Program #IbuBerbagiBijak di RPTRA Kopi Gandaria |
“Sisihkan uang untuk investasi,
bukan sisakan.” Itu salah satu kalimat yang sangat membekas diingatanku saat
menghadiri sebuah event yang membahas tentang investasi. Dan kalimat ini
kembali muncul saat saya menghadiri kegiatan Kampanye Literasi Keuangan
#IbuBerbagiBijak yang diselenggarakan oleh Visa Worldwide Indonesia.
Kegiatan yang diadakan di RPTRA
Kopi Gandaria, Jakarta Timur pada hari Senin, 10 September 2018 ini merupakan
kegiatan yang ketiga kalinya dilaksanakan oleh Visa Indonesia. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan literasi keuangan para ibu, dengan cara memberikan edukasi dan
inspirasi, sehingga para ibu mampu mengelola keuangan rumah tangganya dengan
baik dan bijak.
Mengapa edukasi mengenai keuangan
ini fokus pada para ibu? Menurut Bapak Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT.
Visa Worldwide Indonesia, tingkat literasi keuangan masyarakat kita masih sangat
rendah. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dibandingkan pria,
kaum wanitanya hanya memiliki tingkat literasi lebih rendah, yakni sebesar
25,5% dengan tingkat inklusi keuangan sekitar 66,2%.
Sebagaimana kita semua ketahui,
bahwa hampir 75% urusan keuangan rumah tangga di pegang oleh para ibu. Ibu yang
mengatur kemana saja arus keuangan rumah tangga diposkan. Uang belanja, sekolah
anak, bayar listrik, bayar pajak rumah, dan banyak lagi kebutuhan rumah tangga
lainnya yang di-handle oleh seorang
ibu. Jika tidak pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangganya, yang ada bisa
kacau deh tuh. Uang berapa pun tidak akan pernah cukup memenuhi semua kebutuhan
rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik.
Bapak Riko |
“Ibu merupakan agen perubahan. Ibu
memegang peranan yang sangat penting dalam rumah tangga, sehingga perlu
ditingkatkan lagi literasi keuangannya, dengan cara memberikan edukasi tentang
bagaimana caranya mengelola keuangan yang baik dan bijak. Program #IbuBerbagiBijak
adalah sharing pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan untuk ibu-ibu, agar
ibu-ibu juga bisa memberikan pengetahuan ini ke keluarga dan teman-teman di
lingkungannya. Menurut saya pengetahuan ini sangat bermanfaat,” ujar Bapak
Riko.
Selain memberikan edukasi pada
para ibu dan komunitas perempuan, dalam program #IbuBerbagiBijak ini, Visa juga
mensosialisasikan informasi mengenai literasi keuangan melalui media sosial,
baik melalui media Instagram, Facebook, dan juga Twitter. Dengan konsep ‘train
the trainer’, diharapkan para ibu yang sudah mendapatkan pengetahuan seputar
literasi keuangan, akan menyebarkan lagi pengetahuan yang didapatnya pada
ibu-ibu yang lain. Hingga saat ini terhitung program ini sudah menjangkau
sekitra 200 ribu perempuan yang ada di Indonesia. Rencananya program
#IbuBerbagiBijak akan digelar dari bulan Juli hingga September 2018.
Tahun ini merupakan tahun kedua Program
#IbuBerbagiBijak diselenggarakan oleh Visa. Kegiatan #IbuBerbagiBijak pada
tahun sebelumnya, ternyata membawa hasil yang sangat menggembirakan, sehingga program
ini dilanjutkan kembali tahun ini. Untuk kegiatan ini, Visa bekerja sama dengan
OJK dan Bank Indonesia. Pada workshop hari itu, program edukasi diberikan pada
ibu-ibu PKK Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Diharapkan edukasi
yang diberkan dapat menambah pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai cara pengelolaan
keuangan yang bijak, serta menyebarkan informasi yang mereka ketahui pada
masyarakat sekitarnya.
Bapak Sunan |
Mewakili Lurah Pekayon, Kecamatan
Pasar Rebo, Jakarta Timur, Bapak Sunan mengucapkan terima kasih pada Visa
dengan diselenggarakannya workshop Bijak Mengelola Keuangan untuk masyarakat
Pekayon. Beliau berharap dari workshop ini ibu-ibu PKK Pekayon akan mendapatkan
pengetahuan mengenai cara mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Jika
ibu-ibu bisa mengelola keuangan rumah tangganya dengan baik, tentu nantinya dapat
membantu suami dalam mendapatkan penghasilan tambahan, sehingga mampu
menciptakan keluarga yang sejahtera.
Bijak Kelola Keuangan Kunci Keluarga & Masa Depan Sejahtera
Mba Prita |
Tahu kan dengan Mba Prita Hapsari
Ghozie? Beliau adalah seorang Financial Educator, yang juga CEO & Chief
Financial Planner ZAP Finance. Pada workshop ketiga yang diselenggarakan Visa
ini, Mba Prita memberikan pengetahuan ‘Cara Bijak Kelola Keuangan’. Menurut Mba
Prita, ada 3 cara untuk bisa mencapai keuangan yang ideal, yaitu melakukan financial check up, mengelola arus kas,
dan melakukan perencanaan keuangan.
Layaknya medical check up yang rutin kita lakukan terhadap tubuh, maka
keuangan juga perlu diperiksa. Apakah keuangan kita sudah sehat? Apakah kita
ada utang? Apakah biaya hidup lebih besar dari pemasukan? Apakah kita punya
dana darurat? Serta apakah kita sudah punya tabungan? Masalah ini yang perlu
diperiksa, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana kondisi keuangan saat itu.
Menurut Mba Prita, idealnya
cicilan untuk utang adalah di bawah 30% dari penghasilan yang didapat. Sedangkan
untuk biaya hidup maksimal adalah 50% dari pemasukan. Kita harus mengerti mana
kebutuhan hidup yang harus dijadikan prioritas, sehingga tidak memakan biaya
hidup lebih dari 50%. Post-kan juga uang
yang didapatkan untuk dana darurat, minimal 3 kali pengeluaran rutin. Begitupun
dengan tabungan dan investasi. Sisihkan dana untuk tabungan dan investasi yang
berguna untuk masa depan.
“It’s not how much you make, but how much you spend! Tak masalah
seberapa banyak penghasilan yang didapatkan. Yang penting adalah bagaimana
caranya kita bisa mengelolanya dengan baik. Sisihkan uang yang didapatkan untuk
zakat, asuransi, dan kebutuhan hidup,” jelas Mba Prita.
Alokasi Ideal untuk Penghasilan Bulanan
5% untuk zakat, infaq, dan
sedekah
10% untuk dana darurat dan
asuransi
30% untuk biaya hidup
30% untuk cicilan pinjaman
15% untuk investasi
10% untuk gaya hidup
Bagi ibu rumah tangga, ada 3 cara
nih untuk menambah penghasilan. Lumayan kan, bisa untuk bantu-bantu suami. Cara
pertama adalah dengan bekerja secara aktif, bisa juga dengan menjadi investor,
atau menjadi womenpreneur. Nah, jika tertarik untuk jadi womenpreneur atau buka
usaha, sebaiknya sesuai dengan hobi atau apa yang menjadi kesukaan kita. Karena
memulai usaha yang didasarkan atas suka atau hobi biasanya akan lebih serius
dan telaten mengerjakannya, serta tidak menjadi beban karena senang
mengerjakannya. Jika sudah jelas usaha apa yang akan dijalankan, pastikan bahwa
ada pasar untuk hasil usaha kita tersebut, serta jam kerjanya yang disukai.
Pertimbangkan juga modal yang akan digunakan, dan apakah kita mau memulai usaha
sendiri atau bermitra.
Nah, jika sudah memulai usaha,
ada beberapa tip lagi yang dikasih tahu Mba Prita agar dana usaha bisa tetap
sehat. Pertama adalah jangan mencampurkan uang pribadi dengan uang hasil usaha.
Kedua, kita harus punya catatan arus kas, baik arus dana keluar maupun dana
yang masuk, agar arus kasnya jelas dan tahu untung rugi usaha yang kita rintis.
Yang ketiga adalah dengan memisahkan dana yang jadi modal investasi dengan
biaya-biaya lainnya.
Untuk pebisnis, ada 5 tip untuk
mengelola keuangan usahanya, yaitu mempunyai rencana pengeluaran, tidak ada
utang konsumtif, memiliki tabungan, investasi, dan dana darurat, serta asuransi
kesehatan dan jiwa. Bagi ibu rumah tangga, keuntungan yang didapatkan dari
usahanya, tentu dapat menjadi dana kas masuk bagi keuangan rumah tangganya.
Dana ini dapat membantu meningkatkan anggaran, misalnya untuk dana darurat,
tabungan, dan investasi. Diharapkan dengan begitu, keluarga tersebut bisa hidup
lebih sejahtera dan memiliki masa depan yang lebih baik lagi.
Selain pakar finansial ternama,
pada workshop #IbuBerbagiBijak ini juga menghadirkan seorang womenpreneur yang telah
berhasil merintis usahanya. Beliau adalah Mba Gina Adityaligina, Pemilik
Gammara Leather. Usaha ini sudah dirintis oleh Mba Gina sejak tahun 2010 di
bandung. Gammara Leather memproduksi tas dan aksesori yang berbahan baku utama dari
kulit samak. Baru pada tahun 2014 Gammara menjadi sebuah badan usaha, dan
bernama CV. Gammara Jaya Mondial.
Mba Gina |
Bagi Mba Gina, ada 3 langkah
penting jika ingin memulai suatu usaha. Langkah utama tentu saja menentukan goals usaha, dengan menyusun sasaran
secara matang. Tentukan produk apa yang akan dijual, bahannya dari mana, merencanakan
keuangan yang baik, harga jual, sasaran pembeli, serta pemasaran dan promosi. Langkah
kedua adalah pengaturan keuangan. Langkah kedua ini sama seperti yang
dijabarkan oleh Mba Prita, bahwa arus kas harus dikelola dengan bijak, dengan
tambahan, jangan lupa untuk menggaji diri sendiri. Walaupun usaha ini adalah
milik sendiri, tetap sisihkan dana untuk menggaji diri sendiri.
Nah, langkah ketiga adalah dengan
membentuk pola pikir enterpreneur. Bagaimana sih pola pikir seorang entrepreneur?
Seorang entrepreneur itu tidak pernah menyerah, percaya pada kemampuannya
sendiri, persisten, berani mengambil risiko, mandiri, kreatif, inovatif, dan
orientasi pada prestasi. Cara berpikir seperti ini mesti ditanamkan sejak dini
jika ingin menjadi pebisnis yang sukses dan hebat. Satu lagi pesan yang
disampaikan oleh Mba Gina, yaitu terbukalah terhadap semua informasi, karena
itu dapat membuat diri kita sadar akan peluang yang ada.
Jadi jika ada keinginan untuk
memulai usaha, sebaiknya segera dikerjakan. Belajar bisnisnya bisa sambil
menjalankan usaha. Yang penting terapkan manajemen keuangan yang baik dan
kelola dengan bijak. Jangan mudah menyerah jika ada masalah. Hadapi dengan
berani, dan percaya kalau kamu bisa. Ibu yang bijak tentu dapat mengelola
keuangannya dengan bijak pula ya. Sehingga keluarga punya masa depan yang lebih
cerah :)
Foto-foto: Pribadi
33 comments
setelah ikutan literasi keuanan gini dompetnya awet muda trus dong :)
BalasHapusHaha...mikir2 kalo mau belanja yang nggak penting :D
Hapusacara ini banyak yang ikutan yaaa mba...Aku banyak baca berbagai tips praktis yang penting and beneficial!
BalasHapusIya Mba. Ini dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kamu perempuan :)
HapusTerimakasih banget ya Mbak, uda sharing terutama bagian 5 tips untuk wanita pebisnisnya :) Jadi pengingat karena kadang kan uang pribadi juga nyampur-nyampur dan nggak nyiapin dana darurat.... Terimakasih sekali lagi Mbaa....
BalasHapusSama sama Mba. Senang bisa berbagi informasi. Saya juga masih belajar :)
HapusAku langsung tertohok di kalimat pembuka mbk, "Sisihkan bukan sisakan".
BalasHapusMakasih share ilmu kecenya, semoga bisa aku praktekin dengan lancar dan gagah berani
Sama-sama Mba. Senang kalo info ini bisa bermanfaat. Semangat Mbaa :)
Hapusbener banget ya Mbak, kalau mau berwirausaha baiknya yang sesuai kegemaran yah, biar kita lebih fokus dan enjoy ngerjainnya :)
BalasHapusmakasih sharingnya ya Mbak :)
Sama-sama Mba :)
HapusHalo mba Dewi. Aku baru tahu kalau teryata lebih baik menjalankan bisnis sambil belajar ya mba? Selama ini kepikiran matengkan dulu bisnisnya mau apa baru kemudian memulai. Soalnya kuatir dana kurang :). Penyimpanan investasi itu memang penting banget :)
BalasHapusItu tip berbisnis ala Mba Gina, Mba. Mungkin maksudnya jangan takut untuk memulai bisnis. Setelah segala sesuatunya diperhitungkan, selanjutnya mengalir aja, bisnis sambil belajar :)
HapusSaya pernah ikut workshop Mbak Prita. Langsung merasa jleb dna ngikik sendiri kalau saya sepertinya belum termasuk perempuan yang 25%. Baca artikel ini langsung merasa diingetin lagi hihihi
BalasHapusHihi...saya juga Mbaa :))
HapusSetuju bangat Un, bahwa pengetahuan Ibu akan pengelola keuangan yang benar itu penting bangat, karena Ibu biasanya yang menjadi pengatur arus keuangan rumah tangga.
BalasHapusDan benar bangat bahwa dengan kita bijak mengelola keuangan maka itu menjadi kunci bagi keluarga dan masa depan yang sejahtera.
Iyaa.. Makasih udah berkunjung :)
HapusKalau uang disisain saja ndak bisa bekerja utk kita ya, mbak. Jadi emang perlu banget mrnyisakan utk investasi sekian persen. Ada banyak macamnya ya, investasi itu, mau yang bisa diambil dalam waktu cepat, lama dan bentuknya bermacam macam.
BalasHapusIbu2 memang perlu dibekali dengan ilmu pengelolaan keuangan yang lebih baik ya supaya terhindar dari belanja konsumtif berlebihan a.k.a boros. Tp ttp harus merencanakan keuangan bareng suami. Krn banyak curhatan istri yang cuma dikasi 10ribu sehari buat belanja dan cukup ga cukup ya cuma segitu jatahnya. Bukan ga mampu ngasi lebih, tapi ntahlah ya. Kalau realnya istri harus pontang panting cari tambahan, maybe harus kasi lebih supaya ga tanpa sengaja mendzolimi anak dan istri.
BalasHapusWah begitu ya cara ngaturnya. Boleh nih ditiru
BalasHapusAku baru aja bikin tabunngan baru karena ingin keuangan yang sehat ga nyampur2 kayak gado-gado lagi antara uang pribadi dan bisnis
BalasHapusPostingan ini sungguh menginspirasi, Mbak. Kalau mau punya usaha lain memang baiknya langsung gerak, teorinya nusul ya.
BalasHapusCowo juga harus tau donk hehehe ga mau kalah... karena wanita menteri keuangan jadi harus pinter ngatur duit
BalasHapusSuka banget ikut workshop keuangan sama Prita, bisa jadi bekal ibu ngatur uang di rumah yes
BalasHapusIbu harus belajar tentang pengelolaan uang keluarga. Soalnya itu demi kelangsungan kehidupan RT
BalasHapusAku lagi praktekkin ini mbak, selama ini pengelolaan keuangan keluarga msh asal banget. Emg hrs rapih ya...
BalasHapusAku seringnya menyisakan mbak..bukan menyisihkan. Alhasil akhirnya ga pernah ada sianya..hhihi. Kudu tertib nih ya mengelola keuangan dr sekarang.
BalasHapusBagus banget ulasannya mbak, jadi akhirnya saya ngitungin pemasukan dan pengeluaran bulanan, saya memang gak gitu teratur mencatat, yang penting biaya sekolah anak dan makan sehari hari udah cukup hehe
BalasHapusEmang penghasian bulanan harus ssehera dibagi-bagi setelah dapat, bukan dipakai until kebutuhan sehari-hari terus baru nunggi sisa until dana emergency.
BalasHapusMembangun pola pikir untuk bijak mengelola keuangan keluarga ini emang gampang2 susahnya pengaruh ke latar keluarga juga kayaknya. Senang dapat ilmu baru baca artikel ibu bijak mengelola keuangan.
BalasHapusIlmunya sangat bermanfaat ya Mbk mengenai ibu mengelola keuangan keluarga, harus bijak agar tidak besar pasak daripada tiang
BalasHapusPR banget untuk mengelola keuangan dengan baik, dan
BalasHapus5% untuk zakat, infaq, dan sedekah
10% untuk dana darurat dan asuransi
30% untuk biaya hidup
30% untuk cicilan pinjaman
15% untuk investasi
10% untuk gaya hidup
Noted banget. Bismillah.
Pas mahasiswa, dibilang mahasiswa agen perubaha. Pas jadi ibu, dibilang ibu agen perubahan. Oke. Mungkin artinya kita itu kalau mau berubah kudu dimulai dr diri dan peranan kita ya.
BalasHapusOh ya, gaya hidup 10% penghasilan ya. Ini aku catat baik2 mba. Makasih ha artikelnya sangat membantu
sisihkan uang untuk investasi, bukan sisakan. Waduh ini nampol banget hu hu hu...
BalasHapus