Program Bango Pangan Lestari untuk Dukung Petani Indonesia Hidup Lebih Baik
Kebayang nggak kalau di dunia ini gak ada petani. Kita pasti akan kesulitan untuk memperoleh bahan pangan ya. Di Indonesia sendiri jumlah petaninya terus mengalami penurunan. Mengapa? Karena banyak yang beranggapan bahwa menjadi petani tidak memiliki masa depan yang menjanjikan. Hmm…
Apalagi sejak
adanya serangan wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia, tak terkecuali
Indonesia. Hampir semua sektor terkena dampaknya, begitupun dengan para petani.
Padahal para petani ini sangat memegang peranan penting dalam menjaga ketahanan
pangan kita.
Melihat
hal ini, PT. Unilever Indonesia Tbk tergerak untuk ikut memberikan bantuan agar
kehidupan para petani bisa lebih sejahtera. Unilever secara global telah
berkomitmen hingga tahun 2050 akan menjadi katalisator bagi upaya peningkatan
ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik.
Beberapa
hari lalu, tepatnya pada hari Selasa, 25 Agustus 2020, PT. Unilever Indonesia Tbk
melalui Brand Bango, meluncurkan Program Bango Pangan Lestari. Acara peluncuran
sekaligus pembahasan lebih jauh mengenai program ini dilaksanakan secara
virtual melalui webinar via Zoom Meeting.
Di awal
acara, Bapak Agung mengatakan bahwa untuk membangun pertanian di Indonesia, ada
dua hal yang harus dijaga, yaitu untuk selalu meningkatkan produksi. Artinya,
260 juta penduduk Indonesia jangan sampai ada yang kelaparan dan kurang makan. Sekaligus
kita juga harus menjaga kesejahteraan hidup para petani.
“Berbagai
macam upaya kita lakukan. Tidak hanya memberikan stimulus-stimulus produksi,
tapi juga bagaimana caranya kita bisa menyeret produksi mereka dengan harga
yang wajar dan menguntungkan,” ujar Bapak Agung.
Selama pandemi
Covid-19, ada 3 hal yang perlu dicermati dalam ketahanan pangan nasional, yaitu
terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang atau tenaga
kerja, terganggunya distribusi pertanian, serta turunnya daya beli masyarakat dalam
segala aspek.
Untuk
itulah pemerintah berusaha melakukan berbagai upaya, baik dalam bentuk membuat kebijakan-kebijakan
dan menyusun program-progam, dengan tujuan menjaga kesejahteraan petani,
menjaga stok, dan menjaga stabilitas harga. Upaya tersebut diantaranya adalah dengan
meningkatkan produktivitas, memperkuat kelancaran distribusi, mempermudah
akses, menjaga stabilitas harga, dan mengembangkan kekuatan stok.
Lebih
lanjut Bapak Agung menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan
pasokan harga antar wilayah adalah dengan meningkatkan produksi di wilayah defisit,
melakukan intervensi distribusi dari wilayah surplus ke wilayah defisit, mencoba
mendekatkan sumber produksi kepada konsumen, menyederhanakan rantai pasok, serta
mengembangkan e-commerce.
Selanjutnya
Ibu Hernie menyampaikan bahwa masalah yang banyak dihadapi berbagai negara di
dunia saat ini, termasuk Indonesia adalah tantangan yang mempengaruhi ketahanan
pangan. 3 tantangan yang dihadapi Indonesia adalah kurang maksimalnya kualitas
sumber pangan, jumlah petani yang terus berkurang, serta lahan yang semakin
terbatas.
“Berkaca
dari situ, kita dari Unilever secar global menyatakan komitmen untuk
mentransformasikan cara kita menanam, memproduksi, dan mengkonsumsi makanan
untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah,” ungkap Ibu Hernie.
Untuk
mewujudkan komitmen tersebut, Unilever ingin berkontribusi untuk sistem pangan
yang lebih baik, melalui dua hal penting, yaitu pertama dengan disertifikasi
konsumsi pangan, seperti mengkonsumsi makanan yang bervariasi, makanan bergizi
dan terjangkau dengan cita rasa yang tinggi, makanan yang terfortifikasi untuk
mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan, penggunaan bahan-bahan dari
sumber yang berkelanjutan, serta memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan
teknologi, dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Sedangkan
yang kedua adalah dengan disertifikasi produksi pangan. Unilever ingin
membangun pondasi yang kuat untuk praktek pertanian berkelanjutan (Sustainable
Farming), sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari tanaman yang
sehat ke seluruh masyarakat di seluruh belahan dunia.
Nah,
untuk menciptakan sistem pangan yang lebih baik, Unilever lewat brand Bango
memperkenalkan program Bango Pangan Lestari ini. Program ini juga telah disusun
sedemikian rupa untuk mendukung strategi pemerintah dalam meningkatkan kualitas
industri pertanian, dan tercapainya ketahanan pangan di Indonesia.
Berikut 3
inisiatif yang dijalankan dalam program Bango Pangan Lestari:
1. Pengembangan
sistem pertanian yang berkelanjutan.
Unilever
Indonesia bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada mengembangkan kedelai
hitam Mallika, varietas unggul yang hingga kini menjadi kunci kelezatan
autentik khas Bango.
100%
kedelai hitam Mallika yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah
memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu serangkaian
standar cara bertani yang ramah lingkungan.
Bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia.
2. Perlindungan
kesejahteraan petani dan keluarganya.
Bango
bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan mitra lainnya telah mengembangkan
komunitas petani kedelai Mallika melalui “Program Pengembangan Petani Kedelai
Hitam”. Hingga 2018, program ini telah memberikan manfaat dan menyejahterakan
kehidupan 10.500 petani dengan cakupan area seluas 3.900 hektar, yang tersebar
di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Untuk memberikan dampak yang lebih luas, Bango memiliki “Program Saraswati” yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani, dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca panen, sehingga mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri.
3. Penggalakan
regenerasi petani.
Bango
telah menggagas program regenerasi petani melalui “Program Petani Muda” sejak
akhir 2019 dan akan terus berlanjut ke depannya. Bekerjasama The Learning Farm,
program ini melakukan pembinaan intensif bagi para pemuda potensial mengenai
cara bercocok tanam yang efektif untuk hasil panen yang maksimal dan
kesejahteraan yang lebih terjamin. Diharapkan program ini akan menghasilkan
pahlawan‐pahlawan
generasi baru yang dapat membantu menjamin ketersediaan bahan pangan
berkualitas.
Bapak Rusli mengatakan bahwa seperti yang disampaikan Bapak Agung sebelumnya, bahwa selama pandemi ini pendapatan para petani memang jadi terganggu, sehingga kesejahteraan mereka pun menurun. Menurut beliau telah terjadi gap antara sistem pertanian yang semakin rapuh dengan permintaan pangan yang semakin padat.
Untuk mengatasi masalah ini tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri. Selain pemerintah, juga dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Begitupun dengan Unilever Indonesia yang melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Demi mewujudkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan petani, Unilever melalui program Bango Pangan Lestari melakukan kolaborasi dengan 2 platform e-commerce terkemuka, yaitu SayurBox dan TaniHub Group.
Seperti
yang diketahui, bahwa SayurBox dan TaniHub merupakan e-commerce yang
memasarkan hasil tani dari petani lokal. Dengan kolaborasi ini, Bango bersama
dengan Sayur Box dan TaniHub ingin meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
nasib petani. Caranya adalah dengan ikut berkontribusi membeli bahan pangan
langsung dari petani Indonesia, yaitu melalui www.bango.co.id/bangopanganlestari
Website
ini akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan
mereka terhadap jerih payah petani, dan kontribusi nyata untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan para petani. Diharapkan cara ini dapat lebih memudahkan
masyarakat untuk bisa mengakses hasil tani, sekaligus meningkatkan permintaan
hasil tani.
Untuk informasi
lebih lengkap mengenai program Bango Pangan Lestari, bisa dibaca di Instagram official
@BangoWarisanKuliner. Yuk, dukung petani Indonesia, agar hidup mereka
jadi lebih sejahtera. Dengan begitu para petani bisa terus semangat memberikan
hasil pangan yang terbaik bagi kita 😊
12 comments