Cegah Gangguan Penglihatan dengan Perilaku Hidup Sehat
By Dewi Sulistiawaty - Oktober 06, 2018
Mata adalah jendela dunia. Dengan
mata kita bisa melihat apa pun yang ada di dunia ini. Melihat cantiknya bunga
mawar, indahnya Tari Saman, warna warni pelangi, kelip bintang di langit,
gantengnya babang Keanu Reeves *abaikan XD, pokoknya apa pun yang ingin
dilihat. Tapi jangan disalahgunakan untuk melihat atau mengintip sesuatu yang nggak
pantas yaa *dilarang, dosa lho! Ntar matanya bintitan *eh, kalo ini sih mitos
ya :D
Maka bersyukurlah bagi kita yang
telah diberi nikmat mata yang sehat oleh Sang Pencipta. Salah satu cara
bersyukur adalah dengan menjaga dan merawat mata tersebut dengan baik. Yap,
mata butuh perawatan juga lho! Sebenarnya untuk merawat mata itu sangat mudah,
nggak perlu keluar duit banyak untuk membeli produk mata. Serius! Cukup dengan
menjaga mata dengan cara menggunakannya dengan baik dan benar saja. Oya, mengkonsumsi
makanan bergizi juga dapat membantu agar mata tetap sehat lho!
Dalam rangka Hari Penglihatan
Sedunia (World Sight Day) yang diperingati setiap hari Kamis pada minggu kedua
bulan Oktober, yang berarti pada tahun 2018 ini jatuh pada tanggal 11 Oktober
2018, Kementerian Kesehatan RI menggelar Media Briefing di Gedung Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta pada hari Selasa, 2 Oktober 2018. Media Briefing ini
merupakan satu dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemenkes dalam
memperingati Hari Penglihatan Sedunia.
Media Briefing di Gedung Kemenkes |
Jadi selain Media Briefing, dalam
rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan juga acara Launching Sistem Informasi
Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan video conference yang akan diadakan di Kota Surabaya pada tgl 11
Oktober 2018, serentak di 5 provinsi lainnya, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah,
DKI Jakarta, Maluku, dan Sumatera Selatan.
For
your information, SIGALIH merupakan sebuah sistem informasi
berbasis web atau android, yang berfungsi sebagai pencatatan dan pelaporan screening gangguan penglihatan yang
diperoleh dari Posbindu hingga rumah sakit. Bagi posbindu, SIGALIH bermanfaat
untuk meingktakan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini
gangguan penglihatan di masyarakat, bagi masyarakat, dan untuk masyarakat.
Sedangkan bagi Puskesmas dan rumah sakit berguna
untuk meningkatkan layanan kesehatan mata dengan informasi dan koordinasi
pelayanan lanjutan pasien.
Tahun ini tema yang diangkat
untuk Hari Penglihatan Sedunia adalah “Eye Care Everywhere” atau ‘Mata Sehat
untuk Semua”, yang menekankan pada aksesibilitas pelayanan kesehatan mata bagi
semua orang. Selama ini pemerintah melalui Kemenkes terus berupaya untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan mata bagi seluruh penduduk Indonesia, melalui serangkaian
kegiatan deteksi dini.
Pada kegiatan Media Briefing kemarin,
hadir dr. Anung Sugihantono, M.Kes, selaku Dirjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kemenkes, Dr. Aldiana Halim, Sp.M(K), selaku Wakil Ketua Komite
Mata Nasional (KOMATNAS), dan dr. M. Sidik, Sp.M, selaku Ketua Persatuan Dokter
Spesialis Mata (PERDAMI).
dr. Sidik |
Katarak adalah kondisi mata
dimana lensa mata menjadi keruh dan berawan. Katarak bisa terjadi pada perempuan dan laki-laki, namun umumnya pada
usia lanjut. Bisa terjadi pada satu atau kedua mata, namun tidak dapat menyebar
dari satu mata ke mata yang lain. Beberapa gejala katarak diantaranya adalah
pandangan yang kabur seperti berkabut, warna di sekitar terlihat memudar, silau
saat melihat cahaya, padangan ganda, penglihatan menurun di malam hari, serta
sering mengganti ukuran kaca mata. (*hellosehat.com)
Penderita katarak terus meningkat
tiap tahunnya. dr. Sidik mengatakan bahwa katarak bisa terjadi pada siapapun
namun umumnya menimpa orang yang berusia di atas 50 tahun. Banyak yang menjadi
penyebab timbulnya katarak. Namun untuk Indonesia yang berada di iklim tropis,
diduga yang menjadi penyebab utama katarak adalah sinar ultra violet (UVB).
Namun begitu, faktor gizi yang dikonsumsi pada saat usia anak-anak pun
berpengaruh pada cepat atau lambatnya terkena katarak pada seseorang.
Untuk mengurangi risiko terkena
katarak, dr. Sidik menyarankan agar masyarakat menggunakan topi atau kaca mata hitam
untuk melindungi mata dari paparan sinar UVB, menjalani gaya hidup sehat,
seperti tidak merokok, pola makan yang sehat, rajin berolahraga, dan istirahat
yang cukup. Katarak mungkin belum bisa dicegah, namun kebutaan akibat katarak
bisa. Untuk itu penting untuk memeriksakan mata sejak dini agar terhindar dari gangguan
mata, terutama kebutaan.
Nah, bagaimana dengan gadget?
Apakah penggunaan gadget yang berlebihan dapat berpengaruh pada kesehatan mata?
Menurut dr. Sidik kebiasaan melihat dekat secara terus menerus memang dapat mempengaruhi
kesehatan mata. Bukan hanya pada gadget, namun pada layar komputer dan televisi
juga. Untuk itu dianjurkan untuk ‘break’
(mengistirahatkan mata) di sela-sela kerja atau melihat gadget, minimal 10
menit.
“Makanya saat ini banyak sekali
anak-anak menderita mana minus. Semua kembali pada perilaku ya. Cuma ada satu
hal yang perlu dicatat, yaitu jangan jadikan gadget atau komputer sebagai
sumber cahaya atau bekerja dengan komputer atau menggunakan gadget di tempat
yang gelap, harus ada cahaya lain yang menerangi,” jelas dr. Sidik.
Sedangkan Dr. Aldi mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 15 provinsi yang ada di Indonesia, jumlah orang yang terkena gangguan penglihatan, baik dari kategori sedang, berat, dan buta adalah sekitar 6,4 juta penderita, yaitu dengan penderita kebutaan sekitar 1,3 juta serta gangguan penglihatan yang sedang dan berat sekitar 5,3 juta.
Sedangkan Dr. Aldi mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan di 15 provinsi yang ada di Indonesia, jumlah orang yang terkena gangguan penglihatan, baik dari kategori sedang, berat, dan buta adalah sekitar 6,4 juta penderita, yaitu dengan penderita kebutaan sekitar 1,3 juta serta gangguan penglihatan yang sedang dan berat sekitar 5,3 juta.
Dr. Aldi |
Sementara dr. Anung mengatakan
bahwa pemerintah sudah melakukan berbagai upaya promotif preventif untuk
pencegahan gangguan penglihatan. Misalnya belum lama ini, pemerintah memberikan
edukasi dan penjelasan mengenai kesehatan mata, termasuk membagikan pelindung
mata, seperti kacamata dan topi, khususnya untuk pekerja.
dr. Anung |
SIGALIH merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah kesehatan mata di Indonesia. Pada
dasarnya yang ada di SIGALIH adalah mulai dari tingkatan masyarakat hingga ke
tingkatan layanan rujukan, yang kemudian
setelah dilakukan screening bisa dilakukan
upaya pencegahan ataupun tindakan, baik itu berupa korektif/ operasi maupun
tindakan korektif lainnya yang memang diperlukan untuk kasus yang berkaitan
dengan kesehatan mata. Untuk sementara penerapan SIGALIH akan dilakukan secara
bertahap.
Secara makro sebenarnya masalah
kesehatan mata ini adalah membicarakan perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi
ini beberapa tip untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan:
- Menghindari membaca dengan jarak
yang terlalu dekat.
- Membaca di tempat yang terang
atau dengan tingkat cahaya yang cukup.
- Tidak membaca sambil tiduran.
- Tidak menonton televisi pada
jarak yang terlalu dekat.
- Menghindari penggunaan komputer
dengan jarak monitor yang telalu dekat ke mata.
- Melakukan gerakan atau olahraga
mata agar menjadi lebih kuat dan elastis.
- Mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin A dan diet gizi seimbang.
- Istirahat yang cukup.
- Hindari asap rokok.
Secara umum tanda mata yang sehat
dapat dilihat dari kelopak mata yang dapat membuka dan menutup dengan baik,
bulu mata teratur dan mengarah keluar dengan kornea yang benar-benar jernih,
bagian putih mata (sclera) benar-benar putih, serta pupil yang benar-benar
jernih. Jika terjadi mata merah, nyeri dan bengkak pada matam sering sakit
kepala, ada bintik putih di bagian pupil, penurunan ketajaman penglihatan,
serta kemunduran penglihatan pada waktu senja, sebaiknya segera memeriksakan
mata ke dokter mata, atau Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya ya.
Foto bersama |
Foto-foto: pribadi
0 comments