Begitulah alunan talbiyah yang mampu
menggetarkan kalbu, yang selalu membuat umat muslim ingin menyegerakan diri
untuk berkunjung ke Baitullah. Ya, umat muslim mana yang tak ingin melaksanakan
rukun Islam kelima ini, yaitu ibadah haji (ziarah) ke Baitullah Mekkah. Namun dibutuhkan
kesabaran untuk bisa melaksanakannya, karena untuk pergi haji – apalagi bagi
masyarakat muslim yang berada di Indonesia – butuh biaya yang tidak sedikit.
Indonesia merupakan negara dengan
mayoritas penduduknya beragama Islam. Hampir semua penduduk muslim Indonesia
menjalankan aktivitasnya berdasarkan kaidah Islam, mulai dari makanan, fashion, gaya hidup, dan juga kegiatan ekonomi
lainnya. Dengan begitu sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan
ekonomi syariahnya. Entah mengapa, sepertinya potensi ini belum terlihat atau
mungkin belum dikembangkan dengan baik, sehingga belum termanfaatkan secara
maksimal.
Jika musim liburan tiba, kegiatan
yang paling menyenangkan untuk dilakukan adalah traveling bareng keluarga atau
teman. Mau traveling kemana? Tergantung kesepakatan bersama. Mau liburan ke
kampung halaman alias mudik, mengunjungi salah satu tempat wisata yang lagi
hits, atau bisa sekedar berkeliling kota saja. Liburan rame-rame tentu terasa lebih
asyik, karena ada teman bercerita, berbagi suka duka selama di perjalanan,
serta dapat bersama melakukan kegiatan seru lainnya.
Dunia tahu bahwa bangsa kita ini kaya
akan rempah-rempah. Kalau nggak, tak akan ada goresan sejarah kompeni yang
menjajah negeri kita dulu, karena menginginkan salah satu kekayaan yang kita
miliki ini. Kaya akan rempah ditambah lagi dengan keragaman suku yang ada,
menyebabkan Indonesia pun kaya akan sajian kulinernya. Satu daerah saja bisa
memiliki beberapa makanan khas. Bayangkan saja berapa jumlah kuliner yang ada di
Indonesia, jika makanan khas tiap daerah tersebut disatukan.
Saya tuh paling sebel tiap
melihat ada teman atau saudara yang share
link berita yang nggak tau kebenarannya, karena sumber yang nggak jelas.
Apalagi kalau ada unsur politik dan SARA yang terkandung di dalam berita yang
di-share. Biasanya berita-berita
begini bisa memprovokasi pembacanya, sehingga dengan cepat jari jemarinya me-reshare ke grup chat lainnya, tanpa
mencari tahu terlebih dulu kebenaran dari info yang didapatnya.
Adikku pernah curhat mengenai
nilai ulangan anaknya yang rendah. Nilainya rendah bukan karena nggak bisa
menjawab soal-soal, tapi karena gurunya yang nggak bisa membaca tulisan anaknya.
Karena ketika ditanya langsung, anaknya bisa menjawab soal tersebut dengan
benar. Adikku memang tidak menyalahkan gurunya (yang nggak bisa membaca jawaban
anaknya), karena tulisan anaknya memang “cakar ayam” menurutnya, dan dia
sendiri pun sering kesulitan membaca tulisan tangan anaknya.