.
- Multivitamin. Asupan multivitamin untuk regenerasi sel,
yang dapat menutrisi lapisan kulit (epitel).
Cara
Mengobati Sariawan yang Datang Berulang
Jika
sariawan sering datang dan berulang-ulang, sebaiknya dicari apa yang menjadi
penyebab atau pencetusnya. Karena bisa saja alergi terhadap makanan atau zat
tertentu. Biasanya dengan menghentikan pemakaian atau konsumsi makanan
tersebut, sariawannya akan berangsur pulih. Jika tidak diketahui penyebabnya,
sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, baik ke dokter umum maupun dokter
gigi. Ada kemungkinan nanti diperlukan juga pemeriksaan penunjang, mengingat
sariawan ini bisa jadi indikasi dari penyakit lain seperti kelainan darah,
kelainan imun, dll.
Segeralah
periksakan diri ke dokter, jika lesi tidak kunjung sembuh lebih dari 4 minggu,
jika pinggiran lesi mengeras/ menggulung, tidak terdapat faktor iritasi di
dekatnya, sariawan datang berulang terus, dan disertai dengan gejala demam,
plus keluhan pada kulit atau organ lainnya. Duh baru tau, ternyata sariawan
bisa parah begitu ya. Selama ini saya selalu beranggapan sariawan ini penyakit
ringan, yang mudah diatasi, dan akan hilang dengan sendirinya. Walaupun saya
nggak pernah anggap sepele, karena sakitnya yang bisa sangat menyiksa.
Nasehat
dari Drg. Rahmi, agar terhindar dari sariawan adalah dengan menjaga kebersihan
mulut, yaitu menyikat gigi menggunakan pasta gigi secara teratur, membersihkan
sisa makanan dan plak dari sela gigi menggunakan flossing, serta berkumur dengan cairan antiseptik sesuai indikasi.
Selain itu, hindari faktor yang menjadi pencetus timbulnya sariawan tersebut,
serta dengan menjaga asupan nutrisi yang seimbang bagi tubuh.
Bicara mengenai kebersihan mulut, biasanya
saya menyempurnakan proses menyikat gigi dengan cara mengaplikasikan obat
kumur, agar dapat menjangkau ke daerah-daerah tersembunyi di dalam rongga mulut,
dimana biasanya kuman suka bersarang. Menurut dr. Merry Sulastri, Educator and
Trainer Mundipharma, salah satu kandungan yang terdapat pada obat kumur, yaitu
Povidone-Iodine terbukti dapat membunuh kuman, seperti bakteri atau virus di
dalam mulut dan tenggorokan.
dr. Merry |
“Salah
satu zat yang direkomendasikan untuk mengatasi sariawan adalah Povidone-Iodine.
Povidone-Iodine itu adalah zat anti mikroba yang sudah lazim digunakan di semua
rumah sakit, dan sudah familiar juga di masyarakat,” jelas dr. Merry.
Povidone-Iodine
bisa membantu mengendalikan penyebaran infeksi yang sifatnya topikal, mempunyai
spektrum yang luas sehingga bisa membunuh banyak kuman (bakteri, virus, dan
jamur), mampu mengatasi beragam kuman pathogen, dan tidak menimbulkan
resistensi yang bermakna secara klinis. Berbeda dengan antibiotik yang biasanya
sering terjadi resistensi.
Salah satu obat kumur yang mengandung Povidone-Iodine |
Antiseptik
itu beragam, ada yang digunakan sebagai obat kumur atau oral
care, ada juga yang digunakan untuk obat luka dan membersihkan area kewanitaan. Nah,
khusus kali ini untuk antiseptik pada rongga mulut (oral care), Povidone-Iodine bisa digunakan untuk terapi peradangan
pada periodontal, terapi setelah proses cabut gigi, pencegahan infeksi luka selama
prosedur dental, pencegahan infeksi
setelah operasi tonsilektomi, pencegahan dan manajemen infeksi tenggorokan dan
saluran pernapasan, serta untuk pencegahan dan manajemen oral ulcers, salah satu contohnya adalah sariawan.
Jadi Povidone-Iodine bisa digunakan secara luas, yaitu untuk pencegahan dan sebagai
terapi infeksi rongga mulut.
Badan
WHO sendiri merekomendasikan Povidone-Iodine sebagai antiseptik untuk rongga
mulut. Jadi selama ini sudah benar ya, saya menyempurnakan proses membersihkan
mulut dengan menggunakan obat kumur yang mengandung Povidone-Iodine, tiap hari. So,
jangan anggap enteng juga ya, jika ternyata sariawannya datang berulang-ulang
atau bentuknya nggak seperti bentuk khasnya sariawan. Baiknya segera memeriksakan diri ke dokter
agar bisa diketahui penyebabnya, dan ditanggulangi secepatnya :)
Foto-foto : Pribadi
6 comments