Akhirnya,
jadi juga liburan ke Jogja. Setelah ribuan purnama mau main ke sana, dan
berakhir dengan wacana doang. Awalnya udah pesimis, kalo liburan panjang di pertengahan
tahun ini bakal bisa ke Jogja. Tapi alhamdulillah, kali ini liburan ke Jogja
bukan hanya wacana. Yeeyy!!
Sebenarnya
ini bukan kunjungan pertamaku ke Jogja, karena duluuu banget, aku pernah
beberapa kali main ke Jogja. Setelah lama gak ke sana, ada rindu pengen
berkunjung lagi ke sana. Apalagi baca postingan teman-teman di blog dan yang
melintas di media sosial. Kayaknya Jogja makin diminati oleh wisatawan, baik
lokal maupun luar negeri.
Selain
mulai prepare apa yang mau dibawa,
tentu aku juga mulai nyari-nyari hotel di sana buat kami menginap. Lagi
asik-asiknya nyari-nyari hotel, eh adekku bilang kalau sebelum ke Jogja kita
bakal ke Dieng dulu. Woaaa, tambah seneng dong. Soalnya aku belum pernah ke
Dieng, dan tempat satu ini amatlah keren kalo aku baca postingan dari
temen-temen.
Hunting hotel di Jogja pun langsung
berpindah haluan ke hotel di Dieng. Rencananya kami akan menginap 2 malam di
Dieng. Eh, pas lagi nyari hotel tersebut, aku nemu banyak artikel mengenai
fenomena bun upas yang lagi viral di Dieng. Untung nemu artikel ini, kalau
nggak kami pasti cuma bawa jaket tipis yang biasa dibawa saat liburan.
Kami berkendara
menggunakan mobil pribadi agar lebih gampang jika ingin mengunjungi
tempat-tempat wisata nanti. Kami berangkat usai sholat subuh. Perjalanan kami
ke Dieng dari Jakarta memakan waktu kurang lebih 9 jam. Yah, waktu yang lumayan
lama, karena kami memang sering berhenti untuk sholat, makan, dan istirahat.
Oya, kami
akhirnya memutuskan untuk menginap di homestay saja, karena rencananya kami
akan keluar seharian. Penginapan benar-benar digunakan untuk tidur malam saja.
Jadi sayang aja kalau menginap di hotel yang harganya lebih mahal dari
homestay, sementara kami tak terlalu memanfaatkannya.
Walau
begitu tetap saja aku gak asal pilih homestay. Aku mencari homestay dengan rate yang bagus namun harganya lumayan
murah, haha. Etapi ada lho! Aku nemu di Traveloka, homestay dengan rate nomor dua tinggi (rate paling tinggi udah full booked), dengan komen-komen yang
positif dari para tamunya, dan harganya juga lumayan murah. Namanya Homestay
Johar Syariah. Sesuai dengan rate-nya,
homestay ini emang menarik dengan pemiliknya yang ramah.
Keesokan
harinya, usai sholat subuh, kami mengunjungi Candi Arjuna, dimana di sana telah
rame juga oleh wisatawan lain yang ingin melihat bun upas di seputaran kawasan
candi. Usai dari sana kami ke Telogo Warno dan Pengilon, Sembungan Negeri di
Atas Awan, Bukit Sikunir, dan berakhir di Kawah Sikidang Dieng.
Candi Arjuna |
Paginya,
sekitar pukul 8, kami pun berkemas meninggalkan Dieng, menuju Magelang. Yup! Tujuan selanjutnya adalah Candi
Borobudur. Perjalanan ini memang disusun padat kunjungan, hihi. Pikir kami, kapan
lagi punya waktu dan kesempatan untuk jalan-jalan. Jadi waktu yang ada
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami sholat dzuhur di mushola yang terdapat di
dalam kawasan Candi Borobudur.
Candi Borobudur |
Saat
itulah kami baru sadar, kalau kami belum booking
hotel untuk menginap di Jogja nanti. Takut kehabisan kamar, begitu melihat banyaknya
orang yang masih liburan, aku pun buru-buru mencari penginapan. Maunya nyari
penginapan yang dekat dengan Maliboro. Karena sebelumnya nemu homestay di
Traveloka, aku pun langsung nyari hotel
di Jogja dekat Malioboro dari Traveloka.
Enaknya di Traveloka ini banyak fitur-fitur menarik dan sangat membantu a jjku untuk menemukan dan membayar hotel yang mau di-booking. Misalnya fitur pay@hotel, easy reschedule, last minute hotel, dan hotel near me. Kalau fitur Traveloka PayLater sih udah nggak asing lagi. Aku sering liat di tipi. Kabarnya Traveloka PayLater ini didukung oleh Danamas sebagai mitra resminya yang terdaftar di OJK.
Nemu dong!
Sama seperti sebelumnya, aku emang gak fokus nyari hotel, tapi penginapan
dengan rate yang bagus, harga murah,
dan dekat dengan Malioboro. Kali ini dapatnya bukan homestay, tapi semacam lodge gitu, tepatnya The Packer Lodge
Yogyakarta. The Packer Lodge ini merupakan penginapan dengan sistem berbagi
kamar gitu. Tempatnya recommended
buat kamu yang gak masalah berbagi kamar dengan tamu lain.
Kamar kami di The Packer Lodge Yogyakarta |
Nginap di
sini kamu harus ninggalin deposit 150 ribu rupiah atau bisa juga dengan cara
meninggalkan KTP. Saat check out uang
deposit atau KTP nya akan dibalikin. Tenang aja, teman sekamarnya diseleksi
kok, harus sama jenis kelaminnya, kecuali keluarga dan harus ada bukti dokumennya :D
Akhirnya bisa
tenang karena udah dapetin penginapan di Jogja. Abis naik hingga ke puncak Candi
Borobudur dan puas foto-foto, kami pun meluncur ke Jogja. Sore sesampai Jogja,
kami istirahat sebentar di The Packer Lodge. Abis magrib kami keluar nyari
makan, sekalian mau jalan-jalan di sepanjang Malioboro.
Emang
nasib lagi mujur, ketemu dengan Katon Bagaskara yang lagi manggung di salah
satu kafe yang terletak di sudut jalan Malioboro. Ternyata kafe tersebut mengundang
Katon untuk merayakan hari ulang tahunnya. Jadi ikutlah aku bernyanyi bersama
pengunjung lain yang juga ikutan nyanyi bareng Katon. Kalo gak inget besok pagi
mau keliling Jogja lagi, mau deh aku nonton Katon nyanyi sampe kelar XD
Besoknya
kami mengunjungi Keraton Yogyakarta, Taman Sari, kemudian lanjut ke pantai
Parangtritis. Anak-anak puas banget main di pantai hingga gak kerasa hari sudah
sore aja. Jam 5 sore kami balik lagi ke penginapan.
Taman Sari Keratonan Yogyakarta |
Pantai Parangtritis |
Pagi keesokannya
kami tempat wisata Telogo Muncar. Di sana banyak banget monyet liar yang
berkeliaran. Mereka sudah jinak dan sepertinya sudah biasa diberi makanan oleh
pengunjung. Yang menarik sekaligus melelahkan adalah saat aku dan adikku
mencoba menjajal kemampuan, dengan mendaki Bukit Pronojiwo. Harapannya sih bisa
melihat Gunung Merapi dari atas menara yang terdapat di puncak Bukit Pronojiwo.
Etapi malah gak nampak, mungkin tertutup awan XD
Nah lho! :D |
50 meter lagi jelang puncak Bukit Pronojiwo yang tingginya lebih kurang 700 meter |
Di sana
kami juga ikut tur merapi dengan menyewa mobil jeep. Ada beberapa paket tur
yang ditawarkan di sesuaikan dengan harganya. Kami memilih paket tur ke Mini
Museum, Batu Alien, Bunker Kali Adem, Rumah Mbah Marijan, dan WaterByur Kali
Kuning. Harga paket ini 350K/ jeep dengan muatan maksimal per jeep 4 orang
dewasa. Puas deh pokoknya. Apalagi saat melalui WaterByur Kali Kuning. Hebooh!!
:D
Yang tersisa dari bencana Gunung Merapi (Mini Musium Merapi) |
Tak
terasa langit sudah mulai gelap saat tur kelar. Kami akhirnya balik lagi ke
penginapan. Malam itu aku berdua dengan adek main lagi ke Malioboro, beli pernak
pernik, kaos, dan oleh-oleh untuk dibawa pulang besok. Kami berencana berangkat
pagi agar gak kena macet sorenya di Cikampek. Lelah memang, tapi hati puas dan
senang. Liburan selanjutnya mau kemana lagi ya. Bromo? Semoga gak wacana lagi
:D
Foto: pribadi
4 comments