Yuk, Berdonasi untuk Anak Autism di Sekolah Drisana

By Dewi Sulistiawaty - November 27, 2019


I’m a Lion Lady!

Aku tuh berasa kece badai aja ketika berpose dengan background singa yang dikemas dalam bentuk digital ini, hihi. Oiya, singa yang jadi background fotoku ini merupakan salah satu hewan yang wara wiri di dinding instalasi Animals of Flowers, Simbiotics Lives yang ada di teamLab Future Park yang ada di Gandaria City Mall, Jakarta.

Gambar-gambar hewannya berbalutkan berbagai macam bunga, dan kita bisa berinteraksi dengan mereka. Jika disentuh, mereka akan menengok, dan seiring dengan itu, bunga-bunga yang membalut tubuh mereka pun menyebar kemana-mana, hingga kemudian tubuh hewan tersebut menghilang.



Beberapa instalasi di teamLab Future Park Jakarta
Selain instalasi Animals of Flowers ini, masih ada 4 instalasi digital art interaktif lainnya di teamLab Future Park ini, yaitu Graffiti Nature, Sliding through the Fruit Field, Sketch Aquarium, dan Light Ball Orchestra.  Sebenarnya aku udah lama melihat postingan foto-foto dari teman-teman yang lagi main ke teamLab Future Park, dan mupeng mau ke sana. Akhirnya baru kesampaian minggu kemarin, dan asli, lebih kerenan menyaksikan langsung deh!

Oya, kemarin tuh dalam rangka Hari Anak Sedunia, SGE Live, yang merupakan promotor teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Live, berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak dengan autisme, sekaligus menggalang donasi untuk Drisana Center, yaitu sekolah khusus untuk anak autisme. Kegiatan ini berlangsung di teamLab Future Park yang ada di Gandaria City Mal Jakarta pada hari Rabu, 20 November 2019.


Mengapa anak autism? Karena dalam beberapa waktu belakangan ini masalah autism sering jadi bahan pembicaraan di masyarakat, juga kalangan psikolog. Ini karena semakin meningkatnya jumlah anak penderita autism di Indonesia, sementara kita masih kekurangan informasi mengenai autism itu sendiri.

Lalu mengapa menggandeng Dian Sastro? Karena Dian Sastro mempunyai pengalaman pribadi dengan anak autism. Dengan latar belakang inilah, mengapa Dian sangat peduli dengan masalah anak dengan autism. Dian pun sempat mengaku bahwa dulunya dia selalu berusaha untuk menyembunyikan kondisi anaknya dari pandangan publik.

Dian Sastro
“Anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk anak autism, dan semua anak-anak memiliki hak untuk menjadi “anak-anak”, memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan, dari penelantaran, dari pekerjaan, dan membutuhkan kasih sayang dan hak untuk bermain sebagai anak-anak,” ujar Dian.

Anak dengan Autisme

Autisme merupakan gangguan perkembangan otak, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial, sehingga kemudian yang nampak tampil adalah berupa hambatan perilaku. Anak dengan autism ini juga punya spektrum perilaku, mulai dari yang diam banget hingga yang hiperaktif.

Cara terbaik untuk mengetahui apakah anak tersebut autism atau tidak, adalah dengan membawanya ke psikolog. Tapi cara paling mudah untuk mengetahui anak dengan austisme adalah, saat bertemu dengan anak tersebut (usia 1,5 hingga 3 tahun), terlihat kalau anaknya tidak ada minat untuk berinteraksi sosial dengan teman seusianya, lalu ketika menginginkan sesuatu tidak bisa nunjuk, tidak bisa mengarahkan perhatiannya pada sesuatu yang kita tunjuk, serta tidak bisa kontak mata langsung.

Jika menemukan anak dengan ciri-ciri tersebut di atas, maka bisa menjadi warning bagi orangtuanya, dan sebaiknya segera membawa anak ke psikolog agar bisa ditanggulangi sejak dini.
  
Seni merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan buat semua orang, apalagi buat anak-anak. Selain menyenangkan, seni juga dapat mempengaruhi sistem motorik sensorik, khususnya bagi tumbuh kembang anak-anak. Anak-anak yang belum memiliki kemampuan berbahasa yang memadai, ternyata ada yang malah bisa mengekspresikan apa yang ada di pikiran dan dirasakannya dalam bentuk gambar.




Dian bersama Dipa dan Dhita mewarnai gambar, yang nanti setelah di-scan akan tampil gambarnya
di instalasi Graffiti Nature
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa anak-anak dengan autism ini tidak bisa apa-apa ya. Namun ternyata mereka bisa memiliki potensi yang mungkin tidak disadari oleh sebagian orang. Salah satu potensi yang bisa dimiliki anak-anak dengan autism adalah karya seni menggambar. Ini bisa dilihat dari karya @prinkadipa dan @cutemonster_id, dua anak dengan autisme yang sukses berkarya dalam bidang seni. Hasil karya anak-anak ini akhirnya dikomersilkan oleh orangtua mereka.

Sekolah Drisana, Pendidikan untuk Anak dengan Autisme

Pada tahun 2014 Mba Zavnura Pingkan tergerak untuk mendirikan sebuah sekolah khusus untuk anak dengan autism. Dulu sekolah ini diberi nama Sekolah Keana. Di awal tahun 2019 nama sekolah ini berganti menjadi Sekolah Drisana, seiring dengan tergusurnya sekolah ini karena keterbatasan biaya. Kebanyakan murid dari Sekolah Drisana berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga untuk keberlangsungan operasional sekolah ini masih membutuhkan bantuan dari semua pihak.


Sekolah Drisana
Peduli dengan anak-anak dengan autism dan kondisi Sekolah Drisana, SGE Live yang berkolaborasi dengan Dian Sastro melakukan penggalangan dana untuk Sekolah Drisana. Penggalangan dana dilakukan dengan cara melakukan penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, serta hasil karya @prinkadipa dan @cutemonster_id.

Beberapa karya dari Dipa dan Dhita
Semua dapat ikut berpatisipasi dalam donasi ini, dengan syarat membeli 2 tiket teamLab Future Park. Tanda matanya akan diperoleh secara pre-order, dan dijual seharga 199 ribu rupiah per buah, mulai dari tgl 20 November hingga 20 Desember 2019. 100 persen keuntungannya akan diserahkan pada Sekolah Drisana, sehingga anak-anak autism yang kurang beruntung, bisa memperoleh Pendidikan yang baik di sekolah ini.


#HeARTforAutism #SGELivexDianSastro


Foto: pribadi

  • Share:

You Might Also Like

1 comments