Labbaika allahumma labbaik
Labbaika laa syariika laka labbaik
Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariikalaka
Umat muslim mana yang tak ingin melafazkan kalimat talbiyah tersebut
langsung di tanah suci Mekah. Saya sendiri juga berkeinginan untuk bisa segera
menjejakkan kaki di sana. Sebagaimana umat muslim ketahui, menunaikan ibadah
haji merupakan rukun Islam ke-5, yang wajib hukumnya dilaksanakan bagi mereka
yang mampu.
Dulu, saat saya masih kecil hingga remaja gitu, menunaikan ibadah haji
sepertinya cukup mudah, yang penting dananya cukup, serta memiliki fisik yang sehat
dan kuat. Saking mudahnya, sampai-sampai kakek dulu bisa menjalankan ibadah
haji hingga berkali-kali. Entah mungkin karena dulu masyarakat Indonesia masih belum
begitu banyak yang mampu untuk pergi haji, atau entah karena nggak mendapatkan
informasi serta akses untuk berhaji. Pokoknya seingat saya dulu pergi haji itu
sangat mudah.
Ketika saya beranjak dewasa, barulah mulai ada antrian untuk pergi ke Baitullah, namun antriannya saat itu masih belum begitu panjang. Tak sedikit juga masyarakat yang akhirnya memilih untuk pergi umroh terlebih dulu. By the way, apa sih bedanya umroh dengan haji. Yuk, baca terus tulisan ini yaa....
BEDA HAJI DAN UMROH
Mungkin kamu-kamu ada yang sudah tahu juga ya, apa bedanya haji dan umroh.
Dalam mata pelajaran agama Islam di sekolah dulu, sudah dijelaskan juga apa
perbedaan keduanya. Namun untuk mengingatkan kembali, atau mungkin saja ada
yang masih belum tahu, berikut saya jelaskan lagi apa perbedaan antara haji dan
umroh.
Walaupun terbilang banyak persamaan dalam beberapa hal, namun haji dan
umroh mempunyai perbedaan, terutama dari segi waktu dan durasi.
F Dari segi
makna
Kata haji berasal dari bahasa Arab, yaitu hajja, yahujju,
hajjan yang berarti qoshada, yang artinya mengunjungi. Jadi pergi haji ke
Baitullah dapat diartikan sebagai menyengaja mengunjungi tanah suci Mekah untuk
melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan dan syarat menjalankan ibadah haji.
Kata umroh juga berasal dari bahasa Arab, yaitu i’timar
yang artinya ziarah. Jadi umroh ke Baitullah berarti mengunjungi tanah suci
Mekah untuk melakukan ziarah. Walaupun cuma disebut berziarah, namun dalam pelaksanaannya,
umroh juga memiliki ketentuan, syarat, dan rukun yang wajib dilakukan agar
ibadah umroh menjadi sempurna.
F Dari segi hukum
Seperti yang saya tulis di atas, haji termasuk dalam
rukun Islam ke-5, yang hukumnya wajib dikerjakan bagi mereka yang mampu.
Walaupun dalam kenyataannya, mereka yang kurang mampu pun, bisa pergi haji. Dengan
niat dan keinginan yang kuat, mereka bisa menabung dan mengumpulkan dana yang
cukup untuk pergi berhaji. Dalam sebuah hadits disebutkan juga bahwa kewajiban berhaji
cukup dilakukan sekali seumur hidup. Jika pun ada yang mengerjakannya lebih,
itu masuknya sunnah.
Sedangkan untuk umroh, sebagian ulama ada yang bilang
hukumnya sunnah muakad, dan ada juga yang bilang hukumnya wajib. Untuk yang sunnah
muakad, berpatokan pada Hadits Riwayat Tarmizi, “Dari Jabir bin ‘Abdillah ra,
ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya mengenai
wajib atau sunnah bagi umat muslim untuk menunaikan ibadah umroh. Rasulullah kemudian
menjawab, “Tidak. Jika kamu berumroh, maka itu lebih baik”. Sedangkan untuk kewajiban
umroh merujuk pada surah al-Baqarah ayat 196, yaitu “Dan sempurnakanlah ibadah
haji dan umroh untuk Allah”.
F Dari segi tempat
pelaksanaan
Untuk ibadah haji, pelaksanannya di mulai dari miqat,
lalu Mekah atau Masjidilharam, trus Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan
untuk umroh, mulai dari miqat, lalu Mekah atau Masjidilharam, karena untuk
melaksanakan Thawaf dan Sa’i dilakukannya di Masjidilharam.
F Dari segi waktu
Waktu pelaksanaan ibadah haji hanya dilakukan pada bulan haji,
yaitu mulai dari bulan Syawal hingga 10 hari pertama di bulan Zulhijah (hari
raya Idul Adha). Jadi bisa dikatakan pelaksanaan ibadah haji hanya berlangsung
sekali dalam setahun.
Berbeda dengan umroh, yang waktu pelaksanaannya bisa
dilakukan di bulan apa saja. Jadi bagi yang ingin melaksanakan ibadah umroh,
bisa dilakukan kapan saja di sepanjang tahun.
F Dari segi
durasi
Ibadah haji membutuhkan durasi yang lebih lama
dibandingkan umroh. Ini karena dalam berhaji, rangkaian ibadah yang dilakukan
lebih panjang ketimbang umroh. Makanya bagi yang ingin melaksanakan ibadah
haji, disarankan untuk menjaga fisik agar tetap sehat dan kuat, sehingga dapat
menjalankan ibadah dengan baik dan sempurna. Dalam pelaksanaannya, ibadah haji
bisa memakan waktu 4 hingga 5 hari. Sedangkan untuk ibadah umroh hanya butuh
waktu 2 sampai 3 jam saja.
F Dari segi rukun
Terkait dengan durasi pelaksanaan ibadah haji yang lebih
lama dibandingkan umroh, ini ada hubungannya dengan rukun haji yang wajib
dilakukan. Untuk haji, ada 6 rukun haji yang harus dilakukan, yaitu mulai dari
niat Ihram, lalu melaksanakan Wukuf, Thawaf, Sa’i, Tahalul, dan Tertib.
Sedangkan untuk umroh, terdiri dari Ihram dan niat umroh,
Thawaf Umroh, Sa’i, Tahalul, dan Tertib. Jadi dalam umroh nggak ada yang namanya
Wukuf, karena harus dilaksanakan pada tanggal 9 – 10 Zulhijah. Wukuf merupakan
pokok dari ibadah haji. Namun tak sedikit juga yang melakukan ibadah haji dan
umroh sekaligus. Jika haji dan umrohnya dilakukan secara bersamaan saat bulan
haji, disebut haji qiran.
Lalu ada juga yang namanya haji ifrad, yaitu saat jamaah melaksanakan haji terlebih dulu, baru kemudian melaksanakan umroh. Sebaliknya bagi yang melaksanakan umroh terlebih dulu, kemudian baru melaksanakan ibadah haji disebut haji tamattu’.
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi |
Itulah beberapa perbedaan ibadah haji dan umroh yang saya ketahui. Selain
itu, ada juga perbedaan biaya antara haji dan umroh. Untuk bisa berangkat haji
dan umroh ini dibutuhkan biaya yang cukup tinggi. Sungguh Maha Bijaksana Allah SWT
yang telah memberikan keringanan untuk menunaikan ibadah haji ini hanya bagi umatnya
yang mampu saja. Namun umat muslim mana yang tak ingin menyempurnakan ibadahnya
dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya. Bisa menunaikan ibadah haji dan atau
umroh menjadi impian bagi seluruh umat muslim.
Jika dulu, sepengetahuan saya biaya umroh lebih mahal ketimbang haji (haji
reguler, bukan haji plus). Ini karena pelaksanaan umroh yang cukup singkat, sehingga
pihak travel menambahkan biaya traveling ke tempat-tempat lainnya pada biaya umrohnya.
Biasanya traveling yang diberikan adalah berupa ziarah ke makam tokoh,
jalan-jalan ke Turki, Dubai, Mesir, dan tempat lainnya.
Sekarang sepertinya biaya naik haji dan umroh tak terlalu jauh berbeda. Namun berapa pun biaya untuk berhaji dan umroh, intinya keduanya menjadi impian bagi seluruh umat muslim, karena bisa melihat langsung ka’bah, masjid Nabawi, mengusap dan mencium Hajar Aswad, dan hal lainnya yang bikin kita takjub dan haru.
UMROH SYAWAL KARYAWAN JNE
Karyawan JNE yang berangkat umroh |
Ini satu lagi yang bikin saya takjub. JNE memberangkatkan karyawannya
umroh. Yang diberangkatkan umroh bukan hanya 2 atau 3, atau puluhan karyawan
saja, namun ratusan, tepatnya 140 Ksatria dan Srikandi JNE. For your
information, Ksatria dan Srikandi adalah sebutan untuk para karyawan JNE.
Ratusan Ksatria dan Srikandi JNE ini berangkat pada tanggal 16 Mei 2022, dan
menjadi jamaah kloter pertama yang terbang ke tanah suci. Mereka melaksanakan
ibadah umroh dan traveling di sana hingga tanggal 24 Mei 2022. Kebayang
betapa bahagianya para Ksatria dan Srikandi JNE yang berkesempatan untuk berangkat
umroh.
Ini merupakan keberangkatan umroh yang tertunda, karena pandemi selama dua
tahun ini. Namun akhirnya di tahun 2022 mereka bisa juga berangkat umroh.
Alhamdulillah. Impian untuk bisa menjejakkan kaki di tanah suci Mekah dan melaksanakan
umroh bisa diwujudkan oleh JNE, tempat para Ksatria dan Srikandi ini bernaung.
Sebenarnya untuk urusan membahagiakan “Connecting Happiness” sudah menjadi
hal yang biasa, dan melekat dengan JNE. Sejak dulu, saat sang Founder JNE,
yaitu almarhum Bapak H. Soeprapto Soeparno masih ada, kegiatan-kegiatan sosial,
seperti menyantuni anak yatim, berbagi dengan sesama, termasuk memberikan umroh
gratis untuk para karyawan JNE sudah biasa dilakukan.
Sekarang, Bapak M. Feriadi Soeprapto sebagai penerus dan juga Presiden
Direktur JNE melanjutkan kebiasaan tersebut, karena menurut beliau ini merupakan
amanah dan hal baik yang harus terus dilanjutkan.
Oiya, Ksatria dan Srikandi JNE yang diberangkatkan umroh adalah mereka yang
sudah mengabdi pada perusahaan selama lebih dari 12 tahun. Mereka tak hanya
berasal dari Jakarta, namun juga dari berbagai cabang JNE di daerah lain,
seperti Tangerang, Cilegon, Bandung, Cirebon, Purwakarta, Yogyakarta, semarang,
Surabaya, Medan, Pontianak, Sidorajo, dan cabang utama lainnya.
Kabarnya Ksatria dan Srikandi JNE yang berangkat umroh tersebut ada yang
menangis haru setibanya di Mekah. Gimana nggak haru, karena ia bisa berada di
depan Ka’bah yang menjadi kiblat sewaktu sholat sehari-hari. Ada juga yang
langsung teringat dengan dosa-dosanya, lalu mendapatkan keajaiban dan
kenikmatan selama berada di sana. Lalu ada juga yang merasa umroh ini merupakan
kado dari Allah SWT, karena waktu keberangkatannya yang bertepatan dengan hari
ulang tahunnya, dan banyak lagi cerita bahagia dan haru lainnya.
Yang pasti mereka sangat bersyukur dan berterima kasih pada JNE, karena
berkat JNE lah mereka bisa berangkat ke tanah suci. Bahkan di depan Ka’bah ada yang
mendo’akan agar JNE terus maju dan berkembang, serta program umroh ini bisa terus
dilaksanakan. Aamiin....
Bahagia dan ikut senang mendengar kabar atau cerita seperti ini. Keinginan untuk berangkat haji atau umroh makin menggebu-gebu. Ingin rasanya bisa segera melihat langsung Kota Mekah, Ka’bah, Masjidilharam, makam Rasulullah SAW, dan melaksanakan ibadah di tanah suci. Semoga yang belum pernah bisa disegerakan ya, dan yang sudah pernah bisa kembali ke sana. Aamiin...
0 comments