Jelajah Dieng, Candi Borobudur, dan Jogja

By Dewi Sulistiawaty - Juli 20, 2019

Akhirnya, jadi juga liburan ke Jogja. Setelah ribuan purnama mau main ke sana, dan berakhir dengan wacana doang. Awalnya udah pesimis, kalo liburan panjang di pertengahan tahun ini bakal bisa ke Jogja. Tapi alhamdulillah, kali ini liburan ke Jogja bukan hanya wacana. Yeeyy!!

Sebenarnya ini bukan kunjungan pertamaku ke Jogja, karena duluuu banget, aku pernah beberapa kali main ke Jogja. Setelah lama gak ke sana, ada rindu pengen berkunjung lagi ke sana. Apalagi baca postingan teman-teman di blog dan yang melintas di media sosial. Kayaknya Jogja makin diminati oleh wisatawan, baik lokal maupun luar negeri.

Selain mulai prepare apa yang mau dibawa, tentu aku juga mulai nyari-nyari hotel di sana buat kami menginap. Lagi asik-asiknya nyari-nyari hotel, eh adekku bilang kalau sebelum ke Jogja kita bakal ke Dieng dulu. Woaaa, tambah seneng dong. Soalnya aku belum pernah ke Dieng, dan tempat satu ini amatlah keren kalo aku baca postingan dari temen-temen.

Hunting hotel di Jogja pun langsung berpindah haluan ke hotel di Dieng. Rencananya kami akan menginap 2 malam di Dieng. Eh, pas lagi nyari hotel tersebut, aku nemu banyak artikel mengenai fenomena bun upas yang lagi viral di Dieng. Untung nemu artikel ini, kalau nggak kami pasti cuma bawa jaket tipis yang biasa dibawa saat liburan.


Kami berkendara menggunakan mobil pribadi agar lebih gampang jika ingin mengunjungi tempat-tempat wisata nanti. Kami berangkat usai sholat subuh. Perjalanan kami ke Dieng dari Jakarta memakan waktu kurang lebih 9 jam. Yah, waktu yang lumayan lama, karena kami memang sering berhenti untuk sholat, makan, dan istirahat.
         
Oya, kami akhirnya memutuskan untuk menginap di homestay saja, karena rencananya kami akan keluar seharian. Penginapan benar-benar digunakan untuk tidur malam saja. Jadi sayang aja kalau menginap di hotel yang harganya lebih mahal dari homestay, sementara kami tak terlalu memanfaatkannya.

Walau begitu tetap saja aku gak asal pilih homestay. Aku mencari homestay dengan rate yang bagus namun harganya lumayan murah, haha. Etapi ada lho! Aku nemu di Traveloka, homestay dengan rate nomor dua tinggi (rate paling tinggi udah full booked), dengan komen-komen yang positif dari para tamunya, dan harganya juga lumayan murah. Namanya Homestay Johar Syariah. Sesuai dengan rate-nya, homestay ini emang menarik dengan pemiliknya yang ramah.

Keesokan harinya, usai sholat subuh, kami mengunjungi Candi Arjuna, dimana di sana telah rame juga oleh wisatawan lain yang ingin melihat bun upas di seputaran kawasan candi. Usai dari sana kami ke Telogo Warno dan Pengilon, Sembungan Negeri di Atas Awan, Bukit Sikunir, dan berakhir di Kawah Sikidang Dieng.

Candi Arjuna

Kawah Sikidang Dieng
Paginya, sekitar pukul 8, kami pun berkemas meninggalkan Dieng, menuju Magelang. Yup! Tujuan selanjutnya adalah Candi Borobudur. Perjalanan ini memang disusun padat kunjungan, hihi. Pikir kami, kapan lagi punya waktu dan kesempatan untuk jalan-jalan. Jadi waktu yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami sholat dzuhur di mushola yang terdapat di dalam kawasan Candi Borobudur.

Candi Borobudur
Saat itulah kami baru sadar, kalau kami belum booking hotel untuk menginap di Jogja nanti. Takut kehabisan kamar, begitu melihat banyaknya orang yang masih liburan, aku pun buru-buru mencari penginapan. Maunya nyari penginapan yang dekat dengan Maliboro. Karena sebelumnya nemu homestay di Traveloka, aku pun langsung nyari hotel di Jogja dekat Malioboro dari Traveloka.

Enaknya di Traveloka ini banyak fitur-fitur menarik dan sangat membantu a jjku untuk menemukan dan membayar hotel yang mau di-booking. Misalnya fitur pay@hotel, easy reschedule, last minute hotel, dan hotel near me. Kalau fitur Traveloka PayLater sih udah nggak asing lagi. Aku sering liat di tipi. Kabarnya Traveloka PayLater ini didukung oleh Danamas sebagai mitra resminya yang terdaftar di OJK. 

Nemu dong! Sama seperti sebelumnya, aku emang gak fokus nyari hotel, tapi penginapan dengan rate yang bagus, harga murah, dan dekat dengan Malioboro. Kali ini dapatnya bukan homestay, tapi semacam lodge gitu, tepatnya The Packer Lodge Yogyakarta. The Packer Lodge ini merupakan penginapan dengan sistem berbagi kamar gitu. Tempatnya recommended buat kamu yang gak masalah berbagi kamar dengan tamu lain.

Kamar kami di The Packer Lodge Yogyakarta
Nginap di sini kamu harus ninggalin deposit 150 ribu rupiah atau bisa juga dengan cara meninggalkan KTP. Saat check out uang deposit atau KTP nya akan dibalikin. Tenang aja, teman sekamarnya diseleksi kok, harus sama jenis kelaminnya, kecuali keluarga dan harus ada bukti dokumennya :D

Akhirnya bisa tenang karena udah dapetin penginapan di Jogja. Abis naik hingga ke puncak Candi Borobudur dan puas foto-foto, kami pun meluncur ke Jogja. Sore sesampai Jogja, kami istirahat sebentar di The Packer Lodge. Abis magrib kami keluar nyari makan, sekalian mau jalan-jalan di sepanjang Malioboro.

Emang nasib lagi mujur, ketemu dengan Katon Bagaskara yang lagi manggung di salah satu kafe yang terletak di sudut jalan Malioboro. Ternyata kafe tersebut mengundang Katon untuk merayakan hari ulang tahunnya. Jadi ikutlah aku bernyanyi bersama pengunjung lain yang juga ikutan nyanyi bareng Katon. Kalo gak inget besok pagi mau keliling Jogja lagi, mau deh aku nonton Katon nyanyi sampe kelar XD

Besoknya kami mengunjungi Keraton Yogyakarta, Taman Sari, kemudian lanjut ke pantai Parangtritis. Anak-anak puas banget main di pantai hingga gak kerasa hari sudah sore aja. Jam 5 sore kami balik lagi ke penginapan.

Taman Sari Keratonan Yogyakarta
Pantai Parangtritis
Pagi keesokannya kami tempat wisata Telogo Muncar. Di sana banyak banget monyet liar yang berkeliaran. Mereka sudah jinak dan sepertinya sudah biasa diberi makanan oleh pengunjung. Yang menarik sekaligus melelahkan adalah saat aku dan adikku mencoba menjajal kemampuan, dengan mendaki Bukit Pronojiwo. Harapannya sih bisa melihat Gunung Merapi dari atas menara yang terdapat di puncak Bukit Pronojiwo. Etapi malah gak nampak, mungkin tertutup awan XD


Nah lho! :D
50 meter lagi jelang puncak Bukit Pronojiwo yang tingginya lebih kurang 700 meter
Di sana kami juga ikut tur merapi dengan menyewa mobil jeep. Ada beberapa paket tur yang ditawarkan di sesuaikan dengan harganya. Kami memilih paket tur ke Mini Museum, Batu Alien, Bunker Kali Adem, Rumah Mbah Marijan, dan WaterByur Kali Kuning. Harga paket ini 350K/ jeep dengan muatan maksimal per jeep 4 orang dewasa. Puas deh pokoknya. Apalagi saat melalui WaterByur Kali Kuning. Hebooh!! :D


Yang tersisa dari bencana Gunung Merapi
(Mini Musium Merapi)
Tak terasa langit sudah mulai gelap saat tur kelar. Kami akhirnya balik lagi ke penginapan. Malam itu aku berdua dengan adek main lagi ke Malioboro, beli pernak pernik, kaos, dan oleh-oleh untuk dibawa pulang besok. Kami berencana berangkat pagi agar gak kena macet sorenya di Cikampek. Lelah memang, tapi hati puas dan senang. Liburan selanjutnya mau kemana lagi ya. Bromo? Semoga gak wacana lagi :D


Foto: pribadi 

  • Share:

You Might Also Like

4 comments