“Hidup itu hanya sekali, maka jadikan dirimu berarti. Dan hidup itu tidak akan ada artinya jika tidak bisa memberi manfaat buat orang lain”
-
Kang
Maman Suherman –
Kalimat yang bijak yang dituturkan oleh orang yang bijak, yaitu Kang Maman Suherman. Siapa yang tak kenal dengan beliau, seorang yang sederhana, yang selalu hadir dengan kata-katanya yang lugas dan selalu mengena di hati. Saya sering menyaksikan beliau saat sedang beraksi di salah satu stasiun televisi. Rangkaian kata yang dipilihnya benar-benar tepat dan enak didengar.
Beberapa hari
yang lalu, saya berkesempatan untuk mendengarkan celoteh beliau via webinar
yang diselenggarakan oleh JNE. Ternyata Kang Maman baru saja menyelesaikan
penulisan buku beliau yang mengulas tentang “bahagia”. Webinar yang
diselenggarakan pada hari Selasa, 7 September 2021 tersebut juga menghadirkan pembicara
dan tamu inspiratif lainnya, seperti Bpk M. Feriadi Soeprapto, selaku Presiden
Direktur JNE, Bpk M. Misrad (Mice) sebagai seorang Kartunis, Bang Andy F. Noya,
Mbak Melanie Subono dan Ivan Gunawan.
Peluncuran Buku Bahagia Bersama, kolaborasi JNE, Kang Maman, dan Bang Mice |
Jika ngomongin
soal bahagia, apa sih arti bahagia itu menurut kamu? Perlukah bahagia itu dicari?
Atau dia bisa datang sendiri? Apakah bahagia itu bisa dibagi atau ditularkan pada
orang lain? Banyak sekali pertanyaan tentang “si bahagia” ini. Inilah yang dibahas
dalam webinar tersebut.
Di awal Kang
Maman menceritakan bagaimana awalnya beliau sampai bisa menuliskan sebuah buku
berjudul Bahagia Bersama, yang menjadi buku ke-28 yang beliau tulis. Ternyata
buku yang dituliskan Kang Maman ini merupakan profil dari perusahaan JNE, lho.
Kang Maman mengaku bahwa selama ini beliau tidak pernah menuliskan buku tentang
profil perusahaan atau biografi seseorang, karena beliau tidak suka didikte
atau harus menuliskan sesuatu sesuai dengan keinginan orang yang hendak beliau
tulis.
Butuh waktu sekitar
3 tahun bagi Kang Maman hingga akhirnya mau menerima pinangan dari JNE untuk menuliskan
buku tentang profil perusahaan tersebut. Berkat kegigihan pihak JNE, serta permintaan
Kang Maman yang disetujui oleh pihak JNE untuk bisa menuliskan buku tersebut
sesuai sudut pandangnya, tanpa didikte, dan diberi kebebasan seluas-luasnya
untuk menulis, hingga 3 bulan kemudian buku ini pun terlahir.
Menulis bagi Kang
Maman bukanlah sekedar untuk menyenangkan dirinya sendiri, namun juga bisa membuat
senang pembacanya dan dapat menjadi hikmah bagi pembaca. Begitupun dengan Buku
Bahagia Bersama ini. Ada beberapa kisah inspiratif dan bahagia yang dituliskan
oleh beliau di dalam buku tersebut. Dari cerita yang Kang Maman peroleh saat
menuliskan buku tersebut, makin meyakinkan beliau bahwa ternyata Berbagi,
Memberi, dan Menyantuni bukan sekedar slogan bagi JNE, namun sudah mendarah daging
di tubuh orang-orang yang berada di balik JNE sendiri.
Dalam pembuatan Buku
Bahagia Bersama ini, Kang Maman menggandeng Bang Mice, untuk menghidupkan tulisan-tulisannya.
Lalu apakah sebagai seorang kartunis, Bang Mice sudah bahagia? Menurut Bang
Mice, seorang kartunis itu dituntut untuk bisa membuat karya yang lucu. Baginya
menjadi seorang kartunis itu sangat menyenangkan, karena di saat proses
berkarya, ia sudah bisa tertawa. Lalu di saat karyanya dibaca oleh orang lain,
dan orang tersebut bisa tertawa, ini tentu akan menjadikannya lebih bahagia
lagi, karena selain bisa menghibur dirinya sendiri, ia juga bisa menghibur
orang lain.
JNE sendiri di
usianya yang ke-31 tahun sering melakukan berbagai kegiatan sosial, dan berbagi
kebahagiaan pada pelanggan setianya maupun mayarakat luas. Ini sesuai dengan
slogan JNE, yaitu “Connecting Happiness”. Bapak Feriadi menjelaskan bahwa sejak
awal, Founder JNE, yaitu almarhum Bapak H. Soeprapto sudah menanamkan mindset
bagi JNE untuk selalu menyantuni anak-anak yatim dan juga lingkungan di
sekitarnya.
Bapak Feri menceritakan
bahwa saat itu JNE masih baru merintis dan belum menghasilkan keuntungan yang
berarti. Jika orang lain berprinsip untuk mendapatkan keuntungan terlebih dulu
baru kemudian menyantuni, namun prinsip dari almarhum Bapak H. Soeprapto malah
sebaliknya, kita harus menyantuni terlebih dulu untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih besar nantinya.
Prinsip inilah
yang hingga sekarang masih terus diterapkan oleh JNE. “Di JNE kami percaya, bahwa
setiap kebaikan yang kita lakukan, tentunya ini akan ada balasannya. JNE dalam
hal ini tentu ingin selalu berbisnisnya itu bukan hanya dengan manusia, namun
juga berbisnis dengan tuhan. Kita yakin betul ada keberkahan dari apa yang kita
lakukan saat ini,” ujar Bapak Feri.
“Jika disuruh
memilih, apakah ingin mendapatkan keuntungan dari manusia atau mendapatkan
keuntungan dari tuhan, maka saya akan memilih mendapatkan keuntungan dari tuhan”.
(M. Feriadi Soeprapto)
Bang Andy F. Noya juga setuju dengan prinsip berbagi yang
diutarakan Bapak Feriadi. Menurut beliau, salah kaprah ketika orang berpikir
bahwa mereka baru bisa berbagi setelah mereka memiliki materi yang cukup. Dalam
kenyataannya, mereka tidak tahu, bahwa dalam kitab suci manapun, tuhan
menjanjikan, ketika seseorang berbagi, maka tuhan akan membalasnya berkali
lipat. Berbagi itu tidak akan membuat kita miskin. Berbagi pun tidak melulu
dalam bentuk materi. Ilmu dan keterampilan yang kita miliki bisa kita bagi
dengan orang lain. Fyi, Bang Andy merupakan Pendiri dari BenihBaik.com.
“Bahagia tidak melulu diukur dari materi. Ketika orang
yang miskin itu bersedekah 2000 rupiah, nilainya akan tinggi sekali di mata
tuhan dibandingkan orang kaya yang bersedekah jutaan rupiah. Berbagi itu tak perlu
menunggu hingga kita kaya atau memiliki materi yang cukup,” ujar Bang Andy.
“Gelar, kekayaan, dan
kesuksesan tidak bisa diidentikkan dengan kebahagiaan. Ketika hidup seseorang
bukan hanya untuk dirinya saja, namun bisa berdampak bagi orang lain. Di
situlah orang tersebut akan menemukan kebahagiaan yang hakiki.”
(Bang Andy F. Noya)
Sementara Ivan
Gunawan atau yang kerap disapa Igun, di tengah kesibukannya sebagai seorang
artis sekaligus entrepreneur, tak menjadikan dirinya stres atau pusing. Igun
mengaku bahwa dirinya bahagia karena ini merupakan pilihan hidupnya. Igun bahagia
bisa menjadi fashion designer sesuai dengan passionnya sekaligus bekerja di
dunia entertainment, dan pilihannya ini didukung oleh keluarganya.
Bagi Igun, dia
bahagia kalau ada orang yang minta foto bersama dirinya. Mengingat saat ini
tidak semua orang yang mengidolakan seorang artis. Sehingga di saat ada orang
yang mau menyempatkan dirinya untuk berfoto bersama dirinya, itu suatu yang
membahagiakan baginya, dan tak lupa ia akan mengucapkan terima kasih pada orang
tersebut.
Igun juga
mengatakan bahwa apa yang ia miliki saat ini tidak sepenuhnya adalah miliknya. Itu
menjadi tolak ukur baginya untuk bisa membahagiakan orang-orang di sekitarnya. Igun
yakin semua orang punya caranya sendiri untuk membahagiakan orang lain, dan itu
tidak bisa dibanding-bandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Sedangkan Mbak Melanie, selain menjadi seorang seniman, juga merupakan Pendiri dari Rumah Harapan Melanie, sebuah gerakan untuk penggalangan dana kemanusiaan, yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. “Hari ini udah 14 tahun sejak gerakan Rumah Harapan berdiri, dan kita melakukan kebaikan kecil setiap harinya. Kita gak hanya menerima donasi dalam jumlah besar, namun dari yang kecil seperti 2000-an juga kita kumpulkan. Semua harus tahu, dari uang kecil ini kita bisa membantu banyak orang,” jelas Melanie.
Makna bahagia:
Bapak M. Feriadi: Dari sisi JNE dengan tagline-nya “Connecting
Happiness”, bahagia adalah saat JNE berhasil mengirimkan paket dengan baik dari
pihak penjual ke pihak pembeli. JNE bahagia, penjual bahagia, dan pembeli pun
bahagia.
“Bahagia
sendiri itu merupakan kesenangan. Bahagia bersama itu adalah kebahagiaan
sesungguhnya”.
Melanie Subono: Dengan hastag-nya “jangan mati
sebelum berguna”, arti bahagia itu adalah bisa menjadi orang yang berguna dan
membuat orang lain bahagia.
Ivan Gunawan: Bahagia adalah bisa berbagi dan melihat
orang tersebut tersenyum.
Bang Andy F. Noya: Bahagia itu adalah bisa berbuat baik
dan memberikan dampak yang bermakna bagi orang lain.
Bang Mice: Bahagia saat coretan kartunnya bisa membantu
dan bermakna bagi orang lain.
Buku Bahagia Bersama |
Tanggal 7
September kemarin akhirnya Buku Bahagia Bersama yang merupakan hasil kolaborasi
antara Kang Maman, Bang Mice, dan JNE resmi diluncurkan. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Buku Bahagia Bersama ini merupakan nilai-nilai yang ada pada JNE, yang
berbicara mengenai berbagai praktik yang biasa dilakukan oleh JNE,
testimoni-testimoni yang disampaikan oleh teman, kerabat, dan juga penggunanya.
Bersamaan dengan peluncuran
Buku Bahagia Bersama ini, JNE juga mendeklarasikan Hari Bahagia Bersama pada
tanggal 7 September. Bagi kamu yang ingin mengetahui apa saja yang ditulis Kang Maman di Buku Bahagia Bersama ini, kamu bisa beli bukunya di toko buku Gramedia atau order secara online melalui website gramedia.com, atau bisa juga di toko resmi JNE di Tokopedia dan Shopee ya.
0 comments