Cara Mencegah Risiko Penularan Infeksi Kuman Lewat Udara
Sebenarnya saya termasuk orang yang nggak begitu suka datang ke faskes atau fasilitas layanan kesehatan, seperti klinik atau rumah sakit, kalau bukan karena terpaksa banget. Bukannya apa-apa, suka malas aja mesti menunggu dalam ruangan, yang saya sendiri nggak tahu apakah ruangan tersebut bersih dan bebas dari kuman. Mengingat banyak orang dengan beragam penyakit datang untuk berobat ke fasilitas kesehatan. Bukannya sok bersih atau gimana-gimana. Bagi saya, kesehatan is numero uno! Kalau sampai sakit, mesti siap-siap menderita, keluar biaya, ngerepotin orang terdekat, pokoknya ribet urusannya, Bestiee! Jadi mending mencegah dari pada mengobati.
Nah, itu jauh sebelum pandemi ya. Sejak pandemi malah
saya jadi lebih malas lagi ke faskes. Sebisa mungkin jika sakit, saya obati
dengan cara tradisional. Pokoknya, menghindari
banget yang namanya rumah sakit. Jangan kan fasilitas kesehatan, di tempat umum
seperti pasar atau mal aja saya takut. Segitu parnonya saya dengan kuman penyakit,
apalagi Covid-19, yang sangat cepat proses penularannya, karena penyebarannya
terjadi lewat udara.
Bagaimana dengan fasilitas kesehatan yang
ruangannya kebanyakan tertutup? Ditambah yang datang ke sana adalah orang
dengan beragam penyakit, yang kita nggak tahu apakah itu menular atau nggak. Saya
pikir pakai masker aja nggak cukup, karena masih ada anggota tubuh yang lain, seperti
telapak tangan, dan juga pakaian yang kita kenakan, yang bisa ditempeli oleh
kuman. Hiiii...
Sepertinya bukan saya saja yang berpikir begini.
Buktinya beberapa waktu lalu, tepatnya saat kasus pandemi masih tinggi, hadir
sebuah teknologi yang disebut dengan teknologi sinar UV-C, yang berfungsi
sebagai disinfektan. Salah satu perusahaan pencahayaan ternama dunia yang saya
kenal, yaitu Signify (sebelumnya bernama Philips Lighting) mulai memperkenalkan
rangkaian produk UV-C ini di Indonesia beberapa tahun lalu.
Beragam jenis dan ukuran produk UV-C yang dihadirkan
oleh Signify. Mulai dari yang ukurannya kecil hingga besar, berbentuk persegi
hingga tabung, serta yang ditempel di dinding hingga ditaruh di lantai. Produk
ini ada yang khusus digunakan untuk profesional dan ada juga yang untuk skala rumah
tangga. Berarti bisa dipasang di fasilitas-fasilitas kesehatan dong ya. Eh btw,
sinar UV-C ini aman nggak sih? Bukannya nggak baik jika mengenai manusia?
Teknologi Sinar UV-C di Fasilitas Kesehatan untuk Cegah Risiko HAIs
HAIs? Apa itu? Baru dengar. Saya sendiri
baru mendapatkan informasi mengenai HAIs ini saat menghadiri acara Signify
Thought Leadership Forum pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 yang diselenggarakan
di The Terrace, Jakarta. Fyi, acara
ini merupakan forum diskusi yang diselenggarakan Signify Indonesia, untuk
membahas topik-topik terkait pencahayaan, serta potensi pencahayaan yang luar
biasa dalam mewujudkan kehidupan yang lebih cerah dan dunia yang lebih baik.
Signify Thought Leadership Forum (Kiri-kanan: Ibu Lea, Bpk Wibawa, dr. Rini, dr. Jaka, Meisya) |
Hadir dalam forum diskusi ini, Bpk Wibawa Jati Kusuma selaku Chief Commercial Operations Signify Indonesia;
dr. Cahyarini Dwiatmo, Sp. MK(K) yang merupakan perwakilan dari PERDALIN Pusat/
Indonesian Society of Infection Control (INASIC); dr. Jaka Pradita,
Sp.P sebagai Dokter Spesialis
Pulmonologi; Meisya
Siregar, seorang public figure dengan 3 orang anak, serta Ibu Lea Kartika
Indra selaku Head of Public & Government Affairs Signify Indonesia.
Fyi, HAIs atau Healthcare Associated Infections merupakan suatu infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Dalam studi yang dilakukan oleh WHO, HAIs terjadi sebanyak 10% di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tuh kan, ini yang sejak dulu saya takutkan. Ditambah lagi pandemi Covid-19, yang penularannya bisa terjadi lewat udara.
Dalam penjelasannya, dr. Cahyanirini atau yang
akrab disapa dr. Rini mengatakan bahwa selain Covid-19, ada beberapa jenis penyakit
lain yang penularannya juga melalui udara, diantaranya tuberkulosi, influenza,
measles/ campak, mumps/ gondongan, varicella/ cacar air, serta SARS, dan MERS. Mekanisme
penularannya adalah melalui droplet yang keluar dari penderita. Kuman yang
ukurannya besar, yaitu lebih dari 5 mikron, maka akan langsung jatuh ke bawah ke
permukaan benda. Sedangkan kuman yang ukurannya kurang dari 5 mikron, maka
kuman tersebut akan melayang-layang di udara. Jika ada angin di area tersebut,
maka kuman itu akan terbawa arah angin, dan di saat ada orang lain yang
melintas di arah angin tersebut, maka orang tersebut bisa berisiko tertular
kuman tersebut.
Lebih lanjut dr. Rini menyampaikan bagaimana cara
pencegahan dan pengendalian terhadap penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui udara.
Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit yang Ditularkan Melalui Udara
Untuk Pasien/ Sumber
· Isolasi
Jika menderita sakit, dan
berisiko menular, maka sebaiknya lakukan isolasi agar jangan sampai menularkannya
pada orang lain. Itu juga berlaku bagi anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan penderita, yang bahkan lebih berisiko untuk tertular karena berada di
dalam ruangan yang sama.
· Treatment
Lakukan perawatan dan pengobatan
yang tepat agar bisa segera sembuh dari penyakit tersebut.
· Gunakan Masker
Gunakan masker untuk mencegah
kuman keluar dan menyebar di udara, sehingga tidak menular pada orang lain.
· Etika Batuk yang Baik
Batuk pun ada etikanya lho! Pernah lihat
seseorang batuk tanpa menutup mulutnya? Batuk tepat di depan orang lain? Atau
saat batuk maskernya malah dibuka? Itu bukan etika batuk yang baik. Menurut dr.
Rini, masker gunanya untuk mencegah kuman menyebar keluar. Jadi kalau batuk
jangan dibuka maskernya. Gunakan tisu atau lengan bagian dalam untuk menutupi
mulut saat batuk. Jangan pernah menggunakan telapak tangan atau permukaan
tangan bagian luar untuk menutup mulut, karena bagian ini sering bersentuhan
dengan orang lain, seperti salaman, atau bersinggungan di jalan, sehingga orang lain bisa berisiko
terpapar penyakit.
Jika menggunakan telapak tangan
atau tisu, segeralah buang tisu tersebut ke tempat sampah. Lalu jangan lupa
cuci tangan. Terapkan prinsip 6 langkah cuci tangan yang benar dan higienis. Hindari
menyentuh wajah jika tangan belum dicuci.
Untuk Media Udara
· Ventilasi
Untuk di dalam ruangan, pastikan
terdapat lubang ventilasi yang terpasang dengan baik dan tepat. Pastikan udara
yang masuk bersih, bukan ventilasi yang menghadap ke jalan raya yang banyak
debu dan asap knalpot. Prinsipnya masukkan udara bersih sebanyak-banyaknya ke
dalam ruangan, dan udara kotor dibuang keluar. Jendela dan pintu termasuk
ventilasi tidak tetap. Menurut dr. Rini,
aliran udara yang baik adalah model cross ventilation, dengan udara
bersih mengalir dari atas, masuk ke ruangan, lalu udara kotor di dalam ruangan mengalir
keluar.
·
Penyaringan Udara
Cara pencegahan dan pengendalian lainnya adalah dengan melakukan penyaringan
udara terlebih dulu sebelum dikeluarkan melalui ventilasi. Bisa dengan cara menggunakan
air purifier yang dilengkapi dengan filter HEPA.
·
Radiasi Kuman UV
Cara lain adalah dengan melakukan disinfeksi udara menggunakan sinar UV dari matahari.
Saat udara bersih masuk, dan udara kotor keluar, maka kuman yang ada pada udara
kotor tersebut akan dimusnahkan oleh sinar UV dari matahari. Untuk itu
dianjurkan membuat ventilasi, jendela, atau pintu yang dapat dimasuki oleh sinar
matahari, agar sinar UV dapat memusnahkan kuman yang ada di dalam ruangan.
Untuk Orang yang Berisiko Tertular
· Jaga Jarak
Di masa pandemi, kita dianjurkan
untuk jaga jarak untuk mencegah risiko tertular virus corona. Peraturan ini
juga berlaku untuk penyakit lain yang penyebarannya juga terjadi melalui udara.
Untuk itu, sebaiknya jaga jarak atau hindari kontak erat dengan pasien atau orang
yang menunjukkan gejala menderita penyakit tersebut. Jaga jarak tidak sama atau
bukan berarti mengucilkan orang tersebut ya. Bedakan!
·
Gunakan APD
Penggunaan APD atau Alat Pelindung Diri inilah yang selalu digencarkan
pemerintah dan tenaga kesehatan sejak pandemi Covid-19 melanda, seperti penggunaan
masker, face shield, atau APD lengkap bagi tenaga medis untuk mencegah agar
jangan sampai terpapar virus atau kuman penyakit. Lalu jangan lupa juga untuk selalu
mencuci tangan (gunakan prinsip 6 langkah cuci tangan) usai kontak langsung
dengan orang lain, atau setelah beraktivitas di luar ruangan.
Teknologi UV-C Signify
Dengan pengalaman selama lebih dari 40 tahun di
bidang pencahayaan, Signify menghadirkan produk dengan teknologi UV-C Air Disinfection
yang mampu mendisfeksi udara di dalam ruangan dengan cepat dan aman. Dari segi keamanan,
untuk pemasangan dan penggunaan produk ini dipastikan harus mengikuti prosedur
dan standar yang sudah ditetapkan, seperti ketinggian pemasangan luminer,
pelindung dan optik pada luminer dirancang untuk mencegah paparan langsung
sinar UV-C, serta produk UV-C Signify sudah melalui uji laboratorium, serta
bersertifikasi bebas ozon, bebas kebocoran UV-C, dan telah mengikuti standar
keselamatan.
Sinar UV Sebagai Disinfektan
Fyi, sinar UV yang dipancarkan
matahari ke bumi terdiri dari 3 jenis, yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C. Makin pendek
gelombang yang dimiliki sinar UV tersebut, maka akan makin berbahaya untuk
kesehatan. Sinar UV-C merupakan sinar UV dengan gelombang paling pendek
diantara ketiganya. Namun karena gelombangnya yang pendek, sinar UV-C tidak sampai
menembus lapisan ozon, sehingga tidak dapat mencapai permukaan bumi. Jika manusia
terkena radiasi UV-C, maka dapat menyebabkan sunburn, bahkan kanker kulit.
Walau tak dipungkiri, meski berbahaya, kita
membutuhkan sinar UV untuk kehidupan. Bahkan sinar UV-A dan UV-B yang sampai ke
bumi, jika dimanfaatkan secara wajar dan tidak berlebihan, akan bermanfaat
untuk kesehatan, diantaranya untuk merangsang produksi vitamin D dalam tubuh,
dan meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan sinar UV-C dapat dimanfaatkan untuk
membunuh kuman, seperti bakteri, virus, dan jamur. Namun ingat, dalam penggunaannya,
jangan sampai kita terpapar sinar UV-C, karena sangat berbahaya untuk kesehatan.
Nah, pemanfaatan UV-C ini juga dapat diterapkan dalam
lingkungan fasilitas kesehatan, tempat dimana paling banyak beredarnya berbagai
macam kuman penyakit, sehingga lebih berisiko terpapar HAIs. Namun
karena UV-C ini berbahaya jika terkena manusia, maka dalam pemasangan produk
UV-C harus memenuhi aturan dan perhatian khusus. Misalnya aturan pemasangan di
atas 2 meter untuk produk UV-C upper room, sehingga tidak terpapar langsung ke
tubuh manusia, sehingga sebaiknya instalasi dan maintenance dilakukan oleh
tenaga profesional. Jika pun menggunakan sinar UV-C langsung, mesti diaplikasikan
khusus untuk ruangan yang tidak ada orang. Lalu perhatikan juga pengukuran tingkat
radiasi, pengaturan limbah produk, serta hal khusus lainnya. Untuk itu, saat
ingin membeli produk UV-C, pilihlah produk yang diproduksi oleh perusahaan yang
berpengalaman di bidang UV-C ini, serta memiliki reputasi dan portfolio yang baik.
Rangkaian Produk UV-C Signify
Bicara mengenai perusahaan yang berpengalaman
dalam bidang pencahayaan, maka Signify adalah salah satunya. Siapa yang tak
kenal dengan Signify yang sebelumnya bernama Philips, yang dikenal di seluruh
dunia. Dalam bidang teknologi UV, Signify telah menjadi yang terdepan selama
lebih dari 40 tahun. Tak perlu dipertanyakan lagi reputasi dan portfolionya.
Perusahaan ini dikenal dengan produk-produknya yang inovatif, canggih, dan berkualitas.
Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kesehatan,
Signify menghadirkan berbagai produk desinfeksi UV-C, baik untuk udara,
permukaan, dan benda, yang diperuntukkan bagi rumah tangga hingga profesional,
seperti fasilitas kesehatan, gedung perkantoran, mal, sekolah, dan fasilitas
umum lainnya. Produk UV-C Disinfection Air Signify terdiri dari unit yang dapat
dipasang di plafon, di dinding, dan di lantai.
Philips UV-C Disinfection Upper Air Ceiling Mounted
Philips UV-C Disinfection Upper Air |
Produk UV-C Signify ini khusus dipasang di
plafon. Pemasangan unit ini mesti berada minimum 2,5 meter dari permukaan
lantai, dan tidak terjangkau orang. Cara kerjanya dengan memancarkan sinar UV-C
dengan volume besar pada udara di bagian atas ruangan, tanpa mengganggu
aktivitas orang yang berada di bawahnya. Produk ini ramah lingkungan, karena tidak
ada emisi ozon selama atau sesudah digunakan.
Philips UV-C Disinfection Upper Air Wall Mounted
Philips UV-C Disinfection Upper Air |
Produk UV-C Signify ini khusus dipasang di
dinding. Hampir sama dengan produk UV-C Disinfection Upper Air Ceiling Mounted,
unit ini juga harus dipasang tinggi dari jangkauan orang, minimal 2,3 meter
dari permukaan lantai. Cara kerjanya pun sama, dengan mengalirkan sinar UV-C di
bagian atas ruangan, tanpa mengganggu aktivitas orang di bawahnya, serta sudah
ramah lingkungan juga. Bedanya, pada unit ini menggunakan lampu dan driver Philips
UV-C.
Philips UV-C Disinfection Air Unit
Philips UV-C Disinfection Air Unit |
Berbeda dengan dua produk sebelumnya, produk UV-C
Signify ini di desain portabel dan diletakkan di lantai. Produknya juga bisa dipindahkan
dan tidak memerlukan instalasi atau pemasangan khusus. Mekanisme kerjanya pun
berbeda dengan dua produk sebelumnya. Philips UV-C Disinfection Unit bekerja
dengan cara menyerap kuman atau mikroorganisme yang ada di dalam ruangan
(mencakup 80m3), lalu menonaktifkan kuman tersebut menggunakan sinar
UV-C. Produk ini didesain secara modern, kuat, dan minimalis, dengan material pelindung
untuk mengunci sinar UV-C di dalam perangkat.
Mendengar penjelasan ini, saya jadi sedikit lebih tenang, terutama dengan adanya teknologi UV-C. Semoga semua lingkungan fasilitas
kesehatan menggunakan produk ini. Jika setiap fasilitas kesehatan menggunakan
teknologi UV-C, tentu pasien atau pengunjung, serta tenaga medis dan tenaga pendukung
yang bekerja di fasilitas kesehatan tersebut akan merasa lebih aman. Nggak banget
kan, jika niatnya ke fasilitas kesehatan ingin sembuh dari sakit eh pulangnya
malah bawa penyakit lain, atau tenaga medis yang ingin merawat pasien serta
tenaga pendukung yang bekerja di fasilitas kesehatan malah terpapar kuman dari
pasien. Kehadiran produk desinfeksi berteknologi UV-C ini menjadi salah satu
solusi untuk mencegah penyebaran HAIs di lingkungan fasilitas
kesehatan.
0 comments