PPDB 2022 DAN DONASI BEASISWA JNE UNTUK SMK BAKTI KARYA PARIGI DI PANGANDARAN
Hai! Kali ini saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman dan perjuangan saya mendapatkan sekolah untuk anak saya yang baru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), tepatnya di pertengahan tahun 2022 ini. Akhirnya, saya mengalami juga apa yang dirasakan oleh para orang tua lain, yang pernah mengeluhkan betapa ribetnya untuk masuk ke sekolah negeri di Jakarta.
Sebelumnya, ketika anak saya lulus
dari bangku Sekolah Dasar (SD), saya belum begitu merasakan pengalaman bagaimana
ribetnya anak saya masuk ke SMP Negeri, karena saat itu anak saya langsung
lulus di seleksi tahap pertama, walau sempat degdegan juga karena namanya
sempat bergeser beberapa kali ke bawah. Waktu itu pun sudah berlaku pembagian
kuota bangku berdasarkan nilai UN, zonasi, dan afirmasi.
Walaupun awalnya sempat ada kekhawatiran
saat anak saya tamat dari SMP dan akan memilih masuk ke SMA Negeri, namun
karena keoptimisan (baca: kepedean XD), jadinya saya masih santuy. Pikir
saya saat itu anak saya bisa lulus masuk ke SMA Negeri yang kebetulan lokasinya
cukup dekat dari rumah, sama seperti saat dia masuk SMP dulu. Nilai Sidaniranya
pun menurut saya cukup baik.
Namun apa dinyana, ketika pendaftaran
untuk SMA Negeri tahap pertama dibuka, dan hasilnya keluar. Nama anak saya
tidak tertera di dalamnya. Mulai panik? Dikiit, namun saya masih berharap anak bisa
masuk lewat jalur zonasi, secara kuotanya termasuk yang paling besar dari jalur
yang lain. Walaupun kemudian saya waswas juga karena walaupun lokasi rumah ke
sekolah jaraknya nggak sampai 700 meter, namun kenyataannya untuk jalur zonasi
masuknya ke prioritas ketiga, karena rumah dan sekolah yang dituju beda RT RW,
dan hanya satu kelurahan saja. Duh!
Kegelisahan saya menjadi kenyataan.
Ternyata di jalur zonasi pun anak saya tak lolos masuk ke semua pilihan SMA
Negeri yang terdekat dari rumah, dengan catatan, cuma satu SMA negeri yang
jaraknya cukup dekat dari rumah, sedangkan selebihnya jaraknya cukup jauh
(lebih dari 4 km). Panik nggak panik nggaaak! Paniklaah, masa enggak.
Walaupun saya masih berharap di
tahap terakhir anak saya bisa lolos, namun mengingat peluangnya sangat kecil
karena kuota yang sangat sedikit, bahkan bisa saja tidak ada. Fyi, pendaftaran
tahap terakhir merupakan sisa kuota dari peserta didik yang tidak melakukan
lapor diri. Jadi kuota tiap sekolah bisa berbeda-beda. Bahkan bisa saja tidak
ada kuota lagi karena semua peserta didiknya sudah lapor diri. Akhirnya saya
pun mulai mencari-cari SMA swasta yang terdekat dari rumah.
Tapi rupanya tidak saya saja yang
mengalami kepanikan karena anaknya belum dapat di sekolah negeri manapun. Di
grup orang tua pun banyak yang mengeluh anaknya belum keterima di sekolah
negeri manapun, dan kebanyakan penyebabnya karena usia anak yang cukup muda
dibandingkan pendaftar yang lain. Beberapa orang tua ada yang sudah pasrah dan
mendaftarkan anak mereka ke sekolah swasta. Akibatnya, tak lama usai pendaftaran
jalur zonasi dibuka, banyak orang tua yang mendaftarkan anak mereka ke SMA swasta.
Dan saya lalai di sini. Saya baru
mulai mencari SMA swasta dekat rumah usai hasil seleksi tahap zonasi keluar.
Akibatnya, banyak SMA swasta dekat rumah yang sudah tutup karena membludaknya
peserta didik yang mendaftar, hiks. Saya sudah keliling ke semua SMA swasta yang
ada di sekitar rumah, namun hasilnya nihil. Akhirnya pencarian sekolah saya perluas
lagi areanya, hingga ke daerah Tanjung Barat. Ini pun berdasarkan petunjuk dari
Mbah Gugel. Alhamdulillah, masih ada satu SMA swasta yang masih menerima peserta
didik baru.
Tanpa babibu saya langsung
mendaftarkan anak saya di sana. Usai bayar formulir, langsung cuss
pulang dengan perasaan lega. Paling nggak satu sekolah sudah “di tangan”. Nanti
tinggal berjuang lagi di jalur tahap kedua atau tahap akhir. Ternyata seperti
ini ya perjuangan para orang tua yang anak-anaknya “terlempar” dari sekolah negeri
di Jakarta yang mereka daftar. Walaupun jarak rumah dekat dari sekolah,
ternyata nggak menjamin juga akan dapat di sekolah tersebut, kecuali
benar-benar satu RT :p
Alhamdulillah lagi ternyata anak
saya akhirnya lolos di tahap terakhir. Namanya sempat terlempar sekali dari SMA
negeri pilihan pertama yang jaraknya paling dekat dari rumah, dan bergeser ke
SMA negeri pilihan kedua yang jaraknya sekitar 3,8 km dari rumah. Ya gapapalah
ya, yang penting anaknya sekolah XD. Oiya, tak lupa, saya pun mengabari pengunduran
diri anak saya ke sekolah swasta yang sebelumnya sudah didaftarkan.
Begitulah akhir cerita perjuangan
saya untuk mendapatkan sekolah untuk anak saya. Ini menjadi pengalaman yang sangat
berharga bagi saya, untuk tidak menyepelekan segala sesuatunya, serta selalu menyiapkan
segala sesuatunya di awal. Pede dan optimis tentu saja boleh, namun saya mestinya
juga mengamati keadaan dan memasang strategi, atau plan A dan B jika terjadi
sesuatu yang tak diinginkan. Jadi nggak sampai kelabakan di kemudian hari.
Oiya, diantara kepanikan saya tersebut,
ada juga saudara yang menyarankan untuk mendaftarkan anak saya ke Sekolah
Menengah Kejuruan. Sebenarnya tak ada maksud membedakan sekolah umum negeri, sekolah
kejuruan, dan juga sekolah swasta. Semua saja saja di mata saya, selain tentu
saja di swasta ada biaya yang harus dikeluarkan, dan di kejuruan anak-anak akan
mendapatkan ilmu dan keterampilan yang lebih spesifik.
Saya sendiri sebelumnya sudah
merundingkan hal ini dengan anak. Dia mau masuk ke sekolah yang mana, apakah
tertarik masuk SMK, dan lain sebagainya. Awalnya dia tertarik untuk mendaftar
ke SMK, namun ia ingin mencari SMK yang ada jurusan multimedia atau animasi. Fyi,
masih belum banyak di Jakarta SMK yang memiliki jurusan tersebut.
Setelah saya searching memang
ada beberapa SMK yang memiliki jurusan tersebut, namun lokasinya cukup jauh
dari rumah. Saat dicek di website PPDB, kuota yang dibuka juga sangat sedikit. Sehingga
kami pun sepakat untuk mencoba ke SMA negeri saja, itu pun kalau bisa yang nggak
begitu jauh dari rumah. Soalnya kasihan juga jika waktu anak habis dan sudah
kecapekan duluan karena perjalanan yang jauh, apalagi jika sampai terjebak
kemacetan. Huff....
So, bersyukurlah jika anak-anak kita masih diberi kesempatan
untuk mengenyam pendidikan, dimanapun itu, baik di negeri, swasta, maupun sekolah
kejuruan. Semua sekolah pada umumnya bagus, tergantung anaknya untuk mau
belajar dengan tekun. Jika dirasa kurang pembelajaran dari sekolah, bisa
diikutkan les, atau bisa juga belajar mandiri dengan browsing-browsing di
YouTube atau internet. Sayang banget kan, ada anak yang ingin sekolah, namun
belum beruntung mendapatkan akses untuk bersekolah.
SMK BAKTI KARYA PARIGI DAN DONASI BEASISWA DARI JNE
Beasiswa di SMK Bakti Karya Parigi, Pangandaran |
Makanya saya senang saat mendengar
ada kabar atau info tentang sekolah yang memberikan akses pendidikan, seperti
biaya pendidikan gratis atau beasiswa untuk peserta didiknya. Salah satunya
yang baru saya dengar adalah SMK Bakti Karya Parigi. SMK ini terlokasi di
daerah Pangandaran, Jawa Barat. SMK Bakti Karya Parigi memberikan akses
pendidikan dengan beasiswa penuh bagi seluruh siswa. Uniknya lagi, SMK Bakti
Karya Parigi ini memiliki budaya kerja di lingkungan sekolah yang mengacu pada
nilai toleransi, inklusifitas, menjunjung etika, keberagaman, mendorong
semangat berbagi dan gotong royong, serta gembira dan bahagia dalam menjalani
keseharian. Seru yah!
Walaupun sekolah ini berada di bawah
naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan mendapat biaya dari dana
pemerintah, seperti dana BOS, BPMU, dan Program Pangandaran Hebat, namun untuk
membiayai kebutuhan dan operasional asrama, yayasan yang menaungi SMK Bakti
Karya Parigi membuka donasi dari berbagai pihak. Fyi, para siswa datang
dari berbagai daerah, mulai dari Indonesia bagian barat hingga Indonesia bagian
timur, diantaranya ada yang berasal dari Pekanbaru, Palembang, Ujungpandang,
Kupang, Ambon, Sorong, hingga Jayapura. Untuk itu tentu saja anak-anak ini
butuh tempat tinggal yang lokasinya tak jauh dari sekolah, agar mereka dapat
belajar dengan baik dan nyaman. Untuk itulah SMK Bakti Karya Parigi menyiapkan
asrama bagi seluruh siswanya.
Ada beberapa pihak swasta, lembaga,
dan kakak asuh yang ikut membantu dan berbagi untuk para siswa di SMK Bakti
Karya Parigi di Pangandaran ini. Salah satunya adalah dari sebuah perusahaan jasa
pengiriman dan pendistribusian, yaitu JNE. Seperti yang semua orang tahu, JNE
selalu rutin melaksanakan berbagai kegiatan sosial, mulai dari menyantuni anak
yatim dan kaum dhuafa, membantu mereka yang terdampak bencana dan pandemi,
membantu yayasan, lembaga atau organisasi nirlaba, dan banyak lagi yang
lainnya.
Pemberian donasi beasiswa sekaligus acara
silaturrahmi dilakukan pada hari Selasa, 19 Juli 2022 di Kantor JNE di Jl.
Tomang Raya 11, Jakarta Barat. Di sana para siswa dari SMK Bakti Karya Parigi
melakukan office tour, dan bertemu dengan Presiden Direktur JNE, Bapak M.
Feriadi Soeprapto. Selain itu anak-anak ini juga bisa berbincang-bincang dengan
Head of Marketing Communication JNE, Bapak Doedi Hadji; Human Capital Operation
Division Head, Bapak Ayung Prasetyo, dan Kang Maman (Maman Suherman) selaku pegiat
literasi.
JNE beri donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya Parigi |
Dalam kesempatan tersebut Bapak
Feriadi menyampaikan bahwa sejak awal berdiri JNE selalu berkomitmen untuk
memberikan manfaat seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat Indonesia, serta
memberikan kebahagiaan dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan semangat
Connecting Happiness yang selama ini dijunjung oleh JNE. Memberikan donasi untuk
SMK Bakti Karya Parigi merupakan salah satu diantaranya. Selama ini pun dalam
memberikan bantuan, JNE tidak pernah memandang dari segi SARA.
Begitupun dengan Kang Maman yang
terkenal sangat menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman yang ada di Indonesia.
Beliau banyak memberikan motivasi dan inspirasi Kepada para siswa SMK Bakti
Karya Parigi, bahwa ke-Bhineka Tunggal Ika-an itu sangat luar biasa, berbeda
bahwa kita satu dengan keberagaman ini, dan tidak Bhineka maka tidak Indonesia.
Alhamdulillah masih banyak orang
baik di dunia ini. Apa yang dilakukan JNE dan juga Kang Maman patut ditiru dan
diteladani. Hal kecil yang dapat kita lakukan bisa saja memberikan dampak yang
sangat besar bagi orang lain, dan bahkan bangsa ini. Yuk, adik-adik yang
semangat belajarnya yaa. Semoga anak-anak ini kelak bisa menjadi orang yang
berguna bagi dirinya sendiri, orang tua, masyarakat, bangsanya, dan juga dunia
ini. Aamiin....
0 comments