Cokelat dan Kacang Almond Baik untuk Menurunkan Kolesterol
Gambar: Camilan Sehat Kacang Almond Nutify |
Penambahan kacang pada cokelat bukan hanya dapat menambahkan cita rasanya saja, namun juga memiliki dampak yang baik untuk kesehatan. Kacang yang dimaksud di sini adalah khususnya kacang almond.
Baca juga: Wisata Kuliner di Istana Nelayan Resto
Fakta Mendasar Cokelat dan Kacang Almond Baik untuk Menurunkan Kolesterol
Sebuah eksperimen baru-baru ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, yang mengkonsumsi camilan sehat kacang almond dan cokelat setiap hari, akan memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah daripada rekan mereka yang tidak mengonsumsi makanan tersebut.
Almond dan cokelat, masing-masing dikaitkan dengan penurunan gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan juga tingkat kelaparan dalam penelitian sebelumnya. Semua hal tersebut merupakan yang menjadi faktor risiko tercetusnya penyakit jantung.
Dilansir dari ahajournal, untuk studi saat ini, para peneliti menguji kadar kolesterol pada 31 orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Selama empat minggu, semua partisipan mengikuti diet cokelat dan kacang almond yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol.
Setiap hari selama empat minggu berikutnya, mereka semua menambahkan hampir sepertiga cangkir almond ke dalam makanan biasa. Dalam periode empat minggu berikutnya, semua partisipan menambahkan hampir seperempat cangkir cokelat hitam dan sekitar 2,5 sendok makan bubuk kakao per hari.
Dengan hanya menambahkan almond ke dalam makanannya selama periode tersebut, ternyata dapat mengurangi kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) dalam tubuh setiap partisipan. Begitupun dengan jenis kolesterol buruk yang dapat menumpuk di pembuluh darah, yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan serangan jantung, turun hingga 7 persen.
Para peneliti melaporkan dalam Journal of American Heart Association, bahwa dengan menggabungkan almond dan cokelat hitam, ternyata juga dapat mengurangi partikel LDL padat berukuran kecil, yang merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskular.
Namun tentu saja dengan fakta ini bukan berarti membenarkan bahwa setiap orang diperbolehkan untuk mengkonsumsi almond dan cokelat secara berlebihan ya. Tetap saja dianjurkan untuk mengkonsumsi almond dan cokelat secukupnya saja, dengan tidak menambahkan camilan lainnya, seperti kue, permen, dan makanan penutup.
Usia partisipan dalam studi tersebut berkisar antara 30 hingga 70 tahun, dan semuanya memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Selama penelitian, partisipan mendapatkan sekitar setengah kalori mereka dari karbohidrat, sekitar 16 persen dari protein, dan sekitar 33 hingga 36 persen dari lemak.
Jumlah pasti kalori dalam makanan dan kudapan dikalibrasi dengan berat badan masing-masing partisipan, dan dirancang untuk membantu agar mereka dapat mempertahankan berat tersebut selama masa studi.
Menurut Samantha Heller, ahli diet dan juga penulis yang sudah terdaftar di New York City, cokelat dan kacang almond dapat membantu melawan peradangan, menyediakan serat dan lemak sehat.
Makan kacang-kacangan dan cokelat hitam sebagai pengganti makanan lain yang kurang sehat seperti keripik, makanan cepat saji, permen atau kue komersial, dalam porsi yang sesuai, serta bersamaan dengan gaya hidup sehat secara menyeluruh, dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan.
Baca juga: Domino's Pizza Sajikan Chef's Premium Collection Menu
Jangan Lupa Berolahraga, Selain Makan Cokelat dan Kacang Almond Baik untuk Menurunkan Kolesterol
Setiap bangun tidur, sempatkan untuk berolahraga. Jangan lupa untuk melakukan gerakan stretching dengan menghadap sinar matahari pagi ya, agar imunitas tubuh menjadi lebih kuat.
Penderita diabetes umumnya memiliki imunitas yang rendah dan mudah terinfeksi penyakit lainnya. Olahraga ringan, seperti jalan kaki untuk penderita diabetes adalah sebuah saran yang sangat baik. Biasakan jalan kaki minimal 30 menit setiap pagi hari, dan dapatkan efeknya bagi kesehatan. Selamat menjalankan kehidupan yang lebih menyehatkan!
Baca juga: Kental Manis, Dulu dan Kini
0 comments