Mengintip Kantor Qlue di Daerah Selatan Jakarta

By Dewi Sulistiawaty - Desember 22, 2019

Pemerintah kota saat ini sedang giat-giatnya mengaplikasikan konsep smart city di daerahnya masing-masing. Contohnya saja konsep smart city di Kota Bandung, Surabaya dan juga di Jakarta. Smart city atau kota cerdas merupakan wilayah kota yang sudah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari.


Jika mendengar atau membaca mengenai Jakarta smart city, tentu saja sedikit banyak ini tak lepas dari peran serta Qlue di dalamnya, yaitu sebuah perusahaan start-up teknologi yang menghadirkan solusi kota pintar terlengkap di Indonesia.


Perusahaan ekosistem smart city komprehensif berbasiskan inovasi teknologi AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things) ini didirikan sejak tahun 2016 oleh Mas Rama Raditya yang sekaligus CEO Qlue, bersama dengan partner kerjanya Mas Andre Hutagalung yang merangkap sebagai Chief Technology Officer Qlue.

Tujuan utama didirikannya perusahaan ini tentu saja ingin memberikan solusi bagi pembuat keputusan agar dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih efektif dan efisien. Visi Qlue adalah ingin mempercepat perubahan positif di seluruh dunia.

Mas Rama
“Kami juga membuat platform yang menghubungkan pemerintah dengan warganya, dan menvisualisasikan data yang dikumpulkan dari berbagai implementasi teknologi kami,” ujar Mas Rama dalam paparannya saat acara press conference dan open house di Kantor Qlue, hari Selasa, 17 Desember 2019.


Banyak penghargaan yang telah diraih oleh Qlue, diantaranya selama tahun 2019 ini adalah The Innovator Award 2019 of the Forbes Indonesia’s Most Promising Growth-Stage Starup, Indonesia Best IoT Startup dan Indonesia’s Founder of the Year di Asean Rice Bowl Startup Awards 2019, Jumpstart Magazine Startup of the Year 2019, serta Best Mobile Government Service di World Government Summit 2019 di Dubai.

Salah satu award yang diraih Qlue
Saat memasuki bagian belakang kantor Qlue, saya disambut dengan ucapan “Selamat Datang Dewi”. Suara tersebut keluar dari sebuah mesin yang terpajang di dekat pintu masuk. Yup, mesin ini sudah mengenali wajah dan nama saya, karena nama dan foto saya sudah terdata saat melakukan registrasi sebelumnya. Inilah salah satu teknologi yang diciptakan oleh Qlue. Keren ya!

Teman media dan blogger yang datang pun bisa mencoba dan melihat beberapa teknologi lain yang diciptakan Qlue, seperti Qlue Face Recognition. Selain itu Qlue juga telah mengenalkan teknologi lain, seperti Vehicle Counting, Ilegal Parking Detection, People Counting, dan Licence Plat Recognition.
 
Qlue Face Recognition 
“Dengan adanya urbanisasi yang sedasyat ini, terjadi masalah dimana-mana, seperti parkir liar, sampah, jalan rusak, polusi, kemacetan, keamanan, dan sebagainya. Karena itu kita bangun sebuah teknologi yang kita sebut sebagai smart city platform. Sebenarnya smart city platform ini ditawarkan ke pemerintah DKI Jakarta,” jelas Mas Rama.

Hingga saat ini konsep ini sudah diimplementasikan ke lebih dari 30 kota di Indonesia, baik itu ke kota mandiri, pemerintah kota, dan kota industri yang ada di dalam kota (seperti mal, pabrik, dan gedung lainnya). Harapannya, seluruh kota sudah menggunakan smart city platform sehingga pemerintah kota bisa memonitor kotanya dengan baik. Dengan begitu Indonesia dapat menjadi sebuah smart nation.

Berbeda dengan start-up lainnya, Qlue fokus memikirkan aspek sosial dari perkotaan, dimana Qlue ingin memberikan bentuk solid dalam pemecahan masalah yang terjadi di perkotaan. Ternyata produk dari perusahaan karya anak bangsa ini banyak diminati oleh negara lain lho. Walaupun begitu, Qlue ingin tetap fokus memberikan yang terbaik bagi Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai smart nation.

Saat ini Qlue sudah bertransformasi menjadi sebuah ekosistem platform yang sangat kuat di Indonesia. Qlue telah bekerja sama dengan lebih dari 30 pemerintah kota, serta lebih dari 22 polda dan 5 polres, yang mencakup sekitar 200-an kota.

Bahkan aplikasi Polisiku dan command center telah diterapkan dan digunakan oleh lebih dari 86 ribu personel polisi. Rencananya di pertengahan tahun 2020 aplikasi Polisiku dan command center ini akan selesai diimplementasikan ke 34 Polda dan Polres di seluruh Indonesia. 

Konsep smart city saat ini telah menjadi program strategi nasional, sehingga Qlue selalu digandeng oleh pemerintah. Dukungan pemerintah tentulah sangat penting, dan hingga saat ini Qlue selalu mendapat dukungan dari pemerintah. Sehingga tak heran jika Qlue juga diajak untuk membantu pembangunan Ibu Kota Baru.

Mas Andre kemudian menjelaskan mengenai produk-produk Qlue. Menurut Mas Andre, konsep smart city di tiap daerah bahkan di dunia memiliki definisi yang berbeda-beda. Smart city yang disodorkan oleh Qlue disesuaikan dengan apa yang dihadapi oleh masing-masing daerah tersebut, atau harus di-profiling, karena apa yang dihadapi daerah A belum tentu sama dengan daerah B.

Beberapa aplikasi yang diproduksi oleh Qlue adalah QlueApp berupa citizen report collecting (pelaporan warga), QlueWork berupa report bagi perusahaan yang bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, QlueVision dan QlueSense berupa CCTV dengan IoT sensors untuk mendeteksi. Ke semua data dan informasi ini laporannya akan tertera pada qluedashboard sebagai platform visualisasi data.

Mas Andre
“Yang Qlue lakukan dengan menghadirkan solusi pintar untuk mengumpulkan dan mengelola data, untuk mengembangkan suatu aplikasi yang punya dampak sosial, atau dampak positif yang lebih baik di berbagai sektor,” jelas Mas Andre.

Saat ini pengguna aplikasi Qlue sudah lebih dari 750 ribu orang. Qlue sendiri sudah melayani lebih dari 40 provinsi, kota, dan kabupaten. Di tahun 2019 ini Qlue telah membawa dampak positif di lebih dari 30 kota dan kabupaten baru, seperti Minahasa, Tarakan, Kupang, serta Kabupaten Gorontalo dan Belitung.

Mas Andre menyampaikan bahwa ke depannya Qlue akan terus mengembangkan solusi smart city yang berfokus pada smart mobility, smart security, dan smart environment. Bocorannya, di tahun 2020 nanti Qlue akan menggarap sebuah produk berupa smart environment, dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sedangkan Mba Maya Arvini, selaku Chief Commercial Officer Qlue yang baru 1 tahun belakangan ini bergabung dengan Qlue menjelaskan bahwa sebenarnya pada dasarnya bisnis Qlue sendiri adalah B2B. Hingga saat ini Qlue masih fokus untuk koefisiensi karyawan. Dari lebih 100 orang karyawan, tetap didominasi oleh engineer.

Qlue menutup tahun 2019 ini dengan sangat kuat. Itu bisa dilihat dari nilai pendapatan yang naik di atas 50% dibandingkan tahun 2018. Menurut Mba Maya ini tak lepas dari perekrutan karyawan yang memang kompeten di bidangnya.

Selain itu aktivasi dengan mitra bisnis pun sangat penting, karena implementasi smart city banyak dilakukan di kota-kota yang lumayan jauh. Sehingga kerja sama dengan mitra bisnis seperti telco provider, firm consulting, system integrated, dll diperlukan agar dapat membantu Qlue untuk bergerak lebih fleksibel dan legal.

Mba Maya
“Harapan kita di tahun 2020 kita bisa implementasi lebih dari 100 kota di Indonesia. Oya, dan kita saat ini juga telah melakukan aktivasi di 8 negara. Kita juga sudah punya kantor perwakilan di Malaysia. Ke depannya kita juga sedang melakukan aktivasi di Thailand dan Dubai. Kemudian setelah exhibition kemarin, kita juga memimpin delegasi ke exhibition world smart city di Barcelona. Setelah itu saya terbang ke Itali karena kita juga ada beberapa opportunity di area Eropa,” papar Mba Maya.

Mba Maya mengatakan bahwa kunci keberhasilan program smart city ini adalah dukungan dari orang nomor satu di kota tersebut. Selain itu, dukungan infrastruktur di kota tersebut juga penting, seperti telco provider. Tak hanya itu, para jajaran di kota yang nanti akan dibentuk task port-task port untuk menindaklanjuti laporan-laporan tersebut juga diperlukan.

Selain dari nilai pendapatan yang meningkat 50%, secara jumlah klien juga meningkat drastis, dari 45 klien menjadi 85 klien yang merupakan kombinasi dari instansi pemerintah dan sektor swasta. Begitupun dengan aktivasi dengan mitra bisnis yang naik dari 10 partner menjadi 30 partner.


Usai memberikan penjelasan mengenai peningkatan jumlah mitra dan performa bisnis Qlue, Mas Rama, Mas Andre, dan Mba Maya mengajak semua rekan media dan blogger untuk melakukan office tour. Mas Rama memang sengaja memilih rumah sebagai kantornya Qlue. Dari yang awalnya satu rumah, kemudian diperluas menjadi dua rumah. Tentunya konsep berkantor di rumah ini diharapkan dapat membuat karyawannya merasa nyaman seperti bekerja di rumah sendiri. Sukses terus ya Qlue! Can't wait your innovation in 2020 :)





Foto-foto: pribadi

  • Share:

You Might Also Like

2 comments