Kenali Obesitas pada Anak Sejak Dini

By Dewi Sulistiawaty - Agustus 10, 2018

Mengapa ya anak-anak sekarang gampang banget kena obesitas? Segala kemudahan yang mereka dapatkan, makanan, atau ada faktor lainkah? Sebenarnya kondisi seperti apa sehingga anak bisa dikatakan obesitas? Informasi lengkap mengenai obesitas, khususnya obesitas pada anak saya dapatkan saat menghadiri Media dan Blogger Gathering RS. Royal Progress. Gathering diadakan di Up In Smoke Restaurant, Jakarta pada hari Jumat, 3 Agustus 2018.

Media & Blogger Gathering RS. Royal Progress
Saat membuka acara siang itu Bapak S. Adhitia Budhi selaku Direktur Sales & Marketing RS. Royal Progress menjelaskan secara singkat tentang RS. Royal Progress. Mungkin masih ada yang belum tahu dengan RS. Royal Progress ya. Padahal RS. Royal Progress sudah ada sejak tahun 1990 lho! RS di Jakarta Utara yang merupakan bagian dari Progress Group ini letaknya tak begitu jauh dari Mal Sunter. Awal didirikannya namanya bukan RS. Royal Progress tapi Rumah Sakit Medika Gria (RSMG).  

Bpk Adhitia
“Tahun 2012 RS. Royal Progress mendapatkan penghargaan sebagai rumah sakit yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa melalui pelayanan. Kami terus mengembangkan pelayanan medis dengan membuka satelit berupa Klinik Medika Gria. Di dalamnya terdapat Pusat Dialisis Medika Gria dan Kitty Medika Gria. Kitty Medika Gria hingga kini dikenal sebagai pusat tumbuh kembang anak terbaik di Jakarta,” jelas Bapak Adhitia.

Nah, gathering ini diadakan sebagai bentuk kepedulian RS. Royal Progress terhadap tumbuh kembang anak, dengan mengangkat topik “Obesitas Pada Anak”. RS. Royal Progress menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidang tumbuh kembang anak, diantaranya adalah dr. Lucie Permana Sari, SpA, Ibu Nadia Rachman, M.Psi, Psikolog, Dr. dr. Rika Haryono, SpKO, dr. Paulina Toding, M.Gizi, SpGK, dan Chef Ferdy.

dr. Lucie
Sebelum bicara obesitas, apa sih sebenarnya obesitas itu? Menurut dr. Lucie obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal. Biasanya gaya hidup yang kurang sehat menjadi dalang dari obesitas. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kalori, disertai kurangnya aktivitas fisik atau olahraga, menyebabkan asupan energi yang masuk lebih tinggi dari energi yang keluar. Energi yang tidak terpakai inilah yang kemudian mengendap menjadi lemak di tubuh.

Saya juga pernah mendapatkan informasi dari salah seorang ahli gizi, bahwa obesitas yang dialami sejak masih kanak-kanak lebih berbahaya dibandingkan obesitas yang didapatkan saat sudah berusia dewasa. Kenapa? Karena lemak yang sudah mengendap sejak kecil akan sangat susah untuk dihilangkan, dan biasanya ini akan memberikan dampak buruk pada tumbuh kembang anak. Anak yang sudah obesitas sejak kecil berisiko tinggi untuk obesitas di saat dewasanya, dan berpotensi untuk mengalami penyakit metabolik serta penyakit degeneratif di kemudian hari.  

Sebelum acara di mulai, semua peserta dapat mengecek gula darah dan tensi secara gratis
Seperti yang saya tulis di atas, bahwa gaya hidup kurang sehat biasanya menjadi biang dari obesitas ini. Kalau menurut dr. Lucie ada 2 faktor penyebab obesitas, yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan bisa berupa kurangnya anak melakukan aktivitas fisik, karena anak sudah asyik dengan gadgetnya, atau bisa juga karena kurangnya dukungan tempat bermain yang ramah anak.

Pola dan perilaku makan yang salah juga dapat melahirkan anak obesitas, seperti kurangnya makan buah dan sayur, berlebihan mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kalori, mengkonsumsi makanan dalam porsi besar, sering makan junk food dan minuman berkarbonasi, dan lain sebagainya. Sedangkan obesitas karena faktor genetik memegang peranan juga, namun belum ditemukan penjelasan lebih lanjut terhadap peningkatan prevalansi obesitas.

Obesitas pada anak sangat berbahaya, akrena dapat memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Berikut dampak yang ditimbulkan oleh obesitas menurut dr. Lucie :
  1. Gangguan fungsi saluran napas obstruktif sleep apnea (OSA).
  2. Sindrom Metabolik. Sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala perkembangan penyakit generatif, seperti  tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
  3. Gejala asma. Sesak nafas yang membuat olahraga atau aktifitas fisik lebih sulit, dapat memperburuk gejala dan menyebabkan terjadinya asma
  4. Hepatic Steatosis (Fatty Liver). Merupakan penyebab penumpukan lemak di tubuh dan di dalam pembuluh darah.
  5. Pubertas lebih awal. Lebih banyak dialami oleh perempuan karena ditandai dengan menstruasi dini. Hal ini merupakan tanda ketidak seimbangan hormonal yang nantinya dapat menimbulkan masalah kesehatan pada perempuan setelah dewasa.
  6. Gangguan pertumbuhan muskuloskeletal. Berat badan yang berlebihan akan mengganggu pertumbuhan tulang dan sendi yang sedang mengalami pertumbuhan, sehingga belum memiliki bentuk dan kekuatan yang optimal. Apabila seorang anak mengalami berat badan berlebih maka akan merusak area pertumbuhan tulang dan dapat mencederai tulangnya.
  7. Masalah dalam interaksi sosial. Anak yang mengalami obesitas cenderung mendapat stigma dan kurang diterima di lingkungan sosial seusianya. Mereka juga cenderung mengalami pandangan negatif, diskriminasi, hingga perilaku bully oleh teman-temannya karena kondisi badan mereka.

Cara Mencegah Anak Obesitas
  1. Konsumsi buah dan sayur.
  2. Membatasi menonton TV, bermain komputer, playstation, dan gadget.
  3. Tidak menyediakan TV di kamar anak.
  4. Mengurangi makanan berlemak dan gorengan.
  5. Biasakan makan pagi dan membawa  bekal ke sekolah.
  6. Kurangi makan di luar.
  7. Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup.
  8. Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari.
Dr. dr. Rika
Kalau menurut Dr. Rika, berat badan yang berlebih pada anak obesitas dapat membuat beratnya kerja rangka yang menopang tubuh. Apalagi anak yang masih dalam tahap tumbuh dan berkembang, tekanan ini dapat mengganggu pertumbuhan hormonal pada tulangnya, terutama pada tulang kaki, sehingga kaki bisa menjadi bengkok, bahkan bisa patah tulang. Duh! :( Obesitas juga membuat ruang gerak anak menjadi sangat terbatas. Untuk itu diperlukan latihan fisik secara rutin dan berkala dengan bantuan ahli ya.

Tak hanya itu saja, anak dengan obesitas biasanya rentan mengalami gangguan emosional, dan ini dapat mengganggu perkembangan sosialnya. Anak biasanya kurang percaya diri untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Perasaan takut diejek, tidak diterima dengan baik oleh lingkungan menyebabkan anak memiliki persepsi negatif terhadap dirinya sendiri. 

Ibu Nadia
Ibu Nadia menganjurkan agar anak obesitas dibantu dengan cara pendekatan yang lebih baik agar mau menjaga pola makannya. Latih kepercayaan dirinya dengan mengikutkannya pada kegiatan-kegiatan yang dapat melatih rasa percaya dirinya. Puji anak jika dia melakukan perbuatan baik dan berprestasi. Jika anak terlihat memiliki minat dan bakat tertentu, jangan ragu untuk mengembangkan kemampuannya tersebut.

Gimana kalau anak susah makan buah dan sayur? Bersama Chef Ferdy, dr. Paulina Toding memberikan tip bagaimana agar anak mau makan makan sehat. Chef Ferdy memberikan dua resep makanan sehat untuk anak, yaitu Steak Tempe dan Roti Gulung Rogut Sayur. Kedua resep ini memiliki kandungan gizi yang lengkap untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Kemaslah makanan semenarik mungkin agar anak tertarik untuk makan makanan yang kita bikin. Biasanya anak menyukai makanan yang tampilannya menarik.

dr. Paulina dan Chef Ferdy
Steak Tempe

Roti Gulung Rogut Sayur
Dari acara ini saya jadi tahu kalau ternyata obesitas dapat mengganggu pertumbuhan tulang anak, bahkan bisa sampai mencederai tulangnya. Banyak penyakit degeneratif lainnya yang bakal diderita oleh anak di kemudian hari. Makanya penting bagi orangtua untuk mengenali obesitas pada anak-anaknya sedini mungkin, dengan menjaga pola makan sehat dan juga gaya hidup yang baik pada anak-anaknya, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat, cerdas, dan supel.

Foto bersama

Foto-foto: Pribadi

  • Share:

You Might Also Like

6 comments