David Hidayat, Penjaga Terumbu Karang dari Nagari Sungai Pinang
Indonesia merupakan negara maritim, dengan luas lautan sekitar 3,2 juta kilometer persegi. Luas lautan Indonesia ini mencakup 2/3 dari total keseluruhan luas wilayahnya. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah. Tak hanya ikan, rumput laut, migas, dan mineral, namun laut Indonesia juga terkenal kaya akan terumbu karangnya.
Terumbu karang merupakan ekosistem laut
yang terbentuk oleh biota laut penghasil kapur, seperti karang dan alga, serta
biota lainnya yang hidup di lautan. Terumbu karang ini ada beberapa jenis. Namun yang banyak dijumpai di perairan Indonesia adalah jenis terumbu karang tepi
atau fringing reefs, yang umumnya terdapat di dekat garis pantai.
Indonesia kaya akan terumbu karang dan biota lautnya |
Indonesia sendiri memiliki terumbu
karang dengan luas mencapai 284,3 ribu kilometer persegi, atau 18% dari total
luas keseluruhan terumbu karang yang ada di dunia. Keberadaan terumbu karang ini penting
bagi ekosistem laut, karena menjadi penyedia habitat bagi biota laut. Selain
itu, terumbu karang juga bermanfaat sebagai pelindung wilayah pantai, dan
mencegah dampak erosi.
Namun sayang, kondisi terumbu karang di
Indonesia banyak yang mengalami kerusakan. Berdasarkan data dari LIPI, terumbu
karang dengan kondisi yang sangat baik, angkanya tak lebih dari 10%. Sedangkan
23% nya berada dalam kondisi baik, 35% dalam kondisi cukup, serta sisanya
35% berada dalam kondisi rusak. Kondisi ini tentu saja mengkhawatirkan dan menjadi
ancaman bagi keberadaan terumbu karang yang ada di Indonesia.
Banyak terumbu karang yang rusak |
Banyak faktor yang menjadi penyebab rusaknya
terumbu karang. Namun secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor alam dan manusia. Mengingat betapa pentingnya fungsi timbal balik terumbu
karang untuk keseimbangan lingkungan, pemerintah pun terus melakukan berbagai upaya
pelestarian, seperti rehabilitasi dan konservasi laut, terutama terhadap terumbu
karang.
Namun tentu saja upaya yang dilakukan
pemerintah ini butuh dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat. Beberapa
cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menjaga terumbu karang adalah dengan menjaga
pantai agar tetap bersih, tidak mengambil terumbu karang secara sembarangan, tidak
menangkap ikan dengan alat yang dapat merusak terumbu karang, membantu mencegah
terjadinya erosi di tepian pantai, misalnya dengan menanam tanaman bakau, serta
mendukung gerakan konservasi terumbu karang.
Upaya ANDESPIN Menjaga Laut Pesisir
Selatan
Terumbu karang di pesisir Nagari Sungai Pinang |
Salah satu daerah yang kawasan terumbu
karang serta pesisir pantainya mulai mengalami kerusakan adalah Nagari Sungai Pinang,
sebuah desa yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kerusakan
yang terjadi di wilayah pesisir ini diakibatkan oleh penggunaan alat tangkap
ikan yang tidak ramah lingkungan, serta para wisatawan yang entah sadar atau
tidak telah merusak dan membunuh biota laut yang hidup di sekitar terumbu karang.
Sejak daerah ini masuk dalam Kawasan
Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, Nagari Sungai Pinang, maka para wisatawan pun mulai banyak yang datang berkunjung. Sayangnya, sebagian besar wisatawan lokal yang datang
tidak mampu menjaga kebersihan, dan bahkan makin memperparah kondisi terumbu karang
di sana.
David Hidayat, si penjaga pesisir pantai Nagari Sungai Pinang |
Kondisi memprihatinkan ini membuat hati
seorang pemuda tergerak untuk melakukan perbaikan. Anak nagari
itu bernama David Hidayat. Tak hanya wilayah pesisir pantai yang rusak, putra
asli Nagari Sungai Pinang tersebut juga melihat bahwa masyarakat setempat pun masih
belum mampu memanfaatkan potensi alam yang ada di daerah mereka.
Pemuda yang tahun ini genap berusia 35 tahun tersebut
merupakan mahasiswa lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Bung Hatta (UBH), Padang. Kecintaan dan keinginannya untuk memajukan tanah
kelahirannya yang berada di daerah pesisir tersebut, membuatnya terjun ke bidang ini.
Ia menyadari bahwa desanya yang terkenal sebagai perkampungan nelayan ini
memiliki potensi alam yang besar.
Upaya rehabilitasi terumbu karang dengan cara transplantasi |
Saat masih menjadi mahasiswa, David aktif
melakukan berbagai upaya penyelamatan untuk terumbu karang. Ia pernah menjadi Ketua Club
Diving Proklamator, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UBH, dan berhasil melakukan
kegiatan transplantasi terumbu karang dengan teknik pencangkokan. Kegiatan
tersebut dilakukan di perairan laut Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat, dengan melibatkan pelajar, dan juga masyarakat yang berada di pesisir
pantai Tarusan. Transplantasi terumbu karang ini dilakukan sebagai salah satu
upaya untuk pelestarian dan juga rehabilitasi terumbu karang.
Satu tahun sebelum ia menamatkan
kuliahnya, tepatnya tahun 2014, David bersama rekannya Meni Mardanus menggagas
berdirinya ANDESPIN Deep West Sumatera, singkatan dari “Anak Desa Sungai Pinang”.
Organisasi sosial ANDESPIN merupakan kelompok masyarakat pengawas yang bergerak
di bidang konservasi, dengan visi dan misi terkait lingkungan, konservasi,
edukasi, dan sosial kemasyarakatan.
David Hidayat menggagas berdirinya ANDESPIN untuk menjaga lingkungan pesisir |
Bersama rekan-rekannya yang lain,
seperti Andi M, Putra Tanjung, Septia Geovany, Mustakrim, Muslianto, dan
lain-lain, David melalui ANDESPIN giat mendorong masyarakat setempat untuk
menanam kembali terumbu karang dan mangrove, serta membudidayakan rumput laut, dan menangkar penyu.
Berbagai program pun telah digelar
melalui ANDESPIN, seperti program “Penjaga Laut dari Pesisir Selatan”, dan “Rumah
Literasi atau Belajar”. Jadi, dalam perkembangannya, ANDESPIN tak hanya fokus
pada kegiatan penanaman dan budidaya saja, namun juga memberikan edukasi
sebagai upaya untuk mencerdaskan masyarakat sekitar. Diharapkan lewat program
edukasi ini, pengetahuan dan wawasan masyarakat, terutama mengenai terumbu
karang akan makin bertambah.
ANDESPIN bersama masyarakat setempat melakukan pembibitan dan penanaman tanaman bakau |
David bersama tanaman bakau yang sudah tumbuh lebat |
Hingga saat ini ANDESPIN terus melakukan
kegiatan transplantasi terumbu karang, rehabilitasi kawasan pantai dan muara sungai
dengan membuat pembibitan mangrove dan cemara laut sebagai pagar alami,
mensosialisasikan perlindungan, fungsi, dan manfaat hutan mangrove, mengajak
masyarakat melakukan penanaman bibit, pengembangan budidaya rumput laut, serta
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan batik dan kopi mangrove.
Apresiasi SATU
Indonesia Awards untuk David ‘ANDESPIN’ Hidayat
Kontribusi yang diberikan David untuk kampungnya,
Nagari Sungai Pinang, akhirnya mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards, yakni
sebuah ajang penghargaan yang digelar oleh Grup Astra. SATU Indonesia Awards diselenggarakan
sebagai bentuk apresiasi Astra kepada anak bangsa yang telah berkontribusi
dalam mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan, baik di bidang Kesehatan,
Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori
kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut.
SATU Indonesia Awards sendiri rutin
dilaksanakan setiap tahunnya. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, Astra selalu
menggelar program ini dengan mengusung tema yang berbeda-beda. Seperti di tahun
ini, program 14th SATU Indonesia Awards 2023 mengusung tema “Semangat
Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”. Tema ini seiring dengan semangat
Sumpah Pemuda, yang tak lama lagi akan diperingati oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
David Hidayat melalui ANDESPIN berhasil raih apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 |
David melalui kelompok ANDESPIN yang
digagasnya, berhasil mendapatkan apresiasi 13th SATU Indonesia
Awards yang digelar pada tahun 2022 lalu. Apresiasi yang telah diberikan Astra
ini menjadi bonus tak terduga bagi David dan teman-temannya. Prestasi yang diraih tentunya
mampu membangkitkan semangat mereka untuk terus berjuang menjaga lingkungan dan
memajukan Nagari Sungai Pinang, Sumatera Barat.
Kini Nagari Sungai Pinang mulai berseri. Terumbu karang dan biota lautnya kembali mewarnai daerah pesisir Nagari Sungai Pinang di Pesisir Selatan. Bahkan masyarakat sekitarnya mulai berdaya dengan mengembangkan usaha batik, kopi mangrove, dan memperoleh tangkapan kepiting bakau.
Semoga semangat David dalam menjaga lingkungan ini dapat menular juga pada
masyarakat lainnya. Yuk! Tak ada yang tak bisa, karena semua tergantung
niat dan keinginan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dengan melakukan
hal kecil dan terlihat sepele, seperti tidak membuang sampah sembarangan saja
sudah merupakan hal baik yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan, demi
bumi lestari.
Referensi:
Sumber data dan gambar: E-Booklet SATU Indonesia Awards 2023, radioidola.com, sohib.indonesiabaik.id, jurnalmaritim.id, jagalaut.id, grid.id, dan akun media sosial @andespindeepwestsumatera
0 comments