Dini.id Bantu Orang Tua Tangani Speech Delay pada Anak
By Dewi Sulistiawaty - September 23, 2019
Speech
delay atau gangguan terlambat bicara merupakan kondisi ketika
seorang anak mengalami kesulitan dalam hal mengekspresikan perasaan atau
keinginannya pada orang lain. Misalnya anak mengalami kesulitan untuk berbicara
secara jelas, sehingga dapat menghambat komunikasi si anak dengan orang lain.
Pantau terus tumbuh kembang anak |
Beberapa orang tua ada yang tak begitu mengkhawatirkan kondisi
terlambat bicara pada anaknya. Mereka menganggap kondisi ini lumrah dialami beberapa
anak, dan nanti akan teratasi dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia
anak.
Banyak juga mitos yang beredar mengenai speech delay pada anak, yang masih dipercaya oleh sebagian orang.
Misalnya anak bungsu dalam keluarga besar biasanya wajar jika mengalami speech delay, atau jika anaknya cepat
berjalan maka masih wajar jika kemampuan bicaranya terlambat, dan lain
sebagainya.
Lalu ada juga mitos lain mengenai cara menangani
anak yang terlambat bicara agar bisa lancar bicaranya, yaitu dengan cara lidah
anak dikerik dengan batu cincin atau batu akik, atau memukul anak yang
terlambat bicara dengan daun salam. Belum lagi mitos makan buah manggis dan
makan tempe yang dibungkus daun, yang katanya dapat membuat anak jadi lancar bicara.
Di luar mitos mengenai anak yang terlambat bicara ini,
sebaiknya orang tua tak terlalu mempercayai mitos tersebut, dan mestinya mewaspadai kapan waktu yang tepat untuk menangani anak dengan speech delay. Karena
normalnya, anak di usia 18 bulan biasanya sudah bisa berbicara, walau ada
beberapa yang masih belum jelas ocehannya. Namun setidaknya di usia 2 tahun,
anak biasanya sudah bisa bicara dengan baik.
Lalu apa yang menjadi penyebab anak terlambat bicara? Gangguan
bahasa biasanya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak terlambat
bicara. Beberapa anak yang dibesarkan di lingkungan dengan lebih dari satu
bahasa atau bilingual, cenderung
mengalami kesulitan bicara, karena ketidakmampuan otaknya dalam memproses lebih
dari satu bahasa untuk berkomunikasi.
Namun bisa juga anak mengalami gangguan terlambat bicara karena minimnya komunikasi,
baik dari orang tua maupun dari lingkungannya. Dengan tidak adanya stimulasi
dengan cara komunikasi ini menyebabkan anak jadi malas berbicara, bahkan tak
banyak kosa kata yang diketahuinya.
Selain itu beberapa pakar mengatakan bahwa
televisi dan gadget juga bisa mempengaruhi keterlambatan anak bicara, karena
keduanya hanya berupa media komunikasi satu arah saja. Sehingga anak tidak
terangsang untuk berbicara. Sebaiknya orang tua mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi dan
bermain gadget, serta jangan lupa untuk berinteraksi dengan anak.
Apakah faktor keturunan bisa menjadi penyebab anak terlambat
bicara? Bisa saja, walau memang belum ada penelitian yang dapat membuktikan
kebenarannya. Namun kebanyakan anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat
keluarga yang mengalami gangguan speech
delay juga.
Lalu apa dampaknya jika anak dibiarkan terlambat bicara begitu
saja? Mungkin dalam jangka waktu dekat belum begitu kelihatan dampaknya. Namun
dalam jangka waktu panjang, anak dengan gangguan speech delay bisa
mengalami kesulitan saat mengikuti proses belajar di sekolah. Hal ini tentu
saja akan berpengaruh pada prestasi akademiknya.
Dengan gangguan speech
delay, anak juga akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, baik
dengan anggota keluarga, teman sepermainannya, maupun dengan orang lain. Hal ini dapat
menyebabkan anak tertekan, rentan fobia sosial, serta terganggu kejiwaannya.
Jika sudah begitu, di masa dewasanya nanti, orang yang waktu
kecilnya mengalami gangguan speech delay akan kesulitan dalam mencari pekerjaan
yang layak. Ini karena prestasi akademik mereka yang rendah, sehingga cenderung
memiliki pendidikan yang rendah.
Menurut Psikiater
Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, SpKJ(K), mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena
gangguan jiwa, depresi, ansietas/kecemasan. Bagi mereka tentu itu menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, tapi mereka tidak bisa bicara. Apakah mereka
sedih, marah, atau kecewa, mereka tidak bisa mengungkapkan semuanya karena speech delay.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan maupun penanggulangan
pada anak yang terdeteksi speech delay. Caranya
adalah dengan mengajak anak berkomunikasi sedini mungkin, walaupun anak belum
bisa diajak bicara dengan baik. Semakin rajin mengajak anak bicara, maka kosa
kata yang dimilikinya akan semakin banyak. Dengan interaksi dua arah itu, akan membantu
anak berkembang kosa katanya, juga kemampuan emosinya.
Biasakan bicara pada anak dengan intonasi yang jelas, dan
jangan dicadel-cadelkan, walaupun maksudnya biar terdengar lucu atau
menyenangkan. Anak adalah peniru yang handal. Jangan sampai anak nantinya malah
ikutan cadel bicaranya. Ajak juga anak untuk berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya, karena saat bermain, anak akan termotivasi untuk belajar bicara.
Oya satu lagi, jangan biarkan anak menonton televisi atau
menatap layar digital terlalu lama ya, apalagi kalau sampai dibiarkan menonton sendirian.
Sebaiknya orang tua melakukan stimulasi
sesering mungkin untuk anak yang speech delay. Jika merasa kesulitan, orang tua bisa mencari solusi
lain, misalnya dengan bantuan Dini.id.
Fyi, Dini.id
merupakan startup yang khusus dirancang untuk
memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, dengan memadukan
antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.
Saat launching website dini.id (Source: Faidah Umu Sofuroh) |
Beberapa program yang dimiliki Dini.id
1. Sistem assessment online gratis di website www.dini.id, yang
dapat mengidentifikasi keterlambatan dan
potensi dalam
perkembangan anak.
2. Kelas
stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground
mitra yang dirancang untuk mengaktifkan
neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar
perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
3. Program assesment, observasi & investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.
3. Program assesment, observasi & investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.
Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speechdelay yang terjadi pada anak dapat ditangani dengan baik dan sesegera mungkin. Kasihan jika anak dibiarkan begitu saja tumbuh dan berkembang dengan gangguan speech delay, karena masa depan anak tergantung pada pola asuh dan perawatan yang dilakukan oleh orang tuanya di masa kecil.
0 comments