Hati-hati dengan Berita Hoax Terkait Virus Corona
By Dewi Sulistiawaty - April 28, 2020
Sebuah
pesan yang agak panjang masuk dalam WhatsApp pribadiku. Pesan dari tanteku itu sepertinya
broadcast yang dibagikan ke aku. Beliau memang biasa membagikan informasi
apa saja padaku dan juga pada saudara-saudaraku yang lain. Kali ini beliau membagikan
info mengenai cara mencegah virus corona.
Dalam
tulisan yang dibagikan tante tersebut dijelaskan bahwa virus corona dapat
dicegah dengan mengkonsumsi bawang putih serta rempah-rempah lainnya, seperti
jahe, temulawak, sereh, dan lain-lain. Ketika aku tanya dari mana tante
memperoleh info tersebut, tante menjawab dari teman dekatnya.
Sebenarnya
aku termasuk orang yang gak terlalu mudah percaya dengan informasi apa saja yang
diberikan orang-orang, termasuk dari saudaraku. Apalagi kalau infonya dibagikan
di media sosial dan media chatting. Aku mesti mencari dulu berita validnya di website-website
yang kompeten via internet.
Jika tak ada
info mengenainya, maka aku biasanya mengabaikan saja info yang diberikan padaku,
sekalian memberitahukan pada orang yang membagikan informasi tersebut, bahwa
kemungkinan info tersebut adalah hoax. Ada lho, yang kemudian ngambek saat aku
bilang bahwa info yang diberikannya itu adalah hoax, eh tepatnya saat aku
menasehatinya agar jangan mudah membagikan berita atau info yang belum tentu jelas
kebenarannya.
Aku sendiri
sebenarnya cemas dengan kondisi yang terjadi saat ini. Wabah virus corona ini
tak saja menimpa negara kita, tapi hampir seluruh dunia mengalaminya. Semua
tidak siap menghadapi pandemi ini. Makanya tak heran kalau banyak yang panik. Apalagi
saat mendengar banyak korban yang berjatuhan akibat serangan virus
corona ini. Orang panik biasanya tak bisa berpikir dengan jernih, sehingga akan
mudah termakan berita dan info hoax yang beredar.
Parahnya
lagi, beberapa berita hoax yang diperoleh malah dapat menambah kepanikan.
Misalnya berita yang kudapatkan di WhatsApp Group yang menginfokan bahwa di
akhir bulan Maret Kota Jakarta akan di-lockdown. Tak ada seorang pun yang
boleh keluar rumah, pun semua toko, pasar tradisional, mini market dan
supermarket ditutup.
Info ini
didapatkan salah seorang penghuni grup dari temannya yang bekerja sebagai aparat
pemerintah, sehingga dia yakin kalau info yang dia bagikan adalah valid. Bisa
ditebak bagaimana hebohnya seluruh penghuni grup, termasuk aku. Iya, aku yang
biasanya santai jadi kebawa heboh juga. Gimana kalau info ini benar, trus aku
gak punya persediaan makanan di rumah, kan bahaya, huhu….
Walau
ikutan sedikit panik, namun aku masih mencoba mencari-cari info mengenai berita
tersebut. Sampai tak lama setelah info tadi kudapatkan, ada dua grup WhatsApp
lainnya yang membagikan info yang sama. Duh, kalau sudah tersebar sampai ke
beberapa grup, ada kemungkinan kalau info tersebut adalah hoax.
Dulu aku
pernah menghadiri sebuah acara, dimana di sana dibahas mengenai tanda-tanda
berita atau info hoax. Seorang narasumber yang kompeten di bidangnya mengatakan
bahwa media sosial dan media chatting merupakan media yang paling sering
menjadi tempat penyebaran info hoax. Menurutnya lagi, salah satu ciri berita
hoax adalah setelah mendengar atau membaca berita tersebut membuat hati yang baca menjadi panas, marah, benci, dan juga panik.
Baca juga Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan
Aku pun
akhirnya berusaha untuk tenang. Lalu berpikir, kalau semua ditutup, pasti ada
informasi dari pihak pemerintah, dan ada solusi untuk persediaan bahan makanan
selama dilakukan lockdown. Dan benarnya saja, keesokan harinya aku cari
diinternet, ternyata berita tersebut hoax. Pun akan di-lockdown, tempat
yang menjual sembako gak akan ditutup, cuma dibatasi saja waktu bukanya. Jadi
gak perlu panik gak bisa beli sembako.
Beberapa
hari yang lalu, aku diserang batuk dan tenggorokan yang rada gak enak. Walau
terlihat santai, dalam hati aku dag dig dug juga, karena batuk dan sakit
tenggorokan ini termasuk dalam gejala penyakit virus corona. Kalau hari biasa,
aku pasti gak secemas ini, karena tinggal minum air hangat dan kalau perlu konsumsi
obat batuk yang bisa dibeli di apotik, beres.
Bagaimana
kalau ini, ah aku gak mau berpikir ke arah sana. Tapi aku harus tanya ke dokter
agar aku merasa lebih yakin lagi. Namun aku agak takut untuk mengecek kondisi kesehatan ke
dokter atau ke fasilitas kesehatan. Aku sendiri sempat nonton di
televisi, kalau gak darurat banget, gak dianjurkan untuk ke rumah sakit.
Sampai
kemudian aku ingat, kalau sekarang ada cara lain untuk memeriksakan kesehatan,
yaitu via online. Banyak aplikasi kesehatan yang menyediakan fitur tanya dokter
dan beli obat. Salah satu aplikasi kesehatan yang kuingat adalah Halodoc. Aku kepikiran
Halodoc karena aplikasi kesehatan ini sedang bekerja sama dengan salah satu
perusahaan asuransi, dan aku mendapatkan notif serta infonya dari situ.
Untuk
info, Halodoc merupakan aplikasi kesehatan yang memberikan solusi kesehatan lengkap
dan terpercaya. Halodoc menyediakan informasi medis lengkap, baik berupa gejala,
penyebab, efek samping, dan juga pencegahannya. Oiya, selain dari website, layanan
Halodoc juga bisa didapatkan melalui aplikasi yang bisa di-download di Play Store.
Aku
sempat lihat di Google Play Store, kalau rate Halodoc ini lumayan bagus, yaitu
4.8 dengan lebih dari 1 juta downloads. Dari 194 ribu orang yang telah
memberikan review-nya, rata-rata pada memberikan bintang 5, dan itu juga
direspon dengan baik oleh Halodoc.
Setelah download,
aku lihat aplikasinya cukup lengkap. Trus ada fitur “Periksa COVID-19” dong. Layanan
inilah yang pertama kali kucoba. Hasil pemeriksaan instannya, aku termasuk dalam
Kategori Risiko Rendah. Namun aku disarankan jangan sampai lengah, dan cegah
dengan cara meningkatkan imun tubuh.
Selain
bisa chat langsung dengan dokter pilihan dan bisa beli obat, satu fitur
lagi yang kusuka di Halodoc adalah adanya akses layanan Rapid Test Drive Thru.
Jadi kita bisa buat janji dengan Halodoc untuk melakukan Tes COVID-19. Nanti tinggal pilih saja lokasi Rapid Test Drive nya, pilih tempat dan waktu. Untuk hasil tesnya pun terbilang cepat, dan akan dikirim via SMS atau notifikasi Halodoc. Cara lengkap untuk layanan ini silakan kunjungi website halodoc.com saja ya.
Rapid Test COVID-19 |
Di
Halodoc ini aku juga bisa mendapatkan berbagai informasi melalui artikel yang
tersedia di sana. Terkait dengan mitos dan fakta atau berita hoax, aku menemukan
artikel mengenai berenang yang bisa menularkan virus corona itu adalah
mitos atau hoax.
Menurut
data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sudah ada sekitar 1.096
berita hoax terkait virus corona ini. Wah, parah banget! Entah apa tujuan orang
yang membuat, lalu menyebarkan berita hoax ini. Mungkin bagi mereka ini
merupakan kesenangan belaka, atau memang sengaja bikin panik ☹.
Duh, makanya
kita mesti hati-hati ya saat menyebarkan informasi. Cek dulu kebenaran
beritanya, jangan asal share. Share is care sih benar, tapi kalau yang di-share adalah berita hoax, itu sudah gak benar. Apalagi kondisi saat ini yang sudah resah
dengan wabah virus corona, jangan ditambah lagi dengan informasi yang tidak
benar. Walaupun berita tersebut didapatkan dari sahabat dan keluarga sendiri. Hentikan
rantai berita hoax cukup sampai di kita saja. Cek dulu kebenaran berita terkait virus corona di website kominfo.go.id.
Take care ya!
Sumber foto: pixabay
20 comments