WhatsApp dan Prestasi Junior Indonesia Luncurkan Program Pelatihan WhatsApp Business dan Galeri Alumni PJI untuk Bantu Calon Pengusaha Muda
By Dewi Sulistiawaty - Juli 13, 2020
Hapeku tiba-tiba
bergetar, memberitahukanku kalau ada pesan masuk di aplikasi WhatsApp. Pas saya buka, ternyata ada pesan dari salah satu tempat bimbel. Iseng, saya pun mengecek profil akun
WhatsApp tsb, yang nyatanya sudah menggunakan akun bisnis. Jadi inget, beberapa minggu lalu saya
juga mendapatkan pesan masuk dari akun WhatsApp Business seorang teman. Jadi
penasaran, apa sih bedanya WhatsApp Messenger yang biasa dengan WhatsApp
Business?
Saya tahu
sih, dari namanya yang ada embel-embel bisnisnya, pasti akun WhatsApp Business ini
diperuntukkan bagi mereka yang punya usaha gitu. Tapi saya penasaran, pasti ada
dong yang membedakan WhatsApp Business dengan WhatsApp Messenger. Biar rasa
penasaran ini gak berkelanjutan, akhirnya saya mencari tahu sendiri di
internet. Berikut info yang saya dapatkan, dikutip dari Kompas.com.
Perbedaan WhatsApp Messenger dengan WhatsApp Business
Perbedaan
yang pertama terlihat jelas dari tampilan logonya. Jika di WhatsApp biasa pada
latar warna hijaunya ada gambar telpon, maka pada WhatsApp Business diganti
dengan huruf “B”. Selain menggunakan nomor seluler, WhatsApp Business juga bisa
sekaligus ditambahkan nomor telpon rumah atau kantor gitu. Walau begitu
disarankan untuk jangan sampai diganti-ganti nomornya 😊
Credit by guidingtech.com |
Nah, ini salah
satu fitur yang sangat membantu bagi para pengusaha, yaitu fitur balas pesan
secara otomatis. Dengan fitur ini, di tengah kesibukannya para pengusaha tetap
bisa memberikan layanan yang baik pada konsumennya. Trus dengan WhatsApp
Business ini, pengusaha juga bisa menginformasikan profil perusahaannya,
seperti jam operasional, lokasi, situs resmi, dll.
Di WhatsApp
Business juga tersedia fitur “Labels”, dimana pengusaha bisa melabeli setiap pesan
yang masuk, sehingga semua komunikasi dengan konsumen jadi lebih terorganisir. Oiya,
tak hanya akun media sosial saja yang memberikan centang biru pada akun yang
sudah terverifikasi, di WhatsApp Business juga lho. Bedanya, WhatsApp
Business akan memberikan centang atau lencana berwanra hijau pada akun yang
sudah terverifikasi.
By the
way,
WhatsApp Business ini tak hanya untuk perusahaan besar lho ya, tapi para
pengusaha kecil atau UMKM juga bisa kok memanfaatkan WhatsApp Business. Nanti dari
berbagai pilihan kategori usaha yang ada, tinggal pilih saja kategori “Others”.
Kerja Sama WhatsApp dengan Prestasi Junior Indonesia
Ngomong-ngomong
mengenai pengusaha kecil, ternyata WhatsApp juga memberikan dukungannya untuk
pengusaha muda ya. Ini saya ketahui saat mengikuti Zoom Webinar pada hari
Selasa, 7 Juli 2020 kemarin. Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian kerja
sama WhatsApp dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI), dalam peluncuran Program
Pelatihan WhatsApp Business dan Galeri Alumni PJI.
Dalam webinar
bertajuk “Youngpreneurs Talk: Menumbuhkan Perekonomian Digital Indonesia Melalui
Pemberdayaan Pengusaha Muda” ini menghadirkan para narasumber, diantaranya
ada Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Dirjen Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Ibu Karissa A. Sjawaldy,
selaku Manajer Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ibu Utami Anita Herawati,
selaku Manajer Program Wilayah Barat Prestasi Junior Indonesia, serta dua
pengusaha muda yaitu Yafeth Steven Wetipo dan Adi Wahyu Prasetya.
Webinar “Youngpreneurs Talk" bareng WhatsApp x PJI |
Ini jugalah
yang mendasari WhatsApp dan PJI dalam upaya mendukung rencana pemerintah untuk
membangun keterampilan pengusaha muda, agar dapat berkontribusi dalam perekonomian
digital. Apalagi di masa pandemi ini, dengan lesunya perekonomian secara global,
tentunya berwirausaha secara digital bisa jadi salah satu solusi untuk dapat memulihkan
perekonomian.
“WhatsApp
merupakan bagian dari Facebook Company. Setiap platform di Facebook Company,
baik itu Facebook, Instagram, maupun WhatsApp memiliki misi yang sama. Kami berkomitmen
penuh untuk selalu melayani masyarakat, agar bisa terhubung dengan keluarga terdekat,
teman, membangun bisnis, dan juga memberdayakan wirausaha,” jelas Ibu Karissa.
WhatsApp
ingin menghasilkan lebih banyak wirausahawan muda, dengan memberikan akses pada
generasi muda untuk meningkatkan kemampuan digitalnya. Salah satu cara membantu
pengusaha muda untuk ‘go digital’ adalah dengan berpartisipasi dalam
mendorong Indonesia, agar menjadi salah satu negara ekonomi digital terbesar di
Asia Tenggara.
BaWA Usaha Aja!
Menurut
Ibu Karissa, saat ini banyak pengusaha muda yang menggunakan WhatsApp untuk
merintis usaha barunya. Makanya penting menurut WhatsApp untuk melengkapi
kemampuan para pengusaha muda ini dengan keterampilan digital, agar mereka
dapat meraup manfaat dari ekonomi digital yang saat pandemi ini sedang
berkembang pesat.
Dengan mengusung
kampanye “BaWA Usaha Aja!”, WhatsApp ingin membantu lebih dari seribu calon
pengusaha muda di dua belas kota, untuk bergabung dalam perekonomian digital
Indonesia. Melalui program ini para calon pegusaha muda akan dibekali
keterampilan bisnis digital yang kreatif dan beretika via lokakarya daring, serta
diberikan kiat-kiat khusus dari pengusaha sukses. Disediakan modul online nya
juga, lho. Diantaranya ada modul bagaimana caranya agar tetap terjaga
dan aman ‘bermain’ di platform WhatsApp Business. Keren ya!
“Lebih
dari 180 ribu UKM di Indonesia terdampak oleh pandemi. Salah satu cara untuk
dapat melanjutkan usaha ini adalah dengan go digital, dan mulai berpikir
untuk menerapkan bagaimana strategi pemasaran bisnis secara online. Nah, dengan
menggunakan WhatsApp akan lebih banyak lagi orang yang terhubung dengan bisnis
kita,” ungkap Ibu Karissa lagi.
Untuk
itulah WhatsApp Business kemudian diluncurkan pada tahun 2018 silam, agar dapat
membuat bisnis jadi lebih mudah terhubung dengan konsumen. Aplikasi WhatsApp
Business ini dapat digunakan secara gratis lho. Sudah ada jutaan
pengusaha kecil yang memanfaatkan WhatsApp Business ini.
Beberapa
hari lalu WhatsApp meluncurkan program Pelatihan WhatsApp Business untuk meningkatkan
keterampilan digital para pengusaha muda, serta meluncurkan juga Galeri Alumni
PJI dengan menggunakan WhatsApp Business Catalogue, untuk mempromosikan
produk-produk alumni PJI. Bagi yang ingin mendukung serta memberdayakan bisnis para
pengusaha muda ini bisa langsung meluncur ke Galeri Alumni PJI di https://wa.me/c/6282112891109 ya.
Menurut
Ibu Karissa, WhatsApp Business Catalogue tak hanya untuk menarik minat pembeli
saja, tapi fitur ini juga dapat digunakan untuk berbagi informasi tentang bisnis
kecil yang ada, yang bisa di-share dan di-forward ke teman-teman yang
lain, sehingga dapat menjangkau pembeli lebih luas lagi.
Fyi, PJI merupakan
bagian dari Junior Achievement Worldwide, sebuah organisasi non-profit terbesar
di dunia. Selama 100 tahun ini Junior Achievement telah memberikan pembelajaran
dengan pengalaman langsung, yang berfokus pada kewirausahaan, kesiapan kerja,
dan literasi keuangan pada generasi muda.
Di Indonesia
sendiri PJI sudah sejak tahun 2006 menjalankan program kewirausahaan untuk para
pelajar, seperti siswa SMA dan SMK. Hingga saat ini sudah ada sekitar 400
ribuan alumni dari PJI. Tema wirausaha digital kemudian diangkat oleh PJI karena
berdasarkan hasil survei, di masa pandemi ini konsumen cenderung meningkat
belanjanya via online. Sehingga penting untuk pengusaha muda yang berada di bawah
bimbingan PJI untuk meningkatkan keterampilan digitalnya, dan kali ini adalah dengan
WhatsApp Business.
Lalu
bagaimana caranya memberikan pelatihan pada seribuan lebih wirausahawan muda
yang ada 12 kota tsb? Menurut Ibu Utami, sebelum ada pandemi ini, biasanya PJI
akan hadir langsung ke kota-kota yang dituju. Namun saat ini pelatihan
diberikan secara daring pada para peserta.
Untuk
awalnya seluruh peserta diberikan modul yang telah tersedia di situs
pelatihannya. Setelah dipelajari secara mandiri, dan ada yang tidak dimengerti,
maka peserta diberikan kesempatan untuk bertanya. Masing-masing kota disediakan
jadwal diskusinya sendiri, di WhatsApp Group. Nanti pertanyaan yang terkumpul akan
dijawab langsung oleh trainer-nya, misalnya trainer dari WhatsApp,
Facebook, atau dari PJI.
WhatsApp
memang termasuk platform digital yang user friendly, dan tak membutuhkan
akses internet yang berat untuk bisa menggunakannya. Sehingga WhatsApp Business
cukup memudahkan para pengusaha muda untuk mengembangkan bisnisnya dan
menjangkau konsumennya lebih luas lagi. Tak heran kalau WhatsApp Business
menarik minat para pelajar dan para pengusaha muda.
Agar bisa
bertahan di dunia usaha, sebaiknya memang pengusaha terus belajar mengikuti kemajuan
teknologi dan perkembangan zaman. Dengan terus meningkatkan keterampilannya,
terutama dalam menggunakan teknologi agar bisa berkembang. Berminat untuk
meningkatkan keterampilan digitalmu? Cuss ke situs Pelatihan WhatsApp
Business di https://training.prestasijunior.org/ 😊
Pak Wikan sendiri
mengatakan bahwa kita jangan hanya fokus pada hard skill saja, namun
juga penting untuk memperhatikan soft skill. Begitupun mindset,
bahwa dengan masuk ke sekolah favorit berarti masa depan sudah cerah, lalu setamat
sekolah atau kuliah mesti mencapai target untuk menjadi karyawan atau pegawai
negeri. Padahal belum tentu itu sesuai dengan passion-nya masing-masing.
Cara berpikir seperti ini mesti diubah.
“Intinya
kurikulum mesti diatur ulang kembali. Guru jangan hanya one-way, tapi
bisa jadi tempat diskusi bagi siswanya. Jangan terlalu hard skill, namun
juga soft skill, seperti integritas dan karakter juga penting. Sehingga
nanti anak SD sesuai passion, SMP dan SMA juga sesuai passion,
dan ketika kuliah, mereka sudah terbuka mindset-nya. Sehingga nanti bukan
sekedar ikut-ikutan ingin berwirausaha. Gagal satu kali, coba lagi. Jangan takut
akan kegagalan dan sampai putus asa. Anggap saja kegagalan tersebut sebagai biaya
untuk pengalaman,” ujar Pak Wikan.
Pengalaman Berbisnis Para Pengusaha Muda
Di akhir
webinar ada Yafeth dan Adi yang merupakan alumni PJI, yang berbagi
pengalamannya menjadi youngpreneurs. Yafeth merupakan pengusaha muda
asal Jayapura, Papua, yang memiliki usaha Highland Roastery. Sedangkan Adi merupakan
pengusaha muda asal Palu, Sulawesi Tengah, sebagai pemilik usaha bawang goreng Hj.
Mbok Sri.
Yafeth memulai
usaha roastery coffee sejak tahun 2014. Idenya berawal dari keinginannya untuk
membantu meningkatkan pendapatan para petani kopi di Papua, dengan cara
memasarkan kopi tsb. Sekitar tahun 2016, Yafeth pun memiliki ide untuk mendirikan
Rumah Sangrai Kopi. Hal ini membuat harga kopi menjadi lebih bagus, sehingga
dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani kopi.
Awalnya kopi
tersebut dipasarkan secara offline. Di tahun 2017 Yafeth mulai memasarkan
kopinya via WhatsApp Messenger pribadinya. Namun menurut Yafeth cara ini kurang
efektif. Hingga kemudian pada tahun 2018, hadir WhatsApp Business, dan Yafeth pun
tertarik menggunakan WhatsApp Business, karena fitur-fiturnya yang bagus dan
dapat membantu usahanya. Dengan bantuan WhatsApp Business ini pelanggan Yafeth
sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Berbeda dengan
Adi yang mengembangkan usaha bawang goreng milik keluarganya. Bawang goreng Hj.
Mbok Sri merupakan usaha dari neneknya, yang ada sejak tahun 1980. Adi baru
mulai ikut mengembangkan usaha bawang goreng ini sejak tahun 2017. Pengembangan
inovasi dari Adi berupa pemanfaatan platform digital yang ada, termasuk
WhatsApp Business.
Jika dulu
target marketnya hanya pelanggan yang ada di Kota Palu saja, maka saat ini
usaha Adi sudah mulai menargetkan pelanggan di berbagai kota di Indonesia,
bahkan rencananya akan masuk pasar global. Untuk profit sangat dirasakan
dampaknya bagi Adi sejak ia mulai memasarkan usahanya menggunakan platform
digital, seperti WhatsApp Business. Pelanggannya sudah sampai ke Aceh dan
Papua.
Jika mau
menjalankan suatu usaha, tentu tak hanya keinginan saja diperlukan, namun juga
kesabaran dan keuletan, keyakinan dan semangat pantang menyerah, serta keterampilan.
Jika tidak mencoba dan menjalaninya terlebih dulu, kita tidak tahu apa saja tantangan
yang dihadapi dan bagaimana strategi untuk menghadapinya, serta pengembangan bisnis
tsb.
Mereka yang sukses berbisnis saat ini, dulu mungkin juga pernah gagal
saat memulai bisnisnya. Namun mereka bangkit, dan bangkit lagi, hingga akhirnya
bisa sukses seperti sekarang. BaWA Usaha Aja! Coba deh dengan manfaatkan
berbagai platform digital yang ada, seperti WhatsApp Business. Jangan takut
gagal. Apalagi bagi kamu yang masih muda, yang belum memiliki tanggung jawab besar.
Biar dapat insight lebih mengenai kewirausahaan, kamu bisa gabung dengan
PJI 😊
*Photo credit by me and Pixabay
*Photo credit by me and Pixabay
11 comments