Cegah Demam Berdarah dengan Gerakan 3MPlusVaksin
Selain vaksin atau imunisasi dasar yang dianjurkan oleh pemerintah untuk diberikan pada balita, ada beberapa jenis vaksin lainnya yang juga penting untuk diketahui, dan disarankan untuk diberikan, salah satunya adalah vaksin Demam Berdarah. Mengapa demam berdarah? Karena demam berdarah merupakan salah satu penyakit berbahaya yang perlu diwaspadai, sebab bisa merenggut nyawa.
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Serangannya tak memandang usia, jenis
kelamin, maupun status sosial. Semua bisa terkena demam berdarah. Parahnya si
nyamuk pembawa virus dengue ini hidup di tempat yang bersih, bisa di rumah, di
lapangan, taman, hingga kantor dan sekolah.
Mengenal
Demam Berdarah dan Cara Pencegahannya
Press conference seputar vaksin dan pencegahan demam berdarah di Hotel Raffles, Jakarta (31/5/23) |
Membahas seputar vaksin dan pencegahan demam berdarah, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), selaku Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, IDAI mengatakan bahwa kita perlu waspada terhadap demam berdarah, karena kasusnya di bulan Maret 2023 ini mengalami peningkatan, bahkan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Fyi, tiap tahunnya, kasus demam berdarah di Indonesia bisa mencapai 143ribu kasus, dan tahun lalu saja sudah lebih dari 1.200 nyawa yang melayang akibat serangan virus dengue ini. Angka yang tidak sedikit, dan harus segera ditangani bersama-sama.
Melalui pemaparannya tentang Mengenal Demam Berdarah Dengue dan Pencegahannya, dr. Anggraini menjelaskan bahwa ada 4 jenis virus dengue yang dapat menginfeksi manusia, yaitu dengue tipe 1, dengue tipe 2, dengue tipe 3, dan dengue tipe 4. Di Indonesia, jenis virus yang mendominasi adalah dengue tipe 3. Penyebaran dengue ini bisa terjadi karena manusia yang membuka lahan yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk, terjadinya pemanasan global, serta mobilitas manusia yang dapat menyebarkan virus dengue ini kemana-mana.
“Berdasarkan penelitian, nyamuk adalah serangga yang paling tinggi menyebabkan kematian manusia, dibandingkan hewan lainnya. Lalu, semua orang bisa terkena dengue, bahkan pada bayi yang baru lahir, yang bisa didapatkannya saat masih di dalam rahim, dan ditularkan dari ibunya yang terkena dengue,” ungkap dr. Anggraini.
dr. Anggraini pun mengungkapkan fakta lain terkait demam berdarah, bahwa ternyata anak-anak lebih berisiko terkena kasus dengue berat dibandingkan orang dewasa. Berdasarkan data di tahun 2022, 40% dari total kasus demam berdarah yang terjadi di Indonesia dialami oleh anak-anak, dan 73% kasus kematian akibat dengue ini terjadi pada anak usia 0 - 14 tahun.
Menurut dr. Anggraini, tanda dan gejala demam berdarah ini hampir mirip dengan gejala Covid-19. Bedanya pada demam berdarah tidak ada batuk dan pilek. Secara umum, perjalanan demam berdarah terdiri dari 3 fase, yaitu yang pertama demam tinggi, yang bisa berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Yang kedua, fase kritis. Pada fase kritis ini, penderita bisa menjadi kritis, atau tidak kritis, dan itu terjadi sekitar 3 sampai 7 hari. Serta yang ketiga adalah fase penyembuhan, yang umumnya terjadi di hari kelima sampai hari kesembilan.
Buruknya demam berdarah, menurut dr. Anggraini, pada saat fase kritis, penyakit ini tidak bisa diprediksi apakah kondisinya akan memburuk dan menimbulkan kematian atau tidak. Sedihnya lagi, hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk demam berdarah. Beliau pun menyampaikan beberapa tanda bahaya yang harus diwaspadai pada hari ketiga atau pada fase kritis, dimana demam mulai turun pada anak-anak.
“Jika anak-anak terlihat lemas, yang biasanya banyak bicara jadi pendiam atau sebaliknya, nyeri perut, sulit minum, muntah terus, berkeringat banyak atau tangannya lembab, tubuh terasa anyep, ada tanda pendarahan, seperti mimisan, muntah darah, BAB dan BAK berdarah, serta tidak kencing dalam 4 jam, maka gejala ini perlu diwaspadai sebagai demam berdarah. Segera bawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan agar cepat mendapat penanganan,” ujar dr. Anggraini.
Program pencegahan pun dilakukan, dengan PSN 3MPlus ditambah vaksinasi. Vaksin melengkapi perlindungan dari demam berdarah, tidak hanya 3MPlus (Menutup, Menguras, dan Memanfaatkan), tapi 3MPlusVaksin. Jadi tidak hanya mengurus masalah nyamuknya saja, namun juga manusianya, dengan pemberian vaksin, yang menjadi komponen pencegahan primer.
Demam berdarah adalah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi, dan ini telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Fyi, izin vaksinasi Demam Berdarah ini juga telah dikeluarkan oleh BPOM sejak bulan Agustus 2022. Hingga saat ini, vaksinasi Demam Berdarah baru boleh diberikan pada anak usia 6 tahun hingga dewasa usia 45 tahun, baik bagi mereka yang sudah pernah terkena demam berdarah, maupun yang belum.
Vaksinasi dapat menyelamatkan lebih
dari lima nyawa setiap menit, dan mencegah 2 – 3 juta kematian setiap tahunnya.
Dengan 3MPlusVaksin menjadi langkah penting untuk mencegah demam berdarah”.
~ Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) ~
Upaya
Pemerintah Menangani Masalah Demam Berdarah
Selain dr. Anggraini, hadir juga pada acara tersebut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, lalu Bapak Andreas Guthknecht selaku General Manager Takeda Innovative Medicines, serta Ringgo Agus Rahman dan istrinya Sabai Morschek selaku public figure.
dr. Nadia sempat menceritakan bagaimana sejarah terjadinya demam berdarah, yang wabahnya bermula dari Afrika. Awal kejadiannya hampir sama dengan pertama kali ditemukannya kasus Covid-19, yang waktu itu belum diketahui penyebabnya apa. Tiba-tiba saja ada kejadian meninggal mendadak, terjadi shock dan pendarahan yang hebat.
Jika dulu demam berdarah itu banyak terjadi di daerah perkotaan, maka sekarang pun sudah menyasar ke daerah pedesaan. Namun menurut dr. Nadia nyamuknya berbeda. Fyi, ada 2 jenis penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah. Nyamuk penyebab demam berdarah adalah nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue, yang umumnya suka hidup di tempat yang bersih, dan sering ditemukan di perumahan di daerah perkotaan. Sedangkan untuk malaria disebabkan oleh nyamuk Anopheles yang membawa parasit plasmodium. Nyamuk jenis ini suka hidup di air bersih, namun yang belum terpapar polusi, seperti sawah, rawa, sungai, dan hutan.
Bagaimanapun juga penanganan demam berdarah ini tak bisa ditanggulangi sendiri oleh pemerintah. Dibutuhkan peran serta dari masyarakat juga. Apalagi nyamuk pembawa virus dengue ini kebanyakan berada di daerah perumahan. Masyarakat harus aktif melakukan pembersihan, mulai dari tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti tempat penampungan air dispenser, wadah pot tanaman, hingga pakaian-pakaian yang menggantung.
Menurut dr. Nadia lagi, pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan berbagai peraturan serta kebijakan sebagai upaya untuk penanggulangan demam berdarah. Untuk saat ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan, diantaranya PSN 3MPlus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), Pokjanal Dengue, serta edukasi pada masyarakat mengenai dengue. Sebagai upaya pelengkap, pemerintah juga melakukan beberapa inovasi, seperti menghadirkan Teknologi Nyamuk Aedes aegypti ber-Wobachia, yang terbukti efektif menurunkan kasus dengue, serta melakukan imunisasi dengue.
“Perlu diingat ya, untuk menerapkan PSN 3M Plus, yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk, dengan cara Menutup, Menguras, dan Mendaur ulang, serta kegiatan plus untuk mencegah gigitan dan perkembangan nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat atau kasa pada ventilasi dan jendela, pakai kelambu, lotion anti-nyamuk, obat anti-nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan lain sebagainya,” jelas dr. Nadia.
Beliau kemudian lanjut memaparkan apa
saja langkah yang menjadi Strategi Nasional pemerintah dalam Penanggulangan
Dengue pada periode 2021-2025.
6 Strategi
Nasional Penanggulangan Dengue di Indonesia
1.
Penguatan manajemen vector yang
efektif, aman, dan berkesinambungan.
2.
Peningkatan akses dan mutu tatalaksana
dengue.
3.
Penguatan surveilans dengue yang
komprehensif, serta manajemen KLB yang responsif.
4.
Peningkatan partisipasi masyarakat dan
institusi yang berkesinambungan.
5.
Penguatan kebijakan manajemen program,
kemitraan, dan komitmen pemerintah.
6.
Pengembangan kajian, penelitian, dan inovasi
sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
“Berdasarkan Permenkes no.12 tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi, maka imunisasi dengue/ demam berdarah
merupakan imunisasi pilihan yang diberikan sesuai kebutuhan”.
~ dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid ~
Vaksinasi, Salah Satu Upaya untuk Cegah Demam Berdarah
Artis pun bisa terkena demam berdarah. Seperti pengakuan Ringgo dan istrinya Sabai. Walaupun sudah menerapkan pola hidup bersih dalam kesehariannya, namun keduanya masih bisa terkena demam berdarah. Ini karena infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti bisa terjadi di luar rumah, seperti tempat atau lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi oleh Ringgo dan Sabai.
“Saya pertama mengenal dengue itu saat berusia 15 tahun, masih SMP. Dan itu cukup membuat saya trauma. Saya pikir saya tak akan kena lagi. Namun November tahun lalu, saya kena lagi untuk kedua kalinya, dan sakitnya bukannya jadi lebih ringan dari yang pertama. Saya dirawat di rumah sakit selama 8 hari, dan harus meninggalkan beberapa pekerjaan karena demam berdarah,” ungkap Ringgo.
Ringgo pun bercerita bahwa di tahun 2021, Mars, anak keduanya yang saat itu berusia 1 tahun, juga pernah mengalami demam berdarah. Ia dan istrinya sampai panik. Apalagi Ringgo yang pernah trauma dengan demam berdarah. Mars pun sampai sekarang masih suka trauma setiap melihat dokter. Sabai sendiri mengaku pernah sekali terkena demam berdarah, saat duduk di bangku SMP atau SMA.
“Jadinya aku tuh paham banget bagaimana rasanya terkena demam berdarah. Dan itu yang dirasakan anak umur 1 tahun, dimana ia belum bisa ngomong apa yang ia rasakan. Waktu dirawat di rumah sakit, tiap hari ambil darah, ia sering tidur karena capek nangis. Aku gak tega banget, namun berusaha kuat buat anak. Mars pun trauma tiap lihat dokter atau suster,” ujar Sabai.
Ringgo pun bersyukur dengan hadirnya vaksin Demam Berdarah. Belum lama ini, ia, istri, dan anak pertamanya Bjorka telah melakukan vaksin Demam Berdarah sebagai langkah pencegahan demam berdarah. Ringgo pun mengaku, tak ada gejala kipi atau efek apapun usai melakukan vaksin Demam Berdarah, termasuk pada Bjorka. Setelah vaksin, mereka bisa melakukan berbagai aktivitas seperti biasa.
Setelah menyimak informasi ini, dapat disimpulkan bahwa penting untuk kita lindungi anggota keluarga dari demam
berdarah dengan vaksinasi. Langkah ini dapat menjadi salah satu upaya kita untuk mencegah demam
berdarah, serta penyebaran dengue lebih luas lagi. Jadi jangan lupa untuk
menerapkan Gerakan 3MPlusVaksin dalam keseharian ya. Untuk informasi lengkap
mengenai dengue atau demam berdarah, serta vaksinasi Demam Berdarah, bisa kunjungi website cegahdbd.com, dan akun Instagram @cegahdbd.id
Ayo, cegah demam berdarah dengan gerakan 3MplusVaksin |
C-ANPROM/ID/QDE/0139 | Aug 2023
0 comments