Tips Menjaga Kesehatan Keluarga Selama Ramadan
Alhamdulillah, di bulan Ramadan tahun ini, saya dan keluarga masih diberi nikmat kesehatan sehingga dapat menunaikan ibadah puasa dengan khusyuk. Tahun ini menjadi Ramadan ketiga bagi saya, dan tentu juga bagi umat muslim di dunia untuk melaksanakan ibadah puasa di masa pandemi.
Meskipun sebenarnya menjaga kesehatan itu sebaiknya
dilakukan kapan saja dan diterapkan setiap hari, namun sejak pandemi melanda,
kita dihimbau untuk lebih ekstra lagi dalam menjaga kesehatan. Tak hanya menjaga
asupan makanan, serta menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, sejak pandemi kita
juga diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, serta mengurangi
mobilitas di luar ruangan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Lalu bagaimana caranya menjaga kesehatan keluarga
selama menjalankan ibadah puasa, apalagi di masa pandemi? Bagi saya, menjaga
kesehatan selama Ramadan, baik di masa pandemi maupun sebelum pandemi tak terlalu
jauh berbeda. Ibadah puasa tetap dijalankan seperti biasa. Makanan yang diasup
saat sahur dan berbuka puasa pun tetap menjadi perhatian utama agar saya dan
keluarga dapat menjalankan puasa dengan baik dan lancar.
Untuk keluarga, ada beberapa hal yang biasanya
saya hindari saat sedang menjalankan ibadah puasa. Biasanya saya lebih konsen
ke apa yang disantap saat sahur, walaupun seharusnya apa yang disantap saat berbuka
puasa pun mesti menjadi perhatian. Misalnya, sebisa mungkin seluruh anggota
keluarga harus makan saat sahur. Ini penting agar tubuh mempunyai cadangan
nutrisi dan energi untuk menjalankan aktivitas hingga waktu berbuka nanti.
Lalu saya juga mengusahakan agar makanan yang disantap
saat sahur tidak terlalu berminyak atau setidaknya minim kandungan minyak, serta
sebisa mungkin menyediakan sayuran berkuah untuk santap sahur. Selain itu, saya
juga tidak menyediakan kopi dan teh saat sahur, karena kandungan kafein yang
terdapat di kedua minuman tersebut dapat menimbulkan efek diuretik, yang
menyebabkan orang jadi lebih sering buang air kecil. Nah, efek ini dapat membuat
tubuh jadi dehidrasi. Nggak enak banget kan jika tubuh dehidrasi, apalagi saat kita
sedang berpuasa.
Selain itu, yang lainnya berjalan seperti biasa, beraktivitas
seperti biasa. Jika keluar rumah mesti menggunakan masker, rajin mencuci tangan
atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, dan menghindari keramaian. Jika
bukan karena sesuatu yang penting dan wajib yang mengharuskan untuk keluar
rumah, kami sekeluarga lebih memilih menghabiskan waktu di rumah. Banyak
aktivitas mengasyikkan yang bisa dikerjakan di rumah, baik secara personal
maupun secara bersama-sama. Misalnya berolahraga atau menonton bersama, membaca
novel atau melakukan hobi masing-masing lainnya.
Namun begitu, ada beberapa hal lainnya juga yang
saya lakukan untuk keluarga, khususnya untuk menjaga kesehatan mereka. Apalagi
di masa pandemi, ditambah pula dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, serta
untuk menjaga stamina tubuh selama berpuasa. Berikut beberapa tips ala
saya untuk menjaga kesehatan keluarga selama Ramadan, agar saya dan keluarga dapat
menjalankan puasa dengan khusuk dan nyaman.
Tips Menjaga Kesehatan Keluarga Selama Ramadan
1. Minum Air Putih yang Cukup
Walaupun minum air putih yang
cukup mesti rutin dilakukan setiap hari, dan bukan hanya saat Ramadan saja,
namun selama berpuasa, saya memastikan seluruh anggota keluarga untuk mengkonsumsi
air putih yang cukup. Seperti yang dianjurkan oleh ahli nutrisi, bahwa minum
air putih yang baik untuk mencukupi asupan cairan pada tubuh adalah sekitar 8
gelas atau 2 liter per hari.
Jika di hari biasa, minum air
putih bisa dilakukan sepanjang hari, maka saat bulan puasa dapat disiasati
dengan mengkonsumsi air minum sepanjang waktu berbuka puasa hingga waktu sahur.
Kalau keluarga saya biasanya dengan minum segelas air saat berbuka puasa,
segelas lagi setelah melaksanakan sholat magrib, segelas lagi usai bersantap
malam, segelas setelah melaksanakan sholat isya, dan segelas lagi usai tarawih.
Nanti sebelum tidur minum lagi air segelas. Sedangkan yang dua gelas lagi dipenuhi
saat sahur. Intinya, sepanjang dari waktu berbuka hingga sahur mesti tercukupi sekitar
8 gelas.
2. Mengonsumsi Makanan Bergizi dan Seimbang
Sama seperti minum air putih,
mengonsumsi makanan bergizi pun sebaiknya diterapkan setiap hari. Namun selama berpuasa,
ada baiknya ini menjadi perhatian utama. Saya memastikan seluruh anggota
keluarga mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan serat
agar tubuh tetap kuat beraktivitas selama berpuasa.
3. Tidak Makan dan Minum Secara Berlebihan
Berpuasa sepanjang hari bukan
menjadi alasan untuk menyantap makanan baik sahur dan berbuka secara
berlebihan. Dengan alasan biar kuat puasanya, bukan berarti mesti makan
sebanyak-banyaknya saat sahur, atau karena perut kosong saat berpuasa, lantas melakukan
aksi ‘balas dendam’ dengan menyantap hidangan berbuka puasa sekenyang-kenyangnya.
Bukannya kuat saat berpuasa, makan
berlebihan saat sahur malah dapat membuat perut terasa tidak nyaman, tubuh terasa
lebih cepat lapar, mudah mengantuk, bahkan mengganggu metabolisme tubuh dan
dapat menyebabkan kegemukan. Begitupun jika makan berlebihan saat berbuka
puasa, dimana perut akan terasa ‘begah’, serta membuat lambung yang tadinya
dalam kondisi beristirahat, tiba-tiba mesti bekerja keras untuk mengolah
makanan.
Biasanya saya membiasakan pada
keluarga untuk menyantap beberapa biji kurma, buah-buahan atau jus buah, teh
hangat atau air putih terlebih dahulu. Usai melaksanakan sholat magrib barulah
menyantap takjil atau makanan yang lebih berat. Itu pun nggak perlu
banyak-banyak, cukup sepiring atau se-pas perut. Jika masih ingin makan lagi,
bisa dilanjutkan nanti seusai sholat isya atau tarawih. Ini pun mesti
secukupnya saja.
4. Beraktivitas Seperti Biasa
Puasa itu memang menahan diri
dari segala nafsu, termasuk makan dan minum. Tak dipungkiri jika tubuh terasa
sedikit lemas karena tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman sepanjang
hari. Namun itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk bermalas-malasan dan tidak
melakukan aktivitas apapun.
Biasanya dengan beraktivitas
seperti biasa dapat mengalihkan perhatian saya dari rasa lemas dan lapar. Namun
tentu saja aktivitas yang saya lakukan pun mesti dipilah-pilah dan jangan yang
terlalu berat, karena itu malah dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah,
bahkan menjadi lebih haus lagi. Dengan beraktivitas selama berpuasa, tubuh akan
terus bergerak dan metabolisme tubuh akan tetap terjaga dengan baik.
5. Lengkapi dengan Minuman Herbal
Di tengah pandemi, ditambah pula
dengan kondisi cuaca yang tak menentu, dan juga selama bulan puasa, menjaga
daya tahan tubuh tentu menjadi hal yang sangat penting. Untuk menambah daya
tahan tubuh, saya sengaja menyediakan minuman herbal untuk dikonsumsi oleh
keluarga.
Bersyukurlah negara kita ini kaya
akan tanaman herbal yang baik untuk kesehatan, sehingga saya bisa dengan mudah
mendapatkannya, dan meraciknya menjadi minuman herbal, seperti wedang jahe,
kunyit asam, atau mengolahnya menjadi sayur bening, seperti sayur daun kelor.
Sebenarnya ada banyak lagi jenis tanaman
herbal yang bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain jahe, kunyit,
dan daun kelor, ada juga tanaman sereh, jinten hitam (habbatussauda), daun meniran,
temulawak, dan banyak lagi yang lainnya. Masing-masing tanaman memiliki manfaatnya
sendiri. Namun secara umum tanaman herbal ini baik untuk kesehatan selama diolah
dan dikonsumsi secara tepat dan benar.
Sebaiknya hindari merebus jahe atau
menyeduh jahe menggunakan air mendidih, karena ini dapat merusak senyawa aktif yang
terkandung dalam jahe. Padahal senyawa inilah yang berperan membantu meningkatkan
daya tahan tubuh. Ini sebenarnya juga berlaku untuk bahan herbal lainnya lho. Makanya
saat membuat wedang jahe, saya biasanya menyeduh jahe menggunakan air hangat
atau menggunakan air panas dari dispenser.
Jika ingin mengkonsumsi minuman
herbal saat berbuka puasa, maka dianjurkan untuk mengkonsumsinya setelah minum
air putih atau mengkonsumsi takjil terlebih dulu, karena minuman herbal umumnya
memiliki sifat menurunkan gula darah, sedangkan saat berpuasa kadar gula dalam darah
kita juga mengalami penurunan. Sedangkan untuk sahur, minuman herbal dapat
diminum kapan saja. Dengan mengkonsumsi minuman herbal hangat dapat meningkatkan
vitalitas dan menjaga metabolisme tubuh.
Namun sayangnya, saya sering tak sempat
membuat minuman herbal ini. Di sinilah saya sangat terbantu dengan kehadiran
minuman herbal kemasan. Selain praktis, minuman herbal kemasan ini sudah dicampur
dan ditakar dengan ukuran yang pas. Salah satu minuman herbal yang biasa
dikonsumsi oleh keluarga saya adalah Antangin JRG.
Saya sendiri sudah cukup lama mengetahui
produk Antangin JRG ini, yaitu dari iklan di televisi. Slogannya, “wes ewes
ewes... bablas angine!” masih melekat diingatan sampai saat ini. Namun saya
baru mulai mencoba produk Antangin ini saat suami membawa beberapa sachet Antangin
ke rumah. Waktu itu suami saya yang merasa kurang enak badan (suami menduga
karena masuk angin) diberi Antangin ini oleh teman kantornya.
Merasa cocok dan suka, akhirnya
suami membeli beberapa sachet Antangin JRG di minimarket dan membawanya pulang.
Kemasan sachetnya yang ramping sangat mudah dibawa dan diselipin di kantong
atau di tas. Nahm sejak itulah saya mulai berkenalan, dan akhirnya juga ikut menyukai
produk satu ini. Bahkan anak saya yang biasanya nggak pernah mau minum minuman
herbal, juga ikut suka dengan rasa Antangin JRG ini. Katanya rasanya hangat di
tenggorokan dan di perut. Setelah minum Antangin, kami sekeluarga merasa kalau tubuh
terasa lebih hangat dan nyaman.
ANTANGIN JRG & ANTANGIN HABBATUSSAUDA
For your information, produk Antangin ini ada beberapa macam, diantaranya ada Antangin JRG,
Antangin Habbatussauda, Antangin Mint, Antangin Tablet, Antangin Good Night,
dan Antangin Junior. Anak saya pertama kali berkenalan dengan Antangin Junior
ini. Namun karena sekarang usianya sudah beranjak remaja, ia pun sudah bisa
mengonsumsi produk Antangin jenis lainnya.
Produk yang jadi favorit dan
selalu distok di rumah adalah Antangin JRG dan Antangin Habbatussauda. Jika
badan terasa mulai nggak enak, seperti mau masuk angin, biasanya saya dan keluarga
akan mengonsumsi Antangin JRG. Sedangkan Antangin Habbatussauda mulai rajin
kami konsumsi sejak pandemi. Apa saja komposisi dan manfaat keduanya?
ANTANGIN JRG. Produk ini merupakan produk Antangin pertama yang kami gunakan. Antangin
JRG ini berbentuk sirup, dan merupakan obat herbal terstandar yang sudah mendapatkan
sertifikat halal dari MUI. Satu sachet Antangin isinya 15 ml. Pada kemasannya tertera
bahwa komposisi utama dari Antangin JRG ini adalah Jahe, Royal Jelly, dan
Ginseng. Selain itu terdapat pula kandungan madu, kunyit, akar manis, biji
pala, daun sembung, dan daun mint.
Dengan komposisi bahan yang terkandung
di dalamnya, tak heran jika Antangin JRG ini dapat membantu meredakan gejala
masuk angin, seperti meriang, mual, kembung, sakit kepala, serta membantu melegakan
tenggorokan. Jika ingin mengonsumsinya, sebaiknya dilakukan setelah makan.
Karena berbahan herbal, makanya
saya dan keluarga merasa aman untuk mengonsumsi Antangin JRG. Orang dewasa dan
anak-anak usia 6 tahun ke atas diperbolehkan untuk minum sirup herbal ini. Untuk
dosis minumnya dapat dilihat di kemasannya. Untuk orang dewasa bisa minum 1
sachet 3 kali sehari, sedangkan untuk anak usia 6 – 12 tahun bisa minum ½ dosis
orang dewasa.
Suami dan anak saya lebih suka meminum
Antangin JRG ini langsung dari sachetnya, sedangkan saya sesekali suka menyeduhnya
dengan air teh tawar hangat. Enaknya produk Antangin JRG ini sangat mudah ditemukan.
Saya bisa beli di apotek, di minimarket, supermarket, hingga di warung-warung
juga ada.
ANTANGIN HABBATUSSAUDA. Produk ini tak begitu jauh berbeda dengan Antangin JRG, baik kemasan,
maupun isi 1 sachetnya. Bedanya, pada Antangin Habbatussauda terdapat kandungan
habbatussauda tentu saja, serta meniran. Selain itu di Antangin Habbatussauda
ini juga tidak terdapat ginseng dan royal jelly. Selebihnya sama, ada jahe,
daun mint, daun sembung, biji pala, akar manis, kunyit, dan madu.
Karena ada kandungan
habbatussauda dan meniran, maka selain dapat membantu meredakan gejala masuk
angin, seperti meriang, mual, kembung, sakit kepala, serta membantu melegakan
tenggorokan, Antangin Habbatussauda ini juga dapat membantu memelihara daya
tahan tubuh. Kedua tanaman herbal ini memang dikenal sebagai tanaman yang dapat
meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk dosis Antangin
Habbatussauda sama seperti Antangin JRG, dan peruntukannya juga untuk orang
dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Selama bulan puasa, kami
sekeluarga rutin mengonsumsi Antangin Habbatussauda. Tentu saja dengan tujuan
agar daya tahan tubuh lebih terpelihara selama berpuasa. Apalagi anak saya yang
sempat menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolahnya saat bulan puasa.
Sebagai seorang ibu, saya harus membekalinya dengan masker dan hand sanitizer, serta
tentu saja dengan tubuh atau fisik yang sehat dan kuat.
Dengan tubuh yang sehat, tentu
ibadah puasa dapat berjalan dengan nyaman dan khusuk. Kami dapat melakukan
tadarus dan tarawih bersama, suami mengerjakan tugas kantornya dengan baik,
anak saya dapat menyelesaikan tugas sekolahnya, dan saya pun dapat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dan merawat keluarga dengan baik. Hangatnya Antangin
telah menghangatkan Ramadan kami sekeluarga. Semoga kehangatannya selalu mengiringi
kebahagiaan kami sekeluarga. Amiin... Stay safe and keep healthy 😊
“Jangan korbankan kesehatanmu
demi uang. Tapi korbankanlah sedikit uangmu demi kesehatan, karena kesehatan
adalah anugerah paling mahal yang bisa diperoleh.”
0 comments