“Apaa! Khanza kena demam berdarag?
Astaghfirullah. Gimana kondisinya sekarang? Dirawat di rumah atau rumah sakit?
Kamu sekarang dimana?” tanyaku bertubi-tubi saat adikku menelpon dan memberitahukan
kalau ponakanku sakit.
“Sekarang lagi di rumah sakit,
Kak. Khanza panasnya tinggi banget, jadi aku bawa ke rumah sakit buat ngecek.
Ternyata demam berdarah,” jawab adikku dengan suara parau.
“Kamu shareloc ya. Kakak ke sana
sekarang,” balasku lagi.
“Baik, Kak,” ujar adikku.
Baru saja
beberapa hari yang lalu aku berkunjung ke rumah adik, yang kebetulan letaknya
hanya terpaut sekitar 5 kilometer dari rumahku. Saat itu bahkan aku bermain
dengan ponakanku Kenzo. Anaknya ceria dan aktif banget. Jika ke rumah adik,
pasti dia yang pertama kali kucari. Kemarin itu dia masih sehat bugar, bermain
denganku dan juga teman-temannya yang main ke rumah, maupun yang mengajaknya
main di luar.
Siapa
sangka jika sekarang ponakanku itu sedang tergolek lemah di rumah sakit. Bahkan
penyakit yang dideritanya pun tak tanggung-tanggung, yaitu demam berdarah. Sependek
pengetahuan yang kudapat semasa sekolah, demam berdarah itu merupakan salah satu penyakit
yang berbahaya. Bahkan bisa mengancam jiwa jika tidak cepat ditangani. Duh! Aku
masih bersyukur, adikku segera membawa Khanza ke rumah sakit untuk memeriksakan
kondisinya, sehingga bisa cepat diketahui dan ditangani oleh dokter.
Jadi ingat, kemarin adikku sempat nanya, Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD/DB) itu sama atau nggak. Dengan ragu aku jawab beda. Eh, tapi karena masih bingung, akhirnya aku browsing dan mencari informasi yang lebih akurat lagi dari situs-situs yang kredibel di internet. Hasilnya, ternyata memang Demam Dengue dan DBD/ DB itu merupakan kondisi yang berbeda. Demam Berdarah Dengue disebutkan merupakan komplikasi dari Demam Dengue yang memburuk.
Kenali Bahaya Demam Berdarah dan Cara Mencegahnya
Demam
Berdarah Dengue (DBD) atau yang biasa disingkat Demam Berdarah (DB) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue melalui gigitan nyamuk
Aedes, terutama Aedes Aegypti. Menyedihkannya, demam berdarah ini adalah penyakit yang
mudah menular. Penularannya terjadi saat nyamuk Aedes mengigit dan menghisap
darah orang yang sudah terinfeksi virus Dengue. Lalu ketika nyamuk tersebut
hinggap dan mengigit orang lain, virus Dengue pada nyamuk akan berpindah dan
menginfeksi orang tersebut. Jadi si nyamuk ini berperan sebagai carrier virus
Dengue.
Berdasarkan
data WHO, sekitar setengah dari populasi dunia sekarang berisiko terkena demam
berdarah, dengan perkiraan 100 hingga 400 juta yang terinfeksi setiap tahunnya.
Sedangkan data dari Kemenkes, di tahun 2022 ini terdapat sekitar 131.265 kasus demam berdarah di Indonesia, dimana 40% nya adalah anak-anak berusia 0-14 tahun, dengan
jumlah kematian mencapai 1.135 kasus, dan 73% nya adalah anak-anak berusia 0-14
tahun.
Kasus demam berdarah ini sering ditemukan di daerah beriklim tropis dan sub-tropis, dan kebanyakan
terjadi di daerah perkotaan dan semi perkotaan. Dari data ini juga ditemukan
bahwa Asia merupakan kawasan yang menempati urutan pertama dengan penderita demam berdarah terbanyak setiap tahunnya.
Fyi, si nyamuk Aedes yang membawa virus
Dengue sendiri memiliki tubuh berwarna hitam dengan belang-belang di sekujur
tubuhnya. Seramnya, serangan virus Dengue ini tidak memandang usia, karena
siapa saja bisa terinfeksi, baik bayi, anak, remaja, orang dewasa, hingga
lansia. Namun bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang
lemah menjadi orang yang paling berisiko terkena demam berdarah, termasuk orang yang
pernah terinfeksi virus Dengue sebelumnya.
Gejala Demam Berdarah
Banyak
orang yang terkecoh dengan gejala demam berdarah ini, karena gejala awalnya yang mirip
dengan gejala penyakit yang umum terjadi, seperti demam atau flu biasa.
Sehingga jarang yang memeriksakan dirinya ke dokter atau fasilitas kesehatan.
Bahkan tak jarang yang kemudian mengira penyakit tersebut adalah tifus, saking
miripnya gejala antara keduanya, seperti demam, muntah, nyeri sendi, dan sakit
kepala.
Biasanya pada hari ke-3 hingga hari ke-5 demamnya turun drastis, dan banyak yang mengira penyakitnya sudah mulai sembuh. Namun pada demam berdarah, fase ini malah merupakan masa kritis, karena pada fase ini terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah, yang disertai dengan penurunan angka trombosit. Pada fase yang dianggap ‘sembuh’ inilah penderita demam berdarah butuh penanganan yang serius, seperti terapi cairan dan observasi ketat. Jika ditangani dengan baik, maka kondisi penderita demam berdarah akan mulai membaik pada hari ke-6 hingga ke-7. Fase kesembuhan ini ditandai dengan demam kembali, sebagai reaksi tubuh. Pastikan untuk segera ke faskes dan ke dokter untuk penanganan demam berdarah lebih lanjut yaa!
Fase pada demam berdarah ini dikenal dengan sebutan siklus Pelana Kuda, karena bentuk grafiknya berbentuk seperti pelana kuda. Siklus ini dibuat untuk memudahkan masyarakat untuk mengenal grafik naik turun demam yang dialami penderita demam berdarah. Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca list gejala per fase, dan juga infografis di bawah ini ya.
Gejala Fase 1. Terinfeksi (hari 1 – 2)
·
Demam
tinggi hingga 400C
·
Nyeri
pada tubuh, termasuk otot, tulang, dan sendi
·
Sakit
tenggorokan
·
Sakit
kepala
·
Pada
beberapa penderita akan muncul bintik-bintik kemerahan di kulit
·
Mual
dan muntah
·
Nafsu
makan berkurang
Gejala Fase 2. Masa Kritis (hari 3 – 5)
·
Demam
turun drastis
·
Sakit
perut
·
Muntah
terus menerus
·
Kecenderungan
adanya perdarahan, seperti muncul darah dalam muntah, mimisan, gusi berdarah.
·
Mudah
memar
·
Feses
berwarna hitam dan lengket
·
Kesulitan
bernapas
Gejala Fase 3. Penyembuhan (hari 6 – 7)
·
Tubuh
kembali demam, namun tak setinggi demam pertama. Lalu suhu tubuh berangsur
normal
·
Nafsu
makan mulai meningkat
·
Tubuh
terasa lebih bugar
Cara Pencegahan Demam Berdarah
Cara
mencegah demam berdarah ini saya kumpulkan dari ilmu yang saya peroleh dari guru semasa
sekolah dulu, dokter dan nakes yang pernah saya kunjungi, serta pengetahuan
yang saya dapatkan saat mengikuti seminar, dan juga dari situs-situs yang
kredibel di internet. Bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati.
Seperti yang sering diungkapkan, bahwa sakit itu merepotkan, tidak hanya
tersiksa karena mesti menahan sakit, tidak bisa produktif, merepotkan orang
lain, dan yang pasti harus mengeluarkan biaya untuk berobat. Berikut beberapa
cara pencegahan demam berdarah yang bisa diikuti.
1.
Rajin Menguras Bak Mandi
Bagi
yang kamar mandinya menggunakan bak, sebaiknya rutin menguras dan membersihkan
bak mandi, karena genangan air menjadi tempat yang disenangi nyamuk Aedes
Aegypti untuk berkembangbiak. Biasakan untuk menguras dan membersihkan bak
mandi, minimal sekali seminggu, karena siklus perkembangbiakan nyamuk hingga
menjadi nyamuk dewasa terjadi selama 8 hingga 10 hari.
2.
Bersihkan Wadah Penampung Air
Lainnya
Selain bak
mandi, periksa juga wadah-wadah lain yang ada penampung airnya atau kemungkinan
ada genangan air di dalamnya, seperti pot bunga, tatakan tanaman hias, baskom,
ember, kolam renang portabel, kaleng terbuka, ban bekas, penampung air di
belakang kulkas, dispenser, bahkan talang air yang tersumbat. Rutinlah
memeriksa dan membersihkan wadah-wadah ini, apalagi saat musim hujan, karena
nyamuk bisa saja bersarang di sana.
3.
Memasang Kawat/ Kasa Nyamuk
Cara ini
merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan agar nyamuk tidak masuk ke
dalam rumah, yaitu dengan memasang kawat/ kasa nyamuk di area-area terbuka,
seperti lubang ventilasi, jendela, bahkan pintu.
4. Menggunakan
Kelambu
Selain memasang
kawat nyamuk, gunakan juga kelambu di kamar tidur. Saat ini sudah banyak kok
dijual kelambu dengan berbagai model yang cantik dan juga praktis.
5. Jangan
Lama-Lama Menggantung Pakaian
Siapa yang suka
menggantung pakaiannya setelah digunakan? Ternyata kebiasaan menggantung
pakaian bekas pakai atau menumpukkannya begitu saja nggak baik, lho! Apalagi
jika dibiarkan berlama-lama. Nyamuk menyukai aroma manusia yang tertinggal di
pakaian, sehingga membuatnya tertarik untuk hinggap, bersembunyi, dan
beristirahat di pakaian tersebut. Jadi jangan biarkan si nyamuk nyaman dengan
memberikannya tempat untuk beristirahat.
6. Memelihara
Tanaman Pengusir Nyamuk
Menanam tanaman
yang dapat mengusir nyamuk jadi salah satu cara untuk mencegah demam berdarah. Ada
beberapa jenis tanaman yang ternyata nggak disukai oleh nyamuk. Salah satunya
adalah tanaman yang sangat mudah ditemukan, dan sering digunakan sebagai bumbu
dalam masakan, yaitu sereh. Selain sereh, ada juga tanaman hias lainnya,
seperti lavender, mint, rosemary, krisan, tapak dara (geranium), dan banyak
lagi yang lainnya.
7. Menggunakan
Krim Antinyamuk
Ada yang sudah
terbiasa menggunakan krim antinyamuk? Biasanya sih orang yang sedang ronda yang
sering memakai krim antinyamuk, atau orang yang lagi kemping. Namun di rumah
pun juga bisa kok pakai krim antinyamuk. Kebanyakan krim antinyamuk digunakan
sesaat menjelang tidur, Krim antinyamuk ini memang cukup ampuh untuk menangkal
nyamuk agar tidak hinggap di kulit. Bagi yang baru ingin menggunakan krim
antinyamuk, sebaiknya lakukan tes alergi dulu ya, untuk mengetahui apakah
kulitmu cocok menggunakan krim tersebut.
8. Vaksin
Demam Berdarah
Mungkin belum
banyak yang tahu dengan vaksin demam berdarah. Ternyata vaksin ini sudah ada sejak tahun
2016, dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM. Aku sendiri baru mengetahui
vaksin ini beberapa waktu yang lalu. Pengetahuanku mengenai vaksin mulai
terbuka lebar sejak pandemi kemarin. Bagaimana ternyata vaksin dapat merangsang
timbulnya imun atau daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu, sesuai dengan
jenis vaksin yang diberikan. Paling nggak, vaksin dapat mengurangi angka
kesakitan, kecacatan, bahkan kematian akibat suatu penyakit.
Makanya vaksin demam
berdarah dapat dilakukan sebagai salah satu cara agar kita bisa terhindar dari
infeksi virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes. Ngomong-ngomong aku
mendapatkan informasi mengenai vaksin demam berdarah pada saat menghadiri acara bincang
santai bersama narasumber yang kompeten di bidangnya. Berikut cerita
lengkapnya.
Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue
Acara Bincang Santai mengenai Demam Berdarah Dengue |
Acara Bincang Santai Tentang Demam
Berdarah Dengue ini diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Cabang DKI Jakarta, pada hari Minggu, 14 Mei 2023 di Hotel The St. Regis,
Jakarta. Hadir pada acara tersebut Ibu Tika Bisono, penyanyi sekaligus seorang Psikolog,
dr. Fita Moeslichan, Sp.A yang merupakan seorang Dokter Anak, dan artis Ringgo
Agus Rahman, berserta istrinya Sabai Morscheck dan putra mereka Bjorka Dieter
Morscheck. Untuk acaranya sendiri dimoderatori oleh dr. Madeleine Ramdhani
Jasin, Sp.A(K).
Sebelum acara yang terbuka untuk umum
ini di mulai, peserta bisa menikmati berbagai activity yang disuguhkan
di area foyer, seperti 3600 Photobooth dan quiz. Aku pun
sempat ngobrol dengan peserta yang lain, mulai dari masalah demam berdarah yang menyerang
keponakanku. mengenai vaksin, pandemi, pola makan dan hidup sehat, bahkan harga
sembako, haha…. Makhlumlah, namanya juga ibu-ibu. Kalau ketemu pasti ngobrolnya
bisa panjang dari A sampai Z, hehe…. Pokoknya kami menikmati banget keseruan
acara yang kebetulan memang banyak dihadiri oleh kaum ibu tersebut.
Berfoto dulu di 3600 Photobooth |
Di awal acara, moderator memperkenalkan
sebuah situs www.cegahdbd.com,
yaitu sebuah situs yang berisikan berbagai informasi mengenai Demam Berdarah
Dengue. Di dalam situs tersebut juga terdapat informasi lokasi-lokasi yang
berisiko demam berdarah, cara mengenali risiko demam berdarah dari orang yang pernah terkena demam berdarah,
fakta dan mitos seputar demam berdarah, cara mencegah infeksi demam berdarah, serta informasi berupa
artikel-artikel terkini yang mengulas tentang demam berdarah. Selain itu, moderator juga
mengenalkan akun media sosial cegahdbd.id.
Selanjutnya dr. Fita menjelaskan mengenai demam berdarah, bahwa demam berdarah bisa menyerang siapa saja, tanpa pandang usia, miskin atau kaya, maupun warna kulit seseorang. Penyakit demam berdarah itu disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Karena kebanyakan kita tidak mengetahui mana jenis nyamuk Aedes ini, maka ada baiknya kita mengenali siklus nyamuk tersebut.
“Nyamuk ini ada dimana-mana, dan
senangnya di tempat yang bersih. Jadi walaupun kita sudah rajin bersih-bersih
rumah, namun nyamuk ini masih saja suka masuk ke dalam rumah. Sehingga kita
perlu mengetahui, kapan nyamuk-nyamuk ini suka menggigit kita, yaitu di antara
jam 9 pagi hingga jam 5 sore,” ujar dr. Fita.
Masalahnya, kita atau keluarga kita tidak selalu berada di rumah. Seperti suami yang bekerja di kantor, dan anak-anak yang berada di sekolah. Jadi kita juga perlu memperhatikan kebersihan kantor dan yang utamanya adalah di sekolah.
Satu catatan penting dari dr. Fita, bahwa saat digigit nyamuk Aedes Aegypti, belum tentu semua orang akan langsung terkena demam berdarah, karena itu tergantung dari sistem imun tubuh masing-masing orang. Jika tubuh memiliki sistem imun yang bagus, tentunya tubuh dapat melawan serangan berbagai virus yang masuk ke dalam tubuh. Untuk itu, dr. Fita menyarankan agar kita selalu memperhatikan asupan makanan, vitamin, dan menjaga pola hidup sehat setiap hari. Langkah pencegahan lainnya adalah dengan melakukan vaksinasi demam berdarah, agar tubuh terangsang untuk membentuk antibodi, dan meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh tidak mudah diserang oleh virus Dengue.
Selain itu, terapkan juga Gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yaitu Menguras dan membersihkan
tempat penampungan air, Menutup genangan dan penampungan air, dan Mendaur
Ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
Untuk langkah Plus lainnya, adalah
dengan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk,
menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat/ kasa pada jendela dan ventilasi,
membersihkan lingkungan sekitar rumah, rutin memeriksa tempat penampung air,
menyimpan pakaian bekas pakai di wadah yang tertutup, memperbaiki saluran dan
talang air yang tidak lancar, serta memberikan lavarsida pada penampungan air
yang susah di kuras, seperti sumur, tandon air, dan lain-lain.
Nah, dalam acara bincang-bincang ini,
dr. Fita juga menjelaskan perbedaan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue.
Keduanya sama-sama disebabkan oleh nyamuk Aedes. Namun bedanya, Demam Dengue
termasuk yang ringan dan tidak ada pendarahan, sedangkan demam yang ada
gangguan pendarahan disebut Demam Berdarah Dengue, dan ini termasuk penyakit
berat.
Sama seperti penjelasan sebelumnya, dr.
Fita pun mengatakan bahwa banyak orang yang kecolongan dengan demam berdarah ini, sebab
banyak yang berpikir bahwa penyakitnya mulai sembuh karena demamnya mulai
turun. Padahal di saat seperti itulah kita harus waspada. Ini ditandai dengan panas
yang turun tiba-tiba, disertai dengan keluarnya keringat dingin. Waspadalah,
karena kemungkinan besar itu adalah demam berdarah. Sebaiknya segeralah periksakan diri ke
dokter atau fasyankes terdekat. Dr. Fita menganjurkan agar memeriksakan diri
terhitung sebelum 3 hari sejak terkena demam.
“Yang utama kenali dulu gejala awalnya,
seperti demam dingin di dada, sakit kepala dan nyeri di belakang mata, serta
nyeri-nyeri di sekujur tubuh,” ujar dr. Fita.
Kemudian semua peserta yang hadir menyaksikan sebuah video dari Bu Tika Bisono. Di video tersebut Bu Tika menceritakan bagaimana dulu pengalaman dan juga perjuangannya bersama putrinya yang terkena demam berdarah. Menyedihkan memang mendengar kisah beliau, karena akhirnya perjuangan sang putri harus berakhir, dan Bu Tika pun kehilangan putri kesayangannya tersebut karena demam berdarah. Sebegitu fatalnya akibat yang ditimbulkan dari demam berdarah.
Pengalaman duka ini membawa Bu Tika
menjadi duta yang berperang melawan penyakit demam berdarah, dan melakukan sosialisasi demam berdarah ke masyarakat. Dalam acara tersebut, Bu Tika menyampaikan bahwa ada 7 pendekar
yang diharapkannya dapat berfungsi menyampaikan informasi terkait demam berdarah ini di
setiap ke-RT-an dan PKK di daerahnya masing-masing, diantaranya pengurus RT,
RW, PKK, anggota majelis taklim, anggota karang taruna, pengurus mushola, dan
tokoh masyarakat.
Mas Ringgo dan istrinya Mbak Sabai pun ternyata juga punya pengalaman dengan demam berdarah. Mas Ringgo mengaku sudah dua kali terkena demam berdarah, yaitu saat dia berusia 15 tahun, dan yang kedua pada tahun 2022. Mbak Sabai pun pernah sekali terkena demam berdarah. Bahkan anak kedua mereka Curtis Ziggy Mars atau yang akrab disapa Mars juga pernah diserang demam berdarah pada November 2021 lalu. Padahal waktu itu usia Mars baru 13 bulan, dan belum begitu fasih berbicara.
“Melihat dia lemas, tiap hari harus diambil darahnya, ngecek gimana hasil tes darahnya, perasaanku dan Mas Ringgo kacau banget. Itu momen kita berdoa yang paling sering dan tak pernah lepas, karena takut,” kata Mbak Sabai.
“Keberadaan vaksin demam berdarah ini saya harapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih maksimal lagi bagi saya dan keluarga. Saat ini semua sudah bisa mendapatkan vaksin demam berdarah ini, dan silakan konsultasikan dengan dokter bagaimana penggunaannya. Saya, Sabai, dan Bjorka sudah vaksin demam berdarah, dan alhamdulillah aman. Sekarang saya merasa lebih terlindungi,” ungkap Mas Ringgo.
Jadi langkah pencegahan terhadap demam berdarah, selain dengan Gerakan 3M Plus
adalah dengan melakukan vaksinasi demam berdarah, serta jangan lupa tetap
menjaga pola hidup sehat dalam keseharian.
Oiya maaf, ceritanya jadi panjang lebar ya mengenai demam berdarah ini. Karena menurutku informasi ini sangat penting untuk diketahui kita semua. Keluargaku sendiri ada yang terkena demam berdarah, dan informasi mengenai vaksin demam berdarah ini merupakan hal yang baru kuketahui. Informasi ini perlu disebarkan kepada keluarga dan saudara-saudara yang lain, sebagai langkah pencegahan terhadap demam berdarah. Yuk, bersama kita cegah demam berdarah, dengan melakukan 3M Plus dan konsultasi ke dokter tentang vaksinasi demam berdarah. Stay safe and keep healthy 😊
C-ANPROM/ID/QDE/0114
| Aug 2023
Referensi: Sumber foto dan gambar: pribadi, Kemenkes, cegahdbd.com, dan Canva (created by me).
0 comments