Ketahui Fakta dan Mitos Seputar Saraf Kejepit dari Dokter Ahli Bedah Ortopedi dan Fasilitas di RS Premier Bintaro
Dulu, saya termasuk orang yang paling malas jika berhubungan dengan yang namanya rumah sakit. Entah mengapa, sejak kecil yang terpartri di benak saya mengenai rumah sakit itu adalah sesuatu yang kurang menyenangkan, membosankan, dan bahkan menyakitkan (fyi, saya takut dengan jarum suntik, wkwk). Sebisa mungkin saya akan menghindar dari bangunan putih yang terdiri dari ruang-ruang persegi dan menguarkan aroma karbol yang cukup menyengat tersebut.
Saya sangat bersyukur, sejak kecil
saya tumbuh sehat berkat perhatian dan perawatan yang diberikan oleh orang tua
saya. Satu-satunya alasan yang membuat saya akhirnya mesti ke rumah sakit
adalah gigi. Yup, sakit gigi lah yang akhirnya menghantarkan saya ke
dokter gigi. Saya yang saat itu duduk di bangku kelas dua SMA, pergi bersama
papa ke rumah sakit milik perusahaan tempat papa bekerja, dan memeriksakan gigi
saya yang cenat cenut semalaman.
Di sanalah akhirnya pandangan saya
mengenai rumah sakit sedikit berubah. Entah peralatannya yang canggih, atau
dokternya yang memang terampil dan ahli dalam bertindak, tak ada kesan
menakutkan dan menyakitkan saat saya mesti merelakan gigi saya dicabut untuk
pertama kalinya. Namun desain bangunan yang identik dengan warna putih
tersebut, tetaplah masih sama seperti apa yang ada dipikiran saya sebelumnya,
membosankan. Saya mesti menunggu antrian sambil memperhatikan para perawat yang
sibuk mondar mandir, dan memandangi wajah lesu beberapa pasien yang juga ikut
menunggu antrian. Aroma karbol dan obat-obatan yang cukup menyengat pun masih
tercium jelas. Tapi itu dulu.
Bagi yang pernah ke rumah sakit,
pasti sudah melihat bagaimana perkembangan rumah sakit saat ini. Mulai dari
desain bangunan, interior ruangan, peralatan medis yang digunakan, fasilitas
yang tersedia, hingga layanan yang diberikan rumah sakit sudah sangat jauh
berbeda, menjadi lebih baik. Salah satu yang saya perhatikan adalah RS Premier
Bintaro, yang terletak di Kota Tangerang Selatan, Banten.
FASILITAS YANG ADA DI RS PREMIER BINTARO
RS Premier Bintaro |
Mengapa saya bisa tahu perubahan
yang terjadi di RS Premier Bintaro tersebut? Ini karena sekitar 8 tahun yang
lalu, saya juga pernah berkunjung ke rumah sakit ini. Bukaaan, bukan karena
saya sakit. Waktu itu saya datang ke RS Premier Bintaro ini untuk mengikuti
acara #Blogger2Hospital yang digagas oleh Mas Anjari Umarjianto atau yang biasa
saya panggil Eyang Anjari. Saat itu RS Premier Bintaro menjadi rumah sakit
pertama yang kami kunjungi dalam serangkaian tour ke berbagai rumah sakit.
Area parkir di RS Premier Bintaro yang cukup luas |
Sekilas tak ada perubahan yang signifikan yang nampak dari mata telanjang saya. Rumah sakitnya masih bersih, lobinya yang terletak di bagian tengah gedung juga masih luas, terbuka, dan mengedepankan konsep go green. Begitupun bagian resepsionisnya, yang membuat saya seperti sedang melihat meja resepsionis hotel atau mall.
Resepsionis di RS Premier Bintaro |
Nyamannya menunggu di lobi RS Premier Bintaro |
Lobi RS Premier Bintaro ini memang
dirancang open space, sehingga terkesan sangat luas. Selain itu,
sirkulasi udara pun bisa mengalir dengan lebih baik. Apalagi dengan adanya
beberapa tanaman yang sengaja diletakkan di beberapa sudut lobi, yang menambah
keasrian dan keindahan rumah sakit ini. Bangku-bangku juga nampak berjejer rapi
di tengah lobi. Bagi yang ingin berkunjung ke RS Premier Bintaro ini tak perlu
cemas bakal nggak kebagian tempat duduk, karena bangku yang tersedia di sana
cukup banyak.
Tak jauh dari lobi nampak beberapa
kafe yang menjual makanan ringan hingga makanan berat, seperti air mineral,
kopi, roti, hingga nasi. Bagi yang baru pertama kali ke RS Premier Bintaro
pasti akan bingung dan bertanya-tanya dalam hati, ini rumah sakit atau mall,
hehe. Beneran nggak terasa seperti di rumah sakit. Kegiatan menunggu pun
menjadi lebih menyenangkan. Lapar atau bosan menunggu di lobi, kita bisa
melipir ke kafetaria untuk sekedar mengisi perut. Oiya, bagi yang
membawa kendaraan nggak perlu cemas nggak dapat parkiran ya, karena saya lihat
lapangan parkirnya cukup luas kok.
Yang berbeda dari sebelumnya, RS
Premier Bintaro ini sedikit membenahi bagian lobinya, dengan memberikan sapuan
cat berwarna cerah di beberapa bagian dinding lobinya, ada spot-spot cantik
buat berfoto ria, dan satu lagi yang keren, ada Si Robot Darby. Yup, di
RS Premier Bintaro ini ada robot pintarnya lho! Jika biasanya saya hanya bisa
melihat robot-robot pintar yang dipakai di rumah sakit di Jepang dari layar
televisi. Namun kali ini saya dapat menyaksikan dan bahkan menyentuh langsung si
robot pintar satu ini.
Robot Darby RS Premier Bintaro siap melayani |
Tampilan robot pintar ini imut dan
menyerupai bentuk boneka rusa. Darby yang
menjadi maskot RS Premier Bintaro ini berguna untuk membantu melayani para
pengunjung yang datang, seperti memberikan informasi atau menunjukkan fasilitas
dan layanan yang ada di rumah sakit tersebut. Pemilihan rusa sebagai maskot RS
Premier Bintaro adalah karena rusa memiliki sifat yang lembut, serta lincah dan
gesit, sama seperti layanan yang diberikan RS Premier Bintaro kepada semua
pasiennya.
Oiya, sebenarnya kunjungan saya kali ini tak jauh berbeda
dari yang sebelumnya, yaitu hospital tour. Tujuan kegiatannya tentu saja
untuk mengenal RS Premier Bintaro ini dengan lebih dekat lagi, baik fasilitas
maupun layanannya. Terkadang apa yang nampak dari luar belum tentu sama seperti
yang terlihat, bukan? Nah, dengan kegiatan ini, pihak RS Premier Bintaro ingin
mengedukasi dan juga memberikan informasi yang tepat dan up to date terkait
kesehatan dan juga tentang layanan di rumah sakit ini.
Well, sebenarnya saya tak sepenuhnya touring ke semua
ruangan yang ada di RS Premier Bintaro, karena area yang saya kunjungi
terbatas. Selain karena keterbatasan waktu dan luasnya scope yang mesti
dikunjungi, juga karena ada beberapa ruangan yang tidak boleh dikunjungi sebab
ada pasien di dalamnya. Sudah menjadi ketentuan di rumah sakit – dimana pun
itu, untuk selalu menjaga kenyamanan dan privasi pasiennya.
Suite Room, menjadi ruangan pertama yang saya kunjungi dalam
hospital tour ini. Ruangannya nampak bersih dan nyaman. Suit Room ini
dilengkapi dengan lemari, meja lengkap dengan ketel listrik, gelas, teh dan air
minum kemasan di atasnya, di bawahnya ada mesin pendingin mini. Lalu ada
electric bed untuk pasien, di samping bed ada meja kecil, sofa-bed dan meja cukup
besar dekat jendela, televisi, telepon, serta toilet atau kamar mandi yang
bersih.
Suite Room di RS Premier Bintaro |
Premier (SuperVIP) Room. Ruangan ini lebih luas dibandingkan Suite Room, karena di
dalamnya terdapat pantry lengkap kitchen set dengan rak atau lemari di atas dan
di bawahnya, kulkas kecil, wastafel, ketel listrik, gelas, teh dan air minum
kemasan, meja makan dengan 3 bangku, dan 1 meja bulat, ruang tamu dengan 1 sofa
berbentuk L, 1 meja bulat, 1 nakas dan 1 rak bertingkat, 2 bangku cantik dan 1
meja bulat dekat jendela. Lalu electric bed untuk pasien dengan meja kecil di
sampingnya, telepon, lemari, 2 televisi, serta toilet atau kamar mandi.
Premier/ SVIP Room di RS Premier Bintaro |
Studio Ngopi Dulu, begitu nama mini
studio yang terdapat di RS Premier Bintaro. Studio ini dirancang untuk
mendukung pembuatan konten-konten RS Premier Bintaro, seperti Podcast dan
YouTube. Bagi yang ingin menyaksikan konten apa saja yang dibuat, bisa intip
langsung ke akun resmi RS Premier Bintaro ya.
Mini Studio di RS Premier Bintaro |
Roof Garden menjadi tujuan tour selanjutnya. Taman yang dipenuhi
dengan berbagai bunga aneka warna ini menjadi tempat berjemur dan bersantai
bagi pasien. Namun pasien yang ingin ke taman ini mesti izin dan didampingi
oleh perawat ya. Bangku-bangku di taman ini dibangun permanen dan berbentuk
melingkar. Duh, sepertinya duduk-duduk manja sambil ditemani secangkir teh,
semilir angin, sambil memandangi bunga-bunga cantik di sore hari akan
menyenangkan ya 😊
Fyi, RS Premier Bintaro dengan tagline People Caring for People ini terpilih sebagai salah satu rumah sakit wisata medis di Indonesia lho! Mereka memiliki dokter yang kompeten di bidangnya, tenaga kesehatan yang profesional, tim support yang bekerja dengan hati dan penuh empati, serta yang teknologi dengan perkembangan terkini. Seperti yang baru-baru ini diperkenalkan oleh RS Premier Bintaro, yaitu teknologi MRI 3 Tesla tanpa radiasi untuk mendukung fasilitas radiologinya.
RS Premier Bintaro memiliki berbagai
macam layanan. Namun diantara sekian banyak layanan tersebut, ada 5 yang
menjadi layanan unggulan, yaitu:
- Orthopedic Center
- Spine Center
- Vascular Center
- Stroke Center
- Sport Clinic
- Laser Clinic
5 FAKTA dan MITOS SEPUTAR SARAF
KEJEPIT
Sesi Health Talk dengan topik "Fakta dan Mitos Seputar SAraf Kejepit di RS Premier Bintaro |
Setelah melakukan tour, acara
dilanjutkan dengan sesi Health Talk yang membahas tentang Fakta dan Mitos
Seputar Saraf Kejepit. Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, Spine Center
menjadi salah satu layanan unggulan di RS Premier Bintaro. Untuk itu pada sesi
Health Talk yang dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 di RS Premier Bintaro
tersebut menghadirkan seorang ahli bedah ortopedi, yaitu dr. Omar Luthfi, Sp.OT
(K) Spine, salah seorang dokter di Spine Center RS Premier Bintaro.
Ngomongin soal saraf kejepit, pasti
sudah pernah dengar kan ya, eh atau ada yang belum tahu dan bingung? Soalnya
saraf kejepit ini masuk penyakit yang mana? Sakit punggung kah? Nah, pada sesi
Health Talk ini dr Omar menjelaskan tentang saraf kejepit ini, khususnya
fakta-fakta apa saja yang mesti kita ketahui mengenai saraf kejepit.
1.
Saraf kejepit sama
dengan sakit pinggang
Mitos! Sakit pinggang atau rasa nyeri di punggung bawah tidak
bisa disebut saraf kejepit. Walaupun keduanya memang mirip, karena sama-sama
nyeri di bagian pinggang, namun penyebabnya tak sama ya. Sakit pinggang bisa disebabkan
oleh aktivitas berat seperti mengangkat benda-benda berat, duduk atau berdiri
terlalu lama. Akibatnya otot menjadi tegang atau kaku, sehingga pinggang terasa
pegal dan nyeri yang menusuk. Namun biasanya nyerinya akan hilang dengan
sendirinya, selama dikurangi melakukan hal yang menjadi pencetus munculnya
sakit pinggang tersebut.
Sedangkan saraf kejepit, nyeri yang dirasakan bisa berlangsung lama. Rasa nyerinya menjalar dari pinggang hingga ke tungkai bawah, ada kesemutan dan mati rasa (baal), terjadi kelemahan gerakan tungkai, dan gangguan ransang BAB dan BAK. Untuk mengatasi saraf kejepit, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau ke fasilitas kesehatan terdekat ya.
2.
Saraf kejepit dapat
menyebabkan kelumpuhan
Fakta! Saraf kejepit bisa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya bisa karena ada trauma langsung yang menyebabkan pergeseran tulang belakang, terjadinya infeksi hingga terjadi peradangan, tumor, atau bisa juga karena proses penuaan. Jenis cendera yang ditimbulkan bisa komplit dan inkomplit. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan gangguan pergerakan karena sarafnya terjepit, khususnya pada akar sarafnya. Nah, jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, dan tidak segera diobati, maka kondisinya bisa bertambah parah dan menyebabkan komplikasi, hingga menyebabkan kelumpuhan.
3.
Nyeri punggung
bawah bisa diringankan dengan metode urut dan ‘kretek-kretek’
Fakta! Nyeri punggung bawah bisa disebabkan oleh berbagai
faktor, bisa karena jaringan ototnya yang bermasalah atau kelelahan atau
cedera, bisa karena cedera ligamen atau bantalan tulang belakang, bisa karena tulang
yang rusak atau patah, dan bisa juga karena saraf tulang belakangnya yang
terjepit. Jika penyebab nyeri punggung bawah adalah karena masalah ototnya,
maka boleh diringankan rasa nyerinya dengan melakukan metode urut.
Untuk cedera pada tulang pun mesti dilihat dulu apa penyebabnya, karena tidak semua permasalahan tulang bisa diatasi dengan metode urut dan ‘kretek-kretek’. Bahkan jika ingin melakukan pemijatan urut dan kretek-kretek, pastikan dilakukan oleh orang yang ahli dan benar-benar mengerti anatomi tubuh. Sebaiknya periksakan diri ke dokter dan tanyakan apakah boleh dilakukan penyembuhan dengan cara diurut atau dikretek-kretek.
4.
Saraf kejepit harus
dioperasi
Mitos! Fyi, masalah saraf kejepit ada yang bisa
disembuhkan dengan melakukan bed rest maksimum 2 hari, pemberian analgetik,
penggunaan alat bantu seperti korset, perubahan gaya hidup, dan juga program
rehab medik yang dilakukan oleh spesialis, kedokteran fisik, dan rehabilitasi.
Biasanya pengobatan dilakukan dengan menempatkan obat atau terapi pada area
yang nyeri.
Tindakan operasi baru akan dilakukan jika ternyata terjadi kegagalan pada proses terapi, terjadi kelemahan anggota gerak, terdapat gangguan bentuk tulang belakang, dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan. Jadi nggak semua masalah saraf kejepit harus operasi ya. Jika masih bisa diatasi dengan cara seperti bed rest, pengobatan, dan terapi, tentu sebaiknya itu yang mesti dilakukan terlebih dulu.
5.
Operasi tulang
belakang berisiko tinggi sebabkan kelumpuhan
Mitos! Menurut dr Omar, risiko
kelumpuhan pasca operasi sangat jarang terjadi, dengan persentase 0 – 2%. Ini
karena semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi saat ini. Saat ini untuk
operasi tulang belakang sudah didukung dengan ilmu pengetahuan yang semakin
maju, keterampilan dokter yang juga semakin meningkat, dan peralatan yang semakin
canggih. Sehingga risiko terjadinya kelumpuhan pasca operasi dapat
diminimalisir.
Itulah 5 fakta dan mitos seputar saraf kejepit yang
dijelaskan oleh dr. Omar dalam sesi Health Talk di RS Premier Bintaro. Mungkin
masih banyak lagi mitos lain yang beredar seputar saraf kejepit ini ya. Agar
kita nggak salah kaprah, yang akhirnya bisa membuat keputusan yang salah, sebaiknya
cari informasi yang lebih jelas dan akurat lagi dari para ahli di bidang kesehatan
ya. Untuk informasi lebih lengkap mengenai layanan Spine Center atau fasilitas dan
layanan lain yang ada di RS Premier Bintaro, bisa langsung meluncur ke website
resmi RS Premier Bintaro, atau bisa juga dengan cara mengunjungi akun media
sosialnya di Instagram, Facebook, TikTok, YouTube, dan Twitter 😊
0 comments